31
4. Seringkali pemrograman berorientasi obyek digunakan untuk melakukan
analisis terhadap fungsional site, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional system
5. OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang
berbeda dengan
metode analisis
dengan metode
terstruktur. Konsekuensinya adalah team developer butuh waktu yang lebih lama
untuk berpindah ke OOAD karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama
6. Metodologi pengembangan system denga OOAD menggunakan konsep
re-use. Re-use merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang
emplisit terhadap re-use, akan sangat sulit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar.
3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem sangat di butuhkan dalam perancangan sebuah sistem, karena sebelum memulai dalam pembuatan koding
– koding hendaknya merancang terlebih dahulu metode pemodelan seperti apa yang harus
di gunakan dengan memprioritaskan ketepatan waktu selesai dan efektifitas dalam perancangan sebuah sistem.
Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah metodologi SDLC model air terjun atau waterfall karena keterbatasan waktu untuk
32
pengembangan perangkat lunak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.2 paradigma waterfall dibawah ini.
Gambar 3.2 Mekanisme Pengembangan Sistem dengan WaterFall
A. Tahapan Metode Waterfall :
1. Analisa Langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan
data dalam tahap ini bisa malakukan sebuah penelitian, wawancara atau study literatur. Seorang sistem analis akan menggali informasi sebanyak-
banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah sistem komputer yang
Analisis Sistem Studi kelayakan
Analisis Kebutuhan Desain Sistem
Perancangan konseptual Perancangan fisik
Implementasi Sistem Pemrograman dan
pengujian konversi
Operasi dan Pemeliharaan
Kebutuhan sistem
Perubahan lingkup
kebutuhan Kesalahan atau masalah yang
tak memungkinkan
diimplementasikan sistem Desain sistem
Implementasi kurang lengkap atau ada
permintaan baru Sistem siap
beroperasi mandiri
33
bisa melakukan tugas- tugas yang diinginkan oleh user tersebut. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirment atau bisa dikatakan
sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan sistem. Dokumen ini lah yang akan menjadi acuan sistem analis untuk
menterjemahkan ke dalam bahasa pemprogram. 2. Design
Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat
coding. Proses ini berfokus pada : struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail algoritma prosedural. Tahapan ini akan
menghasilkan dokumen yang disebut software requirment . Dokumen inilah yang akan digunakan proggrammer untuk melakukan aktivitas pembuatan
sistemnya. 3. Coding Testing
Coding merupan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Dilakukan oleh programmer yang akan meterjemahkan transaksi
yang diminta oleh user. Tahapan ini lah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Dalam artian penggunaan komputer
akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing
adalah menemukan kesalahan- kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.
34
4. Implementasi Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem. Setelah
melakukan analisa, design dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user.
5. Maintance Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan
mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan periperal
atau sistem operasi baru baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.
B. Kelebihan Metode Waterfall :
1. Mudah diaplikasikan.
2. Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean,
pengujian dan pemeliharaan. 3.
Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan. 4.
Cocok untuk system software berskala besar. 5.
Cocok untuk system software yang bersifat generic. 6.
Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.
35
C. Kekurangan Metode Waterfall :
1. Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model
karena model ini bisa melakukan iterasi tidak langsung . Hal ini berakibat ada perubahan yang diragukan pada saat proyek berjalan.
2. Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit
untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek. 3.
Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyek dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan
menjadi masalah besar karena harus mengulang dari awal. 4.
Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena
memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.
5. Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.
6. Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah.
3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan
Sesuai dengan metode pendekatan sistem yang digunakan yaitu metode berorientasi objek, maka penulis memakai pemodelan dengan notasi UML
Unified Modeling Language. Untuk mendapatkan banyak pandangan terhadap sistem informasi yang akan dibangun, UML menyediakan beberapa diagram
visual yang menunjukkan berbagai aspek dalam sistem. Ada 6 diagram yang digunakan oleh penulis, yaitu:
36
a. Diagram Use Case
Diagram Use Case atau use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakuan behaviour sistem informasi yang akan dibuat. Use case
mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk
mengetahui proses apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan proses-proses tersebut. Syarat
penamaan pada use case adalah nama didefinisikan sesimpel mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal utama pada use case yaitu pendefinisian apa
yang disebut aktor dan use case.
b. Diagram Activity
Diagram activity atau diagram aktivitas menggambarkan workflow aliran kerja atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Yang perlu
diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan
oleh sistem.
c. Diagram Sequential
Diagram sequential atau sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang
dikirimkan dan diterima antarobjek. Oleh karena itu untuk menggambar diagram sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah
37
use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Banyaknya diagram sequence yang harus digambar adalah
sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang telah didefinisikan interaksi jalannya pesan
sudah dicakup pada diagram sequence sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan maka diagram sequence yang harus dibuat juga semakin
banyak.
d. Diagram Class
Diagram class atau kelas diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas
memiliki apa yang disebut atribut variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas dan metode atau operasi fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.
Kelas-kelas yang ada pada struktur sistem harus dapat melakukan fungsi- fungsi sesuai dengan kebutuhan sistem.
e. Diagram Objek
Diagram objek adalah diagram yang memberikan gambaran struktur model sebuah sistem, dalam kurun waktu tertentu. Obyek diagram lebih konkrit
daripada kelas diagram, dan sering digunakan untuk memberikan contoh- contoh, ataupun dalam menguji kasus untuk diagram kelas. Diagram Objek
ini berfokus pada atribut, objek dan hubungankorelasi antar objek.
38
f. Diagram Component
Diagram component atau komponen diagram dibuat untuk menunjukkan organisasi dan ketergantungan di antara kumpulan komponen dalam sebuah
sistem. Diagram komponen fokus pada komponen sistem yang dibutuhkan dan ada di dalam sistem. Komponen dasar yang biasanya ada dalam suatu
sistem adalah komponen user interface yang menangani tampilan, komponen business processing yang menangani fungsi-fungsi proses bisnis, komponen
data yang menangani manipulasi data, dan komponen security yang menangani keamanan sistem.
g. Diagram Deployment
Diagram deployment atau deployment diagram menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi.
3.2.4. Pengujian Software
Metode pengujian adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak, mempunyai mekanisme untuk menentukan data uji yang dapat menguji perangkat
lunak secara lengkap dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan. Metode yang digunakan penulis dalam pengujian software ini adalah
metode Black Box Testing. Pengujian black box merupakan pendekatan komplementer dari teknik
white box, karena pengujian black box diharapkan mampu mengungkap kelas kesalahan yang lebih luas dibandingkan teknik white box. Pengujian black box
39
berfokus pada pengujian persyaratan fungsional perangkat lunak, untuk mendapatkan serangkaian kondisi input yang sesuai dengan persyaratan
fungsional suatu program. Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa
memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian
black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat
lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan
dalam kategori : 1.
Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang 2.
Kesalahan interface 3.
Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal 4.
Kesalahan kinerja 5.
Inisialisasi dan kesalahan terminasi. Pengujian black box cenderung diaplikasikan selama tahap akhir
pengujian. Pengujian black box harus menjawab pertanyaan sebagai berikut : 1.
Bagaimana validitas fungsional diuji 2.
Kelas input apa yang akan membuat kasus pengujian menjadi lebih baik 3.
Apakah system akan sangat sensitive terhadap harga input tertentu 4.
Bagaimana batasan dari suatu data diisolasi 5.
Kecepatan data apa dan volume data apa yang akan ditoleransi oleh system