Analisa Kadar Ion Cu2+ Pada Glyserol Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (Ssa)

Analisa Kadar Ion Cu2+ pada Glyserol dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom
(Zul Alfian)

ANALISA KADAR ION CU2+ PADA GLYSEROL DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

Zul Alfian
Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Sumatera Utara
Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155

Abstrak
Telah dilakukan analisa logam Cu didalam glyserol yang berperan sebagai katalis dalam bentuk Cupper
Chromite. Sampel glyserol yang digunakan dalam pengujian diambil dari tangki penyimpanan sementara
antar tiap proses.
Kadar logam Cu dalam glyserol dapat ditentukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA), dimana serapan atom-atom yang teratomisasi kebentuk dasar sebanding dengan konsentrasi
analit pada panjang gelombang tertentu.
Kadar logam Cu dalam glyserol yang diperoleh adalah 0,777 ppm – 1,579 ppm sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI).
Kata Kunci: Analisa, glycerol, SSA.


PENDAHULUAN
Perkembangan industri di negara kita
semakin pesat. Perkembangan ini
mampu untuk meningkatkan taraf hidup
rakyat.
Kebanyakan
industri
menggunakan air sebagai kebutuhan
primer, namun efek sampingnya adalah
dihasilkannya limbah cair yang banyak
mengandung logam berat. Terkadang
industri masih mengabaikan suatu
proses yang steril, sehingga pada
produk yang dihasilkan masih terdapat
logam-logam berat yang berbahaya bagi
proses selanjutnya atau dikonsumsi
manusia.
Pencemaran lingkungan oleh logamlogam berbahaya dapat terjadi jika
orang atau pabrik yang menggunakan

logam
tersebut
untuk
proses
produksinya
tidak
memperhatikan
keselamatan lingkungan. Mereka tidak
memantau buangan limbah pabriknya
sehingga berbahaya bagi lingkungan
hidup.

Pengawasan juga perlu dilakukan
pada produk yang dihasilkan, dimana
produk
yang
dihasilkan
pasti
terkontaminasi oleh logam sebagai
katalis atau alat–alat produksi. Misalnya

pada proses pengolahan oleochemical
untuk menghasilkan glyserin dipakai
Cupper Cromite sebagai katalis.
Walaupun melalui proses pemurnian
secara destilasi fraksinasi, tetap didapati
logam katalis tersebut didalam produk
akhir walaupun dalam jumlah yang
sangat kecil. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengawasan terhadap hasil
produksi tiap tahap untuk mengetahui
jumlah logam katalis yang terkandung
didalam hasil produksi yang dapat
dilakukan dengan metode pengabuan
suhu tinggi atau dengan menggunakan
metode spektrofotometri serapan atom
atau sinar UV-Visible. Pada analisa
pengabuan persentase harga katalis
dihitung dari jumlah abu yang
dihasilkan dalam sejumlah sampel.
Sedangkan

pada
metode
spektofotometri serapan atom adalah
25

Jurnal Sains Kimia
Vol 9, No.1, 2005: 25-27

berdasarkan serapan dari atom-atom
yang teratomisasi kebentuk dasar oleh
nyala gas pembakar. Pada metode
spektrofotometri UV-Visible, logam di
dalam sampel dikomplekskan dengan
senyawa pengkompleks sehingga dapat
menyerap cahaya pada panjang
gelombang tertentu.
BAHAN DAN METODA
BAHAN
Sampel Glyserol water, Aquades
bebas CO2, HNO3 6N, Larutan standar

Cu 1000 ppm, Aquabides.
ALAT
Neraca analitis, Mettler AE
200,Karet penghisap,Corong ,Kertas
saring,Whatman 41,Spektrrofotometer
Serapan Atom Varian AA/55,Botol
Aqua, Alat- alat gelas yang biasa
digunakan di Lab. Kimia.
CARA KERJA
Pengambilan Sampel
Sampel yang dianalisa, yaitu glyserol.
Sampel tersebut diambil dari tangki
penyimpanan sementara antar tiap tahap
proses dan hasil produksi akhir.
Preparasi Sampel.
a. Dipipet sebanyak 50 ml masingmasing sampel glyserol ke dalam
beaker glass 100 ml yang berbedabeda.
b. Kemudian ditambahkan 5ml HNO3
6N dan dikocok, atur pH larutan
hingga ± 3 dengan menambahkan

Asam lalu disaring dengan kertas
saring Whatman 41, filtratnya
daimbil dan dipekatkan dengan cara
dipanaskan sampai volumenya
setengah dari volume awal. Setelah
itu filtrat tersebut didinginkan dan
sampel siap untuk dianalisa
26

Pembuatan Larutan Standar Mg
a. Pembuatan larutan standart Cu 100
ppm.
Kedalam labu ukur 100 ml dipipet
10 ml larutan standart Cu 1000
ppm, kemudian diencerkan dengan
aquadest sampai garis tanda,
kemudian dikocok.
b. Pembuatan larutan standart Cu 10
ppm.
Kedalam labu ukur 100 ml, dipipet

10 ml larutan standart Mg 100 ppm,
kemudian
diencerkan
dengan
aquadest sampai garis tanda, lalu
dikocok.
c. Larutan standart Mg 0 (blanko): 0;
0,5; 1; 2; 3; ppm.
Kedalam 6 buah labu ukur 100 ml
dipipet, masing-masing sebanyak 0;
5; 10; 20; dan 30 ml larutan standart
Mg 10 ppm lalu diencerkan dengan
aquadest sampai garis tanda, lalu
dikocok
Pengukuran dengan SSA
(Spektrofotometer Serapan Atom)
• Alat Spektrofotometer Serapan
Atom yang tersedia dihidupkan dan
dibiarkan selama 15 menit untuk
menstabilkan alat.

• Penentuan Cu.
- Masing-masing larutan standart
Cu (0; 0,5; 1; 2; 3; ppm). Dipipet
ke dalam tabung yang berbedabeda. Kemudian diaspirasikan
secara berurutan kedalam nyala
SSA untuk kurva kalibrasi.
- Setelah itu dilakukan pengukuran
terhadap masing-masing sampel
seperti halnya dengan pengukuran
larutan standart Cu, lalu catat
hasilnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh data sebagimana dapat dilihat
pada Tabel 1.

Analisa Kadar Ion Cu2+ pada Glyserol dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom
(Zul Alfian)
Tabel 1. Hasil pengukuran Cu pada air umpan
boiler

dengan
menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom
Nyala = udara – asetilen.
Sampel
(ppm)

Absorbansi
(A)

Cu 0

Ratarata

Konsentrasi
(ppm)

0.0005
0.0007


Cu 0.5

Cu 1

0
0.0007

0

0.0851

0.5
0.0851

0.5

0.1598

1
0.1597


0.1595

1

1

2

2

2

0.5091
0.5095

0.5

2
0.3408

0.3409
Cu 3

KESIMPULAN

1

0.3409
0.3406

0

0.5

0.0845
0.1598
Cu 2

0

0.0009
0.0857

RataRata

3
0.5091

0.5087

3

3

3

Tabel 2. Hasil pengukuran Cu pada Glyserol
dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom
Tanggal

Sampel

Absorbansi

menurut dari hasil penelitian ini dapat
dilihat bahwa kadar logam Cu tersebut
tidak berbahaya untuk pembuatan bahan
lain dari glyserin dan tidak akan
berbahaya jika dikonsumsi manusia
nantinya karena masih dibawah standar
yang ditetapkan.

Konsentrasi
(ppm)

Dari hasil analisis yang dilakukan
terhadap glyserol dapat diambil
kesimpulan bahwa kadar ion Cu2+ yang
terdapat dalam glyserol dengan
menggunakan metode Spektroskopi
Serapan Atom (SSA) masih sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI).
SARAN
Perlu dianalisis logam-logam berat
yang lain seperti ion Co2+, Ni2+, Fe2+,
Al3+ dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Walsh,

25-02-2003

G2

0.1203

0.777

14-03-2003

G2

0.2512

1.597

PEMBAHASAN
Penetapan kadar logam Cu dalam
glyserol yang berperan sebaga katalis
dapat dilakukan dengan metode
spektrofotometri serapan atom dengan
cara destruksi kering.
Penetapan kadar logam Cu dalam
glyserol yang berbentuk cupper
chromite dapat dilakukan dengan
berbagai metode, antara lain dengan
metode
pengabuan,
atau
cara
spektrofotometri baik serapan atom
maupun UV- Visible.
Kadar logam Cu pada Glyserol
sebesar 0.777 ppm dan 1.597 ppm,

A. The Application of Atomic
Absorbtion Spectra to Chemicals
Analysis Spectrochemicaln Acta. 1995
Pedoman Pengolahan Kelapa Sawit. Standart
Analisa Laboratorium Dan Pengolahan
Limbah PKS- PKS PTP Nusantara IV
BAH JAMBI. Pabatu, 2001.
S. M. Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik.
UI-Press, Jakarta, 1990.
Naibaho Ponten, Teknologi Pengolahan Kelapa
Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit,
Medan, 1996.
M. Junus, Penanggulangan Permasalahan Yang
Dipantau Secara Visual Dalam
Pengoperasian Pabrik Kelapa Sawit.
Pabatu, 1997.

27