Berdasarkan Bentuk Rantai Karbon

Kimia X SMA 178 Rumus Nama Alkil CH 3 – Metil C 2 H 5 – Etil C 3 H 7 – Propil C 4 H 9 – Butil Nama-nama sepuluh alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 10 terdapat pada tabel 5.1. Hal ini merupakan dasar nama-nama seluruh senyawa organik. Tabel 5.1 Rumus Molekul dan Nama Alkana serta Jumlah Atom C 1 sampai C 10

b. Gugus Alkil

Gugus alkil adalah alkana yang telah kehilangan satu atom H. Gugus alkil ini dapat dituliskan dengan menggunakan rumus: C n H 2n + 1 Dengan menggantikan satu atom H, maka namanya juga akan berubah dari metana menjadi metil. Berikut ini beberapa gugus alkil yang biasa digunakan. Tabel 5.2 Gugus Alkil Gugus metil dan gugus etil masing-masing hanya sejenis, yaitu: • • Gugus propil ada dua jenis, yaitu: • • Jumlah Atom C Rumus Molekul Nama 1 CH 4 Met ana 2 C 2 H 6 Et ana 3 C 3 H 8 Prop ana 4 C 4 H 10 But ana 5 C 5 H 12 Pent ana 6 C 6 H 14 Heks ana 7 C 7 H 16 Hept ana 8 C 8 H 18 Okt ana 9 C 9 H 20 Non ana 10 C 10 H 22 Dek ana metil CH 3 CH 3 CH 2 etil CH 2 CH 2 propil CH 3 CH CH 3 isopropil CH 3 Kimia X SMA 179 Sedangkan gugus butil ada empat jenis, yaitu: • • • •

c. Tata Nama Alkana

Dalam pemberian nama alkana ini akan sangat sulit jika hanya menggunakan tata nama alkana biasa metana s.d. dekana, untuk C 1 – C 10 . Hal ini disebabkan adanya isomer-isomer dalam alkana, sehingga perlu adanya nama-nama khusus. Misalnya, awalan normal digunakan untuk rantai lurus, sedangkan awalan iso untuk isomer yang mempunyai satu cabang CH 3 yang terikat pada atom karbon nomor dua. Padahal sangat sulit bagi kita untuk memberikan nama pada rantai karbon yang mempunyai banyak sekali isomer. Oleh karena itu, perhimpunan kimia- wan internasional pada pertemuan di Jenewa pada tahun 1892 telah merumuskan aturan penamaan senyawa kimia. Tata nama yang mereka rumuskan itu terkenal dengan tata nama IUPAC International Union of Pure and Applied Chemistry . Nama yang diturunkan dengan aturan ini disebut nama sistematik atau nama IUPAC, sedangkan nama yang sudah biasa digunakan sebelum tata nama IUPAC tetap digunakan dan disebut dengan nama biasa atau nama trivial. Aturan IUPAC untuk penamaan alkana bercabang sebagai berikut. 1 Nama alkana bercabang terdiri dari dua bagian, yaitu: a Bagian pertama, di bagian depan, yaitu nama cabang cabang- cabang. b Bagian kedua, di bagian belakang, yaitu nama rantai induk. John Mc. Murry Fay, 4 th ed. Contoh: Cabang Induk 2 metil butana – CH 2 CH 2 butil CH 2 CH 3 CH 3 sekunderbutil sek-butil CH 3 CH CH 2 CH 2 CH 3 isobutil CH 3 CH CH 3 tersierbutil CH 3 C CH 3 Induk CH 3 CH 2 CH CH 3 CH 3 Cabang