1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah yaitu bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMP
PGRI Pejambon Negerikaton kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 20122013?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP PGRI Pejambon Negerikaton Kabupaten
Pesawaran Tahun Pelajaran 20122013. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran tersebut yaitu pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan aktivitas siswa.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna baik secara teoritis maupun praktis. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat secara Teotiris
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori yang berkaitan dengan keterampilan menulis khususnya menulis puisi. Contohnya menulis puisi dapat
terasa lebih menarik dan merangsang minat siswa jika memanfaatkan media pembelajaarn yang sesuai.
1.4.2 Manfaat secara Praktis
a. Penulis, sebagai salah satu bahan acuan untuk memberikan materi pelajaran
kepada siswa atau calon guru, khususnya tentang pembelajaran puisi
b. Guru mata pelajaran bahasa Indonesiaa di SMP PGRI Pejambon, memberi
informasi atau gambaran tentang pembelajaran menulis puisi. c.
Pembaca, menambah pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran menulis puisi.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup sebagai berikut : a.
Variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis puisi. b.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP PGRI Pejambon tahun pelajaran 20122013.
c. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis puisi
dengan memperhatikan aturan dan syarat-syarat penulisan puisi. d.
Lokasi penelitian dilakukan di SMP PGRI Pejambon yang berada di Desa Pejambon Kec. Negerikaton Kab. Pesawaran
e. Waktu penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 20122013.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur
yang saling
memengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan dan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan
guru itu sendiri. Beradasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dan dikembangkan dan diapresiasi Hamalik, 2005: 76.
UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Kemudian Dimyati dalam Mudjiono 2000: 297 menyatakan bahwa pembelajaran ialah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional,
untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Uno Hamzah 2006:2 menyatakan bahwa pembelajaran memiliki
hakikat perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.
Proses pembelajaran di sekolah juga merupakan proses pembudayaan yang formal dalam penyampaian suatu informasi baik dari guru kepada siswa ataupun siswa
kepada guru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui
kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang sosial ekonominya, dan
lain sebagainya. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi
indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran ialah proses komunikasi dua arah, yang dilakukan oleh pihak guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid, secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif
serta mencapai tujuan yang diinginkan.
Hasil dari pembelajaran yaitu adanya ketercapaian kompetensi dasar atau kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pengalaman belajar. Hasil
belajar ini berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan tingkah laku,
pengetahuan maupun keterampilan siswa.
2.2 Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan
efisien. Setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan
memilih strategi pembelajaran
yang tepat
dalam setiap
jenis kegiatan
pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi.
Adapun tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Benyamin S. Bloom dan D. Krathwohl 1964 dalam Uno: 2008
memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan.
1. Kawasan Kognitif
Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan
sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri atas 6 enam tingkatan secara hierarkis berurut dari yang paling
rendah pengetahuan sampai ke yang paling tinggi evaluasi dan dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Tingkat Pengetahuan Knowledge
Pengetahuan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah
diterimanya.
b. Tingkat Pemahaman
Pemahaman di sini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya
sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
c. Tingkat Penerapan Application
Penerapan di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari.