Seleksi Pemilihan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi

(1)

KARYA ILMIAH

SELEKSI PEMILIHAN BAHAN PUSTAKA PADA

PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

O

l

e

h

Dra. Panti Astuti

PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Mutu suatu perpustakaan perguruan tinggi tidak dapat diukur hanya dengan jumlah buku, atau koleksi yang ada di perpustakaan tetapi haruslah diketahui sejauh mana bahan pustaka itu dimanfaatkan oleh user (pengguna).

User (pengguna) daripada perpustakaan perguruan tinggi dapat dikatakan meliputi civitas akademika, yaitu dosen, mahasiswa, peneliti dan juga karyawan (pustakawan). Penyesuaian bahan pustaka harus disesuaikan dengan pengguna dan juga fakultas ataupun program studi yang ada sehingga kecocokan dari buku yang dipesan menjadi baik dan banyak peminatnya terutama buku wajib, buku anjuran dan referensi.

Oleh karena itu sesuai dengan fungsi perguruan tinggi secara umum adalah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan/Pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka untuk seleksi pemilihan bahan pustaka harus benar-benar menjadi tolak ukur yang sempurna untuk mencapai kualitas suatu perpustakaan perguruan tinggi yang baik.


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I Pendahuluan…. ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Perumusan Masalah ...1

1.3 Tujuan ...2

1.4 Ruang Lingkup...2

BAB II Seleksi Bahan Pustaka...3

2.1 Jenis Koleksi ...4

2.1 Fasilitas dan Sarana...5

BAB III Kesimpulan dan Saran ...9

3.1 Kesimpulan. ...9

3.2 Saran...9


(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dilihat dari berbagai perpustakaan perguruan tinggi, selalu ditemukan keganjilan dari pemilihan bahan pustaka terutama bahan pustaka yang sangat tidak mendukung dengan kurikulum pendidikan tinggi tersebut, karena tata cara pemilihan bahan pustaka tidak banyak melibatkan objek penelitian seperti adanya keterlibatan dosen, peneliti, dan juga pustakawan yang paham dengan kondisi dan situasi perguruan tinggi tersebut.

Bahan pustaka adalah semua koleksi yang berbentuk buku, karya tulis, karya cetak, rekaman, terbitan berkala, surat kabar, brosur, film, photo, pita rekaman, dll. Pada akhirnya dalam merencanakan pengadaan bahan pustaka, perlu diadakan seleksi terlebih dahulu yang melibatkan pimpinan perguruan tinggi sebagai si pengambil keputusan akhir untuk terlaksananya pemilihan bahan pustaka dan menghindari hal-hal yang sangat merugikan baik bagi finansial maupun waktu.

1.2 Perumusan Masalah

Di perguruan tinggi, terutama pada perpustakaan, ditemukan bahan pustaka atau koleksi yang kurang mendukung program bahkan tidak sesuai denga kurikulum perguruan tinggi, karena tidak melibatkan petugas-petugas perpustakaan atau biasa disebut pustakawan yang paham tentang pemilihan bahan pustaka dalam pemilihan bahan-bahan pustaka tersebut.

Oleh karena itu, pembinaan koleksi sebenarnya adalah tanggung jawab seluruh komponen masyarakat suatu perguruan tinggi, antara lain :

1. Pimpinan Perguruan Tinggi, yang tugasnya adalah bertanggung jawab terhadap dana yang akan dimanfaatkan untuk pembelian bahan pustaka

2. Staf pengajar atau dosen yang diharapkan untuk bekerja sama dengan perpustakaan untuk penyeleksian bahan pustaka.

3. Pustakawan, yang profesional dalam membantu untuk penyeleksian bahan pustaka.


(5)

4. Mengikuti perkembangan secara teratur tentang bibliografi, tinjauan buku dan katalog penerbit yang tujuan pokoknya adalah supaya bahan pustaka atau koleksi perguruan tinggi tersebut baik penyeleksiannya

1.3 Tujuan

Tujuan pemilihan bahan pustaka pada perguruan tinggi adalah untuk mendapatkan bahan pustaka yang baik dan sempurna untuk digunakan di perguruan tinggi. Perpustakaan harus mendukung program-program pendidikan yang ada karena perluasan koleksi yang tercetak dan juga menggabungkan berbagai bentuk media termasuk jurnal, serial, audio visual, video tape, microform, transparansi, film-film (dalam berbagai format), dan juga modul-modul pembelajaran dan pengajaran berbasis komputer.

Perpustakaan sebagai jantungnya perguruan tinggi, sehingga pola pelayanan menjadi lebih berorientasi kepada mahasiswa daripada melayani para dosen dan peneliti dan pada prinsipnya koleksi perpustakaan memperluas akses sumber informasi.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam mendapatkan bahan pustaka untuk tingkat perguruan tinggi adalah dengan menggunakan cara :

1. Pembelian

Pembelian buku mempunyai beberapa tahapan : a. Penyiapan daftar

b. Pesanan/pembelian c. Pengecekan

d. Prosedur pembayaran 2. Hadiah

Pemberian buku (hadiah) perlu diperhatikan harus terlebih dahulu dipilih dengan teliti. Buku atau bahan pustaka yang cocok dengan kebutuhan perpustakaan akan diproses, namun yang tidak berkaitan dengan perpustakaan


(6)

akan diseleksi lebih teliti karena buku-buku yang datang ke perpustakaan akan memerlukan tempat, waktu, tenaga pengolahan, biaya dan perawatan. 3. Tukar menukar koleksi

Dengan tukar menukar koleksi, maka perpustakaan harus mengambil kebijaksanaan untuk buku yang tidak cocok dengan kebutuhan perpustakaan, maka buku tersebut boleh ditawarkan kepada perpustakaan yang lain, yang kemungkinan perpustakaan lain tersebut memerlukannya. Dan perlu diperhatikan juga bahwa nilai dari tukar menukar tersebut harus seimbang dengan keadaan koleksi yang diberikan


(7)

BAB II

SELEKSI BAHAN PUSTAKA

2.1 Jenis Koleksi

Berbicara masalah bahan pustaka, maka sebuah perpustakaan harus diketahui oleh masyarakat luas bahwa perpustakaan adalah sebuah institusi budaya yang menggambarkan tinggi rendahnya tingkat kebudayaan dan peradaban suatu bangsa.

Selain kondisi fisik perpustakaan adalah salah satu faktor yang sangat penting, maka perpustakaan juga harus memiliki koleksi atau biasa disebut dengan bahan pustaka antara lain :

1. Koleksi Umum

Koleksi umum menempati porsi terbesar koleksi perpustakaan yang meliputi buku-buku text (monographic text), hasil penelitian, dan bahan bacaan tambahan dari berbagai macam disiplin ilmu.

2. Koleksi Referensi

Koleksi referensi menempati jenis dari kamus, ensiklopedia, direktori, biografi, kumpulan data numerik, handbook, manual, bibliografi, yearbook, atlas, index dan abstrak.

3. Koleksi dengan Akses Terbatas (Controlled Access Collection)

Koleksi ini terdiri dari materi yang selalu digunakan pemakai seperti tesis, laporan penelitian dan karya tulis, publikasi pemerintah yang resmi (Official Publication), brosur-brosur instansi/lembaga.

4. Koleksi Serial/Jurnal

Koleksi ini terdiri dari seluruh jurnal baik dalam dan luar negeri, surat kabar, buletin dan majalah populer baik yang lama maupun yang baru

5. Koleksi Multimedia dan Elektronik

Koleksi ini terdiri dari audio dan video, kaset, mikrofilm, mikrofice, slides, transparancies, CD, VCD dan DVD termasuk di dalamnya CD-ROM database, e-journal, website dan pangkalan data terpasang (online database) yang dapat juga diakses di luar perpustakaan dengan internet.


(8)

6. Koleksi Spesial

Koleksi ini terdiri dari koleksi yang sangat berbeda seperti koleksi sastra melayu, sastra jawa, sastra nusantara, seni suara, seni tari dan sebagainya.

2.2 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah proses pelayanan dan informasi pengguna perpustakaan diantaranya adalah :

1. Pintu masuk perpustakaan

2. Ruang baca yang terbuka dan memadai 3. Ruang diskusi

4. Ruang research

5. Ruang akses komputer, internet dan wifi hotspot 6. Pelayanan photocopy, scan, fax dan printer 7. Ruang konferensi

8. Ruang penitipan tas 9. Toilet dan gudang 10. Ruang yang ber AC

11. Penerangan dan pencahayaan yang cukup dan sirkulasi udara yang lancar 12. Tempat parkir yang luas

13. Lokasi yang strategis, bebas banjir, mudah mendapatkan tranportasi yang aman

Dengan idealnya perpustakaan dan kelengkapan perpustakaan di dalamnya maka perpustakaan masa depan harus menyediakan fasilitas yang mudah dikenal orang atau masyarakat pemakainya. Manfaat dan keberadaan perpustakaan itu sendiri untuk masyarakat adalah mempunyai citra atau image yang baik dan positif, pengguna mudah mengggunakannya, dan memahami kebutuhan pemakai. Undang-undang Perpustakaan No.43/2007 adalah sebagai pengayom ataupun sebagai penyelenggara hukum perpustakaan di Indonesia yang memberi semangat untuk memperhatikan kelangsungan perpustakaan dan pemberdayaannya.

Peran perpustakaan perguruan tinggi dapat diartikan untuk menyediakan koleksi guna menunjang tujuan Universitas. Koleksinya harus meliputi


(9)

permatakuliahan yang diselenggarakan dan materi pendampingnya. Juga untuk mendukung riset baik tingkat fakultas maupun universitas. Oleh karena itu perpustakaan-perpustakaan harus menyediakan materi berupa buku, jurnal, koran dan lain-lain. Oleh karena itu peran utama perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk menyediakan materi guna menunjang terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berfungsi sebagai pendidikan dan pengajaran, riset dan pengembangan ilmu dan teknologi serta pengabdian kepada masyarakat. Kebijaksanaan pengembangan koleksi di perpustakaan perguruan tinggi sebagai suatu proses untuk mengetahui kondisi koleksi perpustakaan, sehingga dengan demikian akan tercipta sebuah perencanaan untuk memperbaiki kondisi koleksi perpustakaan.

Edward Evans memberikan penjelasan bahwa ”Collection Development” atau pengembangan koleksi adalah merupakan pernyataan tertulis yaitu berupa dokumen yang berisi rincian rencana kegiatan berupa informasi yang digunakan oleh pustakawan sebagai dasar dalam berfikir dan menentukan kebijaksanaan saat mengambangkan koleksi perpustakaan. Hal ini digunakan sebagai tempat untuk berkonsultasi saat pustakawan akan menentukan bidang-bidang koleksi apa yang akan dibeli dan berapa banyak untuk masing-masing bidang tersebut.

Pernyataan yang tertulis akan terjadi perbedaan pandangan dalam mengembangkan koleksi perpustakaan. Oleh karena itu pengambangan koleksi itu akan melibatkan sejumlah orang dari tiap-tiap fakultas/jurusan. Sebagai contoh, Fakultas Sastra akan mengembangkan koleksinya tentang sastra, sementara untuk Fakultas Pertanian jurusan Ekonomi Pertanian juga akan mengmbangkan ekonomi. Berdasarkan contoh tersebut di atas, akan terjadi perbedaan koleksi sehingga akan mengeluarkan dana yang cukup besar. Oleh karena itu Edward Evans menyatakan kebijaksanaan sebagai berikut :

1. Sebagai alat untuk menyatukan pendapat dalam bidang apa yang diperlukan 2. Sebagai alat koordinasi antara orang-orang yang terlibat/bertanggung jawab

dalam pengembangan koleksi

3. Sebagai alat untuk mencapai konsentrasi pembinaan koleksi

4. Sebagai alat untuk mengurangi jumlah personil pengambil keputusan

5. Sebagai alat untuk menghindari perbedaan pendapat antara orang yang terlibat di dalam pengembangan koleksi dan para pengguna perpustakaan


(10)

Di dalam pengembangan koleksi, para pengambil kebijaksanaan terlibat di dalam pembinaan koleksi yang berasal dari weeding, pembelian ataupun dari hadiah. Para pustakawan juga harus terlibat dalam tugas yang sama yaitu tentang pembinaan koleksi harus berjiwa suka membantu dan ramah. Serta menjalin keyakinan antar perpustakaan perguruan tinggi atau dengan perpustakaan kelas lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan saling tukar informasi mengenai tambahan koleksi, saling tukar menukar koleksi, saling mempunyai koleksi yang sesuai dengan permintaan.

Pembinaan koleksi mencakup beberapa kegiatan survei kebutuhan pemakai, memproses data, membuat keputusan, evaluasi sampai kepada kebijaksanaan yang sesuai dengan tujuan. Dalam pembinaan koleksi perpustakaan akan melibatkan sejumlah orang dari berbagai fakultas/jurusan, maka kerjasama antara perpustakaan sangat diperlukan.

Fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang program perguruan tinggi yang salah satunya adalah bersifat edukasi. Dengan melihat faktor-faktor yang ada di lapangan, cara mahasiswa belajar pada perguruan tinggi adalah sangat aktif, hal ini terlihat dengan adanya kegiatan belajar terstruktur dan belajar mandiri sebagai tuntutan dari sistem SKS (Sistem Kredit Semester). Peranan dosen dalam hal ini bukan ”mengajar” mahasiswa lagi, tetapi lebih tepat ”membelajarkan” mahasiswa. Seorang mahasiswa lebih dituntut untuk membaca sebanyak mungkin bahan bacaan yang ada di perpustakaan, terutama yang berhubungan dengan mata kuliah yang sedang diambil. Terkadang tidak mengherankan bila ada mahasiswa yang lebih banyak tahu daripada dosennya. Ini selalu terjadi dan merupakan kenyataan dimana seorang dosen terkadang kewalahan menghadapi mahasiswa yang bertipe pintar karena banyak membaca.

Fungsi perpustakaan juga bisa dikatakan sebagai pusat informasi kepada pengguna (user), walaupun terkadang memang tidak semua informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dapat dipenuhi karena memang tidak semua perpustakaan dapat memenuhi semua kebutuhan informasi pemakai. Oleh karena itu peran pustakawan yang bisa memberikan arahan ke mana sebaiknya mencari informasi yang dibutuhkan, misalnya dengan menggunakan layanan rujukan dan media internet.


(11)

Perpustakaan sebagai sarana pendidikan juga berfungsi sebagai tempat rekreasi yaitu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan seperti menyajikan koleksi yang menghibur pembaca misalnya bacaan humor, ceritera perjalanan hidup seseorang, novel dan membuat kreasi keterampilan. Dengan adanya penerangan-penerangan tentang fungsi-fungsi perpustakaan maka perpustakaan harus melakukan tugas dan fungsinya secara optimal dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dan sarana dalam pelaksanaan tugas.

Peraturan-peraturan yang panjang dalam rangka pengadaan sumber daya manusia (Human Resource) atau peralatan perpustakaan merupakan salah satu faktor utamanya. Selain itu, perbandingan antara pemakai yang dilayani dengan petugas yang ada belum sesuai. Seharusnya perpustakaan perguruan tinggi harus memiliki tenaga pengelola karena pada dasarnya perpustakaan bukan hanya melayani peminjaman dan pengembalian buku saja tetapi juga meliputi penanganan administrasi/pengadaan, pengelolaan, sirkulasi dan referensi. Apalagi dizaman teknologi informasi sekarang ini, informasi yang beredar begitu pesat perkembangannya. Perpustakaan dituntut untuk menyeimbangkan antara informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dengan informasi yang tersedia di perpustakaan. Di sinilah peran pustakawan yang terlatih dan profesional dibutuhkan untuk dapat menghadapi kondisi yang demikian.


(12)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1.Seluruh komponen yang terlibat dalam pekerjaan pemilihan bahan pustaka pada perguruan tinggi memerlukan pengetahuan tentang penerbitan, toko buku, penjualan buku, pemahaman kebijakan prosedur pengadaan, praktek, pemasaran/pembelian buku, hadiah dan pertukaran buku

2.Masih banyak perguruan tinggi yang koleksinya belum relevan dengan disiplin ilmu, fungsi dan tujuannya

3.Perpustakaan bagian pengadaan harus mempunyai berbagai macam buku pedoman untuk pemilihan bahan pustaka agar pekerjaan mudah dan sempurna

3.2 Saran

1. Diharapkan semua pihak, terutama pustakawan yang terkait dengan pengadaan bahan pustaka agar benar-benar membuat ketentuan untuk pemilihan bahan pustaka sebelum dilaksanakan pemesanan/pembelian buku 2. Diharapkan pemilihan bahan pustaka pada perpustakaan perguruan tinggi

sesuai dengan kebutuhan program perguruan tinggi agar pekerjaan pemilihan tidak mubazir

3. Diharapkan buku pedoman pemilihan bahan pustaka yang terbaru tetap harus dilengkapi pada setiap akan memilih bahan pustaka agar buku yang terbaru dapat lebih ditingkatkan pembeliannya.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Sulistiyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan Cetakan I. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Curley, A and D. Broderick. 1985. Building Library Collection 6th Edition. Munchen : Scarecrow Press.

Futas, Elizabeth. 1977. Library Aquisition Policy and Prosedures. Phoenix : AZ Oryx Press.

Herlina, Ena. 1996. Prinsip-Prinsip Seleksi Bahan Pustaka pada Perpustakaan Khusus. Bogor : Jurnal Perpustakaan Pertanian.

Saleh, Abdul Rahman. 1995. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sumardji, P. 1994. Mengelola Perpustakaan. Yogyakarta : Kanisius.


(1)

6. Koleksi Spesial

Koleksi ini terdiri dari koleksi yang sangat berbeda seperti koleksi sastra melayu, sastra jawa, sastra nusantara, seni suara, seni tari dan sebagainya.

2.2 Fasilitas dan Sarana

Fasilitas dan sarana adalah proses pelayanan dan informasi pengguna perpustakaan diantaranya adalah :

1. Pintu masuk perpustakaan

2. Ruang baca yang terbuka dan memadai 3. Ruang diskusi

4. Ruang research

5. Ruang akses komputer, internet dan wifi hotspot 6. Pelayanan photocopy, scan, fax dan printer 7. Ruang konferensi

8. Ruang penitipan tas 9. Toilet dan gudang 10. Ruang yang ber AC

11. Penerangan dan pencahayaan yang cukup dan sirkulasi udara yang lancar 12. Tempat parkir yang luas

13. Lokasi yang strategis, bebas banjir, mudah mendapatkan tranportasi yang aman

Dengan idealnya perpustakaan dan kelengkapan perpustakaan di dalamnya maka perpustakaan masa depan harus menyediakan fasilitas yang mudah dikenal orang atau masyarakat pemakainya. Manfaat dan keberadaan perpustakaan itu sendiri untuk masyarakat adalah mempunyai citra atau image yang baik dan positif, pengguna mudah mengggunakannya, dan memahami kebutuhan pemakai. Undang-undang Perpustakaan No.43/2007 adalah sebagai pengayom ataupun sebagai penyelenggara hukum perpustakaan di Indonesia yang memberi semangat untuk memperhatikan kelangsungan perpustakaan dan pemberdayaannya.

Peran perpustakaan perguruan tinggi dapat diartikan untuk menyediakan koleksi guna menunjang tujuan Universitas. Koleksinya harus meliputi


(2)

permatakuliahan yang diselenggarakan dan materi pendampingnya. Juga untuk mendukung riset baik tingkat fakultas maupun universitas. Oleh karena itu perpustakaan-perpustakaan harus menyediakan materi berupa buku, jurnal, koran dan lain-lain. Oleh karena itu peran utama perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk menyediakan materi guna menunjang terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berfungsi sebagai pendidikan dan pengajaran, riset dan pengembangan ilmu dan teknologi serta pengabdian kepada masyarakat. Kebijaksanaan pengembangan koleksi di perpustakaan perguruan tinggi sebagai suatu proses untuk mengetahui kondisi koleksi perpustakaan, sehingga dengan demikian akan tercipta sebuah perencanaan untuk memperbaiki kondisi koleksi perpustakaan.

Edward Evans memberikan penjelasan bahwa ”Collection Development” atau pengembangan koleksi adalah merupakan pernyataan tertulis yaitu berupa dokumen yang berisi rincian rencana kegiatan berupa informasi yang digunakan oleh pustakawan sebagai dasar dalam berfikir dan menentukan kebijaksanaan saat mengambangkan koleksi perpustakaan. Hal ini digunakan sebagai tempat untuk berkonsultasi saat pustakawan akan menentukan bidang-bidang koleksi apa yang akan dibeli dan berapa banyak untuk masing-masing bidang tersebut.

Pernyataan yang tertulis akan terjadi perbedaan pandangan dalam mengembangkan koleksi perpustakaan. Oleh karena itu pengambangan koleksi itu akan melibatkan sejumlah orang dari tiap-tiap fakultas/jurusan. Sebagai contoh, Fakultas Sastra akan mengembangkan koleksinya tentang sastra, sementara untuk Fakultas Pertanian jurusan Ekonomi Pertanian juga akan mengmbangkan ekonomi. Berdasarkan contoh tersebut di atas, akan terjadi perbedaan koleksi sehingga akan mengeluarkan dana yang cukup besar. Oleh karena itu Edward Evans menyatakan kebijaksanaan sebagai berikut :

1. Sebagai alat untuk menyatukan pendapat dalam bidang apa yang diperlukan 2. Sebagai alat koordinasi antara orang-orang yang terlibat/bertanggung jawab

dalam pengembangan koleksi

3. Sebagai alat untuk mencapai konsentrasi pembinaan koleksi

4. Sebagai alat untuk mengurangi jumlah personil pengambil keputusan

5. Sebagai alat untuk menghindari perbedaan pendapat antara orang yang terlibat di dalam pengembangan koleksi dan para pengguna perpustakaan


(3)

Di dalam pengembangan koleksi, para pengambil kebijaksanaan terlibat di dalam pembinaan koleksi yang berasal dari weeding, pembelian ataupun dari hadiah. Para pustakawan juga harus terlibat dalam tugas yang sama yaitu tentang pembinaan koleksi harus berjiwa suka membantu dan ramah. Serta menjalin keyakinan antar perpustakaan perguruan tinggi atau dengan perpustakaan kelas lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan saling tukar informasi mengenai tambahan koleksi, saling tukar menukar koleksi, saling mempunyai koleksi yang sesuai dengan permintaan.

Pembinaan koleksi mencakup beberapa kegiatan survei kebutuhan pemakai, memproses data, membuat keputusan, evaluasi sampai kepada kebijaksanaan yang sesuai dengan tujuan. Dalam pembinaan koleksi perpustakaan akan melibatkan sejumlah orang dari berbagai fakultas/jurusan, maka kerjasama antara perpustakaan sangat diperlukan.

Fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang program perguruan tinggi yang salah satunya adalah bersifat edukasi. Dengan melihat faktor-faktor yang ada di lapangan, cara mahasiswa belajar pada perguruan tinggi adalah sangat aktif, hal ini terlihat dengan adanya kegiatan belajar terstruktur dan belajar mandiri sebagai tuntutan dari sistem SKS (Sistem Kredit Semester). Peranan dosen dalam hal ini bukan ”mengajar” mahasiswa lagi, tetapi lebih tepat ”membelajarkan” mahasiswa. Seorang mahasiswa lebih dituntut untuk membaca sebanyak mungkin bahan bacaan yang ada di perpustakaan, terutama yang berhubungan dengan mata kuliah yang sedang diambil. Terkadang tidak mengherankan bila ada mahasiswa yang lebih banyak tahu daripada dosennya. Ini selalu terjadi dan merupakan kenyataan dimana seorang dosen terkadang kewalahan menghadapi mahasiswa yang bertipe pintar karena banyak membaca.

Fungsi perpustakaan juga bisa dikatakan sebagai pusat informasi kepada pengguna (user), walaupun terkadang memang tidak semua informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dapat dipenuhi karena memang tidak semua perpustakaan dapat memenuhi semua kebutuhan informasi pemakai. Oleh karena itu peran pustakawan yang bisa memberikan arahan ke mana sebaiknya mencari informasi yang dibutuhkan, misalnya dengan menggunakan layanan rujukan dan media internet.


(4)

Perpustakaan sebagai sarana pendidikan juga berfungsi sebagai tempat rekreasi yaitu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan seperti menyajikan koleksi yang menghibur pembaca misalnya bacaan humor, ceritera perjalanan hidup seseorang, novel dan membuat kreasi keterampilan. Dengan adanya penerangan-penerangan tentang fungsi-fungsi perpustakaan maka perpustakaan harus melakukan tugas dan fungsinya secara optimal dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dan sarana dalam pelaksanaan tugas.

Peraturan-peraturan yang panjang dalam rangka pengadaan sumber daya manusia (Human Resource) atau peralatan perpustakaan merupakan salah satu faktor utamanya. Selain itu, perbandingan antara pemakai yang dilayani dengan petugas yang ada belum sesuai. Seharusnya perpustakaan perguruan tinggi harus memiliki tenaga pengelola karena pada dasarnya perpustakaan bukan hanya melayani peminjaman dan pengembalian buku saja tetapi juga meliputi penanganan administrasi/pengadaan, pengelolaan, sirkulasi dan referensi. Apalagi dizaman teknologi informasi sekarang ini, informasi yang beredar begitu pesat perkembangannya. Perpustakaan dituntut untuk menyeimbangkan antara informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dengan informasi yang tersedia di perpustakaan. Di sinilah peran pustakawan yang terlatih dan profesional dibutuhkan untuk dapat menghadapi kondisi yang demikian.


(5)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1.Seluruh komponen yang terlibat dalam pekerjaan pemilihan bahan pustaka pada perguruan tinggi memerlukan pengetahuan tentang penerbitan, toko buku, penjualan buku, pemahaman kebijakan prosedur pengadaan, praktek, pemasaran/pembelian buku, hadiah dan pertukaran buku

2.Masih banyak perguruan tinggi yang koleksinya belum relevan dengan disiplin ilmu, fungsi dan tujuannya

3.Perpustakaan bagian pengadaan harus mempunyai berbagai macam buku pedoman untuk pemilihan bahan pustaka agar pekerjaan mudah dan sempurna

3.2 Saran

1. Diharapkan semua pihak, terutama pustakawan yang terkait dengan pengadaan bahan pustaka agar benar-benar membuat ketentuan untuk pemilihan bahan pustaka sebelum dilaksanakan pemesanan/pembelian buku 2. Diharapkan pemilihan bahan pustaka pada perpustakaan perguruan tinggi

sesuai dengan kebutuhan program perguruan tinggi agar pekerjaan pemilihan tidak mubazir

3. Diharapkan buku pedoman pemilihan bahan pustaka yang terbaru tetap harus dilengkapi pada setiap akan memilih bahan pustaka agar buku yang terbaru dapat lebih ditingkatkan pembeliannya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Sulistiyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan Cetakan I. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Curley, A and D. Broderick. 1985. Building Library Collection 6th Edition. Munchen : Scarecrow Press.

Futas, Elizabeth. 1977. Library Aquisition Policy and Prosedures. Phoenix : AZ Oryx Press.

Herlina, Ena. 1996. Prinsip-Prinsip Seleksi Bahan Pustaka pada Perpustakaan Khusus. Bogor : Jurnal Perpustakaan Pertanian.

Saleh, Abdul Rahman. 1995. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sumardji, P. 1994. Mengelola Perpustakaan. Yogyakarta : Kanisius.