Teguh Budiarto , 2016 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI DI TINJAU DARI PERSPEKTIF LEADERSHIP DAN IKLIM
ORGANISASI Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam perkembangan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki. Oleh karena itu dalam usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia berbagai upaya telah dilakukan demi meningkatkan mutu dan
kualitas pendidikan, baik melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan,
peningkatan mutu manajemen, maupun pengubahan kurikulum pendidikan. Upaya-upaya tersebut bertujuan membawa pengaruh positif terhadap dunia
pendidikan di Indonesia. Perubahan dalam sistem pendidikan menjadi tuntutan suatu bangsa untuk
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang siap menghadapi segala situasi dan kondisi dalam menghadapi perkembangan zaman,
yang secara tidak langsung muncul seiring dengan perkembangan zaman tersebut, konsep pendidikan pun akan mengalami perubahan. Setiap perubahan konsep
pendidikan akan berpengaruh terhadap cara dan sistem penyampaian pembelajaran.
Pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam dunia pendidikan semakin terasa sejalan dengan adanya pergeseran pola pembelajaran dari tatap
muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka dan bermedia. Pemanfaatan teknologi internet dalam pembelajaran perlu dilakukan sebagai salah
satu inovasi baru dalam penggunaan media pembelajaran dan sumber belajar. Berbagai bentuk aplikasi dan fasilitas yang tersedia di internet bisa dimanfaatkan
secara maksimal untuk peningkatan kualitas dan mutu pembelajaran. Selain itu juga dapat mempermudah kegiatan pembelajaran jika ditinjau dari aspek
penggunaan media. Pembelajaran dengan metode elektronik yang biasa disebut electronic
learning e-learning menawarkan sebuah metode baru dalam proses belajar mengajar. E-learning dapat dianggap sebagai piranti belajar mandiri mahasiswa
Teguh Budiarto , 2016 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI DI TINJAU DARI PERSPEKTIF LEADERSHIP DAN IKLIM
ORGANISASI Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ataupun juga sebagai piranti bantu dalam kelas tradisional. Sebagai piranti belajar mandiri, e-learning memberikan pengajaran dengan tidak memandang tempat dan
waktu belajar. Mahasiawa dapat belajar dimana saja dan kapan saja. E-learning dapat berperan sebagai seorang guru maya. Sebagai piranti bantu belajar, e-
learning menawarkan bantuan pembelajaran ketika pembelajaran konvensional yang mengharuskan terjadinya proses tatap muka antara mahasiswa dengan dosen
tidak dapat dilakukan. Pembelajaran konvensional tidak lagi sepenuhnya menjadi andalan, namun
di tengah kemajuan teknologi saat ini diperlukan variasi metode yang lebih memberikan kesempatan untuk belajar dengan memanfaatkan aneka sumber, tidak
hanya dari guru. Pembelajaran yang dibutuhkan adalah dengan memanfaatkan unsur teknologi informasi, dengan tidak meninggalkan pola bimbingan langsung
dari pengajar dan pemanfaatan sumber belajar lebih luas. Konsep ini sering juga diistilahkan dengan pencampuran antara e-learning dengan pembelajaran
konvensional sehingga disebut dengan blended learning. Pembelajaran berbasis blended learning berkembang sekitar tahun 2000
dan berkembang sangat pesat yang sekarang banyak digunakan di Amerika, Eropa, Australia, Jepang, korea, Singapura, kalangan Perguruan Tinggi dan dunia
pelatihan Niah Kusumawati, 2013. Berdasarkan data Organisasi Kerjasama Ekonomi Pembangunan OECD tahun 2015 negara
– negara Asia menempati posisi teratas kualitas pendidikan di dunia sementara negara
– negara Afrika dengan peringkat terendah dan Indonesia ke delapan dari bawah. Singapura
memimpin di peringkat pertama, diikuti oleh Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan dan Jepang. Kemajuan pendidikan di Singapura dan beberapa negara lainnya yang
menduduki posisi teratas pendidikan terbaik di dunia tidak terlepas dari berbagai faktor penunjang, diantaranya adalah fasilitas pendidikan yang memadai, biaya
pendidikan yang terjangkau, faktor pendidik yang kompeten, dan metode pembelajaran yang baik. Salah satu metode pembelajaran yang digunakan oleh
negara – negara tersebut adalah blended learning. Pembelajaran dengan
mengkombinasikan sumber – sumber belajar antara tatap muka dengan pengajar
maupun yang dimuat dalam media komputer, smartphone, konferensi video, dan media elektronik lainnya memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan bagi
Teguh Budiarto , 2016 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI DI TINJAU DARI PERSPEKTIF LEADERSHIP DAN IKLIM
ORGANISASI Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
berbagai karakteristik pebelajar agar terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih
efisien, dan lebih menarik. Negara – negara tersebut adalah negara yang
menduduki peringkat teratas kualitas pendidikan di dunia dan telah berhasil menerapkan metode pembelajaran blended learning yang dinilai dapat
meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian yang dilakukan Dziuban, Hartman, dan Moskal 2004
menemukan bahwa program blended learning memiliki potensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan juga menurunkan tingkat putus sekolah
dibandingkan dengan pembelajaran yang sepenuhnya pembelajaran online. Demikian juga ditemukan bahwa metode pembelajaran berbasis blended lebih
baik dari pada pembelajaran tatap muka. Pembelajaran berbasis blended learning, di samping untuk meningkatkan hasil belajar, bermanfaat pula untuk
meningkatkan hubungan komunikasi pada tiga mode pembelajaran yaitu lingkungan pembelajaran yang berbasis ruang kelas tradisional, yang blended, dan
yang sepenuhnya online. Para peneliti memberikan bukti yang menunjukkan bahwa blended learning menghasilkan perasaan berkomunitas lebih kuat antar
mahasiswa dari pada pembelajaran tradisional atau sepenuhnya online Rovai dan Jordan, 2004.
Kondisi pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan, dalam kenyataan sulit mengalami kemajuan yang berarti, bahkan dalam skala global kualitas
pendidikan kita jauh di bawah negara – negara tetangga. Di Indonesia blended
learning berkembang sekitar tahun 2009 dan belum begitu pesat di bandingkan dengan negara
– negara tetangga, ini dikarenakan beberapa hal diantaranya fasilitas yang belum memadai dan sumber daya manusia yang terbatas. Indonesia
dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta tersebar di 900 pulau terbentang ribuan kilometer, dan memiliki tiga zona waktu. Sejalan dengan itu, kebutuhan akan
pendidikan tinggi berkualitas dan pengembangan profesional berjalan begitu cepat dan beragam. Melihat kondisi tersebut mantan wakil presiden Indonesia Boediono
mencetuskan suatu program blended learning yang bernama Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu PDITT. Dalam perkembangannya, pemerintah
hanya berani mempercayakan pengelolaan program ini kepada UI, ITB, ITS,
Teguh Budiarto , 2016 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI DI TINJAU DARI PERSPEKTIF LEADERSHIP DAN IKLIM
ORGANISASI Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
UGM, Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Ilmu Komputer, dan UBINUS. Hal ini dikarenakan menurut pemerintah universitas tersebut sudah lebih dulu
mencoba penerapan blended learning di universitasnya masing – masing dan di
nilai mampu dalam menerapkan blended learning. Melihat dari manfaat dari blended learning sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, lebih
menarik dan dapat meningkatkan hasil belajar sudah seharusnya blended learning menjadi salah satu metode pembelajaran di perguruuan tinggi yang ada di
Indonesia. Citra dan mutu pelayanan berbasis ICT di suatu perguruan tinggi menjadi
salah satu pertimbangan dan perhatian utama masyarakat. Keberhasilan sebuah perguruan tinggi selain ditentukan oleh cara mengajar dosen, kemampuan seorang
pemimpin dalam membangun iklim organisasi yang dikelolanya juga sangat dibutuhkan. Kepemimpinan yang baik dapat membangun iklim organisasi yang
baik sehingga dapat mendukung segala kebijakan yang ada, termasuk kebijakan mengenai blended learning. Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk
mempengaruhi, memotivasi dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi Richards Eagel,
1986. Iklim organisasi yang kondusif sangat dibutuhkan bagi dosen untuk menumbuhkan dorongan dalam diri dosen tersebut untuk bekerja lebih
bersemangat. Ini berarti bahwa iklim kerja berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi para dosen. Hal ini sesuai dengan ungkapan Dirjen Dikti Buku IIC;
1983 , yang menyebutkan bahwa, “Iklim organisasi sangat mempengaruhi
motivasi para anggotanya. Ada iklim yang menggairahkan para anggotanya untuk berprestasi, ada pula iklim yang justru memadamkan motivasi untuk berprestasi”.
Melihat kenyataan yang ada di lapangan banyak universitas di Indonesia yang
sudah mencoba
menerapkan blended
learning namun
dalam implementasinya belum maksimal, hal ini dikarenakan pengetahuan dalam
implementasi blended learning kurang dan memang belum ada panduan khusus mengenai implementasi blended learning. Dari kenyataan dan pandangan yang
telah dikemukakan, maka penulis berusaha ingin mengetahui lebih jauh elemen- elemen atau komponen utama yang menjadi dasar pertimbangan, peran pimpinan
dan iklim yang dibangun dalam implementasi blended learning di perguruan
Teguh Budiarto , 2016 BLENDED LEARNING DI PERGURUAN TINGGI DI TINJAU DARI PERSPEKTIF LEADERSHIP DAN IKLIM
ORGANISASI Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tinggi. Maka dari pertimbangan tersebut peneliti melakukan fokus penelitian di STEI ITB sebagai sasaran atau subyek penelitian, mengingat beberapa dosen
STEI dipercaya untuk mengelola Blended Learning ITB dan PDITT program blended learning milik DIKTI. Blended learning di ITB sudah dimulai dari tahun
2009 dan berkembang sangat pesat hampir semua fakultas sudah menggunakan blended learning. Hal ini tidak terlepas dari peran seorang pimpinan dalam
memberikan fasilitas yang dapat mendukung terlaksananya blended learning dan iklim organisasi yang di bangun. Di STEI ITB blended learning telah digunakan
dengan baik sebagai media pembelajaran. Hal ini dapat dijadikan contoh bagi perguruan tinggi lain untuk dapat mengembangkan kualitas layanan
pendidikannya.
1.2 RUMUSAN MASALAH