Laporan Praktek Kerja Lapangan di Bagian Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat

(1)

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Oleh:

Nama : Donny Ramdhany NIM : 41808879

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

(3)

(4)

v

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat ... 1

1.1.1 Riwayat Dan Perkembangan Dinas ... 2

1.1.2 Arti Lambang Dinas PSDA ... 14

1.2 Visi dan Misi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat ... 14

1.2.1 Visi Dinas PSDA ... 15

1.2.2 Misi Dinas PSDA ... 16

1.3 Tujuan Sasaran Visi Dan Misi ... 16

1.3.1 Tujuan Visi dan Misi ... 16

1.3.2 Sasaran Visi Dan Misi ... 17

1.4 Sejarah Bagian Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat ... 18


(5)

vi

1.6 Job Deskription ... 25

1.7Sarana dan Prasarana... 33

1.8Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan... 34

BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 2.1 Aktivitas Praktek Kerja Lapangan ... 36

2.1.1 Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 36

2.2 Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 40

2.2.1 Deskripsi Kerja Rutin Praktek Kerja Lapangan ... 40

2.3 Deskripsi Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat ... 46

2.4 Analisa Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 49

2.5 Analisis Tentang Pelayanan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat Kepada Mahasiswa PKL ... 51

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 54

3.2 Saran ... 55

3.2.1 Saran Bagi Institusi Terkait ... 55


(6)

vii


(7)

viii

Gambar 2.1 Kliping Berita………. 42

Gambar 2.2 Surat Masuk ………... 44

Gambar 2.3 Foto Peliputan Pembukaan Acara PEMPROV-VIII 2012 ... 45


(8)

ix

Halaman Tabel 1.1 Struktur Organisasi ... 20 Tabel 1.2 Sarana dan Prasarana Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi

Jawa Barat... 34 Tabel 2.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 36


(9)

ii

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas rahmat-Nya semata penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat terlaksana dengan baik. Laporan ini disusun sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) dan sebagai syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma III Program Studi Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Dalam kesempatan ini pula, penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua Orang Tua penulis yang telah banyak memberikan bantuan secara materi maupun motivasi dan tidak pernah lelah untuk selalu memberikan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, semangat, dan motivasi, sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan dengan baik, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yang terhormat, Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu ,Drs., MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Yang telah memberikan izin pada penulis untuk melaksanakan PKL. 2. Yang terhormat, Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si selaku ketua Program

Studi Ilmu Komunikasi. Yang telah memberikan izin pada penulis untuk melaksanakan PKL.


(10)

iii

4. Yang terhormat, Bapak Sangra Juliano S.IKom Selaku Dosen wali kelas 5. Yang terhormat Staff dosen Public Relations FISIP UNIKOM .

6. Yang terhormat, Asep Saputra selaku Pembimbing dari PSDA. Terima kasih banyak untuk Ilmu yang telah diberikan, nasehat dan waktunya. 7. Terima kasih untuk semua pihak yang namanya tak tertulis namun telah

membantu penulis menyelesaikan Laporan PKL ini, yakinlah bahwa kalian juga merupakan bagian penting dari Laporan PKL ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan yang telah mereka berikan dengan kebaikan yang lebih besar disertai curahan rahmat dan kasih sayangnya.

Untuk kesempurnaan penulisan laporan ini, maka kritikan dan saran yang membangun selalu dinanti. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi setiap orang yang memerlukan. Terimakasih.

Bandung, Desember 2012

Penulis


(11)

(12)

69

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku :

1. Anggoro, M. Linggar. 2008. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta : PT Bumu Aksara

2. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Human Relations dan Public relations. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

3. Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2006. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

4. Jefkins, Frank. 1992. Public Relations, edisi keempat. Jakarta: Erlangga.

B. INTERNET :

1. http://psda.jabarprov.go.id/ Rabu, 12 September 2012.

2. http://lemburkuring08.blogspot.com/2008/11/arti-logo-jawa-barat.html Rabu, 12 September 2012.


(13)

1.1Sejarah Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air adalah salah satu Dinas di Provinsi Jawa Barat yang merupakan bagian dari untaian sejarah bangsa khususnya yang berkaitan dengan permasalahan sumber daya air. Hal ini terbukti dengan adanya peninggalan sejarah yang erat kaitannya dengan bidang sumber daya air.

Pada masa penjajahan Belanda, sebelum dibentuknya peraturan mengenai Algemen Water Reglement (AWR 1936 – tentang peraturan air), saat itu dirasakan sangat dibutuhkan aturan-aturan mengenai peraturan dan pembagian air, maka pada Tahun 1925 dibawah pimpinan Insyinyur Kepala Ir. J. Blastone yang pada waktu itu menjabat sebagai Direktur Burgerlijke Openbare Werken (BOW) mulai disusun peraturan Pengairan Umum untuk Jawa dan Madura (Algemen Water Reglement) Voor Java en Madoera.

Pada tanggal 1 Januari 1930 peraturan pengairan tersebut dapat diselesaikan berlaku untuk seluruh Jawa dan Madura, kecuali Keresidenan Yogyakarta dan Surakarta (Vorstenlanden). Pada tahun 1936 Algemen Water Reglement (AWR) disetujui oleh Dewan Rakyat (Volksraad).

AWR adalah merupakan titik awal tugas Provinsi dalam hal urusan Pengairan (Irigasi), oleh karena itu instansi/lembaga pemerintahan ini mempunyai arti penting dalam bidang penguasaan (Beheer) perairan umum dan peraturan serta memelihara pelaksanaan pembagian air yang disebut


(14)

“Penguasaan Perairan” (Water Beheer), maka pada tahun 1937 keluarlah Algemen Water Beheer Vecordening (AWBV).

Sejak AWR inilah peraturan-peraturan mengenai bidang pengairan semakin dipertegas lagi bahkan memperkuat keberadaan lembaga bidang pengairan. Setelah perang kemerdekaan seiring dengan bergulirnya waktu, bertambahnya populasi penduduk dan berubahnya perilaku masyarakat sehingga berpengaruh terhadap kondisi alam, maka peraturan-peraturan tersebut selalu diadakan perubahan-perubahan sehingga banyak mengalami perubahan termasuk struktur organisasinya.

1.1.1 Riwayat dan Perkembangan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat

Sebelum jaman Penjajahan Belanda yaitu pada abad ke V Masehi teknik pengairan mulai dikenal di Indonesia, yaitu dengan dibuatnya bangunan air/saluran air yang tertua di jawa / Indonesia terletak di Desa Tugu dekat Cilincing pada masa kerajaan Purnawarman, dimana pada saat iti Raja Purnawarman memerintahkan penggalian sungai Candrabhaga untuk dialihkan ke laut setelah sungai tersebut sampai di Istana Raja, sungai Chandrabhega dimaksud adalah sungai cakung. Pada jaman penjajahan Belanda, yaitu pada tahun 1830 ditetapkan sistem tanam paksa atau lebih dikenal dengan “ culture stelsel “ yang merupakan gagasan Komisaris jendral Van Den Bosch yang berlaku khususnya pulau Jawa.

Sebagai tindak lanjut atas berlakunya tanam paksa, maka pemerintahan Hindia Belanda saat itu langsung mengurus pertanian, pengumpulan hasil dan


(15)

perdagangan hasil rakyat Pulau Jawa, dilakukan upaya membangun dan memperbaiki irigasi untuk mendukung berhasilnya tanaman wajib tebu dan nila, yang harus ditanam pada tanah rakyat yang memperoleh irigasi teratur. Sejak saat itu Pemerintahan Hindia Belanda secara intensif mulai membangun bendung/bendungan dan jaringan irigasi di pulau Jawa yang pada dasarnya untuk mengamankan dan menunjang sistem tanam paksa, pembangunan jaringan irigasi pada saat tersebut dikelola langsung oleh Binnenlandsch bestuur (BB) dibantu oleh para Bupati sebagai penguasa di daerah.Pembuatan bendung di sungai, penggalian saluran untuk irigasi dan bangunan-bangunan lain dipimpin oleh Bupat, Path atau pejabat lain yang mendapat kepercayaan untuk itu. Bupati mengerahkan tenaga rakyatnya tanpa bayaran atau dikenal sebagai rodi. Oleh karena itu para pejabat Binnenlandsch Bestuur (BB) sering mengtakan, bahwa pekerjaan meerka dapat diselesaikan dengan murah. Banyak dari Binnenlandsch Bestuur menganggap bahwa pengikutsertaan tenaga teknisi tidak begiru perlu, bahkan merupakan kemewahan yang tak berguna. Dalam suasana demikian pejabat-pejabat pangreh raja atau Binnenlandsch Bestuur (BB) yang mempunyai wewenang dan kekuasaan besar menjadi terlalu besar kepercayaan dirinya mengganggap, bahwa pembuatan bangunan-bangunan tidak harus dipimpin oleh tenaga teknis.

Lebih pula mereka beranggapan, bahwa kebiasaan mereka bekerja dengan menggunakan tenaga kerja rodi (kerja paksa tanpa bayaran) amat menurunkan biaya pembangunan, tentu saja mereka tanpa melihat kualitas dan biaya guna bangunan yang membuatnya. Namun anggapan / persepsi tersebut tidak bertahan


(16)

lama karena hampir semua bangunan-bangunan pengairan khususnya bendung dan jaringan irigasi yang dibuat pada saat tersebut rusak kembali dan tidak bertahan lama serta banyak yang tidak memenuhi fungsinya, dan disadari pula bahwa untuk pembangunan dan pengelolaan bangunan pengairan perlu dikelola langsung oleh tenaga teknisi, serta pelaksanaanya harus didahului dengan pekerjaan-pekerjaan pengukuran, penyelidikan yang luas dan perencanaan yang baik sebelum benar-benar dimulai dengan pelaksanaanya. Pada tahun 1854 dibentuklah Departemen Pekerjaan Umum disebut Departement der Burgelike Openbare werken (B.O.W) dan di Jawa Barat disebut B.O.W Provinsi Jawa Barat.Dengan terbentuknya Departement B.O.W maka berakhirlah pengurusan bangunan-bangunan pengairan oleh orang-orang bukan ahli, yaitu para pejabat Binnenlandsch Bestuur. Pada tahun 1885 dibentuk Brigade Irigasi (Irigatie Brigade) dibawah pimpinan Ir.Heskes.

Setelah itu pada tahun 1889 dibentuk pula bagian irigasi (Afdeling Irigate) dalam Departement B.O.W. Setelah pemerintahan Hindia Belanda mendirikan Departement B.O.W dan bagian irigasi, mulailah orang menghadapi masalah irigasi secara lebih teknis, dan disadari pula bahwa teknik membangun irigasi dan menyelenggarakn operasi pembagian air merupakan dua bidang yang tidak dapat dicampur adukan. Mulailah dirasakan perlunya ada badan-badan yang mengelola masalah bagian air, sebab kalau tidak maka bangunan-bangunan irigasi yang telah dibuat dengan biaya besar tidak akan mungkin diambil manfaat sebesar-besarnya.

Untuk keperluan tersebut, pada 1 Januari 1889 dibentuklah kantor-kantor irigasi,yang disebut:“ Irigate afdeling “ yang meliputi daerah yang


(17)

masing-masing dianggap sebagai kesatuan wilayah pengairan, dan dalam prakteknya merupakan kumpulan daerah-daerah aliran sungai. Wilayah-wilayah pengairan ini ternyata tidak sama dengan wilayah administrasi pemerintahan. Yang menjadi kepala Irigate-Afdeling adalah seorang Insinyur yang berpengalaman, dulu disebut Hoffd Ingenier yang dibantu oleh beberapa insinyur lebih muda beserta sejumlah teknisi menengah (Opzichters) Teknis ini ditetapkan mantri irigasi atau mantri ulu-ulu atau mantri Watrebeheer, yang bertugas secara langsung mengatur pembelian air irigasi kepada pemilik tanaman (rakyat dan tanaman tebu). pemeliharaan bangunan-bangunan irigasi dikerjakan sehari-hari oleh mandor-mandor irigasi (Beambte Watrerbeheer), yang dibantu oleh sejumlah regu pekerja (Ploegkoelis). Setelah itu kemudian terjadi perubahan menjadi Deparetement ven W atau Departement Verker en Waterstaat yang di provinsi Jawa Barat disebut Provincial Varkeer en Waterstaat Van West Java dengan kantornya yang berkedudukan di Bandung. Dalam V en W ini tergabung di dalamnya Jawatan Pengairan, PTT (Pos Telegraf dan Telepon), dan jawatan Lalu Lintas Jalan Raya. Khusus tugas-tugas di bidang pengairan diatur dalam :

1. Algemaene Waterglement tahun 1963 (Stb 1936 No.489)

2. Algemaene Waterbeheerverordening (Stb.1937 Nno.559 jo. Stb. 1941 No.385)

3. Provincial Waterglement 1940 (PWR) Provincial java Blad Van West Java tanggal 1 Juli 1940 No.7

Pada Jaman kedudukan jepang, maka Dinas Pekerjaan Umum ini bernama Boboku Jimuso yg dibentuk serta pembagiannya sama seperti jaman V en


(18)

W.Setelah Jepang kalah dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya, bentuk dan sususan Doboku Jimuso masih dipakai, akan tetapi 213 Kelembagaan pada jaman Pra kemerdekaan. Sebelum jaman penjajahan Belanda yaitu personalianya yang dijabat oleh orang Jepang diambil alih dengan paksa dan diganti dengan tenaga kerja Indonesia. Setelah itu keadaan semakin memburuk, maka dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa, warga V en W terutama pemudanya tidak ketinggalan dari yang lain yang dalam sejarah perjuangan mempertahankan “Gedung Sate” tahun 1945 tersebut, atas perintah menteri PUTL pada tahun 1971 an di depan gedung sate didirikan monumen yang di beri nama “Monumen Sapta Taruna”, karena yang gugur adalah tujuh orang pemuda yaitu : Didi Hardianto Kamarga, Muchtarudin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebanget, Ranu, Soekarjono.

Pada saat terbentuk Negara Pasundan maka seluruh Aparatur Pemerintah di Jawa Barat menjadi Aparatur Negara Pasundan dan Jawatan Pekerjaan Umun Provinsi Jawa Barat dihapuskan kemudian disusun Departemen Pekerjaan Umum Negara Pasundan dan berkantor pusat di Bandung, berdasar kepada Stadvorming Ordonantie 1948 Jo.Stadvormingverordening 1949. Pada masa pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta ditetapkan Undang-undang No.22 Tahun 1948 tentang Pembentukan Pemerintahan Daerah yang antara lain berisi tentang “ Aturan-aturan pokok mengenai Pemerintahan sendiri di daerah-dareah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri” Pemerintah memandang perlu untuk meletakan dasar otonomi bagi daerah-daerah serta pembagiannya, pada dasarnya daerah Negara republik Indonesia tersusun dalam tiga tingkatan yaitu provinsi, Kabupaten (Kota Besar) dan Desa (Kota Kecil).


(19)

Kemudian pada tahun 1950 Pemerintahan republik Indonesia di Yogyakarta mengeluarkan undang-undang No.11 Tahun 1950 tentang pembentukan Provinsi Jawa Barat yaitu sebagai tindak lanjut dari undang-undang No.22 Tahun 1948. Di dalam Undang-undang tersebut ditentukan tentang urusan rumah tangga Jawa Barat ialah sebagai berikut :

a. Urusan Umum;

b. Urusan Pemerintahan Umum; c. Urusan Agraria;

d. Urusan Pengairan, Jalan-Jalan dan Gedung-gedung; e. Urusan pertanian, Perikanan dan Koperasi;

f. Urusan Kehewanan;

g. Urusan Kerajinana, Perdagangan dan perindustrian; h. Urusan Perburuhan;

i. Urusan Sosial;

j. Urusan pembagian, (Distribusi); k. Urusan Penerangan;

l. Urusan Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan m. Urusan Perusahaan.

Pada tahun 1953 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1953 tentang : “ Pelaksanaan Penyerahan Sebagian dari Urusan Pemerintahan Pusat mengenai Pekerjaan Umum kepada Provinsi-Provinsi dan penegasan urusan mengenai Pekerjaan Umum dari Daerah-daerah Otonom Kabupaten,Kota Besar dan Kota Kecil di Jawa “. Dengan Keputusan Dewan


(20)

Pemerintahan Provinsi Jawa Barat No.13/UPD/III/1953 tanggal 17 November 1953 dibentuk Jawatan Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat, yang meliputi fungsi-fungsi pengairan, jalan, jembatan dan Gedung-gedung. Pada tahun 1954 berdasarkan Surat keputusan Dewan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 2/UPO/XI?1954 tanggal 25 Mei 1954, tentang Bentuk susunan Organisasi Jawatan Pekerjaan Umun Jawa Barat dan surat kepala Jawatan pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat yang ditujukan kepada Dewan pemerintahan Daerah Provinsi Jawa barat No. P15/2/28/Rah pada tanggal 12 Februari 1955 perihal Operasi dan bentuk Organisasi Jawatan pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat, ditetapkan unit organisasi daerah dan seksi-seksi.selanjutnya hak tersebut ditetapkan dengan Surat Keputusan Dewan Pertimbangan Daerah provinsi Jawa Barat No. 3/UPO/XI/1955 tanggal 18 Juli 1955 tentang organisasi Jawatan Provinsi Jawa Barat. Dengan keluarnya Undang-undang No.1 tahun 1957 tentang pokok-pokok Pemerintahan Daerah serta Pencabutab Undang-undang No. 22 Tahun 1948, maka sebutan Jawatan pekerjaan Umun Provinsi Jawa barat disesuaikan dengan ketentuan Undang-undang tersebut,yaitu menjadi Jawatan Pekerjaan Umum Daerah Swatantra Tingkat 1 Jawa Barat.

a. Susunan (Organisasi) Jawatan pekerjaan Umum Daerah Swatantra Tingkat 1 Jawa Barat sesuai tercantum dalam lampiran daftar-daftar I dan II

b. Formasi dari balai pusat,Daerah-daerah pad Jawatan Pekerjaan Umum Daeran Swantantra Tingkat I Jawa barat seperti tercantum dalam lampiran daftar III sampai III-i


(21)

Dengan Dekrit Presiden Republik Indonesia tanggal 5 Juli 1959, Indonesia kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945, yang membawa akibat bentuk dan susunan pemerintahanpun harus disesuaikan dengan Undang-undang Dasar 1945 yang berdasarkan Pancasila. Untuk itu keluarlah ketepan Presiden No.6 tahun 1959 tentang Pemerintahan Daerah dan pada tanggal 23 Juni 1960 ditetapkan Peraturan Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 4/SK/-B/60 tentang perairan.

Dengan Surat Keputusan gubernur Provinsi Jawa Barat, maka sejak 1 Juli 1966 sebutan Jawatan Pekerjaan Umum Daerah Swantantar Tingkat I Jawa Barat dirubah lagi menjadi Jawatan pekerjaan Umum provinsi Jawa Barat. Pada Tahun 1970 ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1970 (lembaga Negara tahun 1970 No. 30 tentan Pembentukan Perusahaan Umum Otorita Jatiluhur, dimana untuk wilayah Karesidenan Purwakarta urusan penanganan pengairan diserahkan dari Pemerintahan Provinsi DT.I Jawa Barat kepada perum Otorita Jatiluhur). Struktur Organisasi di tingkat lapangan berubah, diamana nomenklatur daerah berubah menjadi wilayah sehingga disetiap Karesidenan terdapat dua Unit Organisasi yaitu Jawatan Pekerjaan Umum Wilayah Pengairan dan Jawatan Pekerjaan Umum Wilayah Jalan/Jembatan dan Gedung-Gedung. Begitu juga untuk Kabupaten/Kodya terdapat unit Organisai seksi Pengairan dan Unit Organisasi seksi Jalan/Jembatan dan Gedung-gedung. Berdasarkan Undang-undang No.5 tahun 1974 tentang pokok-pokok Pemerintahan di Daerah dikeluarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingat I Jawa Barat tanggal 22 April 1975 No. 107/A.V/18/SK/1975 yang merubah sebutan Jawatan Umum Provinsi Jawa Barat menjadi Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Tk.I Jawa


(22)

Barat. Tidak lama keluar Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat tanggal 24 April 1957 No. 145/A-V/19/SK/1975 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan tenaga Listrik No.30/KPTS/70 tentang penyesuaian Susunan Organisasi Jawatan Pekerjaan Umum dengan perkembangan baru.

Pada tahun 1986 keluar Surat keputusan gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat tanggal 18 Juni 1986 No. 061.1/Kep.884-ORTAK/1986 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas pekerjaan Umum Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Hal ini sebagai tindak lanjut dari surat menteri Pekerjaan Umum No. HP.01.0202-MN/201 perihal struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Provinsi, surat Menteri Dalam Negeri No. 065/8328/SJ tanggal 12 Agustus 1985 Perihal struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Daerah Tingkat I dan instruksi Menteri Dalam Negeri No.14 Tahun 1986. Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Di Bidang Pekerjaan Umum kepada Daerah maka Dinas Pekerjaan Umum mengembangkan susunan organisasinya menjadi tiga Dinas yaitu :

1. Dinas Pekerjaan Umum Pengairan 2. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga 3. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya

Yang pembentukannya didasarkan kepada Surat Menteri Pekerjaan Umum No. PK.01.08-Mn/15 tanggal 28 juli 1990 yang ditujukan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan mendapatkan restu dari Menteri


(23)

Pendayagunaan Aparatur Negara No. B-1083/I/90 tertanggal 17 November 1990 perihal Pembentukan/Pemekaran Dinas Pekerjaan Umum di 7 (tujuh) Provinsi menjadi 3 (Tiga) Dinas Lingkup Pekerjaan Umum (Pengairan, Bina Marga, Cipta Karsa). Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dibentuk dengan peraturan Daerah No. 4 Tahun 1988 tertanggal 24 1988 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Pengiran Provinsi Daerah Tingkat I Jawa barat dan mendapatkan pengesahan Menteri Dalam Negeri No. 061.132-267 tanggal 21 Maret 1988. Selanjutnya uraian tugas jabatan eselon IV kebawah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur No. 3 tahun 1989 tentang Uraian Tugas Sub Bagian dan Seksi pada Dinas dan Cabang Dinas PU Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Secara efektif (de facto) Dinas PU Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat mulai berjalan sejak dilantiknya Kepala Dinas Oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat pada tanggal 8 Mei 1990 Setelah itu dilakuan penghapusan Kantor Pembantu Kepala Dinas (wilayah pengairan) dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 30 Tahun 1991 tentang Penghapusan Kantor Pembantu Kepala Dinas pada Dinas PU Pengairan, Dinas PU Bina Marga dan Dinas PU Cipta Karya Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Perkembangan aspek kehidupan mempengaruhi lajunya pertumbuhan, tak terkecuali dengan peraturan-peraturan yang menuntut adanya perubahan, seperti halnya ditetapkannya Keputusan Menteri Dalam negeri No. 80 Tahun 1984 untuk Pedoman Organisasi Dinas Daerah dan Tata Kerja Dinas Lingkup Pekerjaan Umum Daerah sebagai tindak lanjut dari Keputusan menteri Dalam Negeri No. 39


(24)

Tahun1992 tentang Pedoman Organisasi Dinas Daerah maka terbitlah Peraturan daerah No. 3 tahun1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas PU Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, Kemudian untuk uraian tugas jabatan eselon IV ke bawah makaditerbitkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat Jawa Barat No. 21 Tahun1997 tentang rincian Tugas Unit di lingkungan PU Pengairan Provindi Daerah Tingkat I Jawa Barat, serta melalui Keputusan gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 16 Tahun 1999 ditetapkan tentang Uraian tugas Jabatan Struktural dan Non Struktural di lingkungan Dinas PU Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 17 tahun1999 tentang nama-nama Jabatan Struktural dan Non Struktural di lingkungan Dinas PU Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Selanjutnya untuk Unit Pelaksana Teknis dinas di Daerah maka diterbitkan pula peraturan Daerah No. 2 Tahun 1997 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai pengelolaan Sumber Daya Air pada Dinas PU Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Lahirnya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka berdampak pula terhadap Penyelenggaraan Pemerintah di Daerah, sehingga diperlukan adanya penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional, yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan Sumber Daya Nasional, serta pertimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, seiring dengan itu maka terbitlah Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom, selain itu pula


(25)

maka terbitlah Peraturan pemerintah No. 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, sehingga Penetapan, Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi serta Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas mengalami perubahan yaitu dengan diterbitkannya Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2000 tentang Dinas Daerah Provinsi Jawa Batar No. 49 Tahun 2001 tentang Tugas pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat. Kemudian sebagai penyempurnaan dari pada Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagai kelembagaan Dinas yang berada di Daerah, maka diterbitkanlah Peraturan Daerah No. 5 tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 15 tahun 2000 tentang Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat.


(26)

1.1.2 Arti Lambang Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat

Lambang Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat diambil dari lambang Provinsi Jawa Barat, seperti terlihat pada gambar:

Gambar 1.1

Lambang Dinas Provinsi Jawa Barat

Sumber: Arsip DinasPengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Arti Lambang Provinsi Jawa Barat :

A. KUJANG GambarPokok

Sebuah alat serba guna yang sangat dikenal di hampir setiap rumah tangga Sunda, jika perlu dapat dipergunakan sebagai alat penjaga diri Lima lubang melambangkan Lima Dasar Pokok Negara "PANCASILA".

B. PADI

Bahan makanan pokok di Jawa Barat serta sekalian melambangkan PANGAN Jumlah padi ( 17 butir ) menyatakan hari ke 17 dari Bulan Proklamasi.


(27)

C. KAPAS

Melambangkan sandang Jumlah kapas 8 ( delapan ) buah menyatakan bulan ke 8 dari tahun Proklamasi PADI dan KAPAS pada dasar hijau melambangkan kesuburan dan kemakmuran tanah Jawa Barat

D. GUNUNG

Bagian terbesar dari daerah Jawa Barat terdiri dari daerah pegunungan

E. SUNGAI DAN TERUSAN

Melambangkan sungai, terusan dan saluran air yang banyak terdapat di daerah Jawa Barat.

F. SAWAH, PERKEBUNAN

Jumlah sawah dan perkebunan yang tak sedikit, tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat.

G. DAM,SALURAN AIR DAN BENDUNGAN

Usaha dan pekerjaan di bidang irigasi merupakan salah satu pekerjaan yang mendapat perhatian pokok, mengingat sifat agraris daerah Jawa Barat.

H. GEMAH RIPAH, REPEH RAPIH

Sebuah pepatah lama di kalangan masyarakat Sunda yang menyatakan bahwa daerah Jawa Barat yang kaya raya di diami oleh penduduk yang hidup rukun dan damai.

1.2 Visi dan Misi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat 1.2.1. Visi :

“Dinas Sebagai Pengelola Sumber Daya Air Yang Andal, Berkeadilan dan Berkesinambungan Tahun 2011”


(28)

1.2.2. Misi :

1. Mengembangkan Sistem Pengelolaan Sumber Daya Air Secara Terpadu, Mandiri Dan Berkelanjutan

2. Meningkatkan Konservasi, Pendayagunaan Sumber Daya Air Dan Pengendalian Daya Rusak Air

3. Menciptakan Pelayanan Secara Optimal, Efektif dan Efisien Untuk Kesejahteraan Masyarakat

Memenuhi Semua Kebutuhan Air Dengan Tepat Waktu, Ruang, Jumlah Dan Mutu.

1.3 Tujuan Dan Sasaran Visi dan Misi

Dalam rangka mencapai visi dan misis yang telah ditetapkan sebagaimana tersebut di atas, maka dalam implementasinya pengelolaan sumber daya air di Jawa Barat perlu diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang lebih operasional sebagai penjabaran dari visi dan misis tersebut. Tujuan dan Sasaran tersebut adalah sebagai berikut :

1.3.1.Tujuan Visi dan Misi

1. Terciptanya kerjasama yang sehat antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dalam pengelolaan SDA

2. Meningkatnya kepercayaan dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SDA


(29)

4. Terkendalinya daerah produksi dan pemukiman dari bahaya banjir dan bencana alam

5. Meningkatnya kualitas aparat yang bersih dan bertanggung jawab

6. Tercapainya tingkat pelayanan dan intensitas tanam daerah pertanian yang optimal

7. Tersedianya air dalam jumlah dan kualitas yang memadai

8. Meningkatkan kapasitas prasarana dan sistem jaringan yang efektif dan efisien

1.3.2. Sasaran visi dan misi

Sasaran pada dasrnya adalah merupakan penjabaran dari tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu lebih pendek. Untuk mencapai tujuan di atas, maka disusun sasaran tahunan sebagai berikut.

1. Terciptanya keterpaduan pengelolaan melalui kerjasama antar lembaga 2. Terwujudnya pembaharuan peraturan perundangan

3. Meningkatnya investasi dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SDA

4. Meningkatnya pengawasan pengendalian pemanfaatan air dan sumber air 5. Meningkatnya pengembangan waduk, danau, situ dan penampungan air

lainnya

6. Meningkatnya pengendalian kualitas air dan pengamanan daerah sempadan


(30)

8. Meningkatnya efektifitas dan efisiensi O&P prasarana pengendali banjir 9. Meningkatnya aktifitas pembinaan pegawai

10.Meningkatnya keterbukaan dan transparansi dalam setiap kegiatan 11.Meningkatnya O&P jaringan irigasi dan drainase

12.Meningkatnya efisiensi penggunaan air ditingkat tresier

13.Tersusunya perencanaan pemanfaatan sumber daya air yang terpadu 14.Terlaksananya pembangunan dan perbaikan prasarana secara konsisten 15.Terlaksananya rehabilitasi dan peningkatan fungsi prasarana SDA yang

sudah ada

16.Menciptakan sistem jaringan baru yang lebih efisien. Kerangka logis hubungan antara visi, misi, tujuan dan sasaran

1.4Sejarah Divisi Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat Berada dibawah Bagian Sekretaris, Sub Bagian Kepegawaian Umum mempunyai sub dibawahnya yaitu Humas&Hukum, Persuratan/Kearsipan, Kepegawaian, Poliklinik, Koperasi, Kendaraan yang masing-masing sub bagian tersebut memiliki koordinator tersendiri didalamnya. Semenjak melakukan kerja praktek di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat, Penulis diberi kesempatan untuk melakukan kerja praktek di bagian Humas yang berada di bawah Divisi Subbag Kepegawaian dan Umum. Berbeda dengan perusahaan swasta pada umumnya, Humas yang ada di Instansi masih bersifat tidak melembaga atau dikenal dengan istilah Method Of Communication, yang


(31)

menjadikan tugas seorang Humas di sebuah instansi tidak begitu diunggulkan dalam menjaga sebuah citra instansi terkait atau menjalankan fungsi kehumasan

1.5Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air

Struktur Organisasi yang baik merupakan hal penting dalam kelancaran jalannya operasional dalam suatu perusahaan. Biasanya struktur Organisasi perusahaan tidak selamanya sama hal ini bergantung besar kecilnya perusahaan susunan organisasi ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kebijakan perusahaan, seperti halnya susunan organisasi yang ada pada Dinas pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat, Sebagai berikut :


(32)

Tabel 1.1

STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR JAWA BARAT


(33)

1.5.1. Uraian Tugas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air

Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat No.49 tahun 2001 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat.

a. Kepala Dinas

 Memimpin, mengatur, membina dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas.

 Menetapkan kebijakan operasional dinas sesuai dengan kebijakan umum pemerintah Provinsi Jawa Barat.

 Menetapkan rencana kerja dan program pembangunan di bidang pengelolaan sumber daya air.

 Melaksanakan pengendalian operasional terhadap pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

b. Wakil Kepala Dinas

 Mengkoordinasikan kegiatan internal dinas.

 Melaksanakan pembinaan administrasi kegiatan dinas dan UPTD yang meliputi pembinaan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan umum dan kesisteman.

 Mengkoordinasikan perumusan perencanaan strategis dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAPIK) dinas.

 Melaksanakan tugas operasional lain dengan pelimpahan Kepala Dinas.

c. Bagian Tata Usaha

 Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, urusan rumah tangga dan perlengkapan, pinatausahaan, kelembagaan, dan ketatalaksanaan.


(34)

 Menyelenggarakan penyiapan bahan rencana pendokumentasian perundang-undangan, penyusunan anggaran pendapatan, pengelolaan perpustakaan, dan kearsipan.

d. Bagian Kepegawaian

 Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan penyimpanan dan pemeliharaan data dan kartu kepegawaian .

 Melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pegawai.

 Melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan pensiun.

 Melaksanakan penyiapan kenaikan pangkat, gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai.

 Melaksanakan penyiapan bahan mutasi dan pemberhentian pegawai.

 Melaksanakan penyiapan untuk mengikuti pendidikan/pelatihan teknis dan fungsional.

 Melaksanakan penyiapan pembinaan kepegawaian, pembinaan kelembagaan.

e. Bagian Keuangan

 Berugas dan bertanggung jawab melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.

 Melaksanakan pengumpulan bahan dan penyiapan rencana anggaran pendapatan dan belanja rutin serta pembangunan.

 Penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan daerah serta pembayaran.

 Penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan Sub bagian keuangan.


(35)

f. Bagian Umum

 Bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan pengelolaan rumah tangga, perlengkapan dan umum, serta perpustakaan dan kearsipan.

 Melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat.

 Melaksanakan pengadaan naskah dinas.

 Pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan kearsipan.

g. Bagian Bina Program

 Menyelenggarakan penyusunan rencana strategis dibidang pengelolaan sumber daya air.

 Menyelenggarakan koordinasi penyusunan program kerja dinas.

 Menyelenggarakan pengumpulan data, pengelolaan, analisis data.

 Menyelenggarakan pengelolaan statistik.

h. Bagian Seksi Data dan Informasi

 Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi.

 Melaksanakan penyiapan data dan statistik.

i. Bagian Seksi Penyusunan Program

 Melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan rencana strategis.

 Melaksanakan anggaran pembangunan.

j. Bagian Evaluasi dan Pelaporan


(36)

k. Bagian Konservasi dan Pelestarian

 Seksi konversi melaksanakan penyusunan bahan pembinaan teknis pelaksanaan konstruksi prasarana konversi sumber daya air, yang meliputi rehabilitasi waduk, situ, pengamanan sungai, pengendalian banjir, pengamanan pantai, muara dan delta.

 Seksi pelaksanaan melaksanakan penyusunan bahan teknis yang meliputi rehabilitasi jaringan irigasi, penyediaan air baku, dan pengendalian kualitas air.

l. Bagian Hidrologi

 Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan operasional pengelolaan dibidang hidrologi.

m. Bagian Bina Teknik

 Menyelenggarakan perumusan bahan pembinaan teknis dibidang rancang bangun, bina konstruksi, dan bantuan teknis.

n. Bagian Rancang Bangun

 Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan operasional kegiatan rancang bangun.

o. Bagian Bina Konstruksi

 Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan teknis operasional di bidang jasa konstruksi.

p. Bagian Operasi dan Pemeliharaan

 Menyelenggarakan perumusan kebijakan operasional dibidang operasi, pemeliharaan, dan pembangunan bencana banjir dan kekeringan.


(37)

q. Bagian Bina Manfaat

 Menyelenggarakan perumusan kebijakan operasional dibidang kerjasama antar lembaga, bina pengusahaan dan pengawasan pemanfaatan sumber daya air.

r. Bagian Bina Pengusahaan

 Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan teknis dan pelaksanaan kegiatan pengusahaan sumber daya air.

s. Unit Pelaksana Teknis Dinas

 mengelola irigasi lintas kabupaten/kota, menyediakan air atau

alokasi air baku untuk berbagai keperluan, memelihara sungai lintas kabupaten/kota, mengelola waduk, bendungan dan embung, mengendalikan banjir dan menanggulangi kekeringan, mengendalikan kualitas air dan pencemaran air, melindungi muara pantai dan delta berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Gubernur.

1.6Job Description a. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, membina, memotivasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas Dinas.

Dalam menyelenggarakn tugas pokoknya Kepala dinas mempunyai fungsi :


(38)

1. Penetapan kebijakan operasional dalam bidang sumber daya air meliputi Bina Program, Bina teknik, Bina konservasi, dan pelestarian, Bina Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan serta Pemanfaatan

2. Pelaksanaan fasilitas teknis fungsional dibidang pengelolaan sumber daya air berdasarkan kebijakan Departemen teknis terkait

3. Pelaksanaan pengawasan pengelolaan sumber daya air 4. Penyenggaraan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan

Rincian Tugas Kepala Dinas :

1. Memimpin, mengatur, membina dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas

2. Menetapkan kebijakan operasional Dinas sesuai dengan kebijakan umum Pemerintah Propinsi Jawa Barat

3. Menetapkan rencana kerja dan program pembangunan di bidang pengelolaan sumber daya air

4. Menyelenggarakan fasilitas yang berkaitan dengan penyelenggaraan program, pengembangan dan pelestarian operasi dan pemeliharaan,manfaat serta ketatausahaan

5. Melaksanakan pengendalian operasional terhadap pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan

6. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan pelimpahan dari Gubernur


(39)

b. Tugas dan fungsi Wakil Kepala Dinas

Wakil Kepala Dinas mempunyai tugas pokok : Mengkordinasikan perencanaan dan program, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan serta tugas lain yang dilimpahkan oleh Kepala Dinas.

Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya Wakil Kepala Dinas mempunyai fungsi :

1. Pengkordinasian dan pengendalian kegiatan internal Dinas 2. Pembinaan adminitrasi kegiatan Dinas dan UPTD

3. Pelaksanaan tugas operasional lain sesuai dengan pelimpahan kepala Dinas

Rincian Tugas Wakil Kepala Dinas :

1. Mengkordinasikan kegiatan internal Dinas

2. Melaksanaan pembinaan administrasi kegiatan Dinas dan UPTD yang meliputi pembinaan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan umum dan kesisteman

3. Mengkoordinasikan perumusan rencana strategis (RENSTRA) dan laporan Akuntibilasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas 4. Melaksanakan tugas Operasional lain dengan pelimpahan Kepala


(40)

c. Tugas dan fungsi Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok : Menyelenggarakan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan Umum.

Dalam menyelenggarakan Tugas Pokoknya Bagian Tata usaha mempunyai fungsi :

1. Pengelolaan urusan Kepegawaian 2. Pengelolaan urusan Keuangan

3. Pengurusan rumah tangga, perlengkapan, surat menyurat dan kerasipan

Rincian Tugas Bagian Tata Usaha :

1. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian 2. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan

3. Menyelenggarakan pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan

4. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan 5. Menyelenggarakan penyiapan bahan rancangan pendokumentasian

perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan dan hubungan masyarakat

6. Menyelenggarakan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Rutin

7. Menyelenggarakan Pengendalian administrasi pendapatan, belanja rutin dan anggaran bangunan


(41)

9. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit terkait

d. Tugas dan Fungsi Bagian Kepegawaian

Bagian kepegawaian mempunyai tugas pokok : melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawain, kelembagaan dan ketatalaksanaan serta pendokumemntasian peraturan perundang-undangan.

Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya,Bagian Kepegawaian mempunyai fungsi :

1. Penyiapan bahan penyusunan dan penyusunan rencana kebutuhan, pengadaan, mutasi, pengembangan disiplin dan penyelenggaraan kesejahteraan

2. Pelaksanaan teknis administrasi kepegawaian

3. Penyiapan bahan rancangan peraturan perundang-undanagn dan rancangan ketatalaksanaan

Rincian Tugas Bagian Kepegawaian :

1. Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan penyimpanan dan pemeliharaan data dan kartu kepegawaian dilingkungan dinas

2. Melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pegawai, formasi dan penunjukan dalan jabatan dilingkungan dinas

3. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan pensiun,peninjauan masa kerja serta pemberian penghargaan


(42)

4. Melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat DP3, DUK, sumpah/janji pegawai, gaji berkala, dan peningkatan kesejahteraan pegawai

5. Melaksanakan penyiapan bahan mutasi dan pemberhentian pegawai 6. Melaksanakan penyiapan pegawai untuk mengikuti

pendidikan.pelatihan kepemimpinan teknis dan fungsional

7. Melaksanakan penyiapan rencana pegawai yang akan mengikuti Ujian Dinas dan Ijin / Tugas belajar

8. Melaksanakan Penyiapan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai

9. Melaksanakan penyiapan standar kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional

10. Melaksanaan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan dilingkungan dinas

11. Melaksanakan Penyiapan bahan rancangan pendokumentasian peratruan perundang-undangan

12. Melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan bagian kepegawaian

13. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait

e. Tugas dan Fungsi Bagian Keuangan

Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok : Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.


(43)

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Bagian Keuangan mempunyai fungsi :

1. Penyiapan bahan dan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja rutin daerah

2. Pelaksanaan teknis administrasi keuangan

Rincian Tugas Bagian Keuangan :

1. Melaksanakan pengumpulan bahan dan penyiapan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Rutin serta Pembangunan 2. Melaksanakan Pengadministrasian dan pembukuan keuangan

Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan

3. Melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan daerah serta pembayarannya

4. Melaksanakan perbendaharaan keuangan Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan

5. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan administrasi dan pembukuan keuangann Anggaran Pendapatan/Penerimaa Dinas 6. Melaksanakan penyiapan bahan pertanggung jawaban Anggran

Pendapatan , Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan

7. Melaksanakan Penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan Bagian Keuangan


(44)

f. Tugas dan fungsi Bagian Umum

Bagian umum mempunyai tugas pokok : Melaksanakan pengelolaan rumah tangga perlengkapan dan umum serta perpustakaan dan kearsipan.

Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya,bagian umum mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan surat menyurat, penggandaan, kerasipan dan administrasi perjalanan dinas

2. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan Dinas 3. Pengelolaan perpustakaan dinas dan hubungan masyarakat

Rincian Tugas Bagian Umum :

1. Melaksanaan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat, naskah dan pengelolaan kerasipan

2. Melaksanakan pengadaan naskah dinas

3. Melaksanakan pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan kerasipan kepada unit kerja dilingkungan dinas

4. Melaksanakan penyiapan dan pengendalian administrasi perjalanan dinas

5. Melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat dinas

6. Melaksanakan pengelolaan perpustakaan, hubungan masyarakat dan pendokumentasian kegiatan dinas


(45)

7. Melaksanakan pengurusan rumah tangga dinas dan ketertiban dan keamanan kantor

8. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan di lingkungan kantor, kendaraan dinas, perlengkapan kantor, dan aset lainnya

9. Melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana perlengkapan dilingkungan dinas

10.Melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, inventarisasi, dan penghapusan perlengkapan dinas 11.Melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan administrasi

perlengkapan dan perbekalan

12.Melaksanakan Penyusunan evaluasi dan laporan kegiatan sub bagian umum

13.Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait 1.7Sarana dan Prasarana

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air berada di kawasan Jl.Braga No.137 Bandung.Gedung Dinas pengelolaan Sumber Daya Air ini mempunyai 5 (lima) lantai yang dimana tiap lantainya mempunyai bagian, setiap lantai berisikan beberapoa ruangan yang dimana tiap ruangan diberi komputer dan beberapa sarana dan prasarana lainnya seperti kursi, televisi, telepon, mesin fax dan perlengkapan lainnya.

Bagian Humas sendiri berada di lantai pertama,yang dimana dalam ruangan humas di berikan sarana dan prasarana seperti toilet, kursi ,televisi, telepon, mesin fax, dan peralatan kantor lainnya.


(46)

Tabel 1.2

Sarana dan Prasarana

No Sarana Jumlah

1 Lemari Kayu 1

2 Filling Kabinet 2

3 Meja Komputer 2

4 Dispenser 1

5 Kursi Putar 5

6 Kursi Tamu 1

7 Meja Rapat 1

8 Jam Dinding 1

9 PC/Komputer 2

10 Telepon 1

11 TV 1

Sumber : Arsip Dinas PSDA

1.8 Lokasi Dan Waktu PKL 1.8.1 Lokasi PKL

Praktek Kerja Lapangan yang bertempat di Penelolaan Sumber Daya Air Jawa barat , yang beralamat di Jln. Braga No. 137 Bandung, dilaksanakan selama 1 bulan dimulai pada tanggal 9 Juli sampai dengan tanggal 31 Juli 2012.


(47)

1.8.2 Waktu pelaksanaan PKL

Dalam pelaksanan Praktek Kerja Lapangan (PKL),Pemohon diharapkan mengikuti aturan yang sudah di berlakukan, seperti terikat dengan waktu jam kerja yaitu datang ke tempat kerja praktek pada pukul 07.30 dan pulang pada pukul 16.00.

Pemohon juga harus mengikuti arahan oleh pembimbing PKL di tempat tersebut.

Seperti hal nya para pegawai lainnya yang mendapatkan hari libur 2 (dua) hari setiap minggunya,pemohon juga mendapatkan hari libur 2 (dua) hari setiap minggunya yaitu pada hari sabtu dan hari minggu dan pada hari Libur Nasional ataupun apabila ada keperluan dengan meminta izin terlebih dahulu.


(48)

Aktifitas kerja yang dilakukan penulis terdiri dari 2 jenis kegiatan, yaitu: kegiatan rutin dan kegiatan insidentil. Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan penulis selama Praktek Kerja Lapangan setiap harinya seperti memonitor pemberitaan surat kabar dan mengelola guntingan berita, sedangkan kegiatan insidentil merupakan kegiatan penulis yang dilakukan penulis selama Praktek Kerja Lapangan sewaktu-waktu seperti mengikuti kegiatan-kegiatan penyampaian informasi kepada media melalui jumpa pers, bantuan pendidikan dan kegiatan sosialisasi tentang permasalahan air.

Kegiatan yang penulis lakukan dari hari ke hari selama PKL dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan PKL

No. Hari/Tanggal Kegiatan

Ket.

Rutin Insidentil

1 Senin,

9 Juli 2012

Pengarahan kegiatan PKL di bagian Kehumasan Dinas PSDA

2 Selasa,

10 Juli 2012

Pengenalan tentang struktur

organisasi Dinas PSDA 

3 Rabu,

11 Juli 2012

 Mengarsipkan surat keluar


(49)

 Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.

 Meliput pembukaan

PORPEMPROV di gedung sate

4 Kamis,

12 Juli 2012

 Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.

 Meliput dan

mendokumentasikan foto dalam kegiatan olahraga porpemprov di gedung pajajaran

5 Jumat,

13 Juli 2012

Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.

Meliput penutupan dan

pengumuman hasil

PORPEMPROV

6 Senin,

16 Juli 2012

 Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.

 Mencari bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan PKL

7 Selasa,

17 Juli 2012

Mencari berita di berbagai


(50)

dijadikan sebuah kliping.

8 Rabu,

18 Juli 2012

 Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.

 Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.

9 Kamis,

19 Juli 2012

 Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.

 Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.

10 Jumat,

20 Juli 2012

 Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.

 Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.

11 Senin,

23 Juli 2012

 Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.

 Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.

12 Selasa

24 Juli 2012

 Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.

 Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.


(51)

13 Rabu, 25 Juli 2012

 Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.

 Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.

14 Kamis,

26 Juli 2012

 Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.

 Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.

15 Jumat,

27 Juli 2012

 Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.

 Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.

16 Senin,

30 Juli 2012

 Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.

 Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.

17 Selasa

31 Juli 2012

 Mengarsipkan surat keluar masuk secara rutin.

 Mencari berita di berbagai macam surat kabar untuk dijadikan sebuah kliping.


(52)

2.2Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

2.2.1Deskripsi Kerja Rutin Praktek Kerja Lapangan

Kegiatan Praktek kerja lapangan yang dilakukan penulis di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat. Penulis melakukan pekerjaan rutin yang berhubungan dengan Humas khususnya, antara lain sebagai berikut :

A. Kliping Berita

Kliping berita adalah kegiatan di bidang humas yang rutin dilaksanakan mahasiswa yang sedang melakukan praktek kerja lapangan setiap harinya. Kegiatan ini mulai rutin dilakukan pada pukul 07.30 WIB. Kliping berita yang dibuat ini adalah mengenai semua hal yang mencakup ruang lingkup Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Bandung. Kliping berita ini meliputi pengumpulan informasi yang berupa berita, artikel, berita foto, surat pembaca, dan surat tanggapan perusahaan.

Kriteria dari materi kliping berita ini yaitu harus bersifat informasi atau pemberitahuan, pendapat atau opini dari masyarakat, berkaitan dengan aktivitas dan kegiatan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air ataupun citra negatif Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air.

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah melihat-lihat dan menandai berita-berita dari sejumlah surat kabar. Berita dari sejumlah koran yang telah ditandai tersebut kemudian digunting dan ditempelkan pada selembar kertas satu persatu dengan menggunakan kertas Press Clipping berukuran A4 yang khusus disediakan oleh Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, yang di dalam kertas tersebut juga tersedia kolom untuk memberi informasi atau keterangan artikel atau berita tersebut bersumber dari koran apa; tanggal, bulan dan tahun terbit; serta berada di halaman dan kolom berapa artikel tersebut.

Surat Kabar yang digunakan untuk mencari berita atau info mengenai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, antara lain :


(53)

a. Kompas e. Radar Bandung

b. Republika f. Seputar Jabar

c. Pikiran Rakyat g. Mangle

d. Tribun Jabar h. Galamedia

Dalam mengkliping berita ini seringkali dianggap hal yang sangat enteng atau ringan oleh berbagai pihak, padahal dalam mengkliping berita tidak dapat disepelekan dalam kegiatan humas karena kliping berita ini berfungsi sebagai media informasi bagi humas dan untuk memperkaya wawasan dan informasi, kemudian informasi tersebut akan ditinjaklanjuti oleh pihak manajemen. Mengacu pada hal tersebut maka kliping berita ini memiliki beberapa manfaat, antara lain :

 Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi manajemen.

 Sebagai pedoman dan acuan untuk mengantisipasi dan melakukan langkah-langkah terhadap kejadian yang tengah dihadapi yang berkaitan dengan perusahaan, dan juga guna perbaikan dan pengembangan program kerja perusahaan.

 Sebagai tolak ukur tentang sejauhmana keberhasilan dan reputasi perusahaan.

 Sebagai evaluasi terhadap kinerja karyawan pada perusahaan dalam memenuhi kebutuhan publik.

Berikut adalah contoh kliping berita yang penulis buat dari beberapa surat kabar :


(54)

Gambar 2.1 Kliping Berita

Sumber : Arsip Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, Bandung Juli 2012


(55)

B. Mengarsipkan Surat keluar dan masuk

Pada kegiatan ini file-file surat yang masuk dari luar ke dalam atau yang ditujukan kepada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat akan di kumpulkan sesuai dengan ketentuan dan kepentingan surat. Kemudian pada folder file yang telah disediakan oleh perusahaan. Kegiatan ini dilakukan setiap minggu sekali dan biasanya dilakukan pada hari senin. Hal ini dilakukan agar surat-surat yang dikumpulkan selama sepekan tidak tercecer dan mudah ditemukan kembali jika suatu saat diperlukan.


(56)

Berikut contoh surat yang masuk untuk Dinas PSDA dari instansi lain : Gambar 2.2

Surat Masuk

Sumber : Arsip Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, Bandung Juli 2012


(57)

C Dokumentasi foto kegiatan Porpemprov 2012 di Gedung Sate

Kegiatan insidentil yang dilakukan penulis adalah meliput kegiatan tahunan Pemerintah Provinsi Jabar yaitu PORPEMPROV 2012 yang dilaksanakan pada tanggal 11-13 Juli 2012 di Gedung Sate, Bandung. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat menjadi salah satu pesertanya. Tentunya sebagai mahasiswa yang melakukan praktek kerja lapangan di bagian Humas, maka penulis diwajibkan untuk meliput kegiatan tersebut dengan dibekali kamera Canon EOS (SLR) oleh Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat sebagai alat dokumentasi.

Gambar 2.3


(58)

Gambar 2.4

Sumber : Dokumentasi Pribadi 2012

2.3 Deskripsi Tentang Humas

Public relations (PR) atau hubungan masyarakat (Humas), merupakan perkembangan komunikasi. Humas atau PR merupakan suatu lembaga yang bertugas menjalin dan menjaga hubungan baik dengan public internal, eksternal, dan stakholder perusahaan.

Public relations atau hubungan masyarakat menurut J.C. seidel yang menjabat sebagai Direktur PR. Division of Housing, State New York mengatakan :

“PR adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manejemen untuk memperoleh good will (kemauan baik) dan pengertian dari pelanggan, pegawai dan publik yang lebih luas. Ke dalam mengadakan analisis dan perbaikan diri sendiri, sedangkan ke luar memberikan pernyataan-pernyataan”.


(59)

Dan Edward L. Bernays menyatakan PR mempunyai tiga arti yaitu ; (1) pengertian kepada masyarakat,

(2) persuasi untuk mengubah sikap dan tingkah laku masyarakat,

(3) usaha untuk menginterpretasikan sikap dan pebuatan suatu badan dengan sikap perbuatan masyarakat dan sebaliknya.

Adapun Definisi humas menurut J.C. Seidel sebagaimana dikutip oleh Oemi Abdurrachman dalam buku dasar-dasar public relations adalah :

Public relations is the continuingprocess by which management endeavors to obtain goowill and understanding of its customer, its employees and the public at large, inwardly through self analysis and correction, outwardly through all means of expression

artinya public relations adalah proses yang kontinu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para langganannya, pegawainya dan publik umumnya; kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan pernyataan-pernyataan. (Abdurrachman, 2001:24)

Tujuan dari public relations menurut Oemi Abdurrachman mangatakan sebagai berikut:

“ Tujuan public relations adalah mengembangkan goodwill dan memperoleh opini publik yang favorable atau menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai public, kegiatan public relations harus dikerahkan kedalam dan keluar”.

(Abdurrachman, 2001:34)

Jadi Public Relations adalah suatu lembaga atau perorangan yang bertugas melakukan hubungan baik ke dalam dan ke luar perusahaan untuk memperoleh pengertian, kepercayaan, dan good will dari masyarakat dengan menggunakan


(60)

strategi yang dimiliki. Public relations berfungsi menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan publiknya baik intern maupun ekstern dalam pencapaian pengertian, menumbuhkan motivasi publiknya. Adapun Public Relations secara mendasar menjadi tanggung jawab dari pimpinan puncak (top management) Public realtions diharapkan bisa menjadi mata, telinga, dan tangan kanan pimpinan puncak perusahaan. Dan peranan Public Relations yang sangat penting yaitu sebagai wahana keluar dan ke dalam perusahaan. Saat ini hampir setiap Departemen pemerintahan atau lembaga-lembaga sosial telah mempunyai badan atau bagian humas.

Begitu pula dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat yang senantiasa menggunakan humas untuk menjalankan hubungan baik dengan berbagai pihak, terutama masyarakat, dengan tujuan memperoleh suatu nilai lebih atau keberhasilan tersendiri, atau mendekati pers dengan tujuan untuk memperoleh suatu pemberitaan positif, tetapi lebih dari itu karena Public Relations mengandalkan strategi yaitu agar institusi atau organisasi dapat dipercaya oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan badan atau organisasi.

Dalam hubungannya, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat menjalankan Public Relations yang masih bersifat Method Of Comunication yaitu humas yang masih dibawah naungan divisi lain atau belum masuk dalam struktural organisasi / institusi yang pada kesempatan kali ini humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat masih berada pada Divisi Sub. Bagian Kepegawaian & Umum. Sehingga humasnya belum State Of Being atau belum berdiri sendiri. Walaupun Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat


(61)

termasuk instansi pemerintah yang terbilang besar namun humasnya belum berdiri sendiri, tetapi tidak mengurangi peran dari Public Relations dalam suatu Institusi atau organisasi yang sangat penting dalam menciptakan komunikasi timbal balik, serta memberikan suatu kebutuhan informasi kepada publik Intern yang berasal dari media. Selain itu Humas di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat mempunyai fungsi membangun suatu hubungan yang baik dengan Pihak Pers dan masyarakat luas tentunya.

2.4 Analisa Kegiatan PKL

2.1 Analisa Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Penulis melakukan kegiatan PKL di Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat. Penulis mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan baru, serta informasi lebih mengenai perusahaan tempat penulis melakukan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan. Penulis menemukan beberapa kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam ruang lingkup Humas di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat. Dikarenakan Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat yang belum “state of being” maka kegiatan yang dilaksanakan oleh humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat belum maksimal, hal ini disebabkan kegiatan-kegiatan humas yang diambil alih oleh Protokoler Institusi Dinas Pengelolaan Sumber daya Air Provinsi Jawa Barat. Selain itu dikarenakan faktor anggaran biaya kegiatan yang tidak ada bagi humas, menjadi hal utama terhambatnya tugas-tugas humas yang ada disetiap Institusi Pemerintahan termasuk di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat.


(62)

Kondisi yang seperti ini, Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat tetap melakukan tugas-tugasnya sebagaimana hal yang sudah ditetapkan oleh Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat untuk memfokuskan tugasnya lebih kepada citra institusi, terutama dalam membina hubungan baik dengan pihak wartawan/pers dan memberikan kebutuhan informasi bagi karyawannya.

Analisa kegiatan mahasiswa selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan adalah :

 Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Pengelolaan

Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, Mahasiswa selalu diberikan kesempatan untuk memperoleh ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya.

 Mahasiswa mendapat sambutan, sikap, perhatian dan fasilitas yang baik

pada saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Kota Bandung.

 Mahasiswa diberi kepercayaan untuk mengerjakan tugas yang diberikan

dan selalu diberi bantuan dalam melaksanakan pekerjaan bila mengalami kesulitan dan ketika ada kegiatan di perusahaan, mahasiswa diajak untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut.

 Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, mahasiswa lebih banyak

melakukan pekerjaan yang bersifat rutin sehingga dalam dunia kerja mahasiswa belum cukup memahami untuk tugas utama seorang humas.


(63)

2.5 Analisa Tentang Pelayanan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat Kepada Mahasiswa PKL

Selama satu bulan penulis melaksanakan kegiatan PKL di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat. Pelayanan yang diberikan oleh pembimbing, yang berada di bagian Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat, maupun pihak-pihak dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat yang membantu memberikan suatu praktek kehumasan dapat dinilai cukup baik.

Selama melaksanakan PKL, penulis diberikan arahan oleh pembimbing mahasiswa PKL baik secara praktik maupun teoritis. Serta penulis diberikan pengalaman langsung untuk mengerjakan tugas-tugas seorang Humas yang berada di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat. Bpk. Asep dan Bpk.H.Dudin sebagai pembimbing mahasiswa PKL dan sebagai pegawai Humas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat memberikan beberapa pengetahuan dan pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan tugas-tugas Humas secara langsung. Selain pembimbing PKL, penulis juga diberi arahan oleh pegawai Humas lainnya sebagai bentuk kepedulian pegawai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat kepada mahasiswa yang melakukan PKL agar mempunyai pengalaman langsung mengerjakan tugas-tugas seorang Humas di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat dengan mengikutsertakan mahasiswa PKL dalam kegiatan-kegiatan insidentil seperti peliputan acara-acara Dinas ataupun kegiatan-kegiatan, penyuluhan yang ada di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat walaupun belum melembaga ( method of communication ).


(64)

Begitu pula setelah melaksanakan beberapa tugas Humas di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat, penulis juga melakukan evaluasi kecil yang diarahkan oleh pembimbing dan pembekalan terhadap hasil dari tugas-tugas humas seperti membuat kliping berita, press release, pendataan dan tugas Humas lainnya. Ramah tamah, menjadikan nilai lebih tersendiri bagi pembimbing dan pegawai lainnya di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat, sehingga membuat penulis lebih nyaman dalam melaksanakan proses Praktek Kerja Lapangan. Selain itu, penulis juga merasakan adanya sikap-sikap positif yang dimiliki pegawai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat dalam membangun karakteristik suatu Institusi, yang mempunyai sikap saling bekerja sama dengan sifat kekeluargaan dan saling menyapa satu sama lain.

Dari segi Sarana dan Prasarana, selama melaksanakan PKL, penulis tidak menemukan kesulitan karena kegiatan kerja praktek dilakukan langsung di ruang Humas yang terletak di bagian depan gedung utama dengan fasilitas yang memadai dan nyaman untuk mengerjakan tugas-tugas kehumasan di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat. Hanya saja masalah waktu kerja penulis yang tidak tetap, karena tugas-tugas Humas yang dinilai belum begitu banyak seiring dengan struktur Humas yang belum masuk dalam struktural Institusi. Banyak hal yang penulis dapatkan selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat, baik secara pengalaman, pengetahuan, dan pemahaman yang penulis belum dapatkan sebelumnya, yang tentunya akan dapat bermanfaat ketika penulis lulus kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan / institusi / organisasi, khususnya di bagian atau


(65)

divisi Humas. Secara keseluruhan pelayanan yang diberikan perusahaan kepada mahasiswa PKL adalah sangat baik.


(66)

(67)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat ini, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Aktifitas Kerja yang dilakukan penulis pada bagian Humas di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat ini terdiri dari 2 jenis kegiatan, yaitu kegiatan rutin yang biasa di lakukan sehari-hari seperti membuat kliping, mengontrol surat yang masuk dan kegiatan insidentil ataupun kegiatan sewaktu-waktu ataupun tidak rutin, peliputan acara PORPEMPROV Jabar 2012.

2. Kegiatan rutin yang penulis lakukan meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pemberitaan mengenai perusahaan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat ini baik nasional maupun Jawa Barat diantaranya, membuat kliping, Kegiatan ini dilakukan untuk mendukung tercapainya kebutuhan informasi bagi karyawan atau orang yang berada di dalam lingkungan perusahaan.

3. Praktek Kerja Lapangan dinilai sebagai upaya untuk memberikan gambaran nyata dunia kerja sesuai dengan kelimuan yang didalami oleh tiap mahasiswa, dengan terjun langsung pada kegiatan yang sudah diadakan oleh Humasnya seperti Peliputan acara PORPEMPROV Jabar 2012.


(68)

4. Pelayanan yang diberikan oleh Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat pada penulis adalah baik. Penulis diarahkan dengan baik dalam menjalankan tugas selama praktek kerja lapangan. Penulis menyimpulkan bahwa pelayanan yang di berikan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat pada penulis baik, karena dalam keigatan-keigatan yang dimiliki Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat khususnya pada bidang humas, penulis di ikut sertakan dalam kegiatan tersebut dan hal itu menjadikan penulis memperoleh banyak pengalaman dalam kegiatan humas.

5. Dengan Praktek Kerja Lapangan diharapkan tiap mahasiswa sudah terbiasa, bila benar-benar telah terjun dalam dunia kerja.

3.2 Saran-Saran

Dari kegiatan PKL yang telah dilaksanakan oleh penulis di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat, maka saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut :

3.2.1 Saran Bagi Dinas Pengelolaan Daya Air Jawa Barat

Setelah melakukan praktek kerja lapangan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat penulis memperoleh pelajaran dari semua kegiatan yang dilakukan bersama perusahaan. Adapun saran yang diberikan penulis kepada perusahaan guna menjadi evaluasi atau masukan bagi perusahaan. Saran yang diberikan penulis pada perusahaan adalah :


(69)

1. Lebih sering (bisa tiga bulan atau enam bulan sekali ) membuat kegiatan ataupun acara guna mempererat tali silahturahmi ataupun kedekatan antar pegawai internal,adapun kegiatannya seperti get together, cofee morning, ataupun dengan membuat acara perlombaan antar divisi di perusahaan ataupun dinas.

2. Agar penataan data-data perusahaan yang terdapat di perpustakaan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat lebih teratur sehingga mahasiswa PKL dapat mencari data-data yang di perlukan dengan mudah. Serta menambah atau melengkapi pengadaan buku-buku di perpustakaan agar lebih lengkap

3.2.2 Saran Bagi Mahasiswa

Saran-saran yang dapat penulis berikan untuk mahasiswa PKL selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa PKL harus disiplin, datang dan pulang tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan.

2. Mahasiswa PKL bisa lebih aktif dan kreatif serta teliti dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 3. Mahasiswa PKL harus dapat bersosialisasi dengan baik dengan

karyawan Humas maupun dengan karyawan di Divisi lainnya agar terjalin hubungan yang harmonis.

4. Mahasiswa PKL harus dapat bekerja sama dengan mahasiswa PKL lainnya sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan benar dan tepat waktu.


(70)

5. Lebih aktif dalam bekerja dan berkomunikasi dengan Perusahaan, tidak malu bertanya pada pembimbing dan pada staff humas lainnya serta cepat tanggap apabila memperoleh tugas/perintah dan arahan dari pihak perusahaan/pembimbing.


(71)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku :

1. Anggoro, M. Linggar. 2008. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta : PT Bumu Aksara

2. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Human Relations dan Public relations. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

3. Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2006. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

4. Jefkins, Frank. 1992. Public Relations, edisi keempat. Jakarta: Erlangga.

B. INTERNET :

1. http://psda.jabarprov.go.id/ Rabu, 12 Oktober 2012.

2. http://lemburkuring08.blogspot.com/2008/11/arti-logo-jawa-barat.html Rabu, 12 Oktober 2012.


(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

DATA PRIBADI :

Nama : Donny Ramdhany

NamaPanggilan : Donny

Tempat / TglLahir : Bandung, 30 Maret 1990 JenisKelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : BelumMenikah

Nama Ayah : WahyuSuherman

NamaIbu : Komariyah

Alamat : JL. Garu Raya No. 50 RT 03 RW 10 Kel.Babakan Sari KecKiaracondong Bandung 40283

Telepon/HP : 085659300890

PENDIDIKAN FORMAL :

 UniversitasKomputer Indonesia,

Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas, Tahun 2008 – sekarang


(86)

 2002 - 2005 SMP Negeri 37 Bandung

 1996 – 2002 SD NegeriBabakan Surabaya 4 Bandung  1995 – 1996 Taman Kanak-kananMekar Sari Bandung PENDIDIKAN NON FORMAL :

 10 April 2008 Dasar Kompetensi Perhotelan (Bersertifikat)

 2008 Test TOEFL( Bersertifikat )

 31 Maret 2009 Pelatihan Melejitkan Potensi dan Pengembangan Diri Personal Development and Self Empowerment, Audotorium UNIKOM ( Bersertifikat )

 16 Juni 2009 Workshop Penyiaran Radio, Audotorium UNIKOM ( Bersertifikat )

 24 November 2009 KuliahUmum “Kebudayaan Film & Sensor Film ( Ilustrasi Tentang Perfilman ), AudotoriumUnikom ( Bersertifikat)

Bandung, Desember 2012 Penulis

Donny Ramdhany NIM. 41808879


(1)

(2)

74


(3)

(4)

76


(5)

DATA PRIBADI :

Nama : Donny Ramdhany NamaPanggilan : Donny

Tempat / TglLahir : Bandung, 30 Maret 1990 JenisKelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : BelumMenikah Nama Ayah : WahyuSuherman NamaIbu : Komariyah

Alamat : JL. Garu Raya No. 50 RT 03 RW 10 Kel.Babakan Sari KecKiaracondong Bandung 40283

Telepon/HP : 085659300890 PENDIDIKAN FORMAL :

 UniversitasKomputer Indonesia,

Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas, Tahun 2008 – sekarang


(6)

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Program Studi Manajemen Informatika Tahun 2008 (semester 1)

 2005 -2008 SMIP Shandy Putra Bandung  2002 - 2005 SMP Negeri 37 Bandung

 1996 – 2002 SD NegeriBabakan Surabaya 4 Bandung  1995 – 1996 Taman Kanak-kananMekar Sari Bandung PENDIDIKAN NON FORMAL :

 10 April 2008 Dasar Kompetensi Perhotelan (Bersertifikat)  2008 Test TOEFL( Bersertifikat )

 31 Maret 2009 Pelatihan Melejitkan Potensi dan Pengembangan

Diri Personal Development and Self Empowerment, Audotorium UNIKOM ( Bersertifikat )

 16 Juni 2009 Workshop Penyiaran Radio, Audotorium UNIKOM

( Bersertifikat )

 24 November 2009 KuliahUmum “Kebudayaan Film & Sensor Film ( Ilustrasi Tentang Perfilman ), AudotoriumUnikom ( Bersertifikat)

Bandung, Desember 2012 Penulis

Donny Ramdhany NIM. 41808879