Efek Stokastik Efek Radiografi Kedokteran gigi .1 Efek Non Stokastik Deterministik

menghasilkan efek biologi segera setelah radiasi. Efek dari dosis yang tinggi ini adalah: mual, lemas, eritema kemerahan abnormal dari kulit, epilasi rontoknya rambut, gangguan darah, gangguan intestinal, demam, dan desquamasi kering serta basah, berkurangnya jumlah sperma pada pria, kemandulan tetap atau sementara dari wanita dan pria serta kerusakan sistim saraf pusat. 2. Efek somatik jangka panjang 8 Efek somatik jangka panjang didefinisikan sebagai efek yang timbul setelah beberapa bulan atau tahun setelah penyinaran radiasi ionisasi. Efek ini timbul dari dosis radiasi seluruh atau sebagian tubuh yang tinggi, atau karena dosis rendah yang kronis selama bertahun-tahun. 8

2.6.2 Efek Stokastik

Efek stokastik didefinisikan sebagai suatu yang menyebabkan terjadinya keparahan tanpa dipengaruhi oleh ambang. Efek stokastik menunjukkan respon all or none, di modifikasi dengan faktor-faktor risiko individual. Efek ini dapat timbul setelah paparan dengan dosis yang relatif rendah seperti yang mungkin terjadi dalam radiologi diagnostik. Kanker dan efek genetik merupakan contoh dari efek stokastik. 1. Karsinogenesis 8 Radiasi dapat menjadi kanker dengan mengubah DNA melalui mutasi gen. Radiasi merangsang sel untuk berkembang biak sehingga mengubah sel premaligna menjadi lebih ganas. 2. Kanker esophangeal 8 Terjadi kanker esophangeal relatif jarang ditemukan. Kanker ini banyak ditemukan di Jepang pada mereka yang selamat dari bom atom dan penderita diobati dengan radiasi sinar-X untuk ankylosing spondylitis. 3. Kanker tiroid 8 Insiden karsinoma tiroid muncul dari epitel meningkat pada manusia setelah terpapar. Kelenjar tiroid dalam pembuatan radiografi gigi tidak langsung terkena sinar utama primary beam. Diperkirakan 6000 mrads 0,06 Gy dosis yang diperlukan untuk menghasilkan kanker pada kelenjar tiroid. Pada foto gigi dalam 20 film serial adalah 6 mrads 0,00006 Gy atau 1100 dari dosis yang diperlukan dalam menghasilkan kanker tiroid. Hanya sekitar 10 atau kurang dari individu yang terkena kanker dan menyebabkan kematian. 4. Kanker kelenjar ludah 8,11 Insiden tumor kelenjar ludah meningkat pada pasien yang melakukan terapi radiasi untuk penyakit kepala dan leher. Radiasi ionisasi yang terjadi pada kelenjar ludah dengan dosis radiasi Universitas Sumatera Utara sekitar 3000 Rad akan menimubulkan gangguan sekresi air ludah, hal ini menyebabkan rongga mulut terasa kering, disebut xerostomia. Risiko yang tertinggi pada penderita yang melakukan terapi radiasi ssebelum usia 20 tahun. 5. Leukemia 8,11 Insiden leukemia meningkat setelah terpapar radiasi pada sumsung tulang. Dosis yang menyebabkan terjadinya leukemia 5000 mrads 0,05 Gy atau lebih. Rata-rata dosis periapikal foto kira-kira 1-3 mrads 0,00001-0,00003 Gy per film. Bagi individu yang terpapar dibawah usia 30 tahun, risiko untuk pengembangan leukemia setelah sekitar 30 tahun. Bagi individu dewasa 30 tahun yang terpapar, risiko tetap ada sepanjang hidup. Tetapi orang yang lebih muda lebih berisiko dari pada orang dewasa. 6. Efek genetik 8,11 Efek biologi dari radiasi ionisasi pada generasi yang belum lahir disebut efek genetik. Efek ini timbul karena kerusakan molekul DNA pada sperma atau ovarium, karena radiasi. 8 Radiasi bisa merusak materi genetik pada sel reproduksi. Frekuensi terjadinya mutasi gen meningkat seiring dengan paparan radiasi. Dosis yang rendah dapat mengurangi terjadinya mutasi gen. Pria lebih sensitif terhadap paparan radiasi dibandingkan wanita. Tabel 4. Perkiraan efek genetik dengan dosis 10 mSv per generasi. 9 Kelainan 9 Kejadian terakhir10 6 kelahiran Kasus tambahan10 6 perkelahiran Berat 2.500 5-20 Ringan 7.500 1-15 X-linked 400 1 Resesiv 2.500 1 Kelainan kongenital 20.000-30.000 10

2.7 Proteksi Radiasi