commit to user
d Drijakarta, mengatakan bahwa dorongan untuk bermain itu ada pada setiap manusia, lebih-lebih pada anak-anak atau remaja, oleh
sebab itu permainan dipergunakan untuk pendidikan. Berdasarkan beberapa teori permainan di atas, bermain dapat
digunakan sebagai alat pendidikan. Bermain menumbuhkan rasa senang. Rasa senang pada peserta didik merupakan suasana
pendidikan yang baik, dengan adanya rasa senang memudahkan mendidik
dan mengarahkan
anak untuk
mencapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran atletik pada umumnya pembelajaran yang kurang
adanya unsur permainan di dalamnya. Keadaan semacam ini dapat menimbulkan suatu kejenuhan dalam diri anak atau siswa. Kejenuhan-
kejenuhan ini dapat berdampak pada pembelajaran sehingga siswa menjadi malas dalam beraktivitas. Pemberian variasi pembelajaran
berupa permainan-permainan yang mengarah pada teknik yang akan dilaksanakan dapat menjadi solusi. Misalnya pada pembelajaran atletik
nomor tolak peluru, permainan yang digunakan berupa permainan- permainan yang mengandung unsur menolak di dalamnya.
b. Fungsi Permainan
Permainan secara umum mempunyai fungsi tertentu. Fungsi permainan ini berhubungan dengan jasmaniah atau fisik dan rohaniah atau
psikis. Perkembangan dua unsur ini dapat berkembang selaras melalui aktivitas berupa permainan. Fisik kaitannya dengan pertumbuhan dan
perkembangan sedangkan psikis kaitannya dengan kejujuran dan emosi. Berikut ini fungsi permainan menurut Sukintaka 1979 : 3-17
menggolongkan fungsi permainan dalam beberapa kategori : 1 Fungsi permainan terhadap perkembangan jasmaniah
commit to user
Pengembangan jasmaniah dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi fisik.
2 Fungsi permainan terhadap pengembangan kejiwaan Pengembangan jiwa dalam hal ini maksudnya adalah pengaruh
olahraga permainan terhadap terbentuknya sikap mental seperti : kepercayaan pada diri sendiri, sportivitas, keseimbangan mental dan
kepemimpinan. 3 Fungsi permainan terhadap pengembangan sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Melalui permainan interaksi antar teman, masyarakat akan lebih terbina. Aktivitas permainan dapat
berfungsi sebagai alat untuk bersosialisasi dengan sesama atau interaksi denga sekitar, dapat berfungsi sebagai alat untuk
meningkatkan kebugaran atau kesehatan dan melalui permainan sikap mental akan terbentuk. Aktivitas permainan yang didasarkan pada rasa
senang akan lebih bermanfaat bagi yang melakukan. Pendekatan permainan dalam pembelajaran atletik mempunyai
fungsi tidak jauh berbeda dengan fungsi permainan secara umum. Secara jamaniah dapat meningkatkan kekuatan, keterampilan dan
sebagainya, sedangkan dalam rohaniah atau dalam hal ini sikap mental dapat menimbulkan rasa percaya diri, rasa keberanian, rasa
kebersamaan dan sebagainya. Gerakan-gerakan dalam permainan ini merupakan gerakan dasar dari pembelajaran atletik khususnya dalam
tolak peluru, dengan demikian dalam bermain siswa sudah belajar apa yang akan dilakukan selanjutnya kaitannya dengan materi
pembelajaran. Dengan demikian siswa diharapkan lebih termotivasi dalam pembelajaran dan tidak begitu kesulitan dalam mengikuti
pembelajaran.
commit to user
5. Pendidikan bermain dalam pembelajaran atletik