Metodologi Simpulan Perancangan Dan Uji Coba Modul Pelatihan Educational Resiliency Pada Siswa Kelas X Yang Tidak Naik Kelas di SMA Swasta "A" Bandung.

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha memperhatikan aspek-aspek kemampuan educational resiliency pada siswanya - Para orang tua siswa mengenai educational resiliency sebagai bahan pertimbangan untuk membantu para siswa dalam meningkatkan prestasi akademik - Para siswa kelas X yang tidak naik kelas di SMA “A” mengenai kemampuan educational resiliency untuk dapat membantu mengoptimalkan potensi diri mereka dan mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tanggung jawab dari sekolah.

1.4 Metodologi

Penelitian ini untuk menghasilkan modul pelatihan educational resilience dan melihat signifikansinya terhadap perubahan derajat educational resiliency sebelum dan sesudah pelatihan pada siswa kelas X yang tidak naik kelas di SMA “A” Bandung. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Single Group Pre-Test and Post-Test Design Before-After. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner mengenai educational resilience yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek dari teori resiliency Benard, 2002. Treatment yang diberikan berupa pelatihan dengan metode experiential learning. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X SMA “A” Bandung yang tidak naik kelas. Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Bagan 1.1 Rancangan Penelitian Siswa kelas X yang tidak naik kelas di SMA “A” Bandung Pre Test Educational Resiliency Diberikan pelatihan Hasil Post Test Educational resiliency pada siswa SMA “A” kelas X setelah pelatihan Dibedakan Program Magister Psikologi 128 Universitas Kristen Maranatha BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan terhadap siswa kelas X SMA “A” yang tidak naik kelas, diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Secara keseluruhan metode dan pelatihan yang dilakukan dapat membantu para siswa untuk meningkatkan educational resiliency yang dimilikinya. Sebelum pelatihan, siswa kelas X SMA “A” yang tidak naik kelas memiliki derajat educational resiliency yang rendah, setelah pelatihan hampir semua mengalami peningkatan derajat educational resiliency 2. Pada sesi pertama untuk meningkatkan aspek social competence, peserta diberikan games One Way Two Way Communication. Pada sesi ini, sebagian peserta mengalami peningkatan pemahaman mengenai komunikasi karena peserta merasa materi mudah dipahami, menarik dan cukup dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pada sesi kedua untuk meningkatkan aspek problem solving, peserta diberikan games mengenai Problem Solving Skills. Pada sesi ini, sebagian besar peserta mengalami peningkatan pemahaman mengenai cara-cara yang diperlukan untuk dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya karena sebagian peserta merasa materi mudah dipahami dan jelas Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha 4. Pada sesi ketiga untuk meningkatkan aspek autonomy, peserta menonton bersama film “Facing The Giant”. Pada sesi ini, sebagian peserta mengalami peningkatan pemahaman bahwa untuk dapat mengatasi permasalahan yang mereka hadapi di sekolah mereka perlu memiliki citra diri yang positif. Peningkatan ini terjadi karena hampir semua peserta beranggapan bahwa sesi ini menarik, berguna dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian peserta merasa materi mudah dipahami, cukup jelas dan waktu yang digunakan cukup. 5. Pada sesi keempat untuk meningkatkan aspek sense of purpose, peserta diberikan Ring Toss Games. Pada sesi ini, semua peserta mengalami peningkatan pemahaman mengenai pentingnya memiliki target yang ingin dicapainya karena peserta merasa sesi ini berguna dan jelas. Hampir seluruh peserta merasa waktu cukup dan materi cukup dapat dipahami. 6. Pada sesi kelima, action plan peserta diminta membuat rencana yang akan dilakukannya setelah pelatihan selesai. Dalam sesi ini semua peserta pelatihan mampu membuat rencana secara SMART Specific, Measureable, Attainable, Realistic dan Timely.

5.2 Saran

Dokumen yang terkait

Perancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Higher Education pada Siswa Kelas XI SMA "X" Bandung.

0 0 18

Perancangan Dan Uji Coba Modul Pelatihan Self-Regulation Fase Forethought Bidang Akademik Pada Siswa-siswi Underachiever Kelas X SMA Kristen BPPK Bandung.

0 0 27

Uji Coba Modul Pelatihan Self-Regulation Fase Forethought Bidang Akademik Untuk Siswa Kelas XII di SMA "X" Bandung.

0 0 24

Perancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain HIgher Education pada Siswa Kelas XI SMA "X" Bandung.

0 1 24

Perancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Higher Education pada Siswa Kelas XI SMA "X" Bandung.

2 3 24

Perancangan dan UJi Coba Modul Pelatihan untuk Meningkatkan Derajat Educational Resiliency pada Siswa-Siswi Underachiever yang Berasal dari Keluarga Broken Home di SMP "X" Bogor.

0 1 28

Uji Coba Modul Pelatihan Dalam Menangani Masalah Academic Buoyancy Pada Siswa Kelas XII di SMA "X" Bandung.

0 0 34

Perancangan Dan Uji Coba Modul Pelatihan Self-Regulation Fase Forethought Bidang Akademik Pada Siswa Kelas VIII di SMP "X" Bandung.

0 0 28

Perancangan Modul Pelatihan Educational Coping Resources Pada Siswa Kelas X Yang Berasal Dari Luar Kota Bandung di SMA "X" Bandung (Uji Coba Modul Pelatihan Educational Coping Resources Dalam Rangka Meningkatkan Derajat Coping Resources Siswa Kelas X Yang

0 0 37

Uji Coba Modul Pelatihan Menyimak Aktif pada Guru Wali Kelas SMA 'X' Bandung.

0 0 27