Pengujian Instrumen METODE PENELITIAN

51 Engkos, 2013 PENGARUH PENGGUNAAN SIMULATOR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI SISTEM STARTER : Studi Kasus Pada Peserta Didik SMK Vijaya Kusuma Kelas XI TKR 2 University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu b. Post-Test Post-test digunakan untuk mengukur kemajuan dan membandingkan peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan simulator kelistrikan pada kompetensi dasar mengidentifikasi komponen sistem starter. Soal-soal pada pre-test sama dengan soal-soal yang ada pada post-test dengan soal pilihan ganda 5 pilihan.

F. Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui ketepatan dan kehandalan instrumen ketika melakukan penelitian. Pengujian instrumen dilakukan sebelum dilakukan pengambilan data dan dilakukan terhadap sumber data lain diluar data penelitian. Pengujian yang akan dilakukan meliputi pengujian: 1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Uji validitas konstruksinya dapat menggunakan pendapat dari ahli judgment experts. Cara menentukan kriteria validitas dengan menghitung koefisien korelasi antara alat evaluasi yang telah diketahui validitasnya dengan alat ukur lainnya yang diasumsikan memiliki validitas yang tinggi. Semakin tinggi koefisien koreasinya maka semakin tinggi validitas alat ukur tadi. Ada beberapa cara untuk menentukan koefisien validitas alat evaluasi. Salah satunya menggunakan rumus korelasi produk-moment memakai angka kasar atau raw score. Rumus yang digunakan adalah: = ∑ - ∑ ∑ √ ∑ 2 - ∑ 2 . ∑ 2 - ∑ 2 Arikunto, 2009: 72...3.1 Keterangan: koefisien korelasi 52 Engkos, 2013 PENGARUH PENGGUNAAN SIMULATOR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI SISTEM STARTER : Studi Kasus Pada Peserta Didik SMK Vijaya Kusuma Kelas XI TKR 2 University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu X = skor item yang dicari validitasnya Y = skor total yang diperoleh individu N = jumlah peserta didik Selanjutnya dihitung dengan Uji-t: √ √ Arikunto, 2010: 337...3.2 Lihat distribusi untuk α=0,05 dan derajat kebebasan dk=n-2. Jika maka soal tes dinyatakan valid. Jika maka soal tes dinyatakan tidak valid. Jika instrumen dinyatakan valid, maka selanjutnya menentukan tingkat validitas dan evaluasinya berdasarkan tabel 3.1 Tabel 3.1. Tabel Interpretasi Validitas Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,80 r ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,60 r ≤ 0,80 Tinggi 0,40 r ≤ 0,60 Sedang 0,20 r ≤ 0,40 Rendah 0,00 r ≤ 0,20 Sangat Rendah Arikunto, 2009: 75 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas sangatlah penting, Menurut Arikunto, S 2006: 178 menyatakan bahwa: 53 Engkos, 2013 PENGARUH PENGGUNAAN SIMULATOR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI SISTEM STARTER : Studi Kasus Pada Peserta Didik SMK Vijaya Kusuma Kelas XI TKR 2 University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendesius mengarahkan responden untuk memilih jawaban- jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus K-R 21 sebagai berikut: . 1 1 11 Vt k M k M k k r     Arikunto, 2006:179 3.4 ….3.3 Keterangan: r 11 = Reliablitas instrumen k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan. M = Skor rata-rata Vt = Varians total Hasilnya yang diperoleh yaitu r 11 dibandingkan dengan nilai dari tabel r- product moment. Jika r 11 r tabel maka instrumen tersebut reliabel, sebaliknya r 11 r tabel maka instrumen tersebut tidak reliabel. 3. Taraf Kesukaran Taraf kesukaran TK butir tes pada dasarnya adalah peluang responden atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Untuk menghitung taraf kesukaran butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut: JS B P  Arikunto, 2009: 208 ……...3.4 dengan P : Indeks kesukaran B : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar JS : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes. 54 Engkos, 2013 PENGARUH PENGGUNAAN SIMULATOR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI SISTEM STARTER : Studi Kasus Pada Peserta Didik SMK Vijaya Kusuma Kelas XI TKR 2 University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Indeks kesukaran menurut Arikunto 2010:210 dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 0,00 P ≤ 0,30 = sukar 0,30 P ≤ 0,70 = sedang 0,70 P ≤ 1,00 = mudah 4. Daya Pembeda Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang pandai dan peserta didik yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu, sebagaimana diungkapkan Suharsimi Arikunto 2009 :211 bahwa ”Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta didik yang pandai berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang bodoh berkemampuan rendah”. Untuk menghitung D setiap item ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut : B B A A J B J B   D Arikunto, 2009: 213 …….3.5 Keterangan : D : Indeks D atau daya pembeda yang dicari B A : Jumlah peserta didik yang termasuk kelompok atas upper group yang menjawab benar untuk tiap soal 27 dari jumlah peserta didik B B : Jumlah peserta didik yang termasuk kelompok bawah lower group yang menjawab benar untuk tiap soal 27 dari jumlah peserta didik J A : Jumlah keseluruhan peserta didik kelompok atas J B : Jumlah keseluruhan peserta didik kelompok bawah Batas klasifikasi menurut Suharsimi Arikunto 2009: 218 yaitu : 0,00 ≤ D ≤ 0,20 = jelek poor 0,20 D ≤ 0,40 = cukup satisfactory 0,40 D ≤ 0,70 = baik good 0,70 D ≤ 1,00 = sangat baik excellent D ≤ 0,00 = negatif, semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang 55 Engkos, 2013 PENGARUH PENGGUNAAN SIMULATOR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KOMPETENSI SISTEM STARTER : Studi Kasus Pada Peserta Didik SMK Vijaya Kusuma Kelas XI TKR 2 University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data