56
Ema Rahmawati, 2014 Model Pendidikan
‘Aqīdaħ di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Al- Ihsan Baleendah Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Setelah peneliti berpadu dengan situasi yang diteliti, pengumpulan data lebih diintensifkan dengan wawancara yang lebih mendalam, observasi dan
pengumpulan dokumen yang lebih intensif. Dalam pengumpulan data dasar peneliti benar-
benar “melihat, mendengarkan, membaca, dan merasakan” apa yang ada dengan penuh perhatian. Sementara pengumpulan data terus berjalan,
analisis data mulai dilakukan dan keduanya terus dilakukan berdampingan sampai tidak ditemukan data baru lagi Sugiyono, 2011: 309. Deskripsi dan
konseptualisasi diterjemahkan dan dirangkumkan dalam diagram-diagram yang bersifat integrative. Setelah pola-pola dasar terbentuk, peneliti mengidentifikasi
ide-ide dan fakta-fakta yang membutuhkan penguatan dalam fase penutup. Pengumpulan data penutup
Pengumpulan data berakhir setelah peneliti meninggalkan lokasi penelitian, dan tidak melakukan pengumpulan data lagi. Batas akhir penelitian
tidak bisa ditentukan sebelumnya seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dalam proses penelitian sendiri. Akhir masa penelitian terkait dengan masalah,
kedalaman dan kelengkapan data yang diteliti. Sebagaimana Sugiyono 2011: 336 menyebutkan bahwa peneliti mengakhiri pengumpulan data setelah
mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan atau tidak ditemukan lagi data baru.
Melengkapi Langkah melengkapi merupakan kegiatan menyempurnakan hasil analisis
data dan menyusun cara menyajikannya. Analisis data dimulai dengan menyusun fakta-fakta hasil temuan lapangan. Kemudian peneliti membuat diagram-diagram,
tabel, gambar-gambar dan bentuk-bentuk pemaduan fakta lainnya. Hasil analisis data, diagram-diagram, table, dan gambar-gambar tersebut diinterpretasikan,
dikembangkan menjadi proposisi dan prinsip-prinsip Sugiyono, 2011: 336.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan peneliti untuk menganalisis skripsi ini yaitu menggunakan metode deskriptif.
57
Ema Rahmawati, 2014 Model Pendidikan
‘Aqīdaħ di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Al- Ihsan Baleendah Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Metode deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Metode ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik,
perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain Nana Syaodih, 2005: 74.
Dengan metode ini, peneliti berusaha menggali suatu gejala, peristiwa dan kejadian di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan Baleendah,
Bandung. Kemudian dianalisis dan dideskripsikan menjadi sebuah rumusan ilmiah.
Dalam metode deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel atau merancang
sesuatu yang diharapkan terjadi pada variabel. Tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek, komponen atau variabel berjalan sebagaimana adanya.
Tanpa penelitian pun semua kegiatan, keadaan, komponen variabel berjalan seperti itu. Penelitian ini berkenaan dengan keadaan atau
kejadian-kejadian yang biasa berjalan. Satu-satunya unsur manipulasi atau perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan
melalui observasi, wawancara, pengedaran angket atau studi dokumentasi John W, Best, 1970: 117.
Untuk memecahkan suatu masalah atau menentukan suatu tindakan
diperlukan sejumlah informasi. Informasi tersebut dikumpulkan melalui penelitian deskriptif. Ada beberapa jenis informasi yang bisa diperoleh melalui penelitian
deskriptif bagi pemecahan masalah. Pertama, informasi tentang keadaan saat ini present condition. Kedua, informasi yang kita inginkan what we may want.
Penelitian deskriptif dilakukan untuk menghimpun informasi tentang tuntutan atau tantangan yang dihadapi, kebutuhan yang dirasakan, kekurangan yang dialami,
dan lain-lain. Ketiga, bagaimana sampai ke sana, bagaimana mencapainya how to get there. Informasi yang dikumpulkan adalah pengalaman orang lain yang
mengalami atau menghadapi tuntutan dan kebutuhan yang sama. Menurut Suharsimi Arikunto 2009: 234, ada beberapa jenis penelitian
yang dapat dikategorikan sebagai penelitian deskriptif, yaitu:
58
Ema Rahmawati, 2014 Model Pendidikan
‘Aqīdaħ di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Al- Ihsan Baleendah Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Penelitian survey survey studies, studi kasus case studies, penelitian perkembangan developmental studies, penelitian tindak lanjut follow-up
studies, analisis dokumen documentary analisis, dan penelitian korelasional correlational studies.
Survei merupakan satu jenis penelitian yang banyak dilakukan oleh
peneliti dalam bidang sosiologi, bisnis, politik, pemerintahan dan pendidikan. Penelitian survey yang terkenal adalah dengan The Gallup Poll yang dimaksudkan
untuk mengetahui pendapat masyarakat. Informasi yang diperoleh dari penelitian survey dapat dikumpulkan dari seluruh populasi dan dapat pula hanya sebagian
dari populasi. Surveyyang dilakukan kepada semua populasi dinamakan penelitian sensus, sedangkan jika pengumpulan data hanya dilakukan pada sebagian dari
popualsi disebut sebagai survey sampel Suharsimi Arikunto, 2009: 234. Menurut pendapat Ronald Ary, dkk. 1985 dalam Suharsimi Arikunto
2009: 234 dikatakan bahwa survey dapat dilakukan untuk sesuatu hal data yang sifatnya nyata tangible. Penelitian nyata dapat dilakukan terhadap populasi
sehingga disebut dengan istilah “sensus nyata”. Menurut Suharsimi Arikunto 2009: 235, penelitian kasus dengan
penelitian eksperimen untuk satu variabel dapat dikatakan mempunyai kemiripan. Penelitian eksperimen satu variabel mengenai satu subjek tungga sedangkan
penelitian kasus mengenai sebuah unit terpisah yang tunggal. Pada studi kasus, peneliti mencoba menggambarkan subjek penelitian di dalam keseluruhan tingkah
laku. Di dalam studi kasus peneliti mencoba untuk mencermati individu atau sebuah unit secara mendalam. Peneliti mencoba menemukan semua variabel
penting yang melatarbelakangi timbulnya serta perkembangan variabel tersebut. Peneliti berusaha mengumpulkan data yang menyangkut individu atau unit yang
dipelajari mengenai gejala yang ada saat penelitian dilakukan, pengalaman waktu lampau, lingkungan kehidupannya, dan bagaimana faktor-faktor ini berhubungan
satu sama lain. Kebanyakan studi kasus dilakukan karena didorong oleh keperluan pemecahan masalah.
Penelitian perkembangan merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mencoba mengetahui perkembangan subjek, misalnya bagaimana bayi
59
Ema Rahmawati, 2014 Model Pendidikan
‘Aqīdaħ di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Al- Ihsan Baleendah Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
berkembang ditinjau dari fisik dan psikisnya. Contoh lain untuk pendidikan misalnya perkembangan kurikulum dari waktu ke waktu, kecenderungan
perkembangan metode mengajar dalam satu kurikulum waktu, perkembangan untuk tingkat kecanggihan termometer, perkembangan alat peraga tampak dengar
audio visual, dan sebagainya Suharsimi Arikunto, 2009: 235. Penelitian tindak lanjut merupakan lanjutan dari penelitian perkembangan
dengan metode alur panjang lagi. Penelitian tindak lanjut tidak berhenti pada satu seri runutan pengukuran tetapi peneliti masih terus melakukan pelacakan untuk
kejadian yang menjadi tindak lanjutnya Suharsimi Arikunto, 2009: 240. Penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan
dalam rekaman, baik gambar, suara, tulisan, atau lain-lain. Bentuk rekaman biasa dikenal dengan penelitian analisis dokumen atau analisis isi. Dengan analisis ini
peneliti bekerja secara objektif dan sistematis untuk mendefinisikan isi bahan komunikasi melalui pendekatan kuantitatif. Contoh penelitian isi yang berkaitan
dengan pendidikan adalah: penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui seberapa banyak materi psikologi digunakan dalam buku-buku
metodologi pengajaran. Dengan penemuannya ini peneliti bermaksud untuk mengetahui sudah seberapa banyak ahli kurikulum telah memanfaatkan ilmu jiwa
di dalam kegiatan pendidikan di sekolah atau seberapa banyak subjek didik di sekolah telah diperlukan sebagaimana manusia seutuhnya Suharsimi Arikunto,
2009: 244.
3. Tahap- tahap Penelitian