Indikator Kinerja Guru Kinerja Guru 1.

4. Indikator Kinerja Guru

Ada beberapa indikator yang dapat dilihat peran guru dalam meningkatkan kemampuan dalam proses belajar-mengajar. Indikator kinerja 94 tersebut adalah: a Kemampuan merencanakan belajar mengajar, kemapuan ini meliputi: Sebelum melakukan pembelajaran hendaknya seorang guru merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan secara startegis dan matang, karena perencanaan adalah setengah jalan menuju kesuksesan. Perancanaan pembelajaran berarti kemampuan seorang guru dalam merancang kegiatan pembelajaran yang akan dikerjakan. Perancanaan yang baik maka akan memperoleh hasil yang lebih baik pula. Oleh karena kemampuan seorang guru dalam merencanakan pembelajaran haruslah dipersiapkan dengan baik agar memperoleh hasil yang lebih baik. Merencanakan pembelajaran berarti mempersiapkan atau merencanakan segala seuatunya sebelum melakukan proses pembelajaran. Apabila seorang guru mempersiapkan atau merencanakan segala sesuatunya sebelum melakukan proses pembelajaran, maka akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik, lebih tersusun dan lebih rapih. Dengan perencanaan yang matang maka hasilnya pun akan lebih baik. Akan tetapi apabila seorang guru tidak melakukan perancangan pembelajaran sebelum melakukan proses pembelajaran maka guru tersebut belum siap melakukan pembelajaran. Allah SWT berfirman di dalam QS. Al-Hasr ayat 18 yang berbunyi: 94 Moh. Uzer Usman, Menajdi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003, h. 10-19 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 95 Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman hendaknya memperhatikan segala sesuatunya yang akan ia lakukan pada hari esok. Hal tersebut membuktikan bahwa seseorang haruslah mempersiapkan atau merencanakan agar memperoleh hasil lebih baik. Sama halnya dengan seorang guru, hendaknya merancang sebelum melakukan proses pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan mudah dan memperoleh hasil yang lebih baik. Ayat tersebut menunjukan bahwa merancang sebelum melakukan proses pembelajaran sudah diperhatikan dalam konsep pengajaran Islam agar terciptannya pembelajaran yang aktif, dinamis dan menyenangkan. Menurut Mulyasa, bahwa sedikitnya perancangan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yaitu: 1 Identifikasi Kebutuhan. Pada bagian ini seorang guru memberi tahukan, mengenali, menyatakan serta mengrumuskan tentang kebutuhan belajar, sumber- sumber pembelajaran, serta hambatan-hambatan yang akan dihadapi agar terpenuhinya kebutuhan belajar kepada peserta didik. Identifikasi kebutuhan akan mendatangkan menfaat yang besar terhadap kelancaran keberhasilan peserta didik, agar lebih termotivasi dalam belajar dan lebih mengetahui halangan dan rintangan yang akan ia hadapi. 95 Mahmud Yunus, Tarjamah al- Qur’anul Karim, Bandung: PT. al-Ma’arif, 2000, h. 437 2 Identifikasi Kompetensi Kompetensi merupakan komponen yang harus dirumuskan dalam pembelajaran dan memiliki peran yang penting dan menentukan arah pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru haruslah merencanakan kompetensi pembelajaran yang akan dipakai sebelum melakukan pembelajaran. 3 Identifikasi Program Pembelajaran Pada bagian ini seorang guru merancangkan program pembelajaran yang akan dikerjakan. Perancangan ini bermuara pada rencana pelaksanaan pembelajaran RPP sebagai produk pembelajaran jangka pendek. 96 b Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar kemampuan ini meliputi: 1 Tahap pra intruksional 2 Tahap intruksional 3 Tahap evaluasi dan tidak lanjut c Kemampuan mengevaluasi. Kemampan ini meliputi: evaluasi normatif, evaluasi formatif, dan laporan hasil evaluasi d Pelakanaan program perbaikan dan pengayaan. Berkaitan dengan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, terdapat tugas keprofesionalan guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 a Tentang Guru dan Dosen yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Muhlisin mengungkapkan dari uraian diatas dapat disimpulkan indikator kinerja guru antara lain : 1 Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar. 2 Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa. 96 E. Mulyasa, Op. Cit., h. 100 3 Penguasaan metode dan strategi mengajar. 4 Pemberian tugas-tugas kepada siswa. 5 Kemampuan mengelola kelas. 6 Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi. 97 Kinerja adalah prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasilkerja atau unjuk kerja. 98 Kinerja guru adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai serta mengevaluasi pembelajaran. 99 Brown dalam Sardiman menjelaskan tugas dan peranan guru, antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan belajar siswa. 100 Guru dikatakan sebagai pendidik, menurut UUSPN No. 202003 Bab XI Pasal 39 Ayat 2 dinyatakan bahwa pendidik guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan. Wina Sanjaya, kinerja guru berkaitan dengan tugas perencanaan, pengelolalan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. Sebagai perencana, guru harus mampu mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi, sebagai pengelola maka guru harus mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan baik, dan sebagai evaluator maka guru harus mampu melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa. 101 97 Muhlisin, Profesionalisme Kinerja Guru Masa Depan, http:muhlis.files. wordpress.com200805profesionalisme-kinerja-guru- masa-depan.doc. 7 September 2015 98 Mulyasa, Menjadi Kepala Madrasah Profesional dalam Konteks Mensukseskan MBS dan KBK, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, h. 136 99 Ibid., h. 227 100 Sardiman, A.M, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000, h. 142 101 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana Prenada Group, 2005, h. 13-14 75 BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang ada, maka jenis penelitian yang penulis gunakan termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan entity. Instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain, menggunakan analisis data secara induktif. Penyusunan teori subtantif yang berasal dari data, mengumpulkan data deskriktif kata-kata, gambar bukan angka-angka, lebih mementingkan proses daripada hasil, menghendaki adanya batas dalam penelitianya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Menghendaki agar pengertian dan hasil analisis yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia dijadikan sumber data 1 yang menghasilkan data deskiptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang yang prilaku yang diamati 2 Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, penelitian adalah instrument kunci. Oleh karenanya peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas sebagai bahan untuk bertanya dan menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. 1 Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001, h. 26 2 B. Bungin, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Prenada Media Grup, 2007, h. 3