3 rotary evaporatory dan waterbath sehingga diperoleh ekstrak kental. Hasil Rendemen
49,25 .
4. Penyiapan Suspensi Bakteri
a. Pembuatan Stok Bakteri
Bakteri induk diambil satu ujung mata ose kemudian digoreskan secara streak plate, pada bakteri S. epidermidis menggunakan media MH dan S.mutans dengan media
agar darah, diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 24 jam. b.
Pembuatan Suspensi Bakteri Sejumlah koloni bakteri diambil kemudian ditambah BHI 2 mL lalu di vortex,
kemudian disamakan konsentrasinya dengan standar Mc Farland 1,5 x10
8
CFUmL dengan penambahan salin steril,untuk mendapatkan suspensi bakteri Mc. Farland1,5 x 10
6
CFUmL, maka diambil sebanyak 0,05 mL disuspensikan hingga 5 mL media BHI steril.
5. Pembuatan Seri Konsentrasi
Ekstrakdaun kenikir dibuat larutan 10 bv, kemudiandarilarutanstok, masing– masing dibuat seri konsentrasi 5; 2,5; 1,25, dan 0,625 bv dengan pengenceran bertingkat
secara berturut-turut. Larutan stok 10, kemudian ditambah CMC-Na 0,5 sampai 5 mL sehingga diperoleh konsentrasi ekstrak 5 bv. Pembuatan 3 seri konsentrasi lainnya
dilakukan dengan cara yang sama. Selanjutnya, tiap seri konsentrasi diambil 2 mL, kemudian ditambahkan media MH sebanyak 3 mL, sehingga diperoleh volume masing-
masing seri konsentrasi 5 mL. Tiap tabung diperoleh volume masing-masing seri konsentrasi akhir ekstrak etanol dalam tabung sebesar 2 ; 1; 0,5 ; dan 0,25 bv.
6. Uji Antibakteri dengan Metode Dilusi Padat
Seri konsentrasi yang telah dibuat, volume total masing-masing tabung sebanyak 5 mL, kemudian dipadatkan dalam posisi miring,sebanyak 15 µL suspensi bakteri yang telah
dibuat setara dengan 1,5x10
6
CFUmL diteteskan ke dalam media, kemudian diratakan dengan ose steril, diinkubasi 18-24 jam dengan suhu 37
o
C. Hasil ditandai + jika terjadi pertumbuhan dan ditandai - jika tidak ada pertumbuhan.
Nilai KHM adalah konsentrasi terkecil yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Semua tabung yang tidak menghambat pertumbuhan bakteri, ditumbuhkan pada
media baru, diinkubasi 37
o
C, selama 24 jam, konsentrasi terkecil yang tidak ada pertumbuhan bakteri disebut KBM.
4
C. HASIL DAN PEMAHASAN
1. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri
Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode dilusi padat karena bahan yang diujikan berupa larutan keruh sehingga apabila menggunakan dilusi cair akan mengalami
kesulitan di dalam pengamatan untuk menentukan nilai KHM dan KBM. Pada penelitian
ini digunakan dua bakteri uji yang termasuk dalamgolonganbakteri Gram positif.
Berdasarkan Tabel 1, ekstrak etanol daun kenikir pada konsentrasi 0,5 telah memperlihatkan tidak adanya pertumbuhan bakteri S.epidermidis. Hal tersebut
menunjukkan bahwa nilai KHM dan KBM ekstrak terhadap S.epidermidis berada pada konsentrasi 0,5, bisa disebut bakterisida. Pada konsentrasi 2 pertumbuhan S.mutans
sudah tidak terlihat, artinya nilai KHM ekstrak terhadap S.mutans adalah 2, sedangkan nilai KBMnya belum diketahui karena masih terdapat pertumbuhan bakteri, bisa disebut
bakteriostatik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Unosson, et al., 2013 yang menyatakan bahwa S.epidermidis lebih cepat dibunuh dibandingkan dengan S.mutans
karena S.mutans tidak memiliki enzim katalase. Pada penelitian yang dilakukan oleh Wardoyo 2011 diketahui bahwa ekstrak
etanol kenikir efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureusyang termasuk dalam golonganbakteri Gram positif dengan cara menembus selaput pori bakteri.
Hal tersebut dikarenakan struktur dinding sel bakteri Gram positif lebih sederhana, sehingga memudahkan bahan bioaktif masuk ke dalam sel dibanding pada bakteri Gram
negatif
Tabel 1 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kenikir terhadap S.mutans dan S.epidermidis
Konsentrasi S.mutans S.epidermidis
R1 R2 R3 KHM KBM R1 R2 R3 KHM KBM 0,25
+ +
+ + + + + + + +
0,5 +
+ +
+ +
- -
- -
- 1 +
+ +
+ +
- -
- -
- 2 -
- -
- +
- -
- -
- K1
- -
- - - - -
- - - K2
+ +
+ + + + + + + +
K3 + +
+ +
+ +
+ +
+ +
Keterangan tabel : R
: Replikasi + : Terdapat pertumbuhan bakteri
- : tidak terdapat pertumbuhan bakteri K1 : Kontrol Media 5 mL media MH
K2 : Kontrol bakteri 5 mL media MH + 15 µL suspensi bakteri K3 : Kontrol Suspending agent 4 mL media MH + 1 mL CMC-Na + 15 µL suspensi bakteri
2. Hasil Analisis Kromatografi Lapis Tipis dan Bioautografi
Uji KLT menggunakan fase gerak butanol: asam asetat: air 4:1:5 vvv, dengan fase diam selulosa, jarak elusi 15 cm, diperoleh bercak dengan Rf 0,52 yang disemprot
dengan sitoborat diamatiUV 366 nm berflouresensi biru kehijauan, dengan sistem KLT dan