Hasil Uji Aktivitas Antibakteri
5 deteksi yang sama daun kenikir pada Rf 0,6 mengandung senyawa isokuerstrin Depkes
RI, 2008, sehingga diduga senyawa tersebut merupakan senyawa isokuerstrin golongan flavonoid Gambar 1. perbedaan Rf ini disebabkan kondisi percobaan yang berbeda,
seperti suhu yang berbeda, komposisi yang tidak tepat, sistem pelarut, adsorben, tebal adsorben, dan jumlah totolan Kumar, et al., 2013.
Berdasarkan hasil bioautografi kontak diperoleh bercak Rf 0,52 yang diduga merupakan senyawa flavonoid isokuersitrin Depkes RI, 2008. Bercak tersebut
menunjukkan adanya zona hambat terhadap bakteri S.mutans dan S.epidermidis.
Gambar 1. Struktur Isokuersitrin
Penelitian serupa dilakukan oleh Wang L. et al. 2013 memperlihatkan bahwa senyawa isokuersitrin dalam ekstrak Fagopyrum tataricum L. Gaenech memiliki nilai
KHM pada S.epidermidis dan S.aureus sebesar 512 dan 2048 µgmL. Salah satu bahan kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol daun kenikir dan
berkhasiat sebagai antibakteri adalah flavonoid. Mekanisme kerja flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein
ekstraseluler yang mengganggu keutuhan membran sel bakteri. Mekanisme kerjanya dengan mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat diperbaiki
lagi Juliantina, 2008. Menurut Cushnie dan Lamb 2005 dan Hendra et al., 2011, selain berperan dalam inhibisi pada sintesis DNA-RNA dengan interkalasi atau ikatan hidrogen
dengan penumpukan basa asam nukleat, flavonoid juga berperan dalam menghambat metabolisme energi. Senyawa ini akan mengganggu metabolisme energi dengan cara yang
mirip dengan menghambat sistem respirasi, karena dibutuhkan energi yang cukup untuk penyerapan aktif berbagai metabolit dan untuk biosintesis makromolekul