Khususwanto, 2013 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di salah satu SMPN di Purwakarta yang terdiri dari 9 kelas. Pemilihan sampel dilakukan
dengan cara pengundian terhadap kelas anggota pupulasi. Dua kelas yang terpilih yakni kelas VIII B dijadikan kelas eksperimen dan kelas VIII F dijadikan kelas
kontrol. Pada kelas eksperimen dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Resource-Based Learning, sedangkan pada kelas kontrol dilaksanakan
pembelajaran langsung.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan instrumen non tes.Instrumen tes yaitu tes kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa. Sedangkan instrumen non tes terdiri atas: skala sikap angket, dan pedoman observasi. Penjelasan dari instrumen-instrumen yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Tes tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
Bentuk soal tes dalam penelitian ini berbentuk uraian, pemilihan soal dengan bentuk uraian ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa. Instrumen tes ini digunakan pada saat pretes dan postes dengan karakteristik setiap soal pada masing-masing tes adalah identik, baik di
kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Instrumen penelitian yang baik, tentu harus diperhatikan kualitas dari
instrumen tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kualitas soal yang baik, harus diperhatikan kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya dilihat dari beberapa
hal berikut: validitas soal, reliabilitas soal, daya pembeda, dan indeks kesukaran. Untuk mengetahui kriteria-kriteria ini, di bawah ini dipaparkan penjelasannya,
yaitu:
1 Validitas Butir Soal
Definisi validitas diungkapkan oleh Suherman, dkk. 2003 yaitu suatu alat evaluasi disebut valid absah atau sahih apabila alat tersebut mampu
Khususwanto, 2013 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu, keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan
fungsinya. Dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu.
Koefisien validitas butir soal diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi produk-momen memakai angka kasar raw score, yaitu:
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
r
xy
Dengan: n = banyaknya subyek testi
X = skor setiap butir soal Y = skor total butir soal
Signifikansi koefisien korelasi dapat diketahui dengan melakukan uji-t. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut Sujana, 1992:
t = r
xy
2
1 2
r n
Keterangan : t : nilai t hitung
n : banyak subjek r
xy
: koefisien korelasi Untuk taraf signifikansi α dan derajat kebebasan dk = n – 2, H
diterima jika: . Dalam keadaan lain, H
ditolak artinya butir soal tersebut valid. Untuk tes kemampuan berpikir kreatif dengan α= 0,05 dan derajat kebebasan 25,
nilai yang diperoleh berdasarkan tabel adalah t0,95; 25 = 1,71. hasil uji-t semua butir soal memiliki t
hitung
t
tabel
sehingga H ditolak. Ini berarti
bahwa semua soal tersebut valid. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1 Validitas Butir Soal
Khususwanto, 2013 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dari tabel di atas terlihat untuk keempat soal kemampuan berpikir kreatif matematis valid, berarti soal-soal tersebut dapat dipakai sebagai instrumen
tes penelitian.
2 Reliabilitas Tes
Suatu alat evaluasi disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatifsama konsisten atau ajeg jika digunakan untuk subjek yang sama Suherman dkk,
2003.Tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok ukur yang dibuat oleh J.P. Guilford Suherman dkk, 2003
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Koefisien Reliabilitas Tes
Rumus yang digunakan untuk mencari koefisisn reliabilitas soal bentuk uraian adalah dengan rumus Alpha sebagai berikut:
2 2
11
1 1
t i
s s
n n
r
Dengan: n
= Banyak butir soal s
i 2
= Jumlah varians skor setiap item
No. Soal Koefisien
Korelasi Kriteria
Validitas t hitung
Keterangan
01 0,70
Sedang 4,89
Valid 02
0,90 Tinggi
10,31 Valid
03 0,89
Tinggi 10,03
Valid 04
0,89 Tinggi
9,91 Valid
Koefisien Korelasi Interpretasi
Derajat reliabilitas sangat rendah Derajat reliabilitas rendah
Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi
Derajat reliabilitas sangat tinggi
20 ,
11
r
40 ,
20 ,
11
r
70 .
40 .
11
r
90 ,
70 ,
11
r
90
, 00
, 1
11
r
Khususwanto, 2013 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
s
t 2
= Varians skor total Berdasarkan perhitungan dengan bantuan Microsoft Excel 2010 diperoleh
koefisien reliabilitas sebesar 0,82. Hal ini menunjukkan bahwa derajat reliabilitas keajegan tergolong tinggi, sehingga jika soal digunakan pada subyek yang
memilki karakteristik sama akan diperoleh hasil evaluasi yang relatif sama.
3 Daya Pembeda
Dalam Suherman dkk 2003 dijelaskan bahwa daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Derajat daya pembeda DP suatu butir soal dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi yang
bernilai dari -1,00 sampai dengan 1,00. Rumus untuk menentukan daya pembeda untuk jenis soal uraian dikemukakan oleh To Maulana, 2007 yaitu:
̅ ̅
dengan : DP = Daya Pembeda ̅
= rata-rata skor kelompok atas ̅
= rata-rata skor kelompok bawah SMI = skor maksimum ideal
Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah Suherman dkk, 2003:
Tabel 3.3 Indeks Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Interpretasi
00 ,
DP
Sangat jelek
20 ,
00 ,
DP
Jelek
40 ,
20 ,
DP
Cukup
70 ,
40 ,
DP
Baik
00 ,
1 70
,
DP
Sangat baik
Khususwanto, 2013 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan Microsoft Excel 2010, diperoleh daya pembeda untuk masing-masing soal seperti tampak pada Tabel 3.4
berikut:
Tabel 3.4 Daya Pembeda Soal
No Soal
Daya Pembeda Kriteria
1. Soal nomor 1
0,21 Cukup
2. Soal nomor 2
0,21 Cukup
3. Soal nomor 3
0,22 Cukup
4. Soal nomor 4
0,30 Cukup
4 Indeks Kesukaran
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran Difficulty Index. Bilangan tersebut adalah bilangan real
pada interval kontinum 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan
indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran soal uraian dikemukakan oleh To Maulana, 2007
yaitu:
̅
dengan : IK = Indeks Kesukaran ̅
= rata-rata skor tiap butir soal SMI = Skor maksimum ideal
Klasifikasi indeks kesukaran yang sering digunakan adalah:
Tabel 3.5 Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Interpretasi
00 ,
IK
soal terlalu mudah
30 ,
00 ,
IK
soal sukar
70 ,
30 ,
IK
soal sedang
Khususwanto, 2013 Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
00 ,
1 70
,
IK
soal mudah
00 ,
1
IK
soal terlalu mudah Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan Microsoft Excel 2010,
diperoleh indeks kesukaran untuk masing-masing soal seperti tampak pada Tabel
berikut: Tabel 3.6
Tingkat Kesukaran Soal
2. Non Tes