PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN RESOURCE-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE SISWA SMP.

(1)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN RESOURCE-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE SISWA SMP

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Matematika

Oleh: Khususwanto NIM 1103148

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii 2013


(3)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN RESOURCE-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE SISWA SMP

Oleh Khususwanto S.Pd UPI Bandung, 2008

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Matematika

© Khususwanto 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Teis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(4)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN RESOURCE-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE SISWA SMP

Oleh: Khususwanto NIM. 1103148

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing 1

Dr. Dadan Dasari, M.Si NIP. 19640717 199102 1 001

Pembimbing 2,

Dr. Kusnandi, M.Si NIP. 19690330 199303 1 002

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan Matematika SPS UPI,

Drs. Turmudi, M. Ed., M. Sc., Ph. D. NIP. 19610112 198703 1 003


(5)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Khususwanto (2013). Learning Mathematics with the Resource-Based Learning Approach to Enhance Creative Thinking Mathematically and Self Confidence of Junior High School Students. Thesis Department of Mathematics Education Postgraduate UPI

ABSTRACT

One of the high-level mathematical thinking skill is the ability of students creative thinking. It is very essential for the development of the students mathematical creativity. However, at school, mathematical learning to develop this skill is still rarely done. Concerning with this, this study developed the learning of mathematics using the approach of Resource-Based Learning (RBL) to improve mathematical creative thinking and Student Self Confidence.

Design of the study is aquasi experimental design layout with non-equivalent control group. Experimental group gained learning using RBL approach and control group gained learning using Direct Instruction. The instrument of the mathematical creative thingking skill test, self confidence questionnaires, and observation guide line are used to obtain data research that is analyzed quantitatively and qualitatively. Quantitative analysis conducted on the average N-gain between the two groups of samples using Two Way ANOVA. Qualitative analysisis conducted to examine the activities of students and teachers during learning, and to analyze the results of students’ questionnaires Self Confidence.

The result shows that (1) the increasing of thestudents ability to think creatively using mathematical learning Resource-Based Learning is better than Direct Instruction, (2) There is a differentiation of the increasing of the ability of the students mathematical creative thingking that learns with Resource-Based Learning approach and Direct Instruction in subgroups of low, medium, and high point of view. Analysing of Self Confidence quessionaire result reflects the good confidence level of the students on a group of students learning using RBL approach.

Keywords: Creative Thinking Mathematically, Resource-Based Learning, Self Confidence


(6)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Khususwanto (2013). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Resource-Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Self Confidence Siswa SMP. Tesis Prodi Pendidikan Matematika SPs UPI.

ABSTRAK

Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi matematik dan sangat penting untuk perkembangan kreativitas matematis siswa. Namun, di sekolah masih jarang dilakukan pembelajaran matematika untuk mengembangkan kemampuan tersebut. Berkaitan dengan hal itu, dalam penelitian ini dikembangkan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Resource-Based Learning (RBL) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis dan Self Confidence Siswa.

Desain penelitian ini adalah desain Quasi eksperimen yakni desain kelompok kontrol non-ekuivalen. Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran dengan pendekatan RBL dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran langsung. Untuk mendapatkan data hasil penelitian digunakan instrumen berupa tes kemampuan berpikir kreatif matematis, angket Self Confidence dan pedoman observasi. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap rata-rata N-gain antara kedua kelompok sampel dengan menggunakan Uji ANOVA Dua Jalur. Analisis kualitatif dilakukan untuk menelaah aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran, dan analisis hasil angket Self Confidence siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Resource-Based Learning lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran langsung; (2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Resource-Based Learning dan siswa yang menggunakan pembelajaran langsung ditinjau dari subkelompok rendah, sedang, dan tinggi. Analisis hasil angket Self Confidence mencerminkan tingkat percaya diri siswa yang baik pada sekelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan RBL.


(7)

v

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR HAK CIPTA LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ………….………..………... KATA PENGANTAR………….………..………..…

UCAPAN TERIMA KASIH………

DAFTAR ISI……….. DAFTAR TABEL………..………..……… DAFTAR GAMBAR……….. DAFTAR LAMPIRAN……… ABSTRAK…………BA BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah………...… B. Rumusan Masalah………...….. C.Tujuan Penelitian………..…...…. D.Manfaat Penelitian………...…… E. Hipotesis Penelitian………...……… F. Definisi Operasional………...……… BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Berpikir Kreatif Matematis...……….... B. Self Confidence………...……….. C.Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Resource-Based

Learning…………...……... D.Pembelajaran Langsung...………….. E. Penelitian yang Relevan...……… BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian………....…………

i ii iii v vii viii ix xi 1 8 8 9 9 10 11 18 22 27 29 32


(8)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi dan Sampel Penelitian……… C. Instrumen Penelitian……….. D. Variabel Penelitian………. E. Prosedur Penelitian………... F. Bahan Ajar………. G. Teknik Pengolahan Data……… BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

A. Hasil Penelitian ………....…………

1. Deskripsi Hasil Pretes dan Postes... 2. Analisis Hasil Pretes... 3. Analisis N-gain Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa... 4. Analisis Angket Self Confidence ... 5. Analisis Hasil Observasi... B. Pembahasan ………...… BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………....……....…… B. Saran ………...………

DAFTAR PUSTAKA………..……….

RIWAYAT HIDUP....………..……….

32` 33 38 38 39 40

42 42 43 45 52 55 62

73 74 75 79


(9)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20

Pedoman Pensekoran Tes Berpikir Krearif Matematis…………...…. Validitas Butir Soal………..………...…… Koefisien Relibilitas Tes………...….… Indeks Daya Pembeda Soal……….…...…… Daya Pembeda Soal ……….………... Indeks Kesukaran Soal ………...…. Tingkat Kesukaran Soal ………...…...…. Bahan Ajar Penelitian... Deskripsi Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol…... Perolehan Skor N-gain Masing-Masing Subkelompok... Hasil Uji Normalitas Pretes………..……... Hasil Uji Levene………...……..……...… Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretes...…...……...… Rata-rata dan Klasifikasi N-gain...………..…...……... Hasil Uji Normalitas N-gain... Hasil Uji Homogenitas Varians………..…... Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata N-gain………... Hasil Uji Anova N-gain……….………... Distribusi Skor Angket Self Confidence untuk Indikator Menjaga Citra Diri yang Baik... Distribusi Skor Angket Indikator Bertindak dan Berpikir Positif ... Distribusi Skor Angket Indikator Berbaur dengan Orang Lain... Distribusi Skor Angket Indikator Bertindak dan Berbicara

dengan Yakin... Distribusi Skor Angket Indikator Membantu Orang Lain Sepenuh Hati

Tanpa Mengharapkan Apapun... Distribusi Skor Angket Indikator Aktif dan Antusias...

Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru... Ketercapaian Aktivitas Guru... Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa... Ketercapaian Aktivitas Siswa...

16 34 35 36 36 37 37 40 42 43 44 45 45 47 48 49 50 51 52 53 53 54 54 55 57 59 60 62


(10)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tingkatan Berpikir...………...…….. Gambar 4.1 Rata-rata Skor Pretes dan Poste...……...…….. Gambar 4.2 Rata-rata N-gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol………... Gambar 4.3 Rata-rata Hasil Pengamatan Aktivitas Guru..………... Gambar 4.4 Rata-rata Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa...……... Gambar 4.5 Contoh Jawaban Siswa 1...…... Gambar 4.6 Contoh Jawaban Siswa 2………...…... Gambar 4.7 Contoh Jawaban Siswa 3………... Gambar 4.8 Aktivitas Guru dalam Membimbing Siswa …………...… Gambar 4.9 Aktivitas Siswa dalam Diskusi Kelompok...…

13 46 47 57 61 65 66 67 70 71


(11)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

1. Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ………….. 2. Kisi-Kisi Angket Self Confidence……….…..…… 3. Kunci Jawaban Pretes/Postes……….……… 4. Rencana Pembelajaran Kelas Eksperimen……… 5. Rencana Pembelajaran Kelas Kontrol………..………....

6. Lembar Aktivitas Siswa………..……..……….

Lampiran B

1. Hasil Judgment Instrumen……….………..…....… 2. Hasil Uji Validitas Soal……….………..…….... 3. Hasil Uji Reliabilitas Soal………..……….. 4. Hasil Uji Indeks Kesukaran Soal………..….…………...… 5. Hasil Uji Daya Pembeda ………….………..…………. Lampiran C

1. Kategori Pengelompokan Siswa………..………..……….. 2. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen……….…. 3. Data Hasil Pretes Kelas Kontrol………..…….. 4. Data Hasil Postes Kelas Eksperimen……….….…. 5. Data Hasil Postes Kelas Kontrol……….….... 6. Data N-Gain Kelas Eksperimen………... 7. Data N-Gain Kelas Kontrol………... Lampiran D

1. Contoh Hasil Angket Siswa………..………. 2. Contoh Hasil Pedoman Observasi…..………..……… 3. Hasil Olah Data Angket Self Confidence………. 4. Hasil Olah Data Pedoman Observasi………..

80 82 83 86 104 116 135 139 140 141 142 143 145 146 147 148 149 150 151 159 181 185


(12)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Hasil Perhitungan Data dan Uji Statistik …………...……….…… Lampiran E

1. Dokumentasi Penelitian………..………

2. Surat Izin Penelitian………..……… 3. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Tesis...

187

190 191 193


(13)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP


(14)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan pelajaran yang dapat melatih siswa dalam menumbuhkembangkan cara berpikir kritis, logis, dan kreatif. Oleh karena itu, keberadaan matematika pada kurikulum pendidikan di Indonesia sebagai mata pelajaran wajib yang diberikan kepada siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah. Harapannya siswa di Indonesia dapat memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, dan kreatif dalam menghadapi segala jenis tantangan pada era modern dewasa ini. Hal senada diungkapkan oleh Suherman, dkk (2003) bahwa tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang sekolah dasar dan menengah meliputi dua hal, yaitu:

1. Mempersiapkan agar siswa sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien.

2. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Sejalan dengan hal di atas, Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang SI mata pelajaran matematika lingkup pendidikan dasar menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.


(15)

2

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Secara realita tujuan tersebut belum tercapai secara maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan prestasi beberapa sampel siswa Indonesia dalam bidang matematika semakin terpuruk. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Wardhani (2011) bahwa Indonesia telah mengikuti Trends In International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 1999, 2003, 2007 dan Programme for International Student Asessment (PISA) tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dengan hasil tidak menunjukkan banyak perubahan pada setiap keikutsertaan. Pada PISA tahun 2009 Indonesia hanya menduduki ranking 61 dari 65 peserta dengan rata-rata skor 371, sementara rata-rata-rata-rata skor internasional adalah 496. Prestasi pada TIMSS 2007 lebih memprihatinkan lagi, karena rata-rata skor siswa kelas 8 kita menurun menjadi 405, dibanding tahun 2003 yaitu 411. Ranking Indonesia pada TIMSS tahun 2007 menjadi ranking 36 dari 49 negara.

Selanjutnya hasil evaluasi TIMSS 2011 untuk matematika kelas VIII, Indonesia pada posisi 5 besar dari bawah (bersama Syria, Moroko, Oman, Ghana). Peringkat Indonesia 36 dari 40 negara dengan nilai 386. Hasil ini mengalami penurunan dari TIMSS 2007. Hasil TIMSS dan PISA yang rendah tersebut tentunya disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor penyebab antara lain siswa Indonesia pada umumnya kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal


(16)

3

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan karakteristik seperti soal-soal pada TIMSS dan PISA. Soal-soal pada TIMSS dan PISA substansinya kontekstual, menuntut penalaran, argumentasi dan kreativitas dalam menyelesaikannya. Soal matematika dalam PISA tidak menguji kemampuan pada kompetensi dasar tertentu, namun lebih banyak menguji kemampuan untuk menggunakan matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah, sedangkan soal matematika dalam TIMSS masih mirip dengan soal-soal matematika yang diujikan di sekolah, atau sesuai dengan kurikulum, namun soal dalam TIMSS menguji domain konten dan domain kognitif secara seimbang (Wardhani, 2011).

Kondisi di atas bertentangan dengan instrumen penilaian yang ada di Indonesia. instrumen penilaian yang disajikan pada umumnya menyajikan instrumen penilaian hasil belajar yang substansinya kurang dikaitkan dengan konteks kehidupan yang dihadapi siswa dan kurang memfasilitasi siswa dalam mengungkapkan proses berpikir kreatif dan berargumentasi.

Berdasarkan kondisi tersebut selayaknya guru harus mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran matematika di kelas. Salah satunya adalah kemampuan berpikir kreatif. Adanya pengembangan kemampuan ini siswa diharapkan dapat tergali potensi kreativitasnya ketika menghadapi berbagai persoalan matematika yang kontekstual, menuntut penalaran, argumentasi dan berpikir kreatif. Berkaitan dengan hal tersebut Suherman, dkk. (2003) mengungkapkan bahwa dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika adalah pembentukan sifat pola berpikir kritis dan kreatif. Dua hal tersebut harus dipupuk dan ditumbuhkembangkan. Siswa harus dibiasakan untuk diberi kesempatan bertanya dan berpendapat sehingga diharapkan proses pembelajaran matematika lebih bermakna.

Saefudin (2012) mengungkapkan bahwa berpikir kreatif merupakan suatu hal yang kurang diperhatikan dalam pembelajaran matematika. Selama ini guru hanya mengutamakan logika dan kemampuan komputasi (hitung-menghitung)


(17)

4

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga kreativitas dianggap bukanlah sesuatu yang penting dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Padahal salah satu isi Kurikulum 2006 menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, dan kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut dikembangkan dalam diri siswa, agar siswa memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Siswono (2004) menyatakan bahwa kreativitas merupakan produk berpikir kreatif seseorang. Berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan ketika kita mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Bersandar pada alasan yang dikemukakan di atas, jelaslah bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa sangat penting untuk dikembangkan. Oleh karena itu, guru hendaknya mengkaji dan memperbaiki kembali praktik-praktik pengajaran yang selama ini dilaksanakan, yang mungkin hanya sekadar rutinitas belaka. Kenyataannya kemampuan berpikir kreatif siswa disatu sisi memang sangat penting untuk dimiliki dan dikembangkan, akan tetapi di sisi lain ternyata kemampuan tersebut masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar atau prestasi belajar matematika siswa selama penulis mengajar di tingkat SMP. Mayoritas siswa SMP bila diberikan soal-soal yang menuntut berpikir kreatif mereka selalu mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya. Sehingga hasil belajar siswa masih tergolong rendah dibawah KKM yang ditentukan.

Fakta yang mendukung kondisi di atas juga ditunjukkan hasil penelitian prestasi matematika siswa ditinjau dari perspektif internasional. Hasil PISA 2009 (OECD, 2010) menunjukkan bahwa Indonesia berada pada urutan 61 dari 65 negara yang tercakup dalam program penilaian 3 tahunan tersebut. Lebih lanjut, OECD melaporkan bahwa prestasi matematika siswa Indonesia tidak berbeda secara signifikan dengan siswa dari Colombia, Albania, Tunisia, Qatar, Peru, dan Panama. Kemampuan siswa menyelesaikan masalah yang diajukan dalam


(18)

5

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian, hampir 80% siswa Indonesia mampu menjawab hanya masalah-masalah tingkat 2. Sedangkan, untuk masalah-masalah tingkat 6 (tertinggi), hampir tidak ada siswa Indonesia yang mampu menyelesaikannya (Sabri, 2012).

Lazimnya kemampuan matematika siswa di sekolah terbagi atas tiga kelompok, yakni (1) siswa kelompok atas, kelompok ini biasanya memiliki kemampuan di atas rata-rata teman sekelasnya; (2) Kelompok sedang, kelompok ini biasanya memiliki kemampuan rata-rata di kelasnya; (3) kelompok rendah, kelompok ini biasanya memiliki kemampuan di bawah rata-rata kelasnya. Menurut Galton (Ruseffendi, 1991) dari sekolompok siswa yang dipilih secara acak akan selalu dijumpai siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, hal ini disebabkan kemampuan siswa menyebar secara distribusi normal. Perbedaan kemampuan yang dimiliki siswa bukan semata-mata bawaan dari lahir, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Dari pendapat tersebut, penulis memandang bahwa pemilihan lingkungan belajar yang tepat (dalam hal ini pemilihan pendekatan pembelajaran) menjadi hal yang sangat penting untuk mengakomodasi kemampuan siswa yang heterogen tersebut.

Pembelajaran langsung di kelas secara konvensional penulis memandang belum dapat memfasilitasi siswa-siswa yang memiliki kemampuan heterogen tersebut. Hal demikian terjadi disebabkan pola pembelajaran langsung yang berjalan hanya transfer informasi, cenderung satu arah, dan sedikit membuka ruang buat siswa untuk berpendapat secara bebas.

Berdasarkan semua informasi di atas, seyogyanya dilakukan sebuah upaya dalam rangka perbaikan. Salah satu alternatifnya adalah dengan menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa.

Menyadari pentingnya suatu pendekatan pembelajaran matematika yang melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, mutlak diperlukan pembelajaran matematika yang kegiatannya melatih siswa dalam mengembangkan kreativitasnya. Penulis memandang hal ini dapat terwujud dalam pembelajaran


(19)

6

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dirancang dengan melibatkan siswa pada serangkaian kegiatan pembelajaran yang berbasis sumber (Resource-Based learning).

Menurut Nasution (2005) Resource-Based Learning adalah segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan sesuatu atau sejumlah sumber belajar secara individu atau kelompok dengan segala kegiatan belajar yang berkaitan dengan itu, bukan dengan cara konvensional dimana guru menyampaikan bahan pelajaran kepada murid. Jadi dalam Resource-Based Learning guru bukan merupakan satu-satunya sumber belajar. Murid dapat belajar dalam kelas, dalam laboratorium, dalam ruang perpustakaan, dalam ruang sumber belajar yang khusus atau bahkan di luar sekolah.

Sumber belajar ditujukan kepada siswa, bukan guru. Belajar berdasarkan sumber atau Resource-Based Learning bukan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan bertalian dengan sejumlah perubahan-perubahan yang mempengaruhi pembinaan kurikulum. Menurut Nasution (2005) perubahan-perubahan itu mengenai:

1. Perubahan dalam sifat dan pola ilmu pengetahuan manusia

2. Perubahan dalam masyarakat dan tafsiran kita tentang tuntunannya 3. Perubahan tentang pengertian kita tentang anak dan caranya belajar 4. Perubahan dalam media komunikasi

Sutrisno (2010) menyatakan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Resource-Based Learningakan berpengaruh pada: 1. Dampak Instruksional

Siswa menjadi aktif dan terampil dalam berpikir kreatif serta siswa dapat menyelesaikan soal-soal matematika

2. Dampak Pengiring

Siswa mampu mengaplikasikan materi pelajaran matematika dengan kehidupan yang nyata. Kelebihan dari model pembelajaran matematika Resource-Based Learning, antara lain:


(20)

7

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Siswa akan lebih aktif untuk belajar matematika dengan cara mencari sumber belajar yang dibutuhkan.

b) Siswa akan lebih terampil berpikir kreatif untuk memecahkan masalah matematika.

c) Dapat melatih siswa untuk kompak dalam bekerja sama dengan siswa lain dalam satu kelompok.

d) Metode ini dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa untuk menyajikan berbagai macam sumber bahan pelajaran.

e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan kesanggupan masing-masing.

Pandangan lain seperti yang diungkapkan Wulan (2012) bahwa pembelajaran Resource-Based Learning dalam segala hal peserta didik dituntut untuk aktif dalam memperoleh informasi. Anak bebas belajar dengan kemampuan dan kecepatan sesuai dengan kemampuannya. Setiap peserta didik tidak dituntut untuk memperoleh informasi yang sama dengan temannya. Sehingga peserta didik dapat belajar dengan senang dan semangat.

Selain dampak terhadap proses belajar siswa, pendekatan Resource-Based Learning akan berdampak pula pada kemampuan siswa dalam pengaturan konsep kepercayaan diri atau self confidence mereka. Salah satu fase pada pendekatan Resource-Based Learning yakni pada fase mensintesa informasi inilah kepercayaan diri siswa lebih dominan dilatih untuk muncul. Hal ini disebabkan pada fase ini siswa memberikan berbagai ide-ide kreatifnya di depan kelas secara klasikal yang membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi. Sirodj dan Ismawati (2010) mendefinisikan self confidence adalah keyakinan seseorang untuk mampu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan serta keyakinan seseorang bahwa dirinya dapat menguasai suatu situasi dan menghasilkan sesuatu yang positif. Self confidence terdiri atas empat indikator yaitu: 1) percaya akan kemampuan diri; 2) menjadi diri sendiri; 3) siap menghadapi penolakan orang lain; 4) kendali diri yang baik; 5) berpikir positif.


(21)

8

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penulis memandang bahwa pendekatan Resource-Based Learning memiliki banyak kelebihan jika digunakan sebagai alternatif pembelajaran matematika untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Pandangan ini tentu saja didasarkan pada apa yang telah diuraikan di muka, bahwa dengan belajar berdasarkan sumber siswa terlatih untuk selalu aktif mencari informasi, bekerjasama, mandiri, percaya diri (Self confidence), dan mengembangkan kreativitas siswa dalam mengolah dan memahami informasi dalam menyelesaikan masalah.

Latar belakang di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai pembelajaran matematika dengan pendekatan Resource-Based Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis dan self confidence siswa.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Resource-Based Learning lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran langsung?

2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Resource-Based Learning dan siswa yang menggunakan pembelajaran langsung ditinjau dari subkelompok rendah, sedang, dan tinggi?

3. Bagaimana self confidence siswa yang mendapat pembelajaran matematika dengan pendekatan Resource-Based Learning?

4. Faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung atau menghambat pembelajaran matematika yang menggunakan pendekatan Resource-Based Learning?

C. Tujuan Penelitian


(22)

9

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengetahui adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa setelah pembelajaran matematika dengan pendekatan Resource-Based Learning.

2. Mengetahui adanya perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Resource-Based Learning dan siswa yang menggunakan pembelajaran langsung ditinjau dari subkelompok rendah, sedang, dan tinggi.

3. Memperoleh gambaran mengenai self confidence siswa yang menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Resource-Based Learning. 4. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung atau menghambat

pembelajaran matematika yang menggunakan pendekatan Resource-Based Learning.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini akan dapat memberikan manfaat yang baik terhadap pembelajaran matematika, khususnya dalam mengkaji kemampuan berpikir kreatif matematis dan self confidence siswa. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas pembelajaran matematika secara umum dan secara khusus, yaitu:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada guru sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

2. Memberikan informasi kepada guru sejauh mana pengaruh pembelajaran matematika dengan pendekatan Resource-Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis dan Self confidence siswa.

3. Pembelajaran dengan pendekatan Resource-Based Learning ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif cara mengajar guru dalam mengembangkan kompetensi berpikir kreatif matematis dan Self confidence siswa.


(23)

10

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan studi untuk memahami pendekatan Resource-Based Learning dalam pembelajaran matematika dengan variabel yang berbeda dan permasalahan yang lebih kompleks.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Resource-Based Learning lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran langsung.

2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang belajar menggunakan pendekatan Resource-Based Learning dan siswa yang belajar dengan pembelajaran langsung ditinjau dari tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kreatif matematis

Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan untuk menghasilkan ide atau cara baru dalam menghasilkan sesuatu. Dalam penelitian ini, aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif matematis yang diukur adalah kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterincian.

2. Self confidence

Self confidence adalah adalah perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri dalam melakukan tugas-tugas tertentu yang mencakup dan penerimaan yang baik terhadap dirinya secara utuh, bertindak sesuai dengan apa yang


(24)

11

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan oleh orang lain sehingga individu dapat penilaian diterima oleh orang lain maupun lingkungannya.

3. Pendekatan Resource-Based Learning

Pendekatan Resource-Based Learning adalah suatu proses pembelajaran yang langsung menghadapkan siswa dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan yang bertalian dengan sumber belajar. Pada prakteknya pendekatan Resource-Based Learning terdiri dari 6 fase, yakni mengidentifikasi pertanyaan/permasalahan, merencanakan cara mencari informasi, mengumpulkan informasi, menggunakan informasi, mensintesa informasi, dan evaluasi.

4. Pembelajaran langsung

Pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru tetapi harus menjamin adanya keterlibatan peserta didik. Pembelajaran langsung merupakan gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas.


(25)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan sebab-akibat melalui pemanipulasian variabel bebas dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian tadi, sehingga penelitian ini digolongkan kepada penelitian eksperimen (Ruseffendi, 1998). Hasil dari pemanipulasian terhadap variabel bebas ini dapat dilihat dari variabel terikatnya yaitu berupa peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dua perlakuan. Pada kelas eksperimen dilaksanakan suatu pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Resource-Based Learning, sedangkan pada kelas kontrol dilaksanakan suatu pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran langsung. Terhadap kedua kelompok tersebut diberikan pretes sebelum pembelajaran dan postes setelah pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka desain penelitian yang digunakan adalah desain Quasi eksperimen yakni desain kelompok kontrol non-ekuivalen (Ruseffendi, 1998) yang digambarkan sebagai berikut:

O X O O O Keterangan :

O : Pretes atau postes

X : Pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Resource- Based Learning.

: Subjek tidak dikelompokkan secara acak


(26)

33

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di salah satu SMPN di Purwakarta yang terdiri dari 9 kelas. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara pengundian terhadap kelas anggota pupulasi. Dua kelas yang terpilih yakni kelas VIII B dijadikan kelas eksperimen dan kelas VIII F dijadikan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Resource-Based Learning, sedangkan pada kelas kontrol dilaksanakan pembelajaran langsung.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan instrumen non tes.Instrumen tes yaitu tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Sedangkan instrumen non tes terdiri atas: skala sikap (angket), dan pedoman observasi. Penjelasan dari instrumen-instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tes (tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa)

Bentuk soal tes dalam penelitian ini berbentuk uraian, pemilihan soal dengan bentuk uraian ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Instrumen tes ini digunakan pada saat pretes dan postes dengan karakteristik setiap soal pada masing-masing tes adalah identik, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol.

Instrumen penelitian yang baik, tentu harus diperhatikan kualitas dari instrumen tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kualitas soal yang baik, harus diperhatikan kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya dilihat dari beberapa hal berikut: validitas soal, reliabilitas soal, daya pembeda, dan indeks kesukaran. Untuk mengetahui kriteria-kriteria ini, di bawah ini dipaparkan penjelasannya, yaitu:

1) Validitas Butir Soal

Definisi validitas diungkapkan oleh Suherman, dkk. (2003) yaitu suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu


(27)

34

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu, keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya. Dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu.

Koefisien validitas butir soal diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi produk-momen memakai angka kasar (raw score), yaitu:

 

2 2

2

 

2

Y Y n X X n Y X XY n rxy           

Dengan: n = banyaknya subyek (testi) X = skor setiap butir soal Y = skor total butir soal

Signifikansi koefisien korelasi dapat diketahui dengan melakukan uji-t. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Sujana, 1992):

t = rxy 2

1

2

r

n

Keterangan :

t : nilai t hitung n : banyak subjek rxy : koefisien korelasi

Untuk taraf signifikansi α dan derajat kebebasan dk = (n – 2), H0 diterima jika:

> . Dalam keadaan lain, H0 ditolak artinya butir soal tersebut valid. Untuk tes kemampuan berpikir kreatif dengan α= 0,05 dan derajat kebebasan 25,

nilai yang diperoleh berdasarkan tabel adalah t(0,95; 25) = 1,71.

hasil uji-t semua butir soal memiliki thitung > ttabel sehingga H0 ditolak. Ini berarti

bahwa semua soal tersebut valid. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1 Validitas Butir Soal


(28)

35

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari tabel di atas terlihat untuk keempat soal kemampuan berpikir kreatif matematis valid, berarti soal-soal tersebut dapat dipakai sebagai instrumen tes penelitian.

2) Reliabilitas Tes

Suatu alat evaluasi disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatifsama (konsisten atau ajeg) jika digunakan untuk subjek yang sama (Suherman dkk, 2003).Tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok ukur yang dibuat oleh J.P. Guilford (Suherman dkk, 2003) sebagai berikut:

Tabel 3.2

Koefisien Reliabilitas Tes

Rumus yang digunakan untuk mencari koefisisn reliabilitas soal bentuk uraian adalah dengan rumus Alpha sebagai berikut:

               

2

2 11 1 1 t i s s n n r

Dengan: n = Banyak butir soal

si2 = Jumlah varians skor setiap item

No. Soal Koefisien Korelasi

Kriteria

Validitas t hitung Keterangan

01 0,70 Sedang 4,89 Valid

02 0,90 Tinggi 10,31 Valid

03 0,89 Tinggi 10,03 Valid

04 0,89 Tinggi 9,91 Valid

Koefisien Korelasi Interpretasi

Derajat reliabilitas sangat rendah Derajat reliabilitas rendah

Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sangat tinggi

20 , 0 11 r 40 , 0 20 ,

0 r11

70 . 0 40

.

0 r11

90 , 0 70

,

0 r11

90 ,


(29)

36

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu st2 = Varians skor total

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan Microsoft Excel 2010 diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,82. Hal ini menunjukkan bahwa derajat reliabilitas (keajegan) tergolong tinggi, sehingga jika soal digunakan pada subyek yang memilki karakteristik sama akan diperoleh hasil evaluasi yang relatif sama.

3) Daya Pembeda

Dalam Suherman dkk (2003) dijelaskan bahwa daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi (siswa) yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Derajat daya pembeda (DP) suatu butir soal dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi yang bernilai dari -1,00 sampai dengan 1,00. Rumus untuk menentukan daya pembeda untuk jenis soal uraian dikemukakan oleh To (Maulana, 2007) yaitu:

̅ ̅

dengan : DP = Daya Pembeda

̅ = rata-rata skor kelompok atas ̅ = rata-rata skor kelompok bawah SMI = skor maksimum ideal

Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah (Suherman dkk, 2003):

Tabel 3.3

Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Interpretasi

00 , 0

DP Sangat jelek

20 , 0 00

,

0 DP Jelek

40 , 0 20

,

0  DP Cukup

70 , 0 40

,

0  DP Baik

00 , 1 70

,


(30)

37

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan Microsoft Excel 2010, diperoleh daya pembeda untuk masing-masing soal seperti tampak pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4 Daya Pembeda Soal

No Soal Daya Pembeda Kriteria

1. Soal nomor 1 0,21 Cukup

2. Soal nomor 2 0,21 Cukup

3. Soal nomor 3 0,22 Cukup

4. Soal nomor 4 0,30 Cukup

4) Indeks Kesukaran

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran (Difficulty Index). Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran soal uraian dikemukakan oleh To (Maulana, 2007) yaitu:

̅

dengan : IK = Indeks Kesukaran

̅ = rata-rata skor tiap butir soal SMI = Skor maksimum ideal

Klasifikasi indeks kesukaran yang sering digunakan adalah: Tabel 3.5

Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Interpretasi

00 , 0

IK soal terlalu mudah

30 , 0 00

,

0 IK soal sukar

70 , 0 30

,


(31)

38

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

00 , 1 70

,

0 IK soal mudah

00 , 1

IK soal terlalu mudah

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan Microsoft Excel 2010, diperoleh indeks kesukaran untuk masing-masing soal seperti tampak pada Tabel berikut:

Tabel 3.6

Tingkat Kesukaran Soal

2. Non Tes

Instrumen non tes yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu: angket atau skala sikap siswa, dan pedoman observasi. Penjelasan dari masing-masing instrumen non tes ini adalah:

1) Angket atau Skala Sikap Siswa

Angket atau skala sikap siswa ini digunakan untuk mengetahui Self confidence siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Resource-Based Learning. Model skala sikap yang digunakan adalah model skala Likert yang dimodifikasi terdiri dari 4 pilihan jawab, yaitu: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).

2) Pedoman Observasi

Pedoman observasi yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas pembelajaran (aktivitas guru dan siswa) dengan menggunakan pendekatan Resource-Based Learning.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan objek atau titik perhatian dari suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pembelajaran

No Soal Indeks Kesukaran Kriteria

1. Soal nomor 1 0,20 Sukar

2. Soal nomor 2 0,21 Sukar

3. Soal nomor 3 0,23 Sukar


(32)

39

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matematika dengan menggunakan pendekatan Resource-Based Learning (variabel bebas) dan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dan Self confidence sebagai variabel terikatnya.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap analisis data, dan (4) tahap pembuatan kesimpulan. Penjelasan dari keempat tahap tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, dilaksanakan beberapa kegiatan yaitu: pengembangan perangkat pembelajaran (lembar aktivitas siswa), penyusunan instrumen dan uji coba instrumen, revisi perangkat pembelajaran, dan pemilihan kelas sampel pada seluruh kelas VIII SMP N 1 Pasawahan Purwakarta sebanyak dua kelas untuk dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, kegiatan awal yang dilakukan adalah memberikan pretes kemampuan berpikir kreatif matematis untuk kedua kelas. Hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal kedua kelas tersebut. Selanjutnya melakukan pembelajaran sesuai jadwal dan materi yang sudah ditetapkan.

Pada saat pembelajaran, aktivitas pembelajaran diobservasi oleh observer. Setelah pembelajaran berakhir secara keseluruhan, dilaksanakan tes kemampuan berpikir kreatif matematis untuk kedua kelas sampel. Selanjutnya pengisian angket self confidence oleh siswa di kelas eksperimen.

3. Tahap analisis data

Analisis data yang dilakukan yaitu: pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif, pengolahan dan penganalisisan hasil data kuantitatif berupa pretes dan postes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dari kedua kelas. Kemudian pengolahan data kualitatif berupa hasil angket dan lembar observasi.


(33)

40

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Tahap pembuatan kesimpulan

Pada tahap ini dilaksanakan penyimpulan terhadap penelitian yang telah dilakukan berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan.

F. Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan LAS (Lembar Aktivitas Siswa) untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol menggunakan buku paket. Materi pokok yang diajarkan adalah bangun ruang sisi datar dengan sub materi kubus dan balok. Secara lengkap kompetensi dasar, indikator, materi pokok, dan sub materi pokok disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.7

Bahan Ajar Penelitian

G. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Pengolahan data kuantitatif dengan bantuan media bantu SPSS 16 for Windows, sedangkan pengolahan data kualitatif dengan menggunakan microsoft office excel 2007. Pengolahan data kuantitatif dan kualitatif dijelaskan sebagai berikut:

1. Data Kuantitatif

Kompetensi Dasar Indikator Materi Sub Materi

 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok

 Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok

 Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok

Siswa dapat menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok

Bangun ruang sisi

datar

Kubus dan Balok


(34)

41

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data kuantitatif dimulai dengan menganalisis hasil pretes. Untuk mengetahui kemampuan awal antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama atau tidak, dilakukan uji perbedaan dua rata-rata pretes. Sebelum menggunakan uji perbedaan dua rata-rata pretes tersebut harus diperiksa normalitas dan homogenitas varians data pretes kedua kelompok tersebut. Langkah yang dilakukan adalah:

a. Uji normalitas dengan statistik uji Shapiro Wilk, Jika data berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya yaitu uji homogenitas varians dengan uji Levene. Jika data homogen, maka selanjutnya menguji perbedaan dua rata-rata data pretes tersebut dengan menggunakan uji t. sedangkan jika datanya tidak homogen maka dilakukan uji perbedaan dua rata-ratanya dengan menggunakan uji t’.

b. Jika datanya tidak berdistribusi normal, maka langkah berikutnya adalah menguji perbedaan dua rata-rata dengan uji nonparametrik.

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis dilakukan perhitungan N-gain dengan rumus (Meltzer 2002):

Selanjutnya untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis kelompok mana yang lebih baik dilakukan uji t dengan mekanisme perhitungan statistik seperti di atas. Sedangkan untuk mengetahui signifikansi perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan RBL dan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung ditinjau dari subkelompok tinggi, sedang, dan rendah digunakan statistik uji Anova dua jalur.

2. Data Kualitatif

Pengolahan data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(35)

42

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Derajat penilaian terhadap suatu pernyataan dalam angket atau skala sikap siswa terbagi menjadi 4 kategori, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Karena data yang diperoleh berupa skala kualitatif, maka data skala kualitatif tersebut ditransfer ke dalam data kuantitatif. Suherman dkk (2003) menjelaskan bahwa untuk pernyataan yang bersifat positif, jawaban SS diberi skor 5, S diberi skor 4, TS diberi skor 2, dan STS diberi skor 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif, jawaban SS diberi skor 1, S diberi skor 2, TS diberi skor 4, dan STS diberi skor 5. Pemberian skor setiap pilihan dari pernyataan angket siswa ditentukan berdasarkan distribusi jawaban responden dengan metode MSI (Methode of Succesive Interval). Menghitung rata-rata skor sikap untuk tiap-tiap sikap siswa dan membandingkan dengan skor netral. Jika skor sikap kurang dari skor netral, artinya siswa mempunyai sikap negatif dan sebaliknya.

b.Pedoman Observasi

Pedoman observasi ini dijadikan sebagai data pendukung dalam penelitian ini. Agar memudahkan dalam menginterpretasikannya penyajian pedoman observasi dibuat dalam bentuk tabel.


(36)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Resource-Based Learning (RBL) sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Resource-Based Learning lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran langsung.

2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Resource-Based Learning dan siswa yang menggunakan pembelajaran langsung ditinjau dari subkelompok rendah, sedang, dan tinggi.

3. Deskripsi hasil angket self confidence mencerminkan tingkat percaya diri siswa yang baik pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan RBL.

4. Faktor pendukung Pembelajaran matematika dengan pendekatan RBL diantaranya; (1) kerja sama kelompok dalam diskusi dan bimbingan guru dalam menyelesaikan tugas-tugas pada lembar aktivitas siswa; (2) Antusiasme dan semangat untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik; (3) tingkat keyakinan dan kepercyaan diri siswa dalam mengikuti pembelajaran. Adapun hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan RBL antara lain: (1) kurangnya konsentrasi siswa dalam mengikuti pembalajaran; (2) kesulitan dalam membuat soal-soal pada lembar aktivitas siswa yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa secara baik; (3) keberagaman kemampuan anggota kelompok


(37)

74

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga kesulitan dalam menghasilkan ide-ide kreatif yang baik dan dapat diterima oleh semua anggota kelompok.

B. Saran

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk lebih meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis melalui pembelajaran dengan pendekatan RBL, hendaknya diberikan porsi waktu yang lebih banyak pada fase mengidentifikasi masalah, mencari informasi, dan menggunakan informasi.

2. Untuk lebih mengembangkan Self confidence siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan RBL, disarankan diberikan porsi waktu yang lebih banyak pada fase menggunakan informasi dan mensintesa informasi.

3. Penelitian ini hanya terbatas pada satu pokok bahasan, yaitu bangun ruang kubus dan balok, dan terbatas pada kemampuan berpikir kreatif matematis dan Self confidence, oleh karena itu disarankan kepada peneliti lain dapat melanjutkan penelitian pada pokok bahasan dan kemampuan matematik yang lain dengan menggunakan pendekatan RBL.

4. Fokus penelitian ini hanya pada aspek berpikir kreatif dan Self confidence siswa SMP, oleh karena kepada peneliti lain dapat mengkaji lebih lanjut tentang korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dan Self confidence matematik siswa SMP.

5. Pembelajaran matematika dengan pendekatan RBL menjadi pembelajaran yang membuat siswa senang dan antusias, hal ini menjadi modal utama untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan bagi siswa.


(38)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdul, H. (2012). Percaya Diri, Apa itu Percaya Diri?.Tersedia:

http://holikulanwar.blogspot.com/2012/05/percaya-diri-pd-apa-itu-percaya-diri.html. Diakses tanggal 15 Januari 2013.

Al-Uqshari, Y.(2005). Melejit dengan Kreatif. Indonesia: Gema Insani.

Amri, S dan Ahmadi, I.K. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas.Jakarta: Prestasi Pustaka.

Anriani, N. (2011).Pembelajaran dengan Pendekatan Resource-Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP kelas VIII. Tesis Pendidikan Matematika SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Chiu, M.S. (2009). Approaches to the teaching of creative and non-creative mathematical problems. [online]. Tersedia:

www.springerlink.com/index/63657ll82214k600.pdf.International Journal of Science and Mathematics Education, 7, 55–79. Diakses tanggal 5 Pebruari 2013.

Christiana, E & Saputra, E.N.W. (2010). Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 8 Surabaya Dengan Konseling Kelompok Gestalt. [online].Tersedia:himcyoo.files.wordpress.com/2012/06/meningkatkan-rasa-percaya diri. Diakses tanggal 10 januari 2013.

Ega, E. (2012). Pengaruh Penerapan Hypnoteaching Dalam Problem-Based Learning Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis Pendidikan Matematika SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Fatimah, E. (2006). Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta didik. Bandung: Balai Setia.

Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Purwa Suara. Hartanto. (2008). Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Aplikasi

Matematika Siswa Dengan Pembelajaran Open-Ended dengan Pembelajaran Konvensional Di Sekolah Menengah Pertama. Desertasi Pendidikan Matematika SPS UPI. Tidak diterbitkan.


(39)

76

Hidayat, W. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write. Tesis Pendidikan Matematika SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Indra, S. (2012).Menerapakan Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Model Elicyting Aktivities Untk Meningkatakan Kemampuan Berpikir Dan Self confidence Siswa SMP. Tesis Pendidikan Matematika SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Ismawati, F &Sirodj S. (2010). Perbedaan Self-Confidence dan Self-Regulated Learning Antara Siswa Kelas Imersi Dan Siswa Reguler.Jurnal penelitian psikologi 2010, vol. 01, no. 01, 75-86.

Leikin, R, Waynerg A.L, Guberman, R. (2010). Employing Multiple Solution tasks for The Development of Mathematical Creativity: Two Comparative Studies. [online]. Tersedia:

http://www.cerme7.univ.rzeszow.pl/.../Leikin_Levav-W.-Guberman-- CERME7_-WG7.pdf. Diakses tanggal 5 Januari 2013.

Mahmudi, A. (2010). Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Makalah Disajikan Pada Konferensi Nasional Matematika XV UNIMA Manado, 30 Juni – 3 Juli 2010.

Martin. (2009). Convergent and Divergent Thinking. [Online]. Tersedia: http://www.eruptingmind.com/convergent-divergent-creative-thinking/ Diakses tanggal 20 Januari 2013.

Maulana. (2007). Alternatif Pembelajaran Matematika dengan pendekatan Metakognitif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa PGSD. Tesis PPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Meltzer, D.E. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostics Pretest Scores. American Journal of Physics[Online].

Tersedia: http://www.physics.iastate.edu/per/docs/AJP-Dec-2002-Vo.70-1259-1268.pdf. diakses tanggal 20 Maret 2013.

Nasution.(2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nelly, F. (2012). Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Secara Berkelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self confidence Siswa SMP. Tesis Pendidikan Matematika SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Rahmawati, T D. (2010). Kompetensi Berpikir Kritis Dan Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika di SMP Negeri 2 Malang. [online].


(40)

77

Tersedia:ejournal.umm.ac.id/index.php/penmath/article/view/612.Diakses anggal 15 Januari 2013.

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, E.T. (1998). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.

Saefudin, A.A.(2012).Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Jurnal Al-Bidāyah, Vol 4 No. 1.

Sabri.(2012). Pendampingan dan pelatihan: Merespon Keberlanjutan Dalam Pengembangan Profesional Guru Matematika. Jurnal Wadah Komunikasi, Vol. 5 No.1.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yaang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Silver, E. A. (1997). Fostering creativity through instruction rich in mathematical

problem solving and problem posing.ZDM, 3, 75–80. [online]. Tersedia www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a3.pdf. Diakses tanggal 5 Pebruari 2013.

Siswono, E.Y.T. (2004). Mendorong Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah(Problem Posing). Makalah disampaikan pada Konferensi Konferensi Nasional Matematika XII, Universitas Udayana , Denpasar, Bali. 23-27 July 2004.

Siswono, E.Y.T. & Rosyidi, H.A, (2005). Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika “Peranan Matematika dan terapannya dalam meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia” di Jurusan Matematika FMIPA Unesa, 28 Pebruari 2005. No. ISBN: -

Siswono, E.Y.T.(2011). Level Of Student’s Creative Thinking In Classroom Mathematics. Educational Research and Review Vol. 6 (7), pp. 548-553, July 2011.[online]. Tersedia http://www.academicjournals.org/ERR ISSN 1990-3839 ©2011 Academic Journals. Diakses tanggal 5 Pebruari 2013. Siswono, E.Y.T. (2011). Desain Tugas untuk Mengidentifikasi kemampuan


(41)

78

tatagyes.files.wordpress.com/tatag_jurnal_unej.Diakses tanggal 5 pebruari 2013.

Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido Offset.

Suherman, E., dkk. (2001). Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Suherman, E. dan Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika.Bandung: CV. Wijaya Kusumah.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI. Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumarmo, U. (2010). Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa,

dan Bagimana Mengembangkan Pada Peserta Didik, Makalah. FPMIPA UPI.

Unesa, R. (2011). Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction). [online]. Tersedia:http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/05/model-pengajaran-langsung-direct.html . Diakses tanggal 28 Desember 2012.

Wardhani, Sri & Rumiati. (2011). Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar dari PISA dan TIMSS. P4TK Yogyakarta.

Wulan. (2012).Resource-Based-Learning.[online].Tersedia:

http://minniewulan.blogspot.com/2012/09/resource-based-learning-rbl.html. Diakses tanggal 10 Januari 2013.


(1)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Resource-Based Learning (RBL) sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Resource-Based Learning lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran langsung.

2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Resource-Based Learning dan siswa yang menggunakan pembelajaran langsung ditinjau dari subkelompok rendah, sedang, dan tinggi.

3. Deskripsi hasil angket self confidence mencerminkan tingkat percaya diri siswa yang baik pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan RBL.

4. Faktor pendukung Pembelajaran matematika dengan pendekatan RBL diantaranya; (1) kerja sama kelompok dalam diskusi dan bimbingan guru dalam menyelesaikan tugas-tugas pada lembar aktivitas siswa; (2) Antusiasme dan semangat untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik; (3) tingkat keyakinan dan kepercyaan diri siswa dalam mengikuti pembelajaran. Adapun hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan RBL antara lain: (1) kurangnya konsentrasi siswa dalam mengikuti pembalajaran; (2) kesulitan dalam membuat soal-soal pada lembar aktivitas siswa yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa secara baik; (3) keberagaman kemampuan anggota kelompok


(2)

74

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga kesulitan dalam menghasilkan ide-ide kreatif yang baik dan dapat diterima oleh semua anggota kelompok.

B. Saran

Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk lebih meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis melalui pembelajaran dengan pendekatan RBL, hendaknya diberikan porsi waktu yang lebih banyak pada fase mengidentifikasi masalah, mencari informasi, dan menggunakan informasi.

2. Untuk lebih mengembangkan Self confidence siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan RBL, disarankan diberikan porsi waktu yang lebih banyak pada fase menggunakan informasi dan mensintesa informasi.

3. Penelitian ini hanya terbatas pada satu pokok bahasan, yaitu bangun ruang kubus dan balok, dan terbatas pada kemampuan berpikir kreatif matematis dan Self confidence, oleh karena itu disarankan kepada peneliti lain dapat melanjutkan penelitian pada pokok bahasan dan kemampuan matematik yang lain dengan menggunakan pendekatan RBL.

4. Fokus penelitian ini hanya pada aspek berpikir kreatif dan Self confidence siswa SMP, oleh karena kepada peneliti lain dapat mengkaji lebih lanjut tentang korelasi antara kemampuan berpikir kreatif dan Self confidence matematik siswa SMP.

5. Pembelajaran matematika dengan pendekatan RBL menjadi pembelajaran yang membuat siswa senang dan antusias, hal ini menjadi modal utama untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan bagi siswa.


(3)

Khususwanto, 2013

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Resource-Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Self Confidence Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdul, H. (2012). Percaya Diri, Apa itu Percaya Diri?.Tersedia:

http://holikulanwar.blogspot.com/2012/05/percaya-diri-pd-apa-itu-percaya-diri.html. Diakses tanggal 15 Januari 2013.

Al-Uqshari, Y.(2005). Melejit dengan Kreatif. Indonesia: Gema Insani.

Amri, S dan Ahmadi, I.K. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas.Jakarta: Prestasi Pustaka.

Anriani, N. (2011).Pembelajaran dengan Pendekatan Resource-Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP kelas VIII. Tesis Pendidikan Matematika SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Chiu, M.S. (2009). Approaches to the teaching of creative and non-creative mathematical problems. [online]. Tersedia:

www.springerlink.com/index/63657ll82214k600.pdf.International Journal of Science and Mathematics Education, 7, 55–79. Diakses tanggal 5 Pebruari 2013.

Christiana, E & Saputra, E.N.W. (2010). Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 8 Surabaya Dengan Konseling Kelompok Gestalt. [online].Tersedia:himcyoo.files.wordpress.com/2012/06/meningkatkan-rasa-percaya diri. Diakses tanggal 10 januari 2013.

Ega, E. (2012). Pengaruh Penerapan Hypnoteaching Dalam Problem-Based Learning Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Tesis Pendidikan Matematika SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Fatimah, E. (2006). Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta didik. Bandung: Balai Setia.

Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Purwa Suara.

Hartanto. (2008). Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Aplikasi

Matematika Siswa Dengan Pembelajaran Open-Ended dengan

Pembelajaran Konvensional Di Sekolah Menengah Pertama. Desertasi Pendidikan Matematika SPS UPI. Tidak diterbitkan.


(4)

76

Hidayat, W. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write. Tesis Pendidikan Matematika SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Indra, S. (2012).Menerapakan Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Model Elicyting Aktivities Untk Meningkatakan Kemampuan Berpikir Dan Self confidence Siswa SMP. Tesis Pendidikan Matematika SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Ismawati, F &Sirodj S. (2010). Perbedaan Self-Confidence dan Self-Regulated Learning Antara Siswa Kelas Imersi Dan Siswa Reguler.Jurnal penelitian psikologi 2010, vol. 01, no. 01, 75-86.

Leikin, R, Waynerg A.L, Guberman, R. (2010). Employing Multiple Solution tasks for The Development of Mathematical Creativity: Two Comparative Studies. [online]. Tersedia:

http://www.cerme7.univ.rzeszow.pl/.../Leikin_Levav-W.-Guberman-- CERME7_-WG7.pdf. Diakses tanggal 5 Januari 2013.

Mahmudi, A. (2010). Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Makalah Disajikan Pada Konferensi Nasional Matematika XV UNIMA Manado, 30 Juni – 3 Juli 2010.

Martin. (2009). Convergent and Divergent Thinking. [Online]. Tersedia: http://www.eruptingmind.com/convergent-divergent-creative-thinking/ Diakses tanggal 20 Januari 2013.

Maulana. (2007). Alternatif Pembelajaran Matematika dengan pendekatan Metakognitif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa PGSD. Tesis PPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Meltzer, D.E. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostics Pretest Scores. American Journal of Physics[Online].

Tersedia: http://www.physics.iastate.edu/per/docs/AJP-Dec-2002-Vo.70-1259-1268.pdf. diakses tanggal 20 Maret 2013.

Nasution.(2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nelly, F. (2012). Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Secara Berkelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self confidence Siswa SMP. Tesis Pendidikan Matematika SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Rahmawati, T D. (2010). Kompetensi Berpikir Kritis Dan Kreatif Dalam Pemecahan Masalah Matematika di SMP Negeri 2 Malang. [online].


(5)

Tersedia:ejournal.umm.ac.id/index.php/penmath/article/view/612.Diakses anggal 15 Januari 2013.

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, E.T. (1998). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.

Saefudin, A.A.(2012).Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Jurnal Al-Bidāyah, Vol 4 No. 1.

Sabri.(2012). Pendampingan dan pelatihan: Merespon Keberlanjutan Dalam Pengembangan Profesional Guru Matematika. Jurnal Wadah Komunikasi, Vol. 5 No.1.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yaang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Silver, E. A. (1997). Fostering creativity through instruction rich in mathematical

problem solving and problem posing.ZDM, 3, 75–80. [online]. Tersedia www.emis.de/journals/ZDM/zdm973a3.pdf. Diakses tanggal 5 Pebruari 2013.

Siswono, E.Y.T. (2004). Mendorong Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah(Problem Posing). Makalah disampaikan pada Konferensi Konferensi Nasional Matematika XII, Universitas Udayana , Denpasar, Bali. 23-27 July 2004.

Siswono, E.Y.T. & Rosyidi, H.A, (2005). Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika “Peranan Matematika dan terapannya dalam meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia” di Jurusan Matematika FMIPA Unesa, 28 Pebruari 2005. No. ISBN: -

Siswono, E.Y.T.(2011). Level Of Student’s Creative Thinking In Classroom Mathematics. Educational Research and Review Vol. 6 (7), pp. 548-553, July 2011.[online]. Tersedia http://www.academicjournals.org/ERR ISSN 1990-3839 ©2011 Academic Journals. Diakses tanggal 5 Pebruari 2013.

Siswono, E.Y.T. (2011). Desain Tugas untuk Mengidentifikasi kemampuan


(6)

78

tatagyes.files.wordpress.com/tatag_jurnal_unej.Diakses tanggal 5

pebruari 2013.

Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido Offset.

Suherman, E., dkk. (2001). Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Suherman, E. dan Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika.Bandung: CV. Wijaya Kusumah.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA UPI.

Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumarmo, U. (2010). Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa,

dan Bagimana Mengembangkan Pada Peserta Didik, Makalah.

FPMIPA UPI.

Unesa, R. (2011). Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction). [online]. Tersedia:http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/05/model-pengajaran-langsung-direct.html . Diakses tanggal 28 Desember 2012.

Wardhani, Sri & Rumiati. (2011). Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar dari PISA dan TIMSS. P4TK Yogyakarta.

Wulan. (2012).Resource-Based-Learning.[online].Tersedia:

http://minniewulan.blogspot.com/2012/09/resource-based-learning-rbl.html. Diakses tanggal 10 Januari 2013.


Dokumen yang terkait

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Intuisi dan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa.

0 1 55

Strategi Brain-based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Matematis serta Menurunkan Kecemasan Matematis Siswa SMP.

0 3 41

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS FENOMENA DIDAKTIS MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP.

0 2 26

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP.

0 0 35

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN LOGIS MATEMATIS SERTA SELF-ESTEEM SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED.

3 12 58

MODEL PEMBELAJARAN ASSUREBERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF CONCEPT MATEMATIS SISWA SMP.

4 10 53

PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF ESTEEM SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.

4 16 59

PENDEKATAN DIFFERENTIATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, KREATIF MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE SISWA SMP - repository UPI T MTK 1303198 Title

0 0 4

PENERAPAN RESOURCE BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

0 2 8

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE SISWA SMP NEGERI 1 BOBOTSARI

0 0 15