Firlie Nosipa Af, 2013 Pengaruh Tingkat Kenaikan Penyaluran Kredit Terhadap Tingkat Kenaikan Profitabilitas Pada PT.
Bank Pundi Indonesia Tbk Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam umtuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan Undang – Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998,
pasal 21 ayat 11. Kegiatan pokok bank adalah menyalurkan dana kepada masyarakat dalam
bentuk kredit. Jenis-jenis kredit yang diberikan bank terdiri dari kredit konsumsi, kredit modal kerja dan kredit investasi. Penyaluran kredit memungkinkan
masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi dan juga konsumsi barang dan jasa. Namun demikian, sangat disadari bahwa kegiatan penyaluran kredit yang
dilakukan oleh bank harus diimbangi dengan kemampuan bank untuk mengendalikan berbagai jenis risiko yang timbul. Oleh karena itu, dalam kegiatan
usahanya Bank Indonesia mengatur ketentuan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK bank umum dalam suatu Peraturan Bank Indonesia.
Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK adalah ketentuan tentang tidak diperbolehkannya suatu bank untuk memberikan kredit baik kepada nasabah
tunggal maupun kepada nasabah grup yang besarnya melebihi 20 dari besarnya modal bank yang bersangkutan.
Firlie Nosipa Af, 2013 Pengaruh Tingkat Kenaikan Penyaluran Kredit Terhadap Tingkat Kenaikan Profitabilitas Pada PT.
Bank Pundi Indonesia Tbk Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Manajemen perkreditan suatu bank akan dilakukan dengan baik jika berdasarkan perhitungan yang matang terhadap pendapatan, keamanan, dan giro
wajib minimal lainnya. Oleh karena itu, pimpinan bank dituntut agar melaksanakan perencanaan, alokasi dan kebijakan penyaluran kreditnya. Menurut
Sinu ngan 2002:88, “Manajemen perkreditan bank pada dasarnya merupakan
suatu proses yang terintegrasi antara sumber – sumber dana kredit, alokasi dana
yang dap at dijadikan pengamanan kredit”. Dalam perencanaan penyaluran kredit
harus seimbang dengan rencana penerimaan dana. Kedua rencana ini harus diperhitungkan secara terpadu dan benar. Dalam rencana penyaluran kredit ini
harus ada pedoman tentang prosedur, alokasi dan kebijakannya. Rencana penyaluran kredit harus seimbang dengan rencana penerimaan dana.
Menurut Kasmir 2007:6 menjelaskan bahwa apabila bank menyalurkan dana banyak, maka bunga yang diterima dari peminjam akan tinggi dan
keuntunganlaba yang dihasilkan akan menjadi tinggi setelah dikurangi dengan bunga simpanan dan yang lainnya. Menurut ABFI Institute Perbanas, Dalam
perbankan terdapat beberapa kategori pengklarifikasian bank yaitu : 1.
Kategori Bank Persero, 2.
Kategori Bank Swasta Nasional Besar Aset Rp. 30T, 3.
Kategori Bank Swasta Nasional Menengah Aset Rp.5T – Rp.30T, 4.
Kategori Bank Swasta Kecil Aset Rp. 5T, 5.
Kategori Bank Campuran, 6.
Kategori Bank Asing, 7.
Bank Syariah. Melihat kategori pengklarifikasian bank tersebut, Bank Pundi Indonesia
Tbk termasuk kategori Bank swasta Kecil. Setara dengan Bank Swadesi Bank of India Indonesia, Bank Agroniaga, Bank Artha Graha, Bank Bumi Arta, Bank
Firlie Nosipa Af, 2013 Pengaruh Tingkat Kenaikan Penyaluran Kredit Terhadap Tingkat Kenaikan Profitabilitas Pada PT.
Bank Pundi Indonesia Tbk Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Capital Indonesia, Bank Himpunan Saudara 1906, Bank ICB Bumiputera, Bank Nusantara Parahyangan, Bank Pundi Indonesia, Bank Victoria International, Bank
Windu Kentjana, dan bank lainnya dengan aset Rp.5T. Berikut adalah posisi bank berdasarkan kategori profitabilitas.
TABEL 1.1 Data Posisi Bank Berdasarkan Profitabilitas Tahun 2006-2010
No. Bank
Profitabilitas
5 years average 1
Bank of India Indonesia,Tbk PT 37,66
2 PT Bank Victoria International,Tbk
34,04 3
PT Bank Capital Indonesia,Tbk 22,81
4 PT Bank Himpunan Saudara 1906,Tbk
22,15 5
PT Bank Bumi Arta,Tbk 21,89
6 PT Bank Nusantara Parahyangan,Tbk
21,26 7
PT Bank Windu Kentajana International,Tbk 11,36
8 PT Bank Artha Graha,Tbk
9,12 9
PT Bank Agroniaga,Tbk 6,12
10 PT Bank ICB Bumiputera,Tbk
-1,9255
11 PT Bank Pundi Indonesia,Tbk
-54,6624
Sumber: http:markets.ft.comResearchMarketsTearsheetsBusinessprofile?s=A
GRO:JKT Tabel 1.1 menunjukkan bahwa Bank Pundi Indonesia Tbk ada pada
peringkat ke 11 dengan profitabilitas yang negatif atau merugi selama periode tahun 2006-2010, kenaikan penyaluran kredit tidak diikuti dengan kenaikan
profitabilitas. Karena profitabilitas yang selalu menurun tersebut maka pada tahun 2010 Bank Pundi Indonesia Tbk masuk ke dalam pengawasan intensif Bank
Indonesia. Menurut Hasibuan 2002:100,
“Profitabilitas adalah kemampuan untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase”. Dalam kerangka penilaian
Firlie Nosipa Af, 2013 Pengaruh Tingkat Kenaikan Penyaluran Kredit Terhadap Tingkat Kenaikan Profitabilitas Pada PT.
Bank Pundi Indonesia Tbk Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kesehatan bank, bank yang dikatakan sehat adalah bank yang memiliki ROA diatas 1,50. Menurut Hasibuan 2002:100, Bank Indonesia menilai kondisi
profitabilitas perbankan di Indonesia didasarkan pada beberapa indikator, yaitu: 1.
Return on Assets ROA atau tingkat pengembalian aset. 2.
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO. Berdasarkan pengertian tersebut bahwa return on assets ROA merupakan
salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Apabila return on assets ROA
suatu bank negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan mendapatkan kerugian. Menurut Lukman Dendawijaya 2009:118 menyatakan
bahwa Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh keuntungan laba secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aktivanya.
Berdasarkan pengertian tersebut penilaian ROA sangat penting bagi perusahaan untuk mengukur keefektifan penggunaan aktiva untuk memperoleh
laba. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Perkembangan Return on Assets ROA.
PT. Bank Pundi Indonesia Tbk Periode 2006-2011 Tahun
Return on Assets ROA
2006 -1,42
2007 0,23
2008 -1,88
2009 -7,90
2010 -10,65
2011 -2,86
Sumber:
http:www.bi.go.idwebidPublikasiLaporan+Keuangan+Publikasi+ BankBankBank+Umum+Konvensional
diolah kembali.
Firlie Nosipa Af, 2013 Pengaruh Tingkat Kenaikan Penyaluran Kredit Terhadap Tingkat Kenaikan Profitabilitas Pada PT.
Bank Pundi Indonesia Tbk Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Untuk lebih jelasnya perkembangan return on assets ROA PT Bank Pundi Indonesia Tbk dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Perkembangan Return On Assets ROA
PT. Bank Pundi Indonesia Tbk Periode 2006-2011
Berdasarkan Gambar 1.1 menunjukkan bahwa return on assets ROA PT Bank Pundi Indonesia Tbk berfluktuasi cenderung turun. Hal tersebut
menunjukkan bahwa PT Bank Pundi Indonesia Tbk belum mengoptimalkan aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan profit. PT Bank Pundi Indonesia
Tbk mengalami kerugian dari tahun ke tahun, hal tersebut mempengaruhi nilai return on assets
ROA. Jika PT Bank Pundi Indonesia Tbk tidak melakukan perbaikan dalam memaksimalkan profit maka akan berpengaruh terhdapap
kegiatan operasional bank. Hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan bank, karena return on assets ROA merupakan salah satu alat ukur dalam penilaian
kesehatan bank. jika return on assets ROA tidak mengalami kenaikan setiap tahunnya maka PT Bank Pundi Indonesia Tbk dapat dikatakan tidak sehat.
Return on assets ROA PT Bank Pundi Indonesia Tbk berfluktuasi
cenderung turun menunjukkan bahwa PT Bank Pundi Indonesia Tbk belum mengoptimalkan aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan profit. Aktiva yang
-1,42 0,23
-1,88
-7,90 -10,65
-2,86
-12,00 -10,00
-8,00 -6,00
-4,00 -2,00
0,00 2,00
2006 2007
2008 2009
2010 2011
Firlie Nosipa Af, 2013 Pengaruh Tingkat Kenaikan Penyaluran Kredit Terhadap Tingkat Kenaikan Profitabilitas Pada PT.
Bank Pundi Indonesia Tbk Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
digunakan untuk menghasilkan profit adalah aktiva produktif. Salah satu aktiva produktif yang digunakan adalah penyaluran kredit. Hal tersebut dikarenakan
bunga yang didapat oleh bank lebih besar jika dibandingkan dengan pengalokasian dana lainnya. Ini sesuai dengan pernyataan Martono 2002:89
yaitu: Penyaluran kredit merupakan usaha pokok bank. Adanya kegiatan
penyaluran kredit maka akan berpengaruh pada profitabilitas bank. oleh karena itu, setiap kenaikan penyaluran kredit akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas
bank.
Mengingat pentingnya penyaluran kredit bagi bank dalam meningkatkan
profitabilitas, maka penulis tertarik dan ingin mengetahui, memahami dan membuktikan bagaimana tingkat kenaikan penyaluran kredit ini berpengaruh
terhadap tingkat kenaikan profitabilitas bank. Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis bermaksud untuk melakukan
penelitian, dengan judul : “Pengaruh Tingkat Kenaikan Penyaluran Kredit terhadap Tingkat Kenaikan Profitabilitas pada PT. Bank Pundi Indonesia
Tbk
”.
1.2 Rumusan Masalah