DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 12
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 23
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Materi Sistem Ekskresi Manusia 25
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal 27
Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal 28
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Beda Soal 29
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Pretes 34
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Postes 36
Tabel 4.3 Ringkasan Uji Normalitas Data Denagn Uji Liliefors 38
Tabel 4.4 Ringkasan Uji Homogenitas Varians 38
Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 39
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Belajar Siswa 39
Tabel 4.7 Perbandingan Persentase Siswa yang Menjawab Benar Postes ditinjau dari TPK
41 Tabel 4.8 Perbandingan Persentase Siswa yang Menjawab Benar
Postes ditinjau dari Aspek Kognitif 43
Tabel 4.9 Perbandingan Aktivitas Siswa Kelas Think Pair Share Dengan Two Stay Two Stray
45 Tabel 4.10 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Siswa di Kelas
TPS dengan Kelas TSTS dari Berbagai Parameter 46
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Struktur ginjal
16 Gambar 2.2 Struktur hati
17 Gambar 2.3 Struktur paru-paru
18 Gambar 2.4 Struktur kulit
19 Gambar 4.1 Perbandingan Nilai Pretes Kelas Think Pair Share
dengan Kelas Two Stay Two Stray
35 Gambar 4.2 Perbandingan Nilai Postes Kelas Think Pair Share
dan kelas Two Stay Two Stray 37
Gambar 4.3 Perbandingan Persentase Siswa yang Menjawab Benar Postes Ditinjau dari TPK
42 Gambar 4.4 Perbandingan Persentase Siswa yang Menjawab Benar
Postes Ditinjau dari Aspek Kognitif 43
Gambar 4.5 Perbandingan Aktivitas Siswa pada Kelas Think Pair Share dengan Kelas Two Stay Two Stray
45
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Silabus 56
Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen
1
58 Lampiran 3. RPP Kelas Eksperimen
2
64 Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa I
88 Lampiran 5. Lembar kerja Siswa II
90 Lampiran 6.Instrumen Penelitian
92 Lampiran 7. Lembar jawaban
98 Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian
99 Lampiran 9. Tabel Validitas Instrumen
100 Lampiran 10. Perhitungan Validitas
101 Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas Tes
104 Lampiran 12. Tingkat Kesukaran Tes
105 Lampiran 13. Daya Pembeda Soal
107 Lampiran 14. Perhitungan Data Hasil Penelitian
109 Lampiran 15. Uji Normalitas
115 Lampiran 16. Uji Homogenitas
119 Lampiran 17. Uji Hipotesis
121 Lampiran 18. Ketuntasan Belajar Personal dan Klasikal
123 Lampiran 19. Rekapitulasi Hasil Belajar Postes dari Aspek Kognitif
127 Lampiran 20. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Ditinjau dari TPK
129 Lampiran 21. Perbandingan Hasil Belajar Ditinjau dari Aspek Kognitif
130 Lampiran 22. Aktivitas Siswa
131 Lampiran 23. Dokumentasi Penelitian
136 Lampiran 24. Tabel Nilai Product Moment
141 Lampiran 25. Tabel Harga Kritik Uji Liliefors
142 Lampiran 26. Tabel Sebaran Peluang Kumulatif Normal Z
143 Lampiran 27. Tabel of Distribution
145
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu
kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi cita-cita untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup yang ada.
Dalam pendidikan terjadi suatu rangkaian peristiwa yang kompleks yaitu komunikasi antar manusia sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang
utuh. Menurut Ki Hadjar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa yang pertama
pada tahun 1930 Ihsan, 2005: 5, “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti kekuatan batin, karakter, pikiran
intelek”. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha
untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan, pendidikan bukan
semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang tetapi untuk kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju
ke tingkat kedewasaannya. Dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar merupakan proses yang
diterapkan, di mana belajar dan mengajar tersebut adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Proses belajar-mengajar akan senantiasa
merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusia, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa
sebagai subjek pokoknya. Dalam proses interaksi antara siswa dengan guru, dibutuhkan komponen-komponen pendukung seperti ada tujuan yang ingin
dicapai, pelajaran yang aktif, situasi yang memungkinkan proses belajar-mengajar berjalan dengan baik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Rendahnya hasil belajar disebabkan oleh pemilihan model atau metode pembelajaran yang kurang tepat. Metode mengajar guru yang kurang baik akan
mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Hal ini dapat terjadi karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran, sehingga guru
tidak menerapkan metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar
Slameto, 2010: 65. Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja membuat siswa
menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Pembelajaran yang bersifat teacher centered untuk masa sekarang dipandang kurang efektif karena
kurang mengembangkan kemampuan berpikir dan bertindak secara kritis, kurang dapat mengembangkan kemampuan berkolaborasi dalam proses belajar serta
peserta didik kurang termotivasi dan kurang bertanggung jawab terhadap proses belajar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di sekolah SMA Negeri 6 Medan, hasil belajar siswa masih rendah yaitu dilihat dari nilai rata-rata ulangan
harian siswa 68,80 dengan nilai KKM 70,00. Selain itu variasi belajar yang digunakan guru masih monoton pada model pembelajaran yang konvensional
sehingga siswa sering jenuh atau bosan dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas.
Salah satu upaya untuk membantu mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang mampu mengasah kemampuan
berpikir masing-masing siswa, membuat seluruh siswa aktif dan mampu menjalin kerja sama dengan siswa yang lain. Ketika setiap siswa dituntut untuk berpikir,
kemungkinan untuk mengerjakan pekerjaan lain diluar materi pelajaran akan semakin sedikit. Selain itu pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran
yang bervariasi dapat mengatasi kejenuhan siswa sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa.
Model pembelajaran kooperatif Think Pair Share TPS dan Two Stay Two Stray TSTS adalah model pembelajaran yang dapat digunakan. TPS adalah
model pembelajaran yang dikembangkan oleh Frank Lyman 1981 dan di dalam