Ema Latifah, 2015 PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH AUDITOR DENGAN KINERJA
AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Profesi Akuntan Publik sangat berperan penting dan strategis bagi perusahaan swasta dan lembaga publik lainnya. Profesi Akuntan publik sangat
menentukan kualitas laporan keuangan yang akan berkonstribusi pada penetapan kebijakan-kebijakan keuangan yang pada akhirnya dapat
berpengaruh pada perekonomian negara, akan tetapi sampai saat ini Indonesia masih sangat kekurangan tenaga Profesional Akuntan Publik. Indonesia
masih menjadi negara ASEAN yang paling sedikit memiliki tenaga profesi akuntan dan akuntan publik di banding beberapa negara utama ASEAN.
Di Indonesia saat ini terjadi kelangkaan akuntan publik. Berikut ini disajikan gambaran umum keanggotaan IAPI :
Tabel 1.1
TABEL KEANGGOTAAN IAPI: AKUNTAN PUBLIK
NO Status
JUMLAH ORANG 1
Akuntan Publik Aktif 946
2 Akuntan Publik Mengundurkan diri
16 3
Cuti 55
4 Meninggal
29 5
Akuntan Publik Tidak Aktif 5
6 Sanksi Pembekuan
1 7
Tidak Berlaku Izin Akuntan Publik 25
Jumlah 1077
Sumber : www.ppajp.deupkeu.go.id
Ema Latifah, 2015 PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH AUDITOR DENGAN KINERJA
AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.2
TABEL KEANGGOTAAN IAPI: KANTOR AKUNTAN PUBLIK
NO Status
JUMLAH 1
Kantor Akuntan Publik Aktif 387
2 Bubar, Izin Tidak BerlakuDicabut
574 Jumlah
961 Sumber : www.ppajp.deupkeu.go.id
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa jumlah Akuntan publik yang terdaftar pemegang izin praktek sebanyak 1077 Orang, dan jumlah
Akuntan Publik yang masih aktif hanya berjumlah 946 orang, sisanya banyak yang cuti, mengudurkan diri, tidak aktif, meninggal, dan terkena sanksi
pembekuan atau tidak berlaku lagi izin akuntan publiknya. Sedangkan jumlah KAP yang terdaftar masih aktif menurut Departemen Keuangan sebanyak
387. Mencermati gambaran umum keanggotaan IAPI tersebut, kita patut khawatir akan terjadinya kelangkaan profesi akuntan publik.
Sementara itu peluang jasa audit masih sangat luas. Kebutuhan dunia
kerja akan akuntan profesional sangat tinggi. Hingga awal tahun ini setidaknya ada 226.000 organisasi di Indonesia yang memerlukan jasa akuntan, sementara
pusat pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai PPAJP Kementrerian Keuangan mencatat angkatan kerja yang tersedia kurang dari 16.000.
Dengan asumsi satu organisasi setidaknya butuh mempekerjakan dua orang akuntan, akan
terbuka peluang bagi 452 ribu akuntan profesional. Artinya, Indonesia masih
kekurangan tenaga kerja Akuntan Profesional. www.ekbis.sindonews.com Kepala Bidang Usaha Akuntan Publik PPAJP, Agus Suparto
mengatakan, jika kondisi tersebut tidak dibenahi maka ribuan akuntan regional akan datang ke Indonesia dan berpraktik di Indonesia. Dia juga menjelaskan,
berdasarkan data, Malaysia, Singapura dan Thailand mempunyai jumlah
Ema Latifah, 2015 PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH AUDITOR DENGAN KINERJA
AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
akuntan yang jauh lebih banyak dari kita. Karena itu kita perlu langkah strategis untuk mempercepat pertumbuhan akuntan profesional dalam negeri,
baik secara kualitas maupun kuantitas. www.neraca.co.id
Perkembangan Akuntan Publik di Indonesia tergolong lebih lambat dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainnya. Jika dibandingkan
dengan negara ASEAN, jumlah akuntan publik di Indonesia masih sangat kurang. IAI mencatat, jumlah akuntan profesional yang teregistrasi sebagai
anggota IAI hanya sebanyak 15.940 orang. Jumlah ini jauh di bawah akuntan profesional yang ada di negara tetangga. Malaysia memiliki 30.236 akuntan
profesional, Filipina punya 19.573 akuntan, Singapura 27.394 akuntan, dan Thailand memiliki 56.125 akuntan. Dari data-data tersebut mengindikasikan
bahwa di Indonesia telah terjadi kelangkaan pada profesi Akuntan Publik. www.neraca.co.id
Salah satu penyebab utama dari kelangkaan ini adalah adanya masalah yang lazim dihadapi oleh profesi akuntan publik yaitu tingkat turnover profesi
Akuntan Publik yang sangat tinggi. Sudah bukan rahasia umum lagi apabila rata-rata orang bekerja di Kantor Akuntan Publik satu atau dua tahun,
kemudian berpindah ke pekerjaan lain. Dengan pengalaman pernah bekerja di Kantor Akuntan Publik menjadi referensi tambahan yang bagus untuk
melamar pekerjaan selanjutnya dan Kantor Akuntan Publik hanya menjadi batu loncatan jenjang karir selanjutnya.
Berdasarkan pada temuan penelitian Toly 2001 bahwa tingkat
perpindahan kerja staf auditor khususnya para auditor junior yang dihadapi oleh KAP cukup tinggi. Fenomena yang banyak terjadi adalah staf auditor
mengundurkan diri pada saat masa kerjanya yang hanya beberapa tahun atau masih dalam tingkatan junior maupun senior auditor, karena biasanya
seseorang yang telah memiliki latar belakang pekerjaan sebagai auditor akan lebih mudah untuk memulai karir baru atau beralih ke profesi akuntan yang
lain, misalnya akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan akuntan perusahaan. Jadi profesi sebagai auditor ini sering hanya dijadikan sebagai batu loncatan
sebelum beralih ke karir lain.
Ema Latifah, 2015 PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH AUDITOR DENGAN KINERJA
AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Disisi lain, masalah yang sering dihadapi perusahaan adalah sulitnya mempertahankan sumber daya manusia yang potensial dan berkualitas.
Tingkat turnover yang tinggi akan mengakibatkan kerugian yang cukup material pada KAP, karena mereka harus mengeluarkan biaya yang besar
untuk merekrut dan melatih pegawai baru. Dari banyak permasalahan penyebab perpindahan pegawai, salah satu penyebab yang dianggap dominan
adalah tingkat kepuasaan kerja. Jika tingkat kepuasan kerja rendah, kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat perpindahan turnover auditor
menjadi cukup tinggi. Kepuasan kerja merupakan hal yang paling pokok dalam kehidupan manusia karena sebagian besar waktunya digunakan untuk
bekerja. Banyak penelitian yang menemukan adanya hubungan negatif kepuasan
kerja terhadap turnover intention. Devi 2012 mengindikasikan bahwa tingginya kepuasan kerja yang dirasakan oleh auditor berdampak pada
rendahnya keinginan auditor untuk meninggalkan pekerjaannya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliawan et al.
2009 Ditambahkan pula bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap
perputaran karyawan turnover. Mereka yang kepuasan kerjanya lebih rendah mudah untuk meninggalkan perusahaan dan mencari kesempatan di
perusahaan lain. Job Satisfaction kepuasan kerja adalah suatu hal yang bersifat individual. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang
berbeda. Robins dalam Fitriyani et . al 2010 menyatakan bahwa kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait
dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan karyawan. Job satisfaction
berpengaruh signifikan negatif terhadap turnover intention. Jika auditor puas
dengan pekerjaannya, maka keinginan berpindah kerja auditor akan rendah. Disamping itu, Auditor juga dituntut untuk dapat menunjukan kinerja
yang tinggi agar dapat menghasilkan audit yang berkualitas sebagai penunjang keberhasilan dalam menjalankan dan fungsinya dengan baik. Kinerja yang
baik dapat dipengaruhi oleh kepuasan kerja yang baik. Jika auditor merasa puas dengan pekerjaannya, kinerja yang dihasilkan juga akan baik.
Ema Latifah, 2015 PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH AUDITOR DENGAN KINERJA
AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Sebaliknya, apabila auditor merasa tidak puas dengan keadaan pekerjaannya, kinerjanya pun bisa menjadi buruk.
Seperti Kasus korupsi PDAM Tirta Murti kabupaten Cianjur. Kasus tersebut melibatkan Mantan Direktur Utama, Yudi Junaedi sebagai terdakwa
dana operasional PDAM Kab. Cianjur tahun anggaran 2008-2010 yang diduga merugikan negara sebesar 760 juta. Yudi mempersalahkan kinerja auditor
yang menyebabkan munculnya audit tentang kerugian negara, padahal hasil audit BPKP pada tahun 2007 sampai tahun 2011 dinilai Wajar Tanpa
Pengecualian tapi ketika ada audit ulang atas permintaan kejaksaan muncul hasil bahwa terdapat kerugian negara tersebut. Hal itu memunculkan bahwa
Kinerja Auditor tidak independen dan tidak profesional yang mendukung permainan politik di Kab. Cianjur PRLM, 2013, Pikiran Rakyat.
Dengan melihat kenyataan yang ada tentang arti penting seorang auditor sebagai pihak yang bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan
audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan suatu perusahaaninstansi itu bebas dari salah saji material, baik
yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, maka sudah sepantasnya hal tersebut diatas diberi perhatian lebih karena adanya suatu harapan yang
tinggi terhadap kinerja profesional seorang auditor dalam melaksanakan penugasan auditnya.
Spector dalam Fitriany et all :2011 menjelaskan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kinerja sehingga seorang pekerja yang merasa puas
seharusnya juga merupakan seorang pekerja yang produktif. Seseorang yang senang atau puas dengan pekerjaannya akan lebih memiliki motivasi, lebih
giat, dan akhirnya memiliki kinerja yang lebih baik. Robbins 2009 menemukan bahwa organisasi yang memiliki karyawan yang lebih puas
cenderung lebih efektif dibandingkan organisasi yang memiliki karyawan yang kurang puas. Auditor yang memiliki kepuasan terhadap pekerjaannya,
akan lebih termotivasi, lebih giat dan produktif dalam melakukan pekerjaannya sehingga meningkatkan kinerjanya.
Kinerja pegawai sebagai suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang
Ema Latifah, 2015 PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH AUDITOR DENGAN KINERJA
AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
diberikan oleh organisasi pada periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja organisasi. Sedangkan keinginan
berpindah merupakan variabel yang berhubungan dan lebih banyak menerangkan perilaku turnover Arnold dan Feldman ; Mobley et al. dalam
Lekatompessy 2003. Menurut Spector 2001 hubungan antara kepuasan kerja dan turnover
dimoderasi oleh tingkat kinerja auditor. Auditor yang tidak puas kepuasan kerjanya rendah dan dianggap memiliki prestasi yang rendah poor
performers oleh atasannya, memiliki tingkat turnover yang tinggi. Tapi sebaliknya, karyawan yang memiliki kinerja tinggi baik yang puas maupun
yang tidakkurang puas keinginan berpindah kerjanya akan lebih rendah karena mereka diberikan strong inducements untuk tidak keluar dari tempat
bekerjanya, misalnya dengan diberi kenaikan gaji dan promosi. Inducement ini dapat menghilangkan ketidakpuasan.
Hasil penelitian yang masih menunjukkan ketidak konsistenan antara penelitian lainnya menjadi alasan utama adanya penelitian ini sehinggi peneliti
ingin kembali menguji variabel ini. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Rahayu 2011, ia tidak menemukan hubungan antara kepuasan kerja dengan
keinginan berpindah. Perbedaan hasil penelitian-penelitian diatas membuat penulis ingin meneliti kembali hubungan variabel-variabel diatas dengan
menambahkan kinerja auditor sebagai variabel moderasi. Kepuasan kerja auditor menjadi penting untuk diteliti agar dapat
diketahui bagaimana pengaruhnya terhadap keinginan berpindah auditor dengan kinerja auditor sebagai variabel moderasi. Maka berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul sebagai berikut : “PENGARUH KEPUASAN KERJA
TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH AUDITOR DENGAN KINERJA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI
” Studi Kasus pada kantor akuntan publik di kota Bandung.
Ema Latifah, 2015 PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH AUDITOR DENGAN KINERJA
AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1.2 Rumusan Masalah