a. Impairment
Problematika yang muncul adalah 1 adanya oedem pada ankle dan tungkai bawah terjadi karena suatu reaksi radang atau respon tubuh terhadap cidera
jaringan, 2 adanya nyeri gerak pada ankle akibat luka sayatan operasi yang menyebabkan ujung - ujung saraf sensoris teriritasi dan karena adanya oedem
pada daerah sekitar fraktur, 3 penurunan luas gerak sendi ankle karena adanya nyeri dan oedem pada daerah sekitar fraktur,4 adanya penurunan kekuatan otot
karma nyeri b. Functional limitation
Pada functional limitation terdapat keterbatasan aktifitas fungsional terutama dalam melakukan aktivitas fungsional terutama berdiri dan berjalan..
c. Disability Disability
merupakan ketidakmampuan dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan disekitarnya yaitu kesulitan dalam melakukan
aktivitasnya.
G. Teknologi Intervensi Fisioterapi
Terapi latihan merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang pelaksanaannya menggunakan gerak tubuh baik secara aktif maupun pasif untuk
pemeliharaan dan perbaikan kekuatan, ketahanan dan kemampuan kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas, stabilitas, rileksasi, koordinasi, keseimbangan dan
kemampuan fungsional Kisner, 1996.
1. Static contraction
Static contraction
adalah suatu
terapi latihan
dengan cara
mengkontraksikan otot tanpa disertai perubahan panjang olot maupun pergerakan send Kisner, 1996.
Tujuan dari kontraksi isometris atau static contraction adalah pumping action
pembuluh darah balik, yaitu terjadinya peningkalan perifer resistance of blood vessels
. Dengan adanya hambatan pada perifer maka akan didapatkan peningkatan blood pressure dan secara otomatis cardiac output meningkat
sehingga mekanisme metabolisme menjadi lancar dan sehingga oedem menjadi menurun. Karena oedem menurun maka tekanan ke serabut saraf sensoris juga
menurun sehingga nyeri berkurang Kisner, 1996. 2.
Relaxed passive exercise Gerakan murni berasal dari luar atau terapis tanpa disertai gerakan dari
anggota tubuh pasien. Gerakan ini bertujuan untuk melatih otot secara pasif, oleh karena gerakan berasal dari luar atau terapis sehingga dengan gerak relaxed pasive
exercise ini diharapkan otot menjadi rileks dan menyebabkan efek pengurangan
atau penurunan nyeri akibat incisi serta mencegah terjadinya keterbatasan gerak serta menjaga elastisitas otot Kisner, 1996.
3. Hold relax
Hold relax merupakan teknik latihan yang menggunakan kontraksi otot
secara isometric kelompok antagonis yang diikuti rileksasi kelompok otot tersebut prinsip reciprocal inhibition. Hold relax bermanfaat untuk rileksasi otot - otot
dan menambah LGS Kisner, 1996.
4. Active exercise
Active exercise merupakan gerakan yang dilakukan oleh adanya kekuatan
otot dan anggota tubuh itu sendiri tanpa bantuan, gerakan yang dihasilkan oleh kontraksi dengan melawan gravitasi penuh Basmanjian, 1978. Active exercise
dilakukan secara sadar dengan adanya kontraksi aktif dari anggota tubuh itu sendiri. Active exercise mempunyai tujuan 1 memelihara dan meningkatkan
kekuatan otot, 2 mengurangi bengkak, 3 mengembalikan koordinasi dan keterampilan motorik untuk aktivitas fungsional Kisner, 1996.
Active exercise terdiri dari assisted exercise, free active exercise dan
resisted active exercise . Assisted exercise dapat mengurangi nyeri karena
merangsang rileksasi propioceptif. Resisted active exercise dapat meningkatkan tekanan otot, dimana latihan ini akan meningkatkan recruitment motor unit-motor
unit sehingga akan semakin banyak melibatkan komponen otot yang bekerja, dapat dilakukan dengan peningkatan secara bertahap beban atau tahanan yang
diberikan dengan penurunan frekuensi pengulangan Kisner, 1996. 5.
Latihan Transver Ambulasi Kemampuan transver ambulasi merupakan aspek terpenting pada
penderita. Latihan transver dilakukan mulai dari tidur terlentang ke tidur miring, duduk long sitting, lalu duduk dengan posisi kaki terjuntai dari tepi bed. Latihan
ambulasi dapat dilakukan mulai dari duduk ke berdiri, duduk dari bed pindah ke kursi, berjalan dengan menggunakan alat bantu jalan berupa kruk dengan mctode
Non Weight Bearing . Latihan ini bertujuan agar pasien dapat rnelakukan transver
ambulasi secara mandiri tanpa bantuan orang lain, walaupun masih menggunakan alat bantu.
H. Obyek yang Dibahas