Herniwati, 2015 KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI KOMUNIKATIF BAHASA JEPANG UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERBICARA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
realibilitas dan validitas sesuai dengan desain kurikulum berbasis kompetensi komunikatif yang dilakukan. Pertanyaan terdiri dari monolog yang diberikan agar
siswa dapat secara langsung menjawab dalam bahasa Jepang yang sederhana.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: a.
Hasil observasi kelas dianalisis dengan pendekatan kualitatif untuk kemudian dilakukan revisi dan ujicoba berkelanjutan.
b. Hasil angket melalui metode delphi dianalisis dan dirancang menjadi model
kurikulum kompetensi komunikatif bahasa Jepang untuk meningkatkan keterampilan berbicara yang memiliki validitas dan dapat diimplementasikan
di lapangan. Analisis ini digunakan dengan pendekatan kualitatif. c.
Untuk menghasilkan kurikulum kompetensi komunikatif yang reliabel dan valid, maka akan dilakukan tes setelah uji coba dilaksanakan. Hasil tes
dianalisis dengan pendekatan kuantitatif terhadap hasil belajar yang diperoleh oleh siswa melalui uji-t dan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-
Wilk, yakni membandingkan rata-rata hasil belajar antara nilai yang diperoleh dari setiap kali uji coba dilakukan.
d. Teknik penelitian uji validasi
Untuk mengetahui efektifitas model uji validasi dilakukan dengan tujuan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif berfungsi untuk melihat
kekuatan dan kelemahan model kurikulum yang dikembangkan, faktor pendukung dan penghambatnya. Analisis kuantitatif melalui uji statistik uji-t
dan statistik Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk dengan SPSS 17.00 berfungsi untuk memperoleh gambaran kekuatan model dalam meningkatkan
kompetensi berbicara bahasa Jepang. Uji-t dan uji normalitas dilakukan dengan membandingkan hasil tes pretest dan post test antara kelompok kelas
tinggi, kelas sedang dan kelas rendah baik secara keseluruhan maupun perbandingan antara masing-masing kelas. Berdasarkan hasil pengukuran
melalui statistik uji-t inilah kemudian dapat dilihat perbedaan rata-rata hasil
Herniwati, 2015 KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI KOMUNIKATIF BAHASA JEPANG UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERBICARA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
test antara kelompok kelompok kelas tinggi, kelas sedang dan kelas rendah yang memperlihatkan efektifitas model terhadap peningkatan kompetensi
berbicara bahasa Jepang siswa. Uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk dilakukan untuk melihat perbedaan antar kelompok kelas eksperimen yang
terdiri dari atas stratifikasi kelompok tinggi kelas yang dianggap baik dan kelompok bawah kelas yang diangap kurang dan kelompok eksperimen
dengan klasifikasi yang sama dengan kelompok eksperimen tinggi dan rendah.
Herniwati, 2015 KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI KOMUNIKATIF BAHASA JEPANG UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERBICARA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Dalam bab terakhir dikemukakan dua hal yakni pada bagian pertama disajikan simpulan hasil penelitian, bagian kedua disajikan implikasi dan ketiga disajikan
rekomendasi dari hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Kesimpulan berikut ini merupakan jawaban atas pertanyaan terkait dengan penelitian kurikulum berbasis kompetensi komunikatif KBKK bahasa Jepang
untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada sekolah menengah pertama SMP. Terdapat lima pokok pertanyaan penelitian. Adapun simpulan hasil
penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut:
1.
Desain kurikulum berbasis kompetensi komunikatif KBKK bahasa Jepang untuk meningkatkan kemampuan berbicara
Desain kurikulum berbasis kompetensi komunikatif KBKK yang dikembangkan
adalah model
konsep kurikulum
teknologis, dengan
menggabungkan desain kurikulum dan organisasi kurikulum subject center design dengan integrated curriculum yang berisikan pengetahuan, sikap dan
keterampilan dengan mempertimbangan hasil studi pendahuluan yang disesuaikan dengan analisis kebutuhan yang diinginkan dari guru-guru bahasa
Jepang, dan siswa-siswa Sekolah Menengah Pertama SMP yang mengharapkan terwujudnya kurikulum dan perangkat pembelajaran bahasa Jepang yang sesuai
dengan kebutuhan siswa-siswa SMP. Tujuan kompetensi dari pembelajaran bahasa Jepang ini dikembangkan dengan kompetensi komunikatif competence
communicative yang menekankan pada empat kompentensi yakni, kompetensi kebahasaan, kompetensi aksional, kompetensi sosiokultural dan kompentensi
strategi yang sangat berkaitan dengan desain kurikulum dan organisasi kurikulum subject center design dengan integrated curriculum. Hal ini sesuai dengan