Tinjauan Teoritis 1. Otonomi Daerah

3. Bagi Peneliti lainnya, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk penelitian lebih lanjut, terutama mahasiswa yang hendak melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh pertumbuhan PAD terhadap peningkatan belanja modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Otonomi Daerah

Kata otonomi berasal dari bahasa Yunani “outonomus autonomia” yang berarti keputusan sendiri self-ruling. Selain itu terdapat beberapa pengertian lain diantaranya :  Suatu kondisi atau ciri yang tidak dikontrol oleh pihak lain atau kekuatan luar  Bentuk pemerintahan sendiri self-government , hak untuk memerintah atau menentukan nasib sendiri the right of self-government, self determination Pemerintah otonomi harus memiliki pendapatan yang cukup untuk menentukan nasib sendiri, memenuhi kesejahteraan hidup maupun mencapai tujuan hidup secara adil self determination, self sufficiency, self reliance. Pemerintah otonomi juga memiliki supremasi determinasi kekuasaan supremacy of authority atau hukum role yang dilaksanakan sepenuhnya oleh pemeganga kekuasaan di daerah. Otonomi daerah adalah sebuah keadaan dimana Pemerintah Daerah memiliki kewenangan untuk menjalankan kegiatan daerahnya sendiri. Menurut Bastian 2006:2 “otonomi daerah merupakan upaya permberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan potensi daerah tersebut.” Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 disebutkan “otonomi daerah diartikan sebagai kewenangan daerah Universitas Sumatera Utara otonomi untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat setempat sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan”

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD a. Pengertian dan Unsur-unsur APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD merupakan suatu rencana keuangan tahunan daerah yang memuat tentang rencana penerimaan, rencana pengeluaran serta rencana pembiayaan daerah selama satu tahun anggaran. Menurut Bastian 2006 : 189, APBD merupakan ”pengejawantahan rencana kerja Pemda dalam bentuk satuan uang untuk kurun waktu satu tahunan dan berorientasi pada tujuan kesejahteraan publik”. Menurut Saragih 2003 : 122, ”Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD adalah dasar dari pengelolaan keuangan daerah dalam tahun anggaran tertentu, umumnya satu tahun”. Menurut Mamesah dalam Halim 2007 : 20, APBD dapat didefenisikan sebagai: rencana operasional keuangan Pemerintah Daerah, dimana di satu pihak menggambarkan perkiraan pengeluaran setinggi-tingginya guna membiayai kegiatan- kegiatan dan proyek-proyek daerah dalam satu tahun anggaran tertentu, dan pihak lain menggambarkan perkiraan penerimaan dan sumber-sumber penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud. Menurut Halim dan Nasir 2006 : 44, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah ”rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah”. Pada era Orde Lama, defenisi APBD yang dikemukakan oleh Wajong dalam Halim 2004 : 15 adalah: rencana pekerjaan keuangan financial workplan yang dibuat untuk jangka waktu tertentu, dalam waktu mana badan legislatif DPRD memberikan kredit kepada badan eksekutif kepala daerah untuk melakukan pembiayaan guna kebutuhan rumah tangga daerah sesuai dengan rancangan yang menjadi dasar grondslag penetapan anggaran, dan yang menunjukkan semua penghasilan untuk menutup pengeluaran tadi. Universitas Sumatera Utara