Belanja Daerah Belanja Modal

Pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan sesuai dengan undang-undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah BUMN, dan bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah, penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak, pendapatan denda retribusi, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas umum, pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pendapatan dari angsuran cicilan penjualan. Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Pendapatan Asli Daerah sendiri terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.

5. Belanja Daerah

Menurut Halim 2004 : 70, Belanja Daerah adalah “pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab kepada masyarakat dan pemerintah di atasnya”. Belanja daerah menurut kelompok belanja berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 terdiri atas: belanja tidak langsung dan belanja langsung. Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Universitas Sumatera Utara Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Kelompok belanja langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Menurut Halim 2004 : 11, belanja daerah dapat digolongkan menjadi 4, yakni: belanja aparatur daerah, belanja pelayanan publik, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan, dan belanja tidak tersangka. Belanja aparatur daerah diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal pembangunan. Belanja pelayanan publik dikelompokkan menjadi 3 yakni belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal. Klasifikasi belanja daerah yang dikemukakan oleh Halim 2004 : 18 sesuai dengan klasifikasi belanja daerah menurut Kepmendagri 29 2002.

6. Belanja Modal

Menurut Halim 2004: 73, “Belanja Modal merupakan belanja pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan pada Kelompok Belanja Administrasi Umum”. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 53 ayat 1 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Belanja Modal merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 dua belas bulan. Belanja Modal ini digunakan untuk kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya. Menurut Syaiful 2007 : 2-3, Belanja Modal dapat dikategorikan dalam 5 lima kategori utama. • Belanja Modal Tanah Belanja Modal Tanah adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaan pembelian pembebasan, penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat dan pengeluaran Universitas Sumatera Utara lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai. • Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Peralatan dan Mesin adalah pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 dua belas bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai. • Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian, termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai. • Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian peningkatan, pembangunan pembuatan serta perawatan dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai. • Belanja Modal Fisik Lainya Belanja Modal Fisik Lainnya adalah pengeluaran biaya yang digunakan untuk pegadaan penambahan penggantian peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan terhadap fisik lainya yang tidak dapat dikategorikan dalam kriteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan termasuk dalam belanja ini adalah belanja kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku dan jurnal ilmiah.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Wijaya 2006 Judul penelitian adalah “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pembangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta DIY”. Variabel independent dalam penelitian ini adalah pendapatan asli daerah dan variabel dependen adalah belanja pembangunan yang diuji dengan menggunakan uji parsial. .Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh secara signifikan terhadap belanja pembangunan di Propinsi DIY. Universitas Sumatera Utara 2. Penelitian Darwanto 2007 Judul penelitian adalah “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal”. Hasilnya variabel PAD dan DAU berpengaruh terhadap belanja modal, sedangkan variabel pertumbuhan ekonomi tidak memberikan pengaruh terhadap belanja modal. 3. Penelitian Abdullah 2006 Judul penelitian adalah “Studi atas Belanja Modal pada Anggaran Pemerintah Daerah dalam Hubungannya dengan Belanja Pemeliharaan dan Sumber Pendapatan”. Dalam penelitian tersebut diantarany meneliti hubungan antara PAD dengan belanja modal, untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara PAD dengan belanja modal. Hasilnya PAD tidak berpengaruh terhadap belanja modal. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Tahun Penelitian 1 2 3 4 5 1 Wijaya 2006 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pembangunan di Daerah Istimewa Yogyakarta DIY Variabel Independen: Pendapatan Asli Daerah Variabel Dependen: Belanja Pembangunan pendapatan asli daerah berpengaruh secara signifikan terhadap belanja pembangunan di Propinsi DIY. Universitas Sumatera Utara 2 Darwanto 2007 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Variabel Independen: 1. Pertumbuhan Ekonomi 2. Pendapatan Asli Daerah 3. Dana Alokasi Umum Variabel Dependen: Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Hasilnya variabel PAD dan DAU berpengaruh terhadap belanja modal, sedangkan variabel pertumbuhan ekonomi tidak memberikan pengaruh terhadap belanja modal. 3 Abdullah 2006 Studi atas Belanja Modal pada Anggaran Pemerintah Daerah dalam Hubungannya dengan Belanja Pemeliharaan dan Sumber Pendapatan Variabel Independen: Pendapatan Asli Daerah Variabel Dependen: Belanja Modal PAD tidak berpengaruh terhadap belanja modal

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 2.1. Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ini merupakan suatu kajian yang berangkat dari berbagai konsep teori dan kajian penelitian yang mendahuluinya. Dengan diberlakukannya Otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberi kewenangan dalam menggali sumber keuangannya sendiri Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah PAD X Peningkatan Belanja Modal Y Universitas Sumatera Utara dalam membiayai sendiri segala kegiatan daerahnya. Sumber keuangan tersebut terwujud dalam bentuk Pendapatan Asli Daerah PAD. PAD itu sendiri bersumber dari masyarakat dan sudah selayaknya Pemerintah Daerah mengalokasikan PAD tersebut dalam bentuk belanja modal untuk mendukung kegiatan pemerintahan, memfasilitasi kegiatan perekonomian masyarakat dalam bentuk sarana maupun prasarana dan untuk pelayanan publik lainnya sebagai tujuan meningkatkan kualitas layanan publik.

2. Hipotesis Penelitian