Pengetahuan Gizi, Konsumsi Pangan Sumber Lemak Dan Serat Serta Aktivitas Fisik Wanita Obese Pekerja Garmen

PENGETAHUAN GIZI, KONSUMSI PANGAN SUMBER
LEMAK DAN SERAT SERTA AKTIVITAS FISIK
WANITA OBESE PEKERJA GARMEN

DIAN WIDYA PUTRI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan Gizi,
Konsumsi Pangan Sumber Lemak dan Serat serta Aktivitas Fisik Wanita Obese
Pekerja Garmen adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015
Dian Widya Putri
NIM I14100110

ABSTRAK
DIAN WIDYA PUTRI. Pengetahuan Gizi, Konsumsi Pangan Sumber Lemak dan
Serat serta Aktivitas Fisik Wanita Obese Pekerja Garmen. Dibimbing oleh DODIK
BRIAWAN.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan gizi, konsumsi
pangan sumber lemak dan serat, dan aktivitas fisik wanita obese pekerja garmen
di pabrik garmen PT Citra Abadi Sejati, Bogor. Desain penelitian yang digunakan
adalah cross sectional study dengan purposive sampling dan melibatkan 32 subjek
berusia rata-rata dibawah 40 tahun. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 59.4%
subjek memiliki status gizi obese II (IMT >30.0 kg/m2). Sebagian besar subjek
(47%) memiliki tingkat pengetahuan gizi terkait obesitas dalam kategori sedang
(60-80% jawaban benar). Tingkat aktivitas fisik subjek dalam kategori sedang
(1.70 88 cm pada wanita, sedangkan

untuk penduduk Asia, IMT-nya >25 kg/m2 atau lingkar perut >90 cm pada pria
dan >80 cm pada wanita (WHO 2008). Obesitas sentral adalah kondisi kelebihan
lemak perut atau lemak pusat. Obesitas sentral lebih berhubungan dengan risiko
kesehatan dibandingkan dengan obesitas umum (Shen et al. 2006; Wittchen et al.
2006).
Dilihat dari faktor-faktor penyebab obesitas, salah satunya berhubungan
dengan pola makan atau jenis makanan yang dikonsumsi dan jenis kegiatan yang
dilakukannya. Ini berarti, jika individu dapat mengatur pola makan dan jenis
makanan yang dikonsumsinya, serta jenis kegiatan yang dilakukannya, maka
dirinya dapat menanggulangi obesitas atau paling tidak dapat mengurangi dampak
negatifnya. Selain itu, tingkat pengetahuan seseorang mengenai pangan dan gizi
pun sangat mempengaruhi kejadian obesitas dalam masyarakat. Oleh karena itu,
peneliti ingin melakukan penelitian pada kelompok pekerja wanita di pabrik
garmen PT Citra Abadi Sejati untuk menganalisis pengetahuan gizi, konsumsi
pangan sumber lemak dan serat, aktivitas fisik serta menganalisis apakah ada
hubungan antara pengetahuan gizi dengan aktivitas fisik dan tingkat kecukupan
energi dan zat gizi pada pekerja wanita yang berstatus gizi obese.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan

permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan gizi pada wanita obese pekerja garmen?
2. Bagaimana kebiasaan konsumsi pangan sumber lemak dan serat pada
wanita obese pekerja garmen?
3. Bagaimana asupan zat gizi pada wanita obese pekerja garmen?
4. Bagaimana aktivitas fisik pada wanita obese pekerja garmen?
5. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan gizi pada wanita obese pekerja
garmen dengan aktivitas fisik serta tingkat kecukupan energi dan zat gizi
lain, seperti protein, lemak, karbohidrat, dan serat?

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengetahuan
gizi, konsumsi pangan sumber lemak dan serat, serta aktivitas fisik wanita obese
pekerja garmen.

3
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengetahuan gizi wanita obese pekerja garmen.

2. Menganalisis kebiasaan konsumsi pangan sumber lemak dan serat pada
wanita obese pekerja garmen.
3. Menganalisis asupan energi dan zat gizi lainnya yaitu protein, lemak,
karbohidrat dan serat.
4. Menganalisis aktivitas fisik wanita obese pekerja garmen.
5. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan aktivitas
fisik dan tingkat kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serta serat
pada wanita obese pekerja garmen.

Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan aktivitas fisik serta
tingkat kecukupan energi dan zat gizi lain, seperti protein, lemak, karbohidrat, dan
serat pada wanita obese pekerja garmen.

Manfaat Penelitian
Diperoleh informasi tentang kejadian obesitas pada pekerja wanita sehingga
dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya olahraga dan pola hidup sehat
untuk meningkatkan mutu hidup dan derajat kesehatan yang lebih tinggi.
Informasi dapat berguna bagi PT Citra Abadi Sejati supaya lebih memperhatikan
kondisi status kesehatan dan gizi para pekerjanya terutama pekerja wanita yang

bermasalah dengan berat badan supaya produktivitas kerjanya meningkat. Bagi
penentu kebijakan, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam
penyusunan program penanggulangan kejadian obesitas pada pekerja wanita
dalam upaya peningkatan kualitas dan produktivitas kerja pekerja wanita.

4

KERANGKA PEMIKIRAN
Pekerja wanita di industri garmen merupakan salah satu kelompok yang
rentan mengalami obesitas. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pekerja
garmen memiliki aktivitas yang cenderung pasif yaitu lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk kegiatan dalam posisi diam atau duduk (sedenter), misalnya
sewing dan operator sehingga tidak banyak kalori yang terbakar. Konsumsi
pangan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kesehatan para
pekerja garmen. Pekerja garmen, khususnya wanita, cenderung mengonsumsi
jajanan yang tidak sehat seperti makanan berlemak, makanan manis dan asin.
Selain itu, status kesehatan dan gizi para pekerja pada umumnya masih belum
mendapat perhatian yang cukup baik. Padahal hal ini dapat mempengaruhi
produktivitas kerja para pekerja garmen.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya obesitas yaitu karakteristik

individu (umur, pendapatan, tingkat pendidikan, besar keluarga), perubahan gaya
hidup, tingkat pengetahuan gizi, kebiasaan konsumsi, asupan energi dan zat gizi,
serta faktor herediter (riwayat obesitas keluarga). Perubahan gaya hidup yang
dimaksudkan adalah kebiasaan olahraga dan aktivitas fisik harian.
Seiring dengan bertambahnya umur, prevalensi obesitas mengalami
peningkatan. Peningkatan umur akan meningkatkan kandungan lemak tubuh total,
terutama distribusi lemak pusat. Hal ini diduga karena lambatnya metabolisme,
kurangnya aktivitas fisik, dan frekuensi konsumsi pangan yang lebih sering.
Selain itu, orang tua biasanya tidak begitu memperhatikan ukuran tubuhnya.
Penurunan masa otot yang terjadi seiring bertambahnya umur berpengaruh pada
peningkatan masa lemak.
Tingkat pengetahuan gizi pun mempengaruhi seseorang terhadap pemilihan
pangan untuk dikonsumsi. Pengetahuan gizi juga dapat memberikan informasi
untuk memilih pangan yang baik untuk kesehatan. Oleh karena itu, tingkat
pengetahuan gizi yang dimiliki seseorang memiliki hubungan yang cukup erat
terhadap asupan energi dan zat gizi. Selain itu, tingkat pengetahuan gizi pun
berimplikasi pada aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari. Akan tetapi,
seseorang yang berpengetahuan baik masih saja melakukan gaya hidup sedentary
yaitu kurang aktivitas fisik (kurang gerak).
Perubahan kebiasaan makan yaitu dari kebiasaan makan secara tradisional

dengan kandungan serat tinggi dan lemak yang rendah menjadi kebiasaan makan
secara modern yang serba instant (siap saji) dengan kandungan serat rendah serta
lemak dan karbohidrat yang tinggi. Jika konsumsi pangan individu mampu
tercukupi baik energi dan zat gizi lainnya, diharapkan dapat menghasilkan status
gizi yang baik dan terhindar dari masalah kesehatan kurang gizi. Sebaliknya,
apabila konsumsi pangan individu melebihi kebutuhannya maka akan
menghasilkan status gizi lebih atau bahkan obese.
Akibat dari konsumsi pangan secara berlebihan khususnya pangan sumber
lemak dan karbohidrat tetapi tidak diimbangi dengan aktivitas fisik dan olahraga
secara teratur, maka akan berakibat pada risiko kejadian obesitas dan
kemungkinan timbul penyakit-penyakit degeneratif lainnya. Rendahnya aktivitas
fisik berhubungan positif dengan obesitas pada wanita tetapi tidak pada pria. Pada
wanita, kurangnya aktivitas fisik sangat mempengaruhi kesehatannya. Apalagi

5
jika aktivitasnya kurang namun asupan makanan lebih banyak masuk, maka akan
menyebabkan penimbunan lemak yang akan mengakibatkan obesitas terjadi.
Kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak dapat meningkatkan berat tubuh dan
lingkar perut. Konsumsi makanan/minuman manis dan makanan berlemak yang
berlebihan, juga dapat memberikan kontribusi energi yang dapat disimpan sebagai

lemak dalam tubuh sehingga meningkatkan risiko obesitas. Peningkatan konsumsi
sayuran dan buah dapat menggantikan kelebihan densitas energi dari diet dan
mengurangi asupan lemak.
Aktivitas Fisik
 Aktivitas fisik harian
 Olahraga

Riwayat Penyakit
Keturunan
(obesitas dalam
keluarga)

Pengetahuan
gizi terkait
obesitas

Obesitas

Kebiasaan
konsumsi

Pangan
 Pangan sumber serat:
buah dan sayur (g per
hari)
 Pangan sumber lemak
(g per hari)

Asupan energi dan zat
gizi lain
 Protein
 Lemak
 Karbohidrat
 Serat

Keterangan :
: Hubungan yang dianalisis
: Hubungan yang tidak dianalisis
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti


Gambar 1 Kerangka pemikiran pengetahuan gizi, konsumsi pangan sumber lemak
dan serat, serta aktivitas fisik pada wanita obese pekerja garmen

6

METODE
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain cross sectional
study. Penelitian ini menggunakan sebagian data baseline penelitian “Efikasi
Suplementasi Vitamin D, Kalsium, dan Susu Terhadap Perbaikan Serum 25(OH)
dan Sindrom Metabolik Pekerja Wanita Usia Subur” (Briawan et al. 2014).
Pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2014, sedangkan
pengolahan, analisis dan interpretasi data dilakukan pada bulan November 2014 di
Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan di pabrik garmen
PT Citra Abadi Sejati yang berlokasi di Kedunghalang Bogor.

Teknik Penarikan Subjek
Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja wanita yang memiliki usia
antara 30-50 tahun sebanyak 32 subjek yang merupakan data baseline penelitian
mengenai “Efikasi Suplementasi Vitamin D, Kalsium, dan Susu Terhadap

Perbaikan Serum 25(OH) dan Sindrom Metabolik Pekerja Wanita Usia Subur”
(Briawan et al. 2014). Sampel penelitian ini dipilih secara purposive sampling
dengan kriteria inklusi, seperti sehat, tidak menderita penyakit kronis, tidak hamil,
tidak sedang menyusui, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, memiliki
gejala sindrom metabolik (obesitas), serta bersedia menandatangani formulir
persetujuan etik.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data penelitian
ini dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Data primer yang
dikumpulkan meliputi, pengetahuan gizi, aktivitas fisik, konsumsi pangan sumber
lemak dan serat (frekuensi, jenis dan jumlah makanan/URT), serta aktivitas fisik.
Data konsumsi pangan dikumpulkan dengan cara food recall 1x24 jam dan Semi
Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ FFQ) dalam 1 bulan terakhir.
Peneliti juga melakukan pembelian makanan yang biasa dikonsumsi oleh subjek
untuk meningkatkan akurasi dari data Recall, sehingga estimasi berat pangan yang
dikonsumsi subjek lebih tepat. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi usia,
status gizi yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran Indeks Massa Tubuh
(IMT), lingkar pinggang, lingkar pinggul, dan kebiasaan olahraga. Data aktivitas
fisik dan kebiasaan olahraga subjek diperoleh melalui wawancara mengenai
alokasi waktu kegiatan yang dilakukan dalam waktu 1x24 jam yang dilakukan
sebanyak dua kali yaitu pada hari kerja dan hari libur.

7
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
Variabel
1. Status gizi subjek
 Berat badan
 Tinggi badan
 Lingkar pinggul
 Lingkar pinggang
2. Kebiasaan Konsumsi
pangan
 Konsumsi buah
dan sayur
 Konsumsi
makanan sumber
lemak
3. Asupan energi dan zat
gizi lain (protein,
lemak, karbohidrat dan
serat)
4. Aktivitas fisik
 Frekuensi
 Durasi

Jenis data
Data sekunder

Cara pengumpulan data
Pengukuran antropometri

Data primer

Kuesioner dengan
menggunakan Semi
Quantitative Food Frequency
Questionnaire (SQ FFQ)
selama 1 bulan terakhir

Data sekunder

5. Kebiasaan olahraga
 Jenis, frekuensi,
dan durasi
6. Tingkat pengetahuan
 Pengertian dan
tanda obesitas
 Penatalaksanaan
diet obesitas
pangan sumber
lemak dan serat
 Pangan yang
dianjurkan dan
dilarang
Upaya pencegahan

Data sekunder

Kuesioner dengan
menggunakan food recall
1x24 jam yang dilakukan 1
kali
Kuesioner dengan
menggunakan pencatatan
1x24 jam yang dilakukan
sebanyak 2 kali yaitu hari
kerja dan hari libur
Kuesioner dengan teknik
wawancara

Data primer

Data primer

Kuesioner dengan teknik
wawancara

Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan program komputer
Microsoft Excel 2010 dan SPSS (Statistical Programme for Social Science)
version 16.0 for Windows. Tahap pengolahan data, meliputi editing, coding, entry,
cleaning, dan pengkategorian data. Proses editing adalah pemeriksaan seluruh
kuisioner setelah data terkumpul. Coding adalah pemberian angka atau kode

8
tertentu yang telah disepakati terhadap jawaban-jawaban pertanyaan di dalam
kuisioner, sehingga memudahkan pada saat memasukkan data ke komputer. Entry
adalah memasukkan data jawaban kuisioner sesuai kode yang telah ditentukan
untuk masing-masing variabel sehingga menjadi suatu data dasar. Cleaning yaitu
melakukan pengecekan kembali terhadap isian data diluar pilihan jawaban yang
disediakan didalam kuisioner atau isian data diluar kewajaran.
Data hasil pemeriksaan status gizi yang dikumpulkan kemudian dihitung
menurut kelompoknya yaitu Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar pinggang, dan
Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP). Pengkategorian tersebut disesuaikan
dengan standar (cut off point) status gizi untuk orang Indonesia berdasarkan
WHO-Asia Pasifik (Inoue et al. 2000). Secara umum, subjek dikatakan obesitas
jika IMT >25.0 kg/m2 atau memiliki lingkar pinggang >80 cm, sedangkan untuk
RLPP subjek dikatakan berisiko obesitas jika rasio antara lingkar pinggang dan
pinggul >0.85 cm. Berikut disajikan tabel penggolongan status gizi menurut IMT,
lingkar pinggang, dan RLPP.
Tabel 2 Penggolongan status gizi menurut IMT, lingkar pinggang dan RLPP
Cut off point
IMT (kg/m2)
< 18.5
18.5-22.9
23.0-24.9
25.0-29.9
> 30.0
Lingkar Pinggang (cm)
< 80
> 80
RLPP
< 0.85
> 0.85

Kategori
Underweight
Normal
Overweight
Obesitas I
Obesitas II
Normal
Obesitas
Normal
Obesitas

Status gizi subjek dihitung berdasarkan status gizi antropometri dengan
menghitung IMT subjek berdasarkan berat badan dan tinggi badan. Nilai IMT
diperoleh dari nilai berat badan dan tinggi badan, dengan rumus:
IMT = BB (kg)/TB (m)2
Keterangan:
IMT = Indeks Massa Tubuh
BB
= Berat badan aktual
TB
= Tinggi badan aktual

9
Tabel 3 Kategori variabel penelitian
No.
1.
2.

3.

Variabel

 < 40 tahun
 > 40 tahun
Status gizi (IMT)
 Kurus : < 18.5
 Normal : 18.5-22,9
 Gemuk: > 23.0
 Obese I: 25.0-29.9
 Obese II : > 30.0
Kebiasaan konsumsi  Rendah (< 150
buah
g/hari)
 Tinggi (>150
g/hari)
Usia

4.

Kebiasaan konsumsi 
sayur


5.

Tingkat Kecukupan 
Energi dan Protein


6.

7.
8.

9.

Kategori

Rendah (< 250
g/hari)
Tinggi (> 250
g/hari)

Skala
Data
Rasio

Keterangan
-

Ordinal WHO-Asia
Pasifik

Ordinal Pedoman Gizi
Seimbang 2014
menurut
Kemenkes RI
(2014)
Ordinal Pedoman Gizi
Seimbang 2014
menurut
Kemenkes RI
(2014)
Ordinal WNPG 2004

Kurang : < 80%
AKG
Baik : 80-110%
AKG
 Lebih : > 110%
AKG
Tingkat Kecukupan  Kurang : 75% total
energi
Tingkat Kecukupan  Kurang: < 30 g/hari Ordinal
serat makanan
 Cukup: > 30 g/hari
Tingkat
Ordinal
 Rendah : < 60%
Pengetahuan Gizi
 Sedang : 60%-80%
 Tinggi : > 80%
Aktivitas fisik
 Ringan : 1.40 – 1.69 Ordinal
 Sedang : 1.70 – 1.99
 Berat : 2.00 – 2.40

WHO (2003)

WNPG 2012
Khomsan (2000)

FAO (2001)

Pengetahuan gizi diukur berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan
seputar pengetahuan tentang obesitas. Pengetahuan gizi diukur dengan
memberikan pertanyaan sebanyak 7 pertanyaan terbuka, meliputi pengetahuan
terkait obesitas mencakup tanda-tanda obesitas, penyakit yang disebabkan oleh
obesitas, dampak obesitas, faktor penyebab obesitas, upaya pencegahan obesitas

10
dan penatalaksanaan diet untuk mencegah obesitas. Penilaian pengetahuan gizi
dilakukan dengan cara memberikan skor, apabila responden menjawab benar dan
lengkap diberi skor 2, sedangkan bila jawaban benar tetapi kurang lengkap diberi
skor 1 dan untuk jawaban salah diberi skor 0. Penilaian jawaban subjek
dikategorikan menjadi 3 jenis menurut Khomsan (2000) yaitu rendah apabila
jawaban 80%.
Kebiasaan konsumsi pangan sumber lemak dan serat diperoleh dari data
konsumsi pangan hasil Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire melalui
proses wawancara langsung kepada subjek menggunakan kuisioner. Kebiasaan
konsumsi pangan sumber lemak dan serat diolah menjadi frekuensi (kali/minggu).
Frekuensi dihitung dengan cara menghitung rata-rata frekuensi masing-masing
kelompok pangan sumber lemak dan serat yang dikonsumsi subjek per minggu.
Data asupan energi dan zat gizi subjek diperoleh dari data konsumsi pangan
hasil food recall 1x24 jam berupa jenis dan jumlah makanan dalam gram/URT
kemudian dikonversikan dalam ke dalam satuan energi (kkal), protein (g), lemak
(g), karbohidrat (g) dan serat (g) dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan
Makanan (DKBM) (Hardinsyah & Briawan 1994). Nilai kandungan zat gizi
(energi, protein, lemak, karbohidrat, dan serat) dapat diperoleh dengan rumus:
KGij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100)
Keterangan:
KGij = Kandungan zat gizi-i dalam pangan-j yang dikonsumsi
Bj
= Berat bahan pangan -j yang dikonsumsi (gram)
Gij = Kandungan zat gizi-i dalam 100 gram bahan pangan-j
BDDj = Persen bahan pangan-j yang dapat dimakan (% BDD)

Metode mengingat-ingat (recall method) merupakan salah satu penilaian
konsumsi pangan pada tingkat individu. Metode ini dilakukan dengan cara
mencatat jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi. Pengukuran konsumsi
pangan diawali dengan menanyakan jumlah pangan dalam ukuran rumah tangga
setelah itu dikonversikan ke dalam satuan berat. Pada metode ini subjek diminta
untuk mengingat semua makanan yang telah dimakan dalam 24 jam atau sehari
yang lalu. Metode ini dapat menaksir asupan gizi pada individu (Gibson 2005).
Food Frequency Questionnaire merupakan kuisioner yang menggambarkan
frekuensi dan URT (Ukuran Rumah Tangga) dalam mengkonsumsi beberapa jenis
makanan dan minuman. Makanan dan minuman tersebut terdiri dari makanan
sumber lemak, seperti ikan, daging dan olahannya, jeroan, telur, gorengan, kue
manis, susu dan olahannya serta lainnya, seperti mentega, margarin, santan, selai,
meses, kerupuk dan emping. Metode frekuensi makanan adalah untuk
memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau
makanan jadi selama periode waktu tertentu seperti dalam hitungan hari, minggu,
bulan, atau tahun. Metode frekuensi makanan juga dapat memberikan gambaran
pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif. Bahan makanan yang terdapat
dalam daftar tersebut adalah yang dikonsumsi cukup sering oleh subjek. Semi
Quantitative Food Frequency Questionnaire subjek diperoleh melalui wawancara
pangan yang dikonsumsi pada 1 bulan terakhir.

11
Pengukuran tingkat kecukupan energi dan zat gizi merupakan tahap lanjutan
dari perhitungan konsumsi pangan. Perhitungan kecukupan energi dan zat gizi
subjek menggunakan angka kecukupan gizi berdasarkan tabel AKG yang
dianjurkan oleh Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan (Menkes) tahun 2013
tanpa perlu koreksi berat badan dikarenakan semua subjek memliki berat badan
berlebih dengan status gizi obese. Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk energi,
protein, lemak, karbohidrat dan serat dihitung berdasarkan kelompok usia subjek.
Setelah didapatkan zat-zat gizi dari sejumlah pangan yang dikonsumsi oleh subjek,
selanjutnya dilakukan perhitungan Tingkat Kecukupan Gizi (%TKG) dengan
membandingkan kandungan zat gizi dari semua makanan yang dikonsumsi oleh
pekerja wanita dengan tabel Angka Kecukupan Gizi 2013 dalam persen. Tingkat
kecukupan gizi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Hardinsyah
dan Briawan 1994):
TKGi = (Ki/AKGi) x 100%
Keterangan:
TKGi = Tingkat kecukupan zat gizi i
Ki
= Konsumsi zat gizi i
AKGi = Angka kecukupan zat gizi i

Perhitungan tingkat konsumsi energi dan zat gizi lainnya, seperti protein,
lemak, karbohirat, dan serat yaitu dibandingkan dengan AKG. Menurut WNPG
VIII tahun 2004, tingkat kecukupan energi dan protein dikategorikan menjadi tiga
kategori yaitu kategori kurang (110% AKG) (Muhilal & Hardinsyah 2004), sedangkan untuk tingkat kecukupan
lemak dan karbohidrat dikategorikan menjadi tiga yaitu kurang (75% total energi) (WHO 2003).
Berdasarkan modifikasi WNPG X tahun 2012, tingkat kecukupan serat
dikategorikan menjadi dua kategori yaitu kategori kurang (30 g/hari) (Hardinsyah et al. 2012).
Pengukuran aktivitas fisik dilakukan terhadap jenis aktivitas yang dilakukan
responden dan durasi waktu dalam melakukan aktivitas fisik dalam sehari.
Berdasarkan FAO (2001), besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang
selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat
aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal/kap/hari)
per kilogram berat badan dalam 24 jam. PAL ditentukan dengan rumus sebagai
berikut :
PAL = (PAR x alokasi waktu tiap aktivitas)/24 jam
Keterangan :
PAL : Physical Activity Level (tingkat aktivitas fisik)
PAR : Physical Activity Ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis
aktivitas per satuan waktu tertentu)
Adapun tingkat aktivitas fisik dikategorikan menjadi tiga tingkatan yang
mengacu pada FAO (2001), yaitu aktivitas ringan (1.40≤PAL≤1.69), aktivitas
sedang (1.70≤PAL≤1.99), dan aktivitas berat (2.00≤PAL≤2.40).

12
Tabel 4 Physical Activity Ratio (PAR) berbagai aktivitas
Aktivitas
Tidur
Mandi/berpakaian/berdandan
Makan
Memasak
Ibadah/sholat
Mengerjakan tugas/belajar
PekerjaanRT umum
Mengepel
Menyetrika
Mencuci baju
Mencuci piring
Menyapu
Naik mobil/bus/angkot
Mengendarai mobil
Mengendarai motor
Berjalan tanpa beban
Aktivitas di waktu luang
Browsing internet
Mengobrol/diskusi/rapat
Nonton tv/film
Shopping
Aerobic intensitas rendah
Berdiri/bawa beban
Menjahit
Mendengarkan radio/musik
Bermain game

Physical Activity
Ratio/satuan waktu
1.0
2.3
1.4
2.1
1.5
1.5
2.8
4.4
1.7
2.8
1.7
2.3
1.2
2.0
2.4
3.2
1.4
1.8
1.4
1.72
4.6
4.2
2.4
2.5
1.43
1.75

Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis menggunakan SPSS 16.0 for
Windows. Setiap data yang ingin diolah dilakukan uji normalitas terlebih dahulu
menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data
yang tergolong normal, meliputi data pengetahuan gizi, aktivitas fisik pada hari
kerja dan hari libur, IMT, RLPP, lingkar pinggang, lingkar pinggul, tingkat
kecukupan energi dan zat gizi lainnya yaitu protein, lemak, karbohidrat, dan serat.
Analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat dan bivariat. Analisis
deskriptif (distribusi frekuensi, rata-rata dan standar deviasi) digunakan untuk
menganalisis data usia subjek, kebiasaan konsumsi pangan, pengetahuan gizi,
status gizi (IMT, lingkar pinggang dan lingkar pinggul), dan aktivitas fisik.
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian yaitu
karakteristik responden (umur), pengetahuan gizi, konsumsi pangan, aktivitas
fisik dan kebiasaan olahraga. Uji korelasi Pearson dilakukan untuk menganalisis
hubungan antara variabel pengetahuan gizi dengan aktivitas fisik dan tingkat
kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, dan serat, hubungan antara IMT
dengan RLPP, lingkar pinggang, dan lingkar pinggul. Uji beda-t berpasangan
(paired sample t-test) dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara aktivitas fisik
pada hari kerja dan hari libur.

13
Definisi Operasional
Subjek adalah pekerja garmen wanita di PT Citra Abadi Sejati yang memenuhi
kriteria inklusi.
Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak yang
berlebihan didalam tubuh yang diekspresikan dengan perbandingan berat
badan serta tinggi badan (IMT) yang meningkat.
Obese adalah subjek (orang) yang mengalami obesitas.
Umur adalah bilangan yang dinyatakan dalam tahun, dihitung dari tahun
kelahiran hingga tahun saat penelitian dilakukan.
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah alat ukur atau indikator status gizi yang
diukur berdasarkan berat badan dan tinggi badan sampel subjek.
Kebiasaan konsumsi adalah kebiasaan makan subjek yang meliputi kebiasaan
konsumsi buah dan sayur, serta makanan berlemak
Konsumsi pangan sumber serat adalah kebiasaan makan buah dan sayur pada
subjek yang dinilai berdasar frekuensi dan porsinya selama satu minggu.
Subjek dikatakan cukup dalam mengonsumsi sayur dan buah adalah
subjek yang mengkonsumsi buah dan sayur kurang dari 2-3 porsi/hari
selama 7 kali dalam seminggu.
Konsumsi makanan berlemak adalah kebiasaan seseorang makan makanan
berlemak yang dinilai berdasar frekuensinya selama satu hari, satu minggu
dan satu bulan.
Aktivitas fisik adalah kegiatan tubuh setiap harinya yang terkait dengan
pekerjaan, waktu senggang, dan transportasi pada subjek.
Kebiasaan olahraga adalah kebiasaan subjek melakukan olahraga yang meliputi
jenis olahraga, lama olahraga dan frekuensi olahraga.
Kebiasaan makan adalah suatu perilaku yang berhubungan dengan makan dan
makanan yang meliputi kebiasaan konsumsi sayur dan buah, kebiasaan
makan makanan berlemak, frekuensi konsumsi pangan sumber lemak dan
serat.
Status gizi adalah keadaan gizi subjek yang dihitung berdasarkan indeks massa
tubuh (IMT), lingkar pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
(RLPP).
Pengetahuan gizi adalah kemampuan subjek dalam menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan gizi dan obesitas, meliputi gizi seimbang, fungsi zat
gizi, tanda-tanda obesitas, faktor penyebab obesitas dan dampak obesitas.
Asupan energi dan zat gizi adalah jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi per
hari termasuk asupan energi, protein, lemak, karbohidrat dan serat dengan
metode recall 1x24 jam atau banyaknya zat gizi yang masuk kedalam
tubuh sehingga dapat menjaga atau menentukan kesehatan tubuh.
Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP) adalah hasil pembagian antara lingkar
pinggang (cm) dengan lingkar pinggul (cm).

14

HASIL DAN PEMBAHASAN
Obesitas Pekerja Garmen Wanita
Kisaran umur subjek yaitu antara 29 hingga 46 tahun dengan rata-rata umur
38+4.8 tahun. Sebanyak 65.6% subjek berumur 40 tahun. Menurut UU RI No. 13 tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan
menyatakan bahwa syarat umur pekerja dewasa adalah di atas 18 tahun sehingga
subjek termasuk dalam kategori pekerja dewasa sesuai dengan UU RI No. 13
tahun 2003 (Kemenakertrans RI 2013). Selain itu, dapat diketahui bahwa PT Citra
Abadi Sejati tidak mempekerjakan buruh dengan kategori di bawah umur.
Pengukuran sederhana yang dapat digunakan untuk mendeteksi obesitas
sentral yaitu rasio lingkar pinggang pinggul (waist to hip ratio) dan lingkar
pinggang (waist of circumference). Pengukuran lingkar pinggang merupakan
suatu parameter yang menyediakan perkiraan ukuran lemak tubuh yang
mengumpul di perut. Pengukuran lingkar pinggang menyediakan pengukuran
distribusi lemak yang tidak dapat menggunakan pengukuran IMT (Klein et al.
2007). IMT tidak dapat membedakan antara berat yang berhubungan dengan otot
dan lemak (WHO 2000). Lingkar pinggang lebih akurat untuk mencerminkan
obesitas sentral (Sonmez et al. 2003). Lingkar pinggang dapat digunakan sebagai
indikator pelengkap untuk mendeteksi risiko kesehatan pada berat normal dan
kelebihan berat (Wannamethee et al. 2005). Diagnosis menggunakan IMT lebih
lemah jika dibandingkan dengan lingkar pinggang dan WHR. Lingkar pinggang
merupakan pengukuran yang lebih mudah daripada WHR (Sonmez et al. 2003).
Tabel 5 Distribusi subjek berdasarkan status gizi
Cut Off
IMT (kg/m2)
80 cm) yaitu sebesar 90.6%.
Hal yang sama dijelaskan dalam penelitian Purba (2005) bahwa rata-rata wanita
dewasa cenderung rentan untuk mengalami obesitas abdominal. Selain itu,
menurut penelitian Kantachuvessiri et al. (2005) pada karyawan di sebuah
perusahaan Thailand menunjukkan bahwa wanita usia dewasa cenderung
mengalami kenaikan berat badan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor beberapa
diantaranya frekuensi konsumsi pangan yang sering dan aktivitas yang kurang.
Aekplakorn et al. (2007) menemukan bahwa prevalensi obesitas meningkat
sampai dengan umur 44 tahun dan menurun kembali pada umur 45-54 tahun.
Seiring dengan bertambahnya umur, prevalensi obesitas mengalami peningkatan
(Martins & Marinho 2003; Erem et al. 2004). Peningkatan umur akan
meningkatkan kandungan lemak tubuh total, terutama distribusi lemak pusat
(Chang et al. 2000; Demerath et al. 2007).
Arambepola (2006) dalam penelitiannya menemukan bahwa obesitas
abdominal 33% lebih banyak pada kelompok orang yang memiliki pekerjaan
cenderung pasif (profesional, tata usaha, dan buruh pabrik) dan hanya 6% pada
mereka yang memiliki pekerjaan aktif yang tinggi (petani, nelayan dan tukang
kayu). Menurut Westertrep (2000), orang obes berada pada kategori jenis aktivitas
fisik ringan yang tidak banyak melakukan aktivitas fisik, tidak banyak berjalan
kaki jarak jauh, menggunakan kendaraan sebagai alat transportasi, dan lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan dalam posisi diam atau duduk
(sedenter), misalnya staf pekerja kantor atau penjahit (pekerja garmen) sehingga
tidak banyak kalori yang terbakar.
Hasil uji Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif
antara IMT dengan RLPP (p= 0.023; r= 0.402), lingkar pinggang (p= 0.000; r=
0.766), dan lingkar pinggul (p= 0.000; r= 0.802) yang mengacu pada Lampiran 1,
2 dan 3. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai IMT seseorang maka
semakin besar juga lingkar pinggang, lingkar pinggul, dan nilai RLPP. Hal ini
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan International Diabetes Federation (IDF)
2006 dimana seseorang dengan nilai IMT melebihi 30 kg/m2 maka orang tersebut
tidak perlu dilakukan pengukuran lingkar pinggang karena diasumsikan
mengalami obesitas sentral. Selain itu, subjek termasuk wanita dewasa dan
sebagian besar sudah melahirkan. Paritas merupakan kontributor yang penting
dalam perubahan komposisi tubuh dan bentuk tubuh pada wanita. Kehamilan
dihubungkan dengan bertambahnya lemak abdominal dan viseral pada saat setelah
melahirkan nanti (WHO 2008). Analisis data dari NHANES III yang meneliti
16235 wanita yang telah melahirkan menunjukkan berkurangnya lemak tubuh
yang sedikit dan peningkatan lingkar pinggang sesudah melahirkan (Lassek dan
Gaulin 2006). Penelitian ini juga didukung dengan penelitian Gunderson et al.
(2004) yang meneliti wanita berumur 18-30 tahun dimana peningkatan lingkar
pinggang berhubungan dengan melahirkan (postpartum). Penelitian lain juga
menyebutkan bahwa prevalensi obesitas memiliki hubungan linear dengan parity
(jumlah melahirkan) pada wanita. Selain itu, derajat obesitas dan IMT semakin
meningkat seiring dengan parity (Erem et al. 2004).

16
Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi merupakan suatu pemahaman seseorang tentang ilmu gizi,
zat gizi serta interaksi antara zat gizi terhadap status gizi dan kesehatan.
Pengetahuan gizi yang baik dapat berpengaruh terhadap pemilihan pangan untuk
dikonsumsi. Pengetahuan gizi juga dapat memberikan informasi untuk memilih
pangan yang baik untuk kesehatan. Individu yang berpengetahuan baik akan
mempunyai kemampuan untuk menerapkan pengetahuan gizinya di dalam
pemilihan pangan (Suhardjo 2003). Oleh karena itu, salah satu strategi untuk
mengubah kebiasaan konsumsi pangan dalam upaya memperbaiki kualitas gizi
dan kesehatan masyarakat yaitu dengan meningkatkan pengetahuan gizi (Frazao
& Allshouse 2003).
Tingkat pengetahuan gizi subjek diukur berdasarkan atas jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan obesitas serta perilaku dalam
pemilihan pangan dan gizi. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada subjek
terdiri atas 7 pertanyaan terbuka, meliputi tanda-tanda obesitas, penyakit yang
disebabkan oleh obesitas, dampak obesitas, faktor penyebab obesitas, upaya
pencegahan obesitas dan penatalaksanaan diet untuk mencegah obesitas. Tabel 6
menunjukkan jawaban yang sebenarnya (kunci jawaban) dari pertanyaan yang
diajukan pada subjek seputar pengetahuan gizi terkait obesitas.
Tabel 6 Jawaban seputar pengetahuan gizi terkait obesitas
No.
Jawaban Pengetahuan Gizi
1. Tanda-tanda seseorang mengalami obesitas adalah kelebihan BB akibat
penimbunan lemak dan lingkar pinggang melebihi normal.
2. Faktor yang menyebabkan obesitas adalah gaya hidup kurang sehat, faktor
genetik/ keturunan, faktor psikis/emosional, faktor demografi (jenis kelamin,
sosio-ekonomi, usia, pendidikan/tingkat pengetahuan), status gizi, pola
makan/diet yang kurang sehat (makanan tinggi lemak dan manis)/rendah serat.
3. Penyakit yang ditimbulkan akibat obesitas adalah penyakit degeneratif (diabetes,
penyakit jantung, hipertensi), kolesterol/dislipidemia.
4. Dampak yang ditimbulkan akibat obesitas selain dampak terhadap kesehatan
adalah menurunya produktivitas kerja (malas, susah gerak, sulit berpikir, dll) dan
kurangnya rasa percaya diri.
5. Pangan yang perlu dikonsumsi untuk menghindari obesitas adalah semua jenis
buah dan sayur (makanan sumber serat), misal: mangga, apel, jeruk, bayam,
kangkung, dan sebagainya.
6. Pangan yang perlu dihindari/dibatasi untuk menghindari obesitas adalah makanan
sumber lemak, misal: daging, gajih, margarine, gorengan, fast-food (fried chiken,
sosis goreng), makanan sumber karbohidrat dan gula (makanan manis), misal:
soft-drink, cokelat, cake, kue manis, dan sebagainya.
7. Upaya yang perlu dilakukan selain mengatur pola makan untuk menghindari
obesitas adalah rajin berolahraga dan meningkatkan aktivitas fisik.

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada subjek kemudian
diberi skor antara 0 hingga 2 yang nantinya akan dikelompokkan menjadi kategori
rendah, sedang dan tinggi. Skor bernilai 0 jika subjek tidak tahu atau jawaban
yang diberikan selain dari kriteria jawaban yang telah ditentukan (kunci jawaban),
skor bernilai 1 jika subjek menjawab tidak lengkap berdasarkan kunci jawaban,
dan skor bernilai 2 jika subjek menjawab dengan lengkap sesuai kriteria yang

17
telah ditentukan. Berikut ini distribusi subjek berdasarkan jawaban terhadap
pertanyaan seputar obesitas (Tabel 7).
Tabel 7 Distribusi subjek berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan pengetahuan
gizi seputar obesitas

Pertanyaan
1. Tanda-tanda obesitas ?

2. Sebutkan 4 faktor penyebab
obesitas !
3. Sebutkan 2 penyakit akibat
obesitas !
4. Sebutkan 2 dampak obesitas !
5. Sebutkan 2 pangan yang perlu
dikonsumsi!
6. Sebutkan 2 pangan yang perlu
dihindari/dibatasi !
7. Upaya pencegahan obesitas ?

Tahu
Tidak
Lengkap
Lengkap
%
%
56.3
18.8

Tidak
tahu
%
25.0

Mayoritas jawaban

100.0

0.0

0.0

37.5

43.8

18.8

75.0
18.8

9.4
71.9

15.6
9.4

Perut besar, pipi
chubby, tubuh
berlemak
Banyak makan,
ngemil
Jantung, DM,
kolesterol
Malas, cepat lelah
Buah dan sayur

71.9

28.1

0.0

Daging, cokelat

0.0

100.0

0.0

Olahraga

Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar subjek (56.3%) menjawab
pertanyaan mengenai tanda-tanda obesitas dengan jawaban yang tidak lengkap
dan tidak tahu (25.0%). Mayoritas jawaban subjek atas pertanyaan tersebut yaitu
perut besar, pipi tembam (chubby), dan tubuh berlemak. Menurut Sonmez et al.
(2003) bahwa obesitas merupakan suatu kondisi seseorang dengan berat badan
berlebih yang terjadi akibat akumulasi lemak dalam tubuh. Berat badan, Indeks
Massa Tubuh (IMT), lingkar perut dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP)
merupakan metode primer untuk menentukan obesitas. IMT berkaitan dengan
obesitas umum, lingkar perut dan RLPP berkaitan dengan obesitas sentral, dimana
lemak tubuh memusat di bagian perut. Hal serupa dinyatakan bahwa obesitas
merupakan kondisi terakumulasinya lemak tubuh sehingga menimbulkan
kelebihan berat badan pada seseorang yang ditandai dengan pengukuran IMT
yang tergolong obese dan ukuran lingkar perut yang melebihi normal (Rexrode
1998; Reader et al. 1992; Lean et al. 1998).
Sebagian besar subjek menjawab pertanyaan mengenai penyebab obesitas
dengan jawaban yang tidak lengkap (100.0%) dan mayoritas subjek menjawab
banyak makan dan ngemil (snacking). Faktor yang menyebabkan obesitas adalah
gaya hidup kurang sehat, faktor genetik/keturunan, faktor psikis/emosional, faktor
demografi (jenis kelamin, sosio-ekonomi, usia, pendidikan/tingkat pengetahuan),
status gizi, pola makan/diet yang kurang sehat (makanan tinggi lemak dan
manis)/rendah serat (Erem et al. 2004; He et al. 2004; Fine et al. 1999; Pei et al.
2015). Pertanyaan ini belum dapat dijawab secara tepat (lengkap) oleh subjek
diduga karena sebagian besar subjek sudah lupa dan terdapat beberapa subjek
yang belum paham mengenai hal tersebut akibat rendahnya tingkat pendidikan.
Dalam penelitian ini, dilaporkan sebanyak 11 subjek memiliki tingkat pendidikan
yang tergolong rendah (