Persepsi Body Image, Aktivitas Fisik, Konsumsi Pangan Sumber Lemak Dengan Status Gizi Pada Guru Wanita
i
HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE, AKTIVITAS FISIK,
DAN KONSUMSI PANGAN SUMBER LEMAK, DENGAN
STATUS GIZI GURU WANITA
NOVIA MASARANI PURBA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Persepsi Body
image, Aktivitas Fisik, Dan Konsumsi Pangan Sumber Lemak, dengan Status Gizi
Guru Wanita adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2015
Novia Masarani Purba
NIM I14124010
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB
harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait
v
ABSTRAK
NOVIA MASARANI PURBA. Persepsi Body image, Aktivitas Fisik,
Konsumsi Pangan Sumber Lemak dengan Status Gizi Pada Guru Wanita.
Dibimbing oleh IKEU EKAYANTI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara Persepsi Body
image, Aktivitas Fisik, Konsumsi Pangan Sumber Lemak dengan Status Gizi Pada
Guru Wanita di SMP Negeri 15 Bogor dengan desain penelitian cross sectional
study. Subjek dalam penelitian ini 35 orang, 74.3% subjek berusia >40 tahun.
Hasil penelitian menunjukan bahwa subjek memiliki IMT diatas batas normal
sekitar 74.3%, 57.1% subjek memiliki persepsi body image negatif. Tingkat
aktivitas fisik (PAL) subjek tergolong ringan. Frekuensi konsumsi pangan sumber
lemak tergolong normal, tingkat kecukupan lemak tergolong lebih. Berdasarkan
uji Pearson, terdapat hubungan yang signifikan antara kecukupan energi,
kecukupan protein, kecukupan lemak, kecukupan karbohidrat, dengan status gizi.
Berdasarkan uji Spearman terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi
PUFA dan konsumsi lemak jenuh dengan status gizi, dan konsumsi kolesterol
dengan persepsi Body image (p0.05). The result of Spearman test showed significant
correlation between age, consumption of PUFA, saturated fat with nutritional
status, consumption of cholesterol and perception of body image (p>0.05).
Keywords: consumption of fat foods sources, nutritional status perception of body
image, physical activity, women
HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE, AKTIVITAS FISIK,
DAN KONSUMSI PANGAN SUMBER LEMAK, DENGAN
STATUS GIZI GURU WANITA
NOVIA MASARANI PURBA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
vii
Judul Skripsi : Hubungan Persepsi Body image, Aktivitas Fisik, Dan Konsumsi
dPangan Sumber Lemak, Dengan Status Gizi Guru Wanita
Nama
: Novia Masarani Purba
NIM
: I14124010
Disetujui oleh
Dr Ir Ikeu Ekayanti M Kes
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Rimbawan
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
ix
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga skripsi “Hubungan Persepsi Body image, Aktivitas Fisik,
dan Konsumsi Pangan Sumber Lemak, Dengan Status Gizi Guru Wanita” ini
berhasil diselesaikan dengan baik.
Terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Ikeu Ekayanti M Kes selaku dosen pembimbing akademik
selama masa perkuliahan dan dosen pembimbing skripsi yang telah sabar
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Dadang Sukandar, M.Sc selaku dosen penguji dan
pemandu seminar yang telah banyak memberikan masukan untuk
penyelesaian skripsi.
3. Kedua orang tua : Maharkarta Purba (Ayah), Rostinawati Ginting (Ibu),
Rahelita Beatric Purba (Adik) atas segala doa dan dukungan morilnya.
4. Seluruh keluarga besar Alih Jenis GM atas semua bantuan, doa, dan
semangatnya.
5. Ifan Harnata Sembiring atas dukungan moril yang selalu diberikan kepada
penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis menerima saran maupun kritik
yang berkaitan dengan penelitian ini. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan
manfaat.
Bogor, Juni 2015
Novia Masarani Purba
xi
DAFTAR ISI
PRAKATA
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Hipotesis
3
Manfaat Penelitian
3
KERANGKA PEMIKIRAN
3
METODE
5
Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian
5
Cara Pengambilan Subjek
5
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
5
Pengolahan dan Analisis Data
6
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
10
Karakteristik Individu
10
Status Gizi
12
Persepsi Body image (BSQ)
13
Aktivitas Fisik
14
Frekuensi Konsumsi Pangan Sumber Lemak
14
Tingkat Kecukupan Zat Gizi (TKG)
16
Asupan Kolesterol, Saturated fatty Acid (Saturated FA), Mono Unsaturated
fatty Acid (MUFA), dan Poli Unsaturated fatty Acid (PUFA)
19
Uji Hubungan Persepsi Body image, Aktivitas Fisik, Konsumsi Pangan Sumber
Lemak Dengan Status Gizi
20
Uji Hubungan Aktivitas Fisik, Konsumsi Pangan Sumber Lemak Dengan
Persepsi Body image
23
xiii
SIMPULAN DAN SARAN
25
Simpulan
25
Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
25
DAFTAR TABEL
1 Cara Pengumpulan Data Penelitian
5
2 Nilai Physical Activity Ratio (PAR) setiap kegiatan
7
3 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL
8
4 Indeks Massa Tubuh Dewasa
9
5 Sebaran subjek berdasarkan usia dan pendapatan subjek
11
6 Sebaran subjek berdasarkan karakteristik sosial ekonomi keluarga
11
7 Sebaran subjek berdasarkan status gizi
12
8 Sebaran subjek berdasarkan Persepsi body image (BSQ)
13
9 Sebaran subjek berdasarkan aktivitas fisik
14
10 Rata-rata konsumsi pangan sumber lemak subjek
15
11 Sebaran subjek berdasarkan Tingkat Kecukupan Energi
17
12 Sebaran subjek berdasarkan Tingkat Kecukupan Protein
17
13 Sebaran subjek berdasarkan Tingkat Kecukupan Lemak
18
14 Sebaran subjek berdasarkan Tingkat Kecukupan Karbohidrat
19
15 Asupan kolesterol, saturated fatty acid (saturated FA), mono unsaturated
fatty acid (MUFA), dan poly unsaturated fatty acid (PUFA) subjek
19
16 Sebaran subjek berdasarkan persepsi body image dan status gizi
20
17 Sebaran subjek berdasarkan aktivitas fisik dan status gizi
21
18 Sebaran subjek berdasarkan konsumsi pangan sumber lemak (FFQ) dan
status gizi
22
19 Sebaran subjek berdasarkan aktivitas fisik dan persepsi body image
23
20 Sebaran subjek berdasarkan konsumsi pangan sumber lemak (FFQ) dan
persepsi body image
24
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Pemikiran Hubungan Antara Persepsi Body image, Faktor
Aktivitas Dan Konsumsi Pangan Sumber Lemak Terhadap Status Gizi
Guru Wanita.
4
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuisioner penelitian
28
2 Uji Normalitas Data
36
3 Uji Beda konsumsi recall dan record (t-test)
37
4 Uji Hubungan Variabel lain dengan Status Gizi
38
5 Uji Hubungan variabel lain dengan persepsi body image
41
6 Hasil Uji regresi linear
43
xv
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami kemajuan di
bidang ekonomi, dan telah memberikan berbagai dampak positif dan negatif pada
masyarakat. Modernisasi atau penggunaan teknologi tinggi dalam berbagai aspek
kehidupan adalah dampak utama yang langsung dialami oleh masyarakat,
terutama masyarakat perkotaan. Kemajuan standar hidup dan pelayanan terhadap
masyarakat yang tersedia adalah dampak positif, akan tetapi dampak negatif selalu
menyertai sebagai konsekuensi langsung dari perubahan tersebut. Akan tetapi,
modernisasi juga telah membawa beberapa konsekuensi negatif yang secara
langsung dan tidak langsung ialah perubahan gaya hidup, dari traditional life style
menjadi sedentary life style yakni penyimpangan pola makan dan aktivitas fisik
yang berperanan penting terhadap munculnya obesitas (Hadi 2005).
Perkembangan masyarakat dengan adanya pengaruh dari media informasi
menimbulkan masalah persepsi body image di masyarakat. Gambaran postur ideal
yang ditayangkan cenderung memberikan gambaran yang salah tentang bentuk
tubuh ideal. Body image merupakan suatu persepsi masing-masing individu untuk
menilai bentuk tubuhnya. Ketidakpuasaan atas bentuk tubuh menyebabkan
penilaian body image negatif sehingga hasil penilaian bentuk tubuh tidak seperti
ukuran tubuh sebenarnya.
Persepsi body image negatif apabila seseorang memiliki ketidakpuasan
terhadap bentuk tubuhnya dan tidak dapat menilai bentuk tubuhnya yang dapat
menyebabkan kepercayaan diri yang rendah, perilaku diet, kecemasan, dan
gangguan makan. Persepsi body image juga dapat mempengaruhi terhadap status
gizi, persepsi body image seseorang dapat mempengaruhi jumlah pangan sumber
lemak seseorang yang berdampak pada status gizi. Sedangkan persepsi body
image positif atau sehat adalah jika seseorang memiliki sebuah persepsi yang baik
akan ukuran dan bentuk tubuh mereka dan merasa nyaman dengan kondisi
tubuhnya yang akan diekspresikan dalam sikap percaya diri dan konsep diri yang
sehat (Abramson 2007).
Guru wanita wanita usia 30-60 tahun termasuk kedalam golongan wanita
dewasa lanjut. Bila dilihat dari kelompok umur dewasa akhir menurut Depkes
(2005), usia dewasa akhir ternyata memiliki prevalensi gemuknya lebih tinggi
yaitu 33.7%, yang mencakup 59.0% dari total keseluruhan kegemukan di setiap
rentang umur.
Menurut Riskesdas (2013), tahun 2013 prevalensi obesitas perempuan
dewasa (>18 tahun) 32.9% , naik 18.1% dari tahun 2007 (13.9%) dan 17.5% dari
tahun 2010 (15.5%). Tiga belas provinsi dengan prevalensi obesitas di atas
prevalensi nasional, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Aceh, Papua Barat, Sumatera
Utara, Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau, Maluku Utara, DKI Jakarta, Bangka
Belitung, Kalimantan Timur, Gorontalo dan Sulawesi Utara. Dari hal tersebut
dapat dilihat terjadinya kenaikan jumlah wanita dewasa yang mengalami obesitas.
Pola hidup sedentary merupakan pola hidup yang ditandai dengan aktivitas
yang rendah dan perubahan konsumsi menjadi konsumsi makanan sumber lemak
yang berlebihan. Perkembangan teknologi pengolahan pangan menyebabkan
2
terjadinya peningkatan kebiasaan mengkonsumsi makanan termasuk didalamnya
junk food dan fast food. Kebiasaan mengkonsumsi pangan sumber lemak dapat
mempengaruhi status gizi terutama pada wanita usia dewasa.
Status gizi seseorang dipengaruhi juga oleh aktivitas fisik. Faktor aktivitas
ringan atau sedang menentukan seberapa banyak kalori yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk melakukan aktivitas. Menurut RISKESDAS (2013), proporsi
aktivitas fisik tergolong kurang aktif secara umum adalah 26.1%. Terdapat 22
provinsi dengan penduduk aktivitas fisik tergolong kurang aktif berada di atas
rerata Indonesia. Proporsi penduduk Indonesia dengan perilaku sedentari ≥6 jam
perhari 24.1%. Lima provinsi diatas rerata nasional adalah Riau (39.1%), Maluku
Utara (34.%), Jawa Timur (33.9%), Jawa Barat (33.0%), dan Gorontalo (31.5%).
Aktivitas yang kurang aktif dengan kebiasaan konsumsi pangan sumber lemak
yang berlebih dapat menyebabkan status gizi overweight dan obes.
Karena itu penulis tertarik melakukan penelitian untuk melihat hubungan
persepsi body image, aktivitas fisik dan konsumsi pangan sumber lemak terhadap
status gizi pada guru wanita SMP 15 Bogor. Penelitian dibuat untuk melihat
sejauh mana persepsi body image, aktivitas fisik dan konsumsi pangan sumber
lemak mempengaruhi status gizi guru wanita.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Sejauh mana persepsi body image memiliki keterkaitan dengan aktivitas
fisik dan konsumsi pangan sumber lemak subjek?
2. Sejauh mana persepsi body image memiliki keterkaitan dengan status gizi?
3. Apakah terdapat perbedaan signifikan antara hubungan persepsi body
image dengan status gizi, aktivitas fisik dengan status gizi dan konsumsi
pangan sumber lemak dengan status gizi?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan persepsi body image, aktivitas fisik dan konsumsi
pangan sumber lemak dengan status gizi pada guru wanita
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mengetahui karakteristik subjek (umur, pendidikan, sosial ekonomi)
Mengidentifikasi gambaran persepsi body image
Mengidentifikasi gambaran aktivitas fisik
menganalisis konsumsi pangan sumber lemak
Menganalisis asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat
Mengidentifikasi status gizi subjek
3
7. Menganalisis hubungan antara persepsi body image, aktivitas fisik, dan
konsumsi pangan sumber lemak dengan status gizi subjek
8. Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik, dan konsumsi pangan sumber
lemak dengan persepsi body image subjek
Hipotesis
Persepsi body image, konsumsi pangan sumber lemak dan faktor aktivitas
berhubungan dengan status gizi subjek.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi
tambahan dalam melihat hubungan antara persepsi body image, faktor aktivitas
dan konsumsi pangan sumber lemak terhadap status gizi. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi penelitian yang berkaitan dan
menambahkan literatur tentang persepsi body image, faktor aktivitas, konsumsi
lemak, dan status gizi.
KERANGKA PEMIKIRAN
Persepsi body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk
dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang memiliki persepsi dan memberikan
penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk
tubuhnya. Sebenarnya, apa yang dia pikirkan dan rasakan, belum tentu benarbenar merepresentasikan keadaan yang aktual, namun lebih merupakan hasil
penilaian diri yang subyektif. Seseorang terkadang merasa memiliki bentuk tubuh
sesuai dengan persepsinya/subjektif yang berbeda dengan penilaian orang lain
(Santrock 2003).
Persepsi body image dipengaruhi oleh beberapa faktor yang timbul dari diri
sendiri yaitu konsumsi pangan dan aktivitas fisik, atau dari pengaruh orang lain
berupa lingkungan dan media yang juga mempengaruhi konsumsi pangan
seseorang. Persepsi body image dapat mempengaruhi konsumsi pangan, seseorang
yang menginginkan bentuk tubuh yang menarik dan ideal menurut persepsinya
akan menjaga konsumsi makannya terutama konsumsi pangan sumber lemak.
Apabila persepsi seseorang terhadap bentuk tubuhnya negatif maka seseorang
tersebut berusaha memperoleh bentuk tubuh ideal menurut persepsinya dengan
melakukan diet dan melakukan aktivitas fisik yang berdampak pada status gizi
seseorang (Puspita 2012). Sebagai subjek persepsi negatif seseorang akan bentuk
tubuhnya menyebabkan seserang tersebut melakukan aktivitas ringan dan
konsumsi pangan berlebih yang akan menyebabkan seseorang memiliki status gizi
berlebih begitupun sebaliknya.
Status gizi seseorang dapat secara langsung dipengaruhi oleh perilaku
makan dan aktivitas fisik, sedangkan tidak langsung dapat dipengaruhi oleh
4
karakteristik individu yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, antropometri dan
sosial ekonomi individu serta pengetahuan gizi. Karakteristik individu dan
pengetahuan gizi juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi
pangan individu yang dilihat dari frekuensi dan jumlah konsumsi makanan
(Soekirman 2000).
Skema kerangka pemikiran pada penelitian ini dijelaskan secara lengkap
pada Gambar 1
Karakteristik Responden
Karakteristik individu
Karakteristik keluarga
Media dan
lingkungan
Persepsi Body image
Penilaian tentang bentuk
tubuh pribadi (BSQ)
Konsumsi pangan
Asupan gizi
Konsumsi pangan sumber lemak
Frekuensi, jenis dan jumlah konsumsi pangan
Jumlah dan jenis makanan
Aktivitas Fisik
Pengetahuan gizi
Status Gizi
Infeksi
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
Hubungan yang dianalisis
Hubungan yang tidak dianalisis
Gambar 1 Skema kerangka pemikiran mengenai hubungan antara persepsi body
image, faktor aktivitas dan konsumsi pangan sumber lemak terhadap status gizi
guru wanita.
5
METODE
Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study.
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu pada bulan NovemberDesember 2014 di SMP Negeri 15 Bogor Provinsi Jawa Barat dengan
pengambilan data menggunakan kuesioner dan wawancara langsung. Responden
dipilih dengan pertimbangan umur, lama mengajar, dan status gizi.
Cara Pengambilan Subjek
Subjek pada penelitian ini adalah guru-guru wanita SMP Negeri 15 Bogor.
Metode yang digunakan dalam penarikan subjek adalah metode sensus dengan
kriteria inklusi: (a) guru wanita/tenaga pengajar wanita (b) usia 30 sampai 60
tahun (c) lama mengajar 3 sampai 30 tahun (d) tidak dalam keadaan sakit.
Berdasarkan kriteria inklusi terdapat 35 orang yang dapat dijadikan sampel dari
jumlah keseluruhan tenaga pengajar sebanyak 63 orang.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui wawancara, pemberian kuesioner dan pengukuran
langsung. Data primer ini meliputi data karakteristik subjek, antropometri (tinggi
badan, berat badan), pengisian kuisioner body image dan kuisioner aktivitas fisik,
record konsumsi pangan, recall konsumsi pangan, semi Food Frequency
questionnaire (FFQ), dan status gizi (IMT). Data sekunder yang berupa
karakteristik sosial ekonomi. Cara pengumpulan data penelitian dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Cara Pengumpulan Data Penelitian
No Variabel
Jenis data
1
Karakteristik
1. Umur
individu
2. Pendapatan
2
Karakteristik
1. Pendidikan
sosial
2. besar keluarga
ekonomi
3
Antropometri
1. Berat Badan/BB (kg)
dan
status
2. Tinggi badan/TB (cm)
gizi
3. IMT
Cara pengumpulan data
Wawancara dengan kuesioner
Wawancara dengan kuesioner
Berat badan diukur
menggunakan Bathroom Scale.
Tinggi badan diukur
menggunakan Microtoise
dengan ketelitian 0.1 cm
6
Tabel 1 Cara Pengumpulan Data Penelitian (lanjutan)
No
4
5
Variabel
Konsumsi pangan
sumber lemak
Konsumsi pangan
4
Aktivitas fisik
5.
Persepsi Body
image
Jenis data
Konsumsi
pangan
sumber lemak
Tingkat kecukupan
Energi dan Zat Gizi
Aktivitas hari libur
dan hari kerja
Penilaian persepsi
subjek
Cara pengumpulan data
menggunakan kuisioner Semi
kuantitatif FFQ
menggunakan kuisioner record 7 x
24 jam dan 2 kali daily food recall
2 kali Recall activity 24 jam
Wawancara dengan kuisioner BSQ
(Body Shape questionnaire)
Data karakteristik individu mencakup usia, rata-rata pendapatan,
pendidikan dan data karakteristik keluarga. Karakteristik keluarga meliputi
pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, pendapatan dan besar keluarga. Data
persepsi body image didapatkan melalui kuisioner Body Shape Questionnaire
(BSQ) yang berisi pertanyaan seputar penilaian bentuk tubuh pribadi subjek.
Aktivitas fisik subjek didapatkan dengan menggunakan 2 kali recall activity
selama 24 jam yakni masing-masing kegiatan yang dilakukan selama 1x24 jam
pada hari libur dan 1x24 jam pada hari kerja. Data status gizi (IMT) subjek
meliputi berat badan dan tinggi badan berdasarkan pengukuran antropometri.
Data konsumsi pangan mencakup kuantitas dan kualitas pangan didapat
melalui Metode Recall 2x24 jam, record 7x24 jam dan Semi Food Frequency
Questionnaire dalam 1 bulan terakhir. Metode Food recall 2x24 jam dilakukan
dengan wawancara tentang pangan yang telah dikonsumsi subjek pada hari libur
dan hari kerja. Sedangkan Metode Food record 7x24 jam adalah subjek mencatat
sendiri pangan yang dikonsumsi setiap hari selama 7 hari. Food Frequency
Questionnaire merupakan kuisioner yang menggambarkan frekuensi subjek
dalam mengonsumsi beberapa jenis makanan. Makanan yang dicantumkan pada
kuisioner ini adala h makanan sumber lemak. Sejumlah jenis makanan
dijumlahkan frekuensi konsumsinya selama 1 bulan terakhir.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data yang dilakukan meliputi coding yaitu pemberian kode
yang akan memudahkan pada saat pemasukkan data, entry yaitu memasukkan
data masing-masing subjek sesuai dengan kode yang dibuat sesuai dengan
variabel masing-masing, cleaning yaitu melakukan pengecekan data apakah sesuai
dengan tujuan dan kelengkapan kuisioner yang diberikan, selanjutnya dilakukan
pengelompokan data, dan analisis. Data diolah dan dianalisis secara deskriptif dan
inferensia. Pengolahan dan analisis data menggunakan Microsoft Excel 2007 dan
SPSS 16. 0 for windows.
Persepsi Body image
Body image adalah suatu konsep pribadi seseorang tentang penampilan
fisiknya. Masing-masing orang memiliki penilaian sendiri akan bentuk tubuhnya.
Contohnya, ada orang yang merasa tubuhnya gemuk padahal kenyatannya kurus
ataupun sebaliknya. Dalam penelitian ini pengukuran body image dinilai melalui
metode Body Shape Questionnaire (BSQ) yang dikembangkan oleh Cooper et al
1987. Body Shape Questionnaire (BSQ) merupakan salah satu skala yang biasa
7
digunakan untuk menilai persepsi tubuh. Pengukuran BSQ dilakukan dengan
pemberian pilihan kepada subjek dengan skala nomor dari satu hingga enam
sesuai dengan apa yang mereka rasakan sekurang-kurangnya empat minggu
terakhir. Skala nomor tersebut yaitu 1 untuk tidak pernah, 2 untuk jarang, 3 untuk
kadang-kadang, 4 untuk sering, 5 untuk sangat sering, 6 untuk selalu. BSQ
memiliki total skor penilaian antara 34 hingga 204, dengan kategori 140 (memiliki persepsi tubuh negatif tingkat berat), semakin tinggi nilai total
skor pada BSQ menunjukkan adanya persepsi tubuh yang semakin buruk.
Tingkat Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik diketahui melalui kombinasi metode dua hari recall.
Pengukuran aktivitas fisik dilakukan terhadap jenis aktivitas yang dilakukan
subyek dan lama waktu melakukan aktivitas dalam sehari. WHO 2001
menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel penting dalam penghitungan
kebutuhan energi. Berdasarkan WHO (2001), besarnya aktivitas fisik yang
dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity
Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang
dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam aktivitas selama 24 jam. Nilai
PAR (Physical Activity Rate) untuk berbagai jenis aktivitas dan tingkat aktivitas
fisik wanita menurut WHO (2001) tercantum dalam Tabel 2.
Tabel 2 Nilai Physical Activity Ratio (PAR) setiap kegiatan
Kegiatan
Tidur
Perawatan diri (mandi dan berpakaian, beribadah)
Makan
Memasak
Mengepel
menyetrika
Kegiatan yang dilakukan dengan duduk (berhias, beribadah)
Pekerjaan rumahtangga
Mengenderai kendaraan
Berkendaraan Di Mobil/Bus/Angkutan
Berjalan tanpa beban
Berdiri/ membawa beban
duduk
Kegiatan ringan (aktivitas waktu luang)
Berbisnis/berdagang
bermain laptop/internet
nonton tv/film
ngobrol/diskusi/rapat/ke pesta
ke pasar/warung/shopping
mengajar/seminar/praktikum/mengerjakan tugas
membaca
Olahraga ringan (aerobic intensitas rendah)
Olahraga (Berenang)
Olahraga (tennis/badminton)
Bersepeda
Sumber: WHO 2001
PAR
1.0
2.3
1.5
2.1
4.4
1.7
1.5
2.8
2.0
1.3
3.2
2.2
1.2
1.4
1.4
1.72
1.7
1.4
4.6
1.5
2.5
4. 2
1.4
5.92
3.6
8
PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
PAL : Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)
PARi : Physical activity rate dari masing-masing aktivitas (jumlah
denergi yang dikeluarkan untuk tiap jenis aktivitas per jam)
Wi
: Alokasi waktu tiap aktivitas
Tabel 3 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL
Kategori
Ringan (sedentary lifestyle)
Sedang (active or moderately active lifestyle)
Berat (vigorous or vigorously active lifestyle)
Nilai PAL
1. 40-1. 69
1. 70-1. 99
2. 00-2. 40
Sumber: WHO 2001
Asupan Energi dan Zat Gizi
Data konsumsi pangan yang didapat dari recall 2x24 jam, record 7x24
jam dan semi FFQ (untuk asupan lemak) berupa jenis dan jumlah makanan
dalam gram/URT dikonversi ke dalam nilai zat gizi meliputi energi (kkal), protein
(g), lemak (g), dan karbohidrat (g) dengan menggunakan Daftar Konsumsi Bahan
Makanan Indonesia (DKBM) 2010. Dengan rumus sebagai berikut.
KGij = {(Bj/100) x Gij x (BDD/100)}
Keterangan:
KGij
Bj
Gij
BDD
: Kandungan zat gizi i dari pangan j dengan berat B gram
: Berat pangan j (g)
: Kandungan zat gizi i dalam 100 g BDD pangan j
: Persen pangan j yang dapat dimakan (%BDD)
Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
Kebutuhan energi subjek didapatkan dari Angka Kecukupan Gizi (AKG
2013) wanita dewasa rentang usia 30-49 tahun dengan estimasi kecukupan energi
sebesar 2150 kkal, protein 57 gram, lemak 60 gram serta karbohidrat 323 gram,
dan rentang usia 50-64 tahun dengan estimasi kecukupan energi 1900 kkal protein
sebanyak 57 gram, lemak 53 gram serta karbohidrat 285 gram. Konsumsi energi
subjek diperoleh dari pengolahan data konsumsi makanan dan minuman subjek.
Data mengenai konsumsi diukur melalui Semi FFQ, recall 2x24 jam dan record
7x24 jam.
Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi
Data yang digunakan untuk mendapatkan konsumsi subjek adalah recall
2x24 jam, record 7x24 jam dan semi FFQ (frekuensi dan kecukupan lemak). Data
9
konsumsi kemudian digunakan untuk menentukan Tingkat Kecukupan Gizi
(TKG). Menurut Depkes (2005), tingkat kecukupan energi dan protein dibedakan
menjadi lima kategori yang diantaranya adalah defisit berat (
HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE, AKTIVITAS FISIK,
DAN KONSUMSI PANGAN SUMBER LEMAK, DENGAN
STATUS GIZI GURU WANITA
NOVIA MASARANI PURBA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Persepsi Body
image, Aktivitas Fisik, Dan Konsumsi Pangan Sumber Lemak, dengan Status Gizi
Guru Wanita adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2015
Novia Masarani Purba
NIM I14124010
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB
harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait
v
ABSTRAK
NOVIA MASARANI PURBA. Persepsi Body image, Aktivitas Fisik,
Konsumsi Pangan Sumber Lemak dengan Status Gizi Pada Guru Wanita.
Dibimbing oleh IKEU EKAYANTI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara Persepsi Body
image, Aktivitas Fisik, Konsumsi Pangan Sumber Lemak dengan Status Gizi Pada
Guru Wanita di SMP Negeri 15 Bogor dengan desain penelitian cross sectional
study. Subjek dalam penelitian ini 35 orang, 74.3% subjek berusia >40 tahun.
Hasil penelitian menunjukan bahwa subjek memiliki IMT diatas batas normal
sekitar 74.3%, 57.1% subjek memiliki persepsi body image negatif. Tingkat
aktivitas fisik (PAL) subjek tergolong ringan. Frekuensi konsumsi pangan sumber
lemak tergolong normal, tingkat kecukupan lemak tergolong lebih. Berdasarkan
uji Pearson, terdapat hubungan yang signifikan antara kecukupan energi,
kecukupan protein, kecukupan lemak, kecukupan karbohidrat, dengan status gizi.
Berdasarkan uji Spearman terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi
PUFA dan konsumsi lemak jenuh dengan status gizi, dan konsumsi kolesterol
dengan persepsi Body image (p0.05). The result of Spearman test showed significant
correlation between age, consumption of PUFA, saturated fat with nutritional
status, consumption of cholesterol and perception of body image (p>0.05).
Keywords: consumption of fat foods sources, nutritional status perception of body
image, physical activity, women
HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE, AKTIVITAS FISIK,
DAN KONSUMSI PANGAN SUMBER LEMAK, DENGAN
STATUS GIZI GURU WANITA
NOVIA MASARANI PURBA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
vii
Judul Skripsi : Hubungan Persepsi Body image, Aktivitas Fisik, Dan Konsumsi
dPangan Sumber Lemak, Dengan Status Gizi Guru Wanita
Nama
: Novia Masarani Purba
NIM
: I14124010
Disetujui oleh
Dr Ir Ikeu Ekayanti M Kes
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Rimbawan
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
ix
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga skripsi “Hubungan Persepsi Body image, Aktivitas Fisik,
dan Konsumsi Pangan Sumber Lemak, Dengan Status Gizi Guru Wanita” ini
berhasil diselesaikan dengan baik.
Terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Ikeu Ekayanti M Kes selaku dosen pembimbing akademik
selama masa perkuliahan dan dosen pembimbing skripsi yang telah sabar
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Dadang Sukandar, M.Sc selaku dosen penguji dan
pemandu seminar yang telah banyak memberikan masukan untuk
penyelesaian skripsi.
3. Kedua orang tua : Maharkarta Purba (Ayah), Rostinawati Ginting (Ibu),
Rahelita Beatric Purba (Adik) atas segala doa dan dukungan morilnya.
4. Seluruh keluarga besar Alih Jenis GM atas semua bantuan, doa, dan
semangatnya.
5. Ifan Harnata Sembiring atas dukungan moril yang selalu diberikan kepada
penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis menerima saran maupun kritik
yang berkaitan dengan penelitian ini. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan
manfaat.
Bogor, Juni 2015
Novia Masarani Purba
xi
DAFTAR ISI
PRAKATA
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Hipotesis
3
Manfaat Penelitian
3
KERANGKA PEMIKIRAN
3
METODE
5
Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian
5
Cara Pengambilan Subjek
5
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
5
Pengolahan dan Analisis Data
6
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
10
Karakteristik Individu
10
Status Gizi
12
Persepsi Body image (BSQ)
13
Aktivitas Fisik
14
Frekuensi Konsumsi Pangan Sumber Lemak
14
Tingkat Kecukupan Zat Gizi (TKG)
16
Asupan Kolesterol, Saturated fatty Acid (Saturated FA), Mono Unsaturated
fatty Acid (MUFA), dan Poli Unsaturated fatty Acid (PUFA)
19
Uji Hubungan Persepsi Body image, Aktivitas Fisik, Konsumsi Pangan Sumber
Lemak Dengan Status Gizi
20
Uji Hubungan Aktivitas Fisik, Konsumsi Pangan Sumber Lemak Dengan
Persepsi Body image
23
xiii
SIMPULAN DAN SARAN
25
Simpulan
25
Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
25
DAFTAR TABEL
1 Cara Pengumpulan Data Penelitian
5
2 Nilai Physical Activity Ratio (PAR) setiap kegiatan
7
3 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL
8
4 Indeks Massa Tubuh Dewasa
9
5 Sebaran subjek berdasarkan usia dan pendapatan subjek
11
6 Sebaran subjek berdasarkan karakteristik sosial ekonomi keluarga
11
7 Sebaran subjek berdasarkan status gizi
12
8 Sebaran subjek berdasarkan Persepsi body image (BSQ)
13
9 Sebaran subjek berdasarkan aktivitas fisik
14
10 Rata-rata konsumsi pangan sumber lemak subjek
15
11 Sebaran subjek berdasarkan Tingkat Kecukupan Energi
17
12 Sebaran subjek berdasarkan Tingkat Kecukupan Protein
17
13 Sebaran subjek berdasarkan Tingkat Kecukupan Lemak
18
14 Sebaran subjek berdasarkan Tingkat Kecukupan Karbohidrat
19
15 Asupan kolesterol, saturated fatty acid (saturated FA), mono unsaturated
fatty acid (MUFA), dan poly unsaturated fatty acid (PUFA) subjek
19
16 Sebaran subjek berdasarkan persepsi body image dan status gizi
20
17 Sebaran subjek berdasarkan aktivitas fisik dan status gizi
21
18 Sebaran subjek berdasarkan konsumsi pangan sumber lemak (FFQ) dan
status gizi
22
19 Sebaran subjek berdasarkan aktivitas fisik dan persepsi body image
23
20 Sebaran subjek berdasarkan konsumsi pangan sumber lemak (FFQ) dan
persepsi body image
24
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Pemikiran Hubungan Antara Persepsi Body image, Faktor
Aktivitas Dan Konsumsi Pangan Sumber Lemak Terhadap Status Gizi
Guru Wanita.
4
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuisioner penelitian
28
2 Uji Normalitas Data
36
3 Uji Beda konsumsi recall dan record (t-test)
37
4 Uji Hubungan Variabel lain dengan Status Gizi
38
5 Uji Hubungan variabel lain dengan persepsi body image
41
6 Hasil Uji regresi linear
43
xv
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami kemajuan di
bidang ekonomi, dan telah memberikan berbagai dampak positif dan negatif pada
masyarakat. Modernisasi atau penggunaan teknologi tinggi dalam berbagai aspek
kehidupan adalah dampak utama yang langsung dialami oleh masyarakat,
terutama masyarakat perkotaan. Kemajuan standar hidup dan pelayanan terhadap
masyarakat yang tersedia adalah dampak positif, akan tetapi dampak negatif selalu
menyertai sebagai konsekuensi langsung dari perubahan tersebut. Akan tetapi,
modernisasi juga telah membawa beberapa konsekuensi negatif yang secara
langsung dan tidak langsung ialah perubahan gaya hidup, dari traditional life style
menjadi sedentary life style yakni penyimpangan pola makan dan aktivitas fisik
yang berperanan penting terhadap munculnya obesitas (Hadi 2005).
Perkembangan masyarakat dengan adanya pengaruh dari media informasi
menimbulkan masalah persepsi body image di masyarakat. Gambaran postur ideal
yang ditayangkan cenderung memberikan gambaran yang salah tentang bentuk
tubuh ideal. Body image merupakan suatu persepsi masing-masing individu untuk
menilai bentuk tubuhnya. Ketidakpuasaan atas bentuk tubuh menyebabkan
penilaian body image negatif sehingga hasil penilaian bentuk tubuh tidak seperti
ukuran tubuh sebenarnya.
Persepsi body image negatif apabila seseorang memiliki ketidakpuasan
terhadap bentuk tubuhnya dan tidak dapat menilai bentuk tubuhnya yang dapat
menyebabkan kepercayaan diri yang rendah, perilaku diet, kecemasan, dan
gangguan makan. Persepsi body image juga dapat mempengaruhi terhadap status
gizi, persepsi body image seseorang dapat mempengaruhi jumlah pangan sumber
lemak seseorang yang berdampak pada status gizi. Sedangkan persepsi body
image positif atau sehat adalah jika seseorang memiliki sebuah persepsi yang baik
akan ukuran dan bentuk tubuh mereka dan merasa nyaman dengan kondisi
tubuhnya yang akan diekspresikan dalam sikap percaya diri dan konsep diri yang
sehat (Abramson 2007).
Guru wanita wanita usia 30-60 tahun termasuk kedalam golongan wanita
dewasa lanjut. Bila dilihat dari kelompok umur dewasa akhir menurut Depkes
(2005), usia dewasa akhir ternyata memiliki prevalensi gemuknya lebih tinggi
yaitu 33.7%, yang mencakup 59.0% dari total keseluruhan kegemukan di setiap
rentang umur.
Menurut Riskesdas (2013), tahun 2013 prevalensi obesitas perempuan
dewasa (>18 tahun) 32.9% , naik 18.1% dari tahun 2007 (13.9%) dan 17.5% dari
tahun 2010 (15.5%). Tiga belas provinsi dengan prevalensi obesitas di atas
prevalensi nasional, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Aceh, Papua Barat, Sumatera
Utara, Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau, Maluku Utara, DKI Jakarta, Bangka
Belitung, Kalimantan Timur, Gorontalo dan Sulawesi Utara. Dari hal tersebut
dapat dilihat terjadinya kenaikan jumlah wanita dewasa yang mengalami obesitas.
Pola hidup sedentary merupakan pola hidup yang ditandai dengan aktivitas
yang rendah dan perubahan konsumsi menjadi konsumsi makanan sumber lemak
yang berlebihan. Perkembangan teknologi pengolahan pangan menyebabkan
2
terjadinya peningkatan kebiasaan mengkonsumsi makanan termasuk didalamnya
junk food dan fast food. Kebiasaan mengkonsumsi pangan sumber lemak dapat
mempengaruhi status gizi terutama pada wanita usia dewasa.
Status gizi seseorang dipengaruhi juga oleh aktivitas fisik. Faktor aktivitas
ringan atau sedang menentukan seberapa banyak kalori yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk melakukan aktivitas. Menurut RISKESDAS (2013), proporsi
aktivitas fisik tergolong kurang aktif secara umum adalah 26.1%. Terdapat 22
provinsi dengan penduduk aktivitas fisik tergolong kurang aktif berada di atas
rerata Indonesia. Proporsi penduduk Indonesia dengan perilaku sedentari ≥6 jam
perhari 24.1%. Lima provinsi diatas rerata nasional adalah Riau (39.1%), Maluku
Utara (34.%), Jawa Timur (33.9%), Jawa Barat (33.0%), dan Gorontalo (31.5%).
Aktivitas yang kurang aktif dengan kebiasaan konsumsi pangan sumber lemak
yang berlebih dapat menyebabkan status gizi overweight dan obes.
Karena itu penulis tertarik melakukan penelitian untuk melihat hubungan
persepsi body image, aktivitas fisik dan konsumsi pangan sumber lemak terhadap
status gizi pada guru wanita SMP 15 Bogor. Penelitian dibuat untuk melihat
sejauh mana persepsi body image, aktivitas fisik dan konsumsi pangan sumber
lemak mempengaruhi status gizi guru wanita.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Sejauh mana persepsi body image memiliki keterkaitan dengan aktivitas
fisik dan konsumsi pangan sumber lemak subjek?
2. Sejauh mana persepsi body image memiliki keterkaitan dengan status gizi?
3. Apakah terdapat perbedaan signifikan antara hubungan persepsi body
image dengan status gizi, aktivitas fisik dengan status gizi dan konsumsi
pangan sumber lemak dengan status gizi?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan persepsi body image, aktivitas fisik dan konsumsi
pangan sumber lemak dengan status gizi pada guru wanita
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mengetahui karakteristik subjek (umur, pendidikan, sosial ekonomi)
Mengidentifikasi gambaran persepsi body image
Mengidentifikasi gambaran aktivitas fisik
menganalisis konsumsi pangan sumber lemak
Menganalisis asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat
Mengidentifikasi status gizi subjek
3
7. Menganalisis hubungan antara persepsi body image, aktivitas fisik, dan
konsumsi pangan sumber lemak dengan status gizi subjek
8. Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik, dan konsumsi pangan sumber
lemak dengan persepsi body image subjek
Hipotesis
Persepsi body image, konsumsi pangan sumber lemak dan faktor aktivitas
berhubungan dengan status gizi subjek.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi
tambahan dalam melihat hubungan antara persepsi body image, faktor aktivitas
dan konsumsi pangan sumber lemak terhadap status gizi. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi penelitian yang berkaitan dan
menambahkan literatur tentang persepsi body image, faktor aktivitas, konsumsi
lemak, dan status gizi.
KERANGKA PEMIKIRAN
Persepsi body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk
dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang memiliki persepsi dan memberikan
penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk
tubuhnya. Sebenarnya, apa yang dia pikirkan dan rasakan, belum tentu benarbenar merepresentasikan keadaan yang aktual, namun lebih merupakan hasil
penilaian diri yang subyektif. Seseorang terkadang merasa memiliki bentuk tubuh
sesuai dengan persepsinya/subjektif yang berbeda dengan penilaian orang lain
(Santrock 2003).
Persepsi body image dipengaruhi oleh beberapa faktor yang timbul dari diri
sendiri yaitu konsumsi pangan dan aktivitas fisik, atau dari pengaruh orang lain
berupa lingkungan dan media yang juga mempengaruhi konsumsi pangan
seseorang. Persepsi body image dapat mempengaruhi konsumsi pangan, seseorang
yang menginginkan bentuk tubuh yang menarik dan ideal menurut persepsinya
akan menjaga konsumsi makannya terutama konsumsi pangan sumber lemak.
Apabila persepsi seseorang terhadap bentuk tubuhnya negatif maka seseorang
tersebut berusaha memperoleh bentuk tubuh ideal menurut persepsinya dengan
melakukan diet dan melakukan aktivitas fisik yang berdampak pada status gizi
seseorang (Puspita 2012). Sebagai subjek persepsi negatif seseorang akan bentuk
tubuhnya menyebabkan seserang tersebut melakukan aktivitas ringan dan
konsumsi pangan berlebih yang akan menyebabkan seseorang memiliki status gizi
berlebih begitupun sebaliknya.
Status gizi seseorang dapat secara langsung dipengaruhi oleh perilaku
makan dan aktivitas fisik, sedangkan tidak langsung dapat dipengaruhi oleh
4
karakteristik individu yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, antropometri dan
sosial ekonomi individu serta pengetahuan gizi. Karakteristik individu dan
pengetahuan gizi juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi
pangan individu yang dilihat dari frekuensi dan jumlah konsumsi makanan
(Soekirman 2000).
Skema kerangka pemikiran pada penelitian ini dijelaskan secara lengkap
pada Gambar 1
Karakteristik Responden
Karakteristik individu
Karakteristik keluarga
Media dan
lingkungan
Persepsi Body image
Penilaian tentang bentuk
tubuh pribadi (BSQ)
Konsumsi pangan
Asupan gizi
Konsumsi pangan sumber lemak
Frekuensi, jenis dan jumlah konsumsi pangan
Jumlah dan jenis makanan
Aktivitas Fisik
Pengetahuan gizi
Status Gizi
Infeksi
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
Hubungan yang dianalisis
Hubungan yang tidak dianalisis
Gambar 1 Skema kerangka pemikiran mengenai hubungan antara persepsi body
image, faktor aktivitas dan konsumsi pangan sumber lemak terhadap status gizi
guru wanita.
5
METODE
Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study.
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu pada bulan NovemberDesember 2014 di SMP Negeri 15 Bogor Provinsi Jawa Barat dengan
pengambilan data menggunakan kuesioner dan wawancara langsung. Responden
dipilih dengan pertimbangan umur, lama mengajar, dan status gizi.
Cara Pengambilan Subjek
Subjek pada penelitian ini adalah guru-guru wanita SMP Negeri 15 Bogor.
Metode yang digunakan dalam penarikan subjek adalah metode sensus dengan
kriteria inklusi: (a) guru wanita/tenaga pengajar wanita (b) usia 30 sampai 60
tahun (c) lama mengajar 3 sampai 30 tahun (d) tidak dalam keadaan sakit.
Berdasarkan kriteria inklusi terdapat 35 orang yang dapat dijadikan sampel dari
jumlah keseluruhan tenaga pengajar sebanyak 63 orang.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui wawancara, pemberian kuesioner dan pengukuran
langsung. Data primer ini meliputi data karakteristik subjek, antropometri (tinggi
badan, berat badan), pengisian kuisioner body image dan kuisioner aktivitas fisik,
record konsumsi pangan, recall konsumsi pangan, semi Food Frequency
questionnaire (FFQ), dan status gizi (IMT). Data sekunder yang berupa
karakteristik sosial ekonomi. Cara pengumpulan data penelitian dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Cara Pengumpulan Data Penelitian
No Variabel
Jenis data
1
Karakteristik
1. Umur
individu
2. Pendapatan
2
Karakteristik
1. Pendidikan
sosial
2. besar keluarga
ekonomi
3
Antropometri
1. Berat Badan/BB (kg)
dan
status
2. Tinggi badan/TB (cm)
gizi
3. IMT
Cara pengumpulan data
Wawancara dengan kuesioner
Wawancara dengan kuesioner
Berat badan diukur
menggunakan Bathroom Scale.
Tinggi badan diukur
menggunakan Microtoise
dengan ketelitian 0.1 cm
6
Tabel 1 Cara Pengumpulan Data Penelitian (lanjutan)
No
4
5
Variabel
Konsumsi pangan
sumber lemak
Konsumsi pangan
4
Aktivitas fisik
5.
Persepsi Body
image
Jenis data
Konsumsi
pangan
sumber lemak
Tingkat kecukupan
Energi dan Zat Gizi
Aktivitas hari libur
dan hari kerja
Penilaian persepsi
subjek
Cara pengumpulan data
menggunakan kuisioner Semi
kuantitatif FFQ
menggunakan kuisioner record 7 x
24 jam dan 2 kali daily food recall
2 kali Recall activity 24 jam
Wawancara dengan kuisioner BSQ
(Body Shape questionnaire)
Data karakteristik individu mencakup usia, rata-rata pendapatan,
pendidikan dan data karakteristik keluarga. Karakteristik keluarga meliputi
pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, pendapatan dan besar keluarga. Data
persepsi body image didapatkan melalui kuisioner Body Shape Questionnaire
(BSQ) yang berisi pertanyaan seputar penilaian bentuk tubuh pribadi subjek.
Aktivitas fisik subjek didapatkan dengan menggunakan 2 kali recall activity
selama 24 jam yakni masing-masing kegiatan yang dilakukan selama 1x24 jam
pada hari libur dan 1x24 jam pada hari kerja. Data status gizi (IMT) subjek
meliputi berat badan dan tinggi badan berdasarkan pengukuran antropometri.
Data konsumsi pangan mencakup kuantitas dan kualitas pangan didapat
melalui Metode Recall 2x24 jam, record 7x24 jam dan Semi Food Frequency
Questionnaire dalam 1 bulan terakhir. Metode Food recall 2x24 jam dilakukan
dengan wawancara tentang pangan yang telah dikonsumsi subjek pada hari libur
dan hari kerja. Sedangkan Metode Food record 7x24 jam adalah subjek mencatat
sendiri pangan yang dikonsumsi setiap hari selama 7 hari. Food Frequency
Questionnaire merupakan kuisioner yang menggambarkan frekuensi subjek
dalam mengonsumsi beberapa jenis makanan. Makanan yang dicantumkan pada
kuisioner ini adala h makanan sumber lemak. Sejumlah jenis makanan
dijumlahkan frekuensi konsumsinya selama 1 bulan terakhir.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data yang dilakukan meliputi coding yaitu pemberian kode
yang akan memudahkan pada saat pemasukkan data, entry yaitu memasukkan
data masing-masing subjek sesuai dengan kode yang dibuat sesuai dengan
variabel masing-masing, cleaning yaitu melakukan pengecekan data apakah sesuai
dengan tujuan dan kelengkapan kuisioner yang diberikan, selanjutnya dilakukan
pengelompokan data, dan analisis. Data diolah dan dianalisis secara deskriptif dan
inferensia. Pengolahan dan analisis data menggunakan Microsoft Excel 2007 dan
SPSS 16. 0 for windows.
Persepsi Body image
Body image adalah suatu konsep pribadi seseorang tentang penampilan
fisiknya. Masing-masing orang memiliki penilaian sendiri akan bentuk tubuhnya.
Contohnya, ada orang yang merasa tubuhnya gemuk padahal kenyatannya kurus
ataupun sebaliknya. Dalam penelitian ini pengukuran body image dinilai melalui
metode Body Shape Questionnaire (BSQ) yang dikembangkan oleh Cooper et al
1987. Body Shape Questionnaire (BSQ) merupakan salah satu skala yang biasa
7
digunakan untuk menilai persepsi tubuh. Pengukuran BSQ dilakukan dengan
pemberian pilihan kepada subjek dengan skala nomor dari satu hingga enam
sesuai dengan apa yang mereka rasakan sekurang-kurangnya empat minggu
terakhir. Skala nomor tersebut yaitu 1 untuk tidak pernah, 2 untuk jarang, 3 untuk
kadang-kadang, 4 untuk sering, 5 untuk sangat sering, 6 untuk selalu. BSQ
memiliki total skor penilaian antara 34 hingga 204, dengan kategori 140 (memiliki persepsi tubuh negatif tingkat berat), semakin tinggi nilai total
skor pada BSQ menunjukkan adanya persepsi tubuh yang semakin buruk.
Tingkat Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik diketahui melalui kombinasi metode dua hari recall.
Pengukuran aktivitas fisik dilakukan terhadap jenis aktivitas yang dilakukan
subyek dan lama waktu melakukan aktivitas dalam sehari. WHO 2001
menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel penting dalam penghitungan
kebutuhan energi. Berdasarkan WHO (2001), besarnya aktivitas fisik yang
dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity
Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang
dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam aktivitas selama 24 jam. Nilai
PAR (Physical Activity Rate) untuk berbagai jenis aktivitas dan tingkat aktivitas
fisik wanita menurut WHO (2001) tercantum dalam Tabel 2.
Tabel 2 Nilai Physical Activity Ratio (PAR) setiap kegiatan
Kegiatan
Tidur
Perawatan diri (mandi dan berpakaian, beribadah)
Makan
Memasak
Mengepel
menyetrika
Kegiatan yang dilakukan dengan duduk (berhias, beribadah)
Pekerjaan rumahtangga
Mengenderai kendaraan
Berkendaraan Di Mobil/Bus/Angkutan
Berjalan tanpa beban
Berdiri/ membawa beban
duduk
Kegiatan ringan (aktivitas waktu luang)
Berbisnis/berdagang
bermain laptop/internet
nonton tv/film
ngobrol/diskusi/rapat/ke pesta
ke pasar/warung/shopping
mengajar/seminar/praktikum/mengerjakan tugas
membaca
Olahraga ringan (aerobic intensitas rendah)
Olahraga (Berenang)
Olahraga (tennis/badminton)
Bersepeda
Sumber: WHO 2001
PAR
1.0
2.3
1.5
2.1
4.4
1.7
1.5
2.8
2.0
1.3
3.2
2.2
1.2
1.4
1.4
1.72
1.7
1.4
4.6
1.5
2.5
4. 2
1.4
5.92
3.6
8
PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
PAL : Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)
PARi : Physical activity rate dari masing-masing aktivitas (jumlah
denergi yang dikeluarkan untuk tiap jenis aktivitas per jam)
Wi
: Alokasi waktu tiap aktivitas
Tabel 3 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL
Kategori
Ringan (sedentary lifestyle)
Sedang (active or moderately active lifestyle)
Berat (vigorous or vigorously active lifestyle)
Nilai PAL
1. 40-1. 69
1. 70-1. 99
2. 00-2. 40
Sumber: WHO 2001
Asupan Energi dan Zat Gizi
Data konsumsi pangan yang didapat dari recall 2x24 jam, record 7x24
jam dan semi FFQ (untuk asupan lemak) berupa jenis dan jumlah makanan
dalam gram/URT dikonversi ke dalam nilai zat gizi meliputi energi (kkal), protein
(g), lemak (g), dan karbohidrat (g) dengan menggunakan Daftar Konsumsi Bahan
Makanan Indonesia (DKBM) 2010. Dengan rumus sebagai berikut.
KGij = {(Bj/100) x Gij x (BDD/100)}
Keterangan:
KGij
Bj
Gij
BDD
: Kandungan zat gizi i dari pangan j dengan berat B gram
: Berat pangan j (g)
: Kandungan zat gizi i dalam 100 g BDD pangan j
: Persen pangan j yang dapat dimakan (%BDD)
Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
Kebutuhan energi subjek didapatkan dari Angka Kecukupan Gizi (AKG
2013) wanita dewasa rentang usia 30-49 tahun dengan estimasi kecukupan energi
sebesar 2150 kkal, protein 57 gram, lemak 60 gram serta karbohidrat 323 gram,
dan rentang usia 50-64 tahun dengan estimasi kecukupan energi 1900 kkal protein
sebanyak 57 gram, lemak 53 gram serta karbohidrat 285 gram. Konsumsi energi
subjek diperoleh dari pengolahan data konsumsi makanan dan minuman subjek.
Data mengenai konsumsi diukur melalui Semi FFQ, recall 2x24 jam dan record
7x24 jam.
Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi
Data yang digunakan untuk mendapatkan konsumsi subjek adalah recall
2x24 jam, record 7x24 jam dan semi FFQ (frekuensi dan kecukupan lemak). Data
9
konsumsi kemudian digunakan untuk menentukan Tingkat Kecukupan Gizi
(TKG). Menurut Depkes (2005), tingkat kecukupan energi dan protein dibedakan
menjadi lima kategori yang diantaranya adalah defisit berat (