Potensi dan Tingkat Keragaman Hijauan Pakan Domestik Berdasarkan Ketinggian Kawasan dalam Mendukung Usaha Peternakan Sapi di Kabupaten Malang

POTENSI DAN TINGKAT KERAGAMAN HIJAUAN PAKAN
DOMESTIK BERDASARKAN KETINGGIAN KAWASAN
DALAM MENDUKUNG USAHA PETERNAKAN SAPI
DI KABUPATEN MALANG

FRANSISKA RAHMADANI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi dan Tingkat
Keragaman Hijauan Pakan Domestik Berdasarkan Ketinggian Kawasan dalam
Mendukung Usaha Peternakan Sapi di Kabupaten Malang adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2014
Fransiska Rahmadani
NIM D24100033

ABSTRAK
FRANSISKA RAHMADANI. Potensi dan Tingkat Keragaman Hijauan Pakan
Domestik Berdasarkan Ketinggian Kawasan dalam Mendukung Usaha Peternakan
Sapi di Kabupaten Malang. Dibimbing oleh M. AGUS SETIANA dan IWAN
PRIHANTORO.
Wilayah Kabupaten Malang berada di pesisir pantai hingga pegunungan, salah
satu sentra peternakan sapi di Jawa Timur yang pola penyediaan hijauannya bergantung
pada hijauan lokal. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi keragaman dan
penyebaran vegetasi hijauan, serta karakteristik penyediaannya pada daerah di
ketinggian kawasan berbeda. Penelitian ini menggunakan metode survei dan
observasi lapang dengan analisis deskriptif, analisis komposisi botani, dan analisis
vegetasi. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi kawasan nilai kapasitas
mengarit, pemberian hijauan, produktivitas lahan, dan jenis hijauan semakin
meningkat. Komposisi rumput alam Desa Bandungrejo didominasi rumput

Paspalum conjugatum Berg. 16.92%, di Desa Ngembal rumput Digitaria nuda
Schuamcher. 20.08%, dan di Desa Gubug Klakah rumbah Ageratum conyzoides L.
20.43%. Kesamaan komunitas hijauan (IS) Desa Bandungrejo dengan Desa
Ngembal 31.58%, Desa Bandungrejo dan Desa Gubug Klakah 25.64%, dan Desa
Ngembal dengan Desa Gubug Klakah 27.91%.

Kata kunci: keragaman hijauan, ketinggian, komposisi botani, sapi

ABSTRACT
FRANSISKA RAHMADANI. Potential and Level Diversity of Domestical Forage
based on Altitude of Area to Support Cattle Farms in Malang Regency. Supervised
by M. AGUS SETIANA and IWAN PRIHANTORO.
Malang Regency has an area from the coast up to the mountains and became
one of centers the cattle farm in East Java with the patterns of forage availability
depending on natural grass. The aim of this experiment were to analyze the potential
diversity, habitat vegetation and the characteristics of availability on different
altitude of areas. This experiment used survey method and observation with
descriptive analysis, composition of botany, and diversity analysis. The results
showed that altitude of areas increased the capacity of grass cutting, granting of
forage, land productivity, and forage species. The composition of forage in

Bandungrejo village was predominantly Paspalum conjugatum Berg. 16.92%, in
Ngembal village was Digitaria nuda Schuamcher. with 20.08%, and Gubug Klakah
village was Ageratum conyzoides L. 20.43%. The similarity index between
Bandungrejo and Ngembal villages was 31.58%, Ngembal and Gubug Klakah
village as 27.91%, while Bandungrejo and Gubug Klakah village as 25.64%.
Keywords: altitude, cattle, composition of botany, forage diversity

POTENSI DAN TINGKAT KERAGAMAN HIJAUAN PAKAN
DOMESTIK BERDASARKAN KETINGGIAN KAWASAN
DALAM MENDUKUNG USAHA PETERNAKAN SAPI
DI KABUPATEN MALANG

FRANSISKA RAHMADANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan


DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi

Nama
NIM

: Potensi dan Tingkat Keragaman Hijauan Pakan Domestik
Berdasarkan Ketinggian Kawasan dalam Mendukung Usaha
Peternakan Sapi di Kabupaten Malang
: Fransiska Rahmadani
: D24100033

Disetujui oleh

Ir M Agus Setiana, MS

Pembimbing I

Dr Iwan Prihantoro, SPt MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi MHK, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: (

)

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang
selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil
diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni
hingga Agustus 2013 ialah Potensi dan Tingkat Keragaman Hijauan Pakan
Domestik Berdasarkan Ketinggian Kawasan dalam Mendukung Usaha Peternakan

Sapi di Kabupaten Malang.
Kabupaten Malang merupakan salah satu sentra ternak sapi di Jawa Timur
yang mayoritas dalam skala usaha rakyat dan masih mengandalkan ketersediaan
hijauan pakan domestik dalam memenuhi kebutuhan pakan ternaknya. Kondisi
topografi Kabupaten Malang menyebabkan perbedaan kesuburan tanah dan
produktivitas lahan dalam menyediakan hijauan pakan untuk ternak ruminansia.
Setiap daerah mempunyai ciri khas hijauan pakan tersendiri yang berpengaruh pada
pemberiannya terhadap ternak. Pola penyebaran keragaman hijauan dan
kemampuan adaptasi tumbuhan dapat digunakan sebagai patokan optimalisasi
penyediaan hijauan untuk mendukung pengembangan usaha peternakan sapi di
Kabupaten Malang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
kalangan yang berkepentingan.

Bogor, Maret 2014
Fransiska Rahmadani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


xii

DAFTAR GAMBAR

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

PENDAHULUAN

1

METODOLOGI

1

Materi

Lokasi dan Waktu
Prosedur Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan Pakan
Pengukuran pH tanah
Analisis Data
Analisis Deskriptif
Analisis Komposisi Botani
Analisis Vegetasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Kawasan dan Peternakan di Kabupaten Malang
Karakteristik Peternak
Komposisi Hijauan Kandang
Komposisi Hijauan Kebun
Keragaman Jenis Hijauan
Analisis Keanekaragaman Hijauan
Tingkat Kemiripan Hijauan
Kondisi Lahan dan Produktivitas Hijauan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan

Saran

1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
5
8
11
11
14
15

15
16
16
16

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

20

RIWAYAT HIDUP

26

UCAPAN TERIMA KASIH

26


DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Perhitungan analisis vegetasi
Profil desa penelitian
Penggunaan lahan dan populasi ternak ruminansia
Pemberian pakan ternak
Gambaran umum peternak
Kapasitas mengarit berdasarkan desa
Komposisi hijauan kandang
Komposisi hijauan kebun
Dominasi keragaman jenis hijauan
Analisis keanekaragaman hijauan
Jenis tanah dan produktivitas lahan

3
4
5
6
6
7
9
12
13
14
15

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Skema pelaksanaan penelitian
Desain petak pengamatan
Kepemilikan ternak, kapasitas mengarit dan pemberian hijauan
Kapasitas mengarit dan pemberian hijauan
Hijauan pakan dominan di kandang
Hijauan dominan di kebun
Hijauan yang tumbuh dominan di desa penelitian
Tingkat kemiripan hijauan
Kondisi tanah desa penalitian

2
3
5
7
8
11
13
15
16

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Peta ketinggian wilayah Kabupaten Malang
Keragaman jenis hijauan
Populasi ternak riil
Gambar jenis hijauan
Manajemen pemeliharaan
Kegiatan mengarit
Kondisi lokasi penelitian

20
20
22
22
24
24
25

1

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilintasi garis katulistiwa,
menyimpan banyak potensi dan kekayaan alam yang mendukung pengembangan
subsektor peternakan yang menjadi salah satu sumber ekonomi kerakyatan. Di
Indonesia, permintaan daging sapi sebagai salah satu sumber protein hewani terus
meningkat dan membuka sebuah peluang usaha yang mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Komponen utama yang berkaitan dalam pengembangan usaha ternak adalah
ketersediaan lahan, ternak, dan pakan (Soedarjat 2000). Pakan menjadi prioritas
utama dalam usaha peternakan karena menjadi faktor dominan dalam upaya
peningkatan produksi ternak (Aminudin 1997). Hijauan merupakan pakan utama
ternak ruminansia, bahkan di sebagian wilayah Indonesia hijauan menjadi pakan
tunggal yang sangat diperlukan ketersediannya secara kuantitatif dan kualitatif
sepanjang tahun dalam sistem produksi ternak ruminansia. Peternakan sapi potong
di Indonesia mayoritas merupakan usaha ternak rakyat dengan skala rumah tangga
(Wibowo dan Haryadi 2006) dan masih mengandalkan ketersedian hijauan
domestik (Setiana 2010). Permasalahan hijauan domestik meliputi rendahnya
produktivitas, kandungan nutrisi, serta keterbatasan pengembangannya (Setiana
2009), sehingga diperlukan optimalisasi potensi wilayah dalam menyediakan
hijauan yang berkesinambungan sepanjang tahun (Rukmana 2005).
Kabupaten Malang berpotensi tinggi dalam pengembangan subsektor
peternakan dengan populasi sapi tertinggi ketiga di wilayah Jawa Timur. Populasi
ternak sapi perah di Kabupaten Malang sebanyak 30.43% dan sapi potong 4.86%
dari populasi di Jawa Timur (BPS 2012). Wilayah Kabupaten Malang terletak di
pesisir pantai hingga pegunungan dan potensi peternakan tersebar pada berbagai
tingkat ketinggian dengan tingkat kesuburan tanah yang berbeda. Topografi, sifat
fisik, dan sifat kimia tanah mempengaruhi jenis dan kemampuan reproduksi
tumbuhan (Kartawinata 1989). Saat ini, kajian potensi dan tingkat kemiripan jenis
hijauan pakan berdasarkan ketinggian di Kabupaten Malang masih sangat terbatas.
Perbedaan produktivitas dan jenis hijauan dapat mempengaruhi kemampuan daya
dukung kawasan dalam pengembangan usaha peternakan, sehingga perlu dilakukan
kajian analisis keragaman potensi hijauan pakan dan pemanfaatannya sebagai
pakan ternak dalam mendukung usaha pengembangan peternakan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi keragaman dan
penyebaran vegetasi hijauan pakan domestik yang terdapat di lapang dan
karakteristik penyediaan hijauan untuk ternak sapi pada daerah dengan perbedaan
ketinggian kawasan di Kabupaten Malang, Jawa Timur.

METODOLOGI
Materi
Materi yang digunakan dalam penelitian ini berupa hijauan pakan, alkohol
70%, kuisioner, kuadran berukuran 0.5 x 0.5 m, pisau, alat tulis, kertas, timbangan,
gunting, kamera, label, tali, kantong sampel, dan GPS.

2

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Bandungrejo, Desa Ngembal, dan Desa Gubug
Klakah, Kabupaten Malang, serta analisis di Laboratorium Agrostologi, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada bulan Juni hingga Agustus tahun 2013.
Prosedur Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode observasi langsung di lapangan
terhadap komposisi botani hijauan, kajian analisis vegetasi, dan produktivitas lahan.
Persiapan

Data primer

Data sekunder
Dokumentasi

Observasi

Survei
Wawancara

Kandang

Kebun

Analisis
vegetasi

Komposisi botani

Penimbangan

Produktivitas
lahan dan tanah
Herbarium
Identifikasi
Analisis
Hasil

Gambar 1 Skema pelaksanaan penelitian
Pembuatan Herbarium dan Identifikasi Hijauan Pakan
Pembuatan herbarium dari hijauan dengan pendekatan metode Stone (1983).
Jenis hijauan diidentifikasi dengan membandingkan ciri-ciri fisik pada pustaka
terkait untuk menemukan nama latinnya.
Pengukuran pH tanah
Pengukuran pH tanah dilakukan untuk mengukur tingkat keasaman tanah
menggunakan pelarut aquades dan KCl 0.1 M dengan perbandingan tanah:pelarut
sebesar 1:2 (Tan 1993).

3

Analisis Data
Data hasil wawancara karakteristik peternak diolah menggunakan analisis
deskriptif, sedangkan data hijauan pakan diolah menggunakan analisis komposisi
botani dan analisis vegetasi.
Analisis Deskriptif
Data hasil wawancara di lapangan terhadap peternak diolah secara deskriptif
meliputi pengalaman beternak, pendidikan, umur, dan kepemilikan ternak.
Analisis Komposisi Botani Hijauan
Analisis komposisi botani kebun mengacu pada metode dry weight rank
(Mannetje dan Haydock 1963). Analisis dilakukan dengan menyebar kuadran
berukuran 0.5x0.5m sebanyak 25 kali secara acak kemudian dilakukan estimasi
peringkat hijauan. Analisis komposisi botani kandang dilakukan dengan mencatat
jenis-jenis hijauan dari hasil mengarit peternak yang terdapat di kandang serta
estimasi peringkat hijauan. Peringkat tersebut dikalikan dengan tetapan koefisien,
peringkat pertama dikalikan dengan 8.04, peringkat kedua 2.41, dan peringkat
ketiga 1.
Analisis Vegetasi
Teknik pengambilan data tumbuhan tingkat bawah (semai) dengan
pembuatan petak pengamatan 20 m x 20 m, dan 5 sub plot berukuran 2 x 2 m2 di
dalam petak pengamatan (Kusmana 1997).
a
b

b
b
c
b

d
e
Gambar 2 Desain petak pengamatan berukuran 20 x 20 m dengan 5 sub plot
pengamatan 2 x 2 m
Komposisi jenis tumbuhan diolah berdasarkan indeks nilai penting, indeks
keanekaragaman, indeks kekayaan, indeks kemerataan, indeks dominansi, dan
indeks kesamaan komunitas. Menurut Soerianegara dan Indrawan (1998), rumus
hitung dalam analisis vegetasi tumbuhan bawah yaitu:
Tabel 1 Perhitungan analisis vegetasi
Perhitungan
Rumus
Keterangan
INP
: Indeks nilai penting
INP
KR + FR
K
: Kerapatan
Jumlah individu suatu jenis
 K


KR



F



FR

x
%
Luas petak contoh ha
Kerapatan suatu jenis
x
%
Total kerapatan seluruh jenis
Jumlah plot ditemukan suatu jenis
x
Total kerapatan seluruh jenis
Frekuensi suatu jenis
x
%
Total kerapatan seluruh jenis

KR
F
FR
%

: Kerapatan relatif
: Frekuensi
: Frekuensi relatif

4

Tabel 1 Perhitungan analisis vegetasi (lanjutan)
Perhitungan
H’
R1

E

ID

IS

Rumus

Keterangan

n

ni ni
− ∑[ ln ]
N N
i=1

S−
ln N

H′
ln S

∑ni=1

W
x
a+b

ni ²
N

%

H’ : Indeks keanekaragaman jenis
Ni : INP jenis i
N : Total INP
R1 : Indeks kekayaan
S : Jumlah jenis yang ditemukan
N : Jumlah total individu
E : Indeks kemerataan jenis
H’: Indeks keanekaragaman jenis
S : Jumlah jenis
ID : Indeks dominasi
ni : INP jenis i
N : Total INP
IS : Indeks kesamaan komunitas
w : Jumlah jenis yang sama antara komunitas a dan b
a : Jumlah jenis yang terdapat pada komunitas a
b : Jumlah jenis yang terdapat pada komunitas b

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Kawasan dan Peternakan di Kabupaten Malang
Kabupaten Malang terletak di 112º17`10.9``- 122º57`00``BT dan
7º44`55.11``- 8º26`35.45`` LS, Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Malang bagian
utara berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto, bagian
timur Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang, bagian barat berbatasan
dengan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri, serta bagian selatan dengan
Samudera Indonesia. Wilayah Kabupaten Malang seluas 3 519 km2, terletak pada
ketinggian 0 – 2 600 m dpl dan terbagi dalam 33 kecamatan dengan jumlah
penduduk 2 443 609 jiwa (BPS 2010).

Profil
Kecamatan
Ketinggian (m dpl)
Luas (ha)
Curah hujan (mm)
Penduduk (jiwa)
1

Tabel 2 Profil desa penelitian
Bandungrejo1
Ngembal2
Bantur
Wajak
0 - 390
500 - 560
1 212.55
284.53
280
215
9 630
5 086

Gubug Klakah3
Poncokusumo
900 – 1 300
384
2 300
3 746

Profil Desa Bandungrejo (2012), 2 Profil Desa Ngembal (2012), 3 Profil Desa Gubug Klakah (2011).

Kawasan penelitian yang terletak pada ketinggian berbeda-beda memiliki
potensi tinggi dalam pengembangan subsektor peternakan sebagai salah satu
sumber perekonomian masyarakat, terutama pengembangan ternak ruminansia.
Lahan hijau yang berpotensi menyediakan hijauan pakan adalah persawahan,
perkebunan, pekarangan, dan lapangan. Luas lahan hijau yang memiliki potensi

5

sebagai sumber penyedia hijauan pakan di Desa Bandungrejo adalah 833.5 ha
(68.74%), Desa Ngembal 185.9 ha (65.34%) dan Desa Gubug Klakah 365.7 ha
(95.23%). Beternak sapi dilakukan sebagai usaha sampingan dengan mata
pencaharian utama sebagai petani melalui pemanfaatan potensi hijauan lokal serta
limbah pertanian.
Tabel 3 Penggunaan lahan dan populasi ternak ruminansia
Kondisi umum
Penggunaan lahan
Pemukiman (ha); (%)*
Persawahan (ha); (%)*
Perkebunan (ha); (%)*
Pekarangan (ha); (%)*
Perkantoran (ha); (%)*
Prasarana umum (ha); (%)*
Lapangan (ha); (%)*
Pemakaman (ha); (%)*
Populasi ternak ruminansia
Sapi (ekor); (ST) **
Kerbau (ekor); (ST) **
Kambing (ekor); (ST) **
Domba (ekor); (ST) **
1
*

Bandungrejo1
355.00
177.00
100.00
555.00
19.05
1.50
5.00

Ngembal2

Gubug Klakah3

41.40
20.64
11.66
64.72
2.22
0.17
0.58

95.80
71.00
114.60
0.06
1.10
0.30
1.27

33.72
24.99
40.33
0.02
0.39
0.11
0.45

12.00
326.00
39.00
1.00
3.30
0.70
2.00

3.13
84.90
10.16
0.26
0.86
0.18
0.52

2 373.00 1 627.05
15.00
9.11
1 500.00
144.44
250.00
19.02

793.00
265.00
-

378.05
17.19
-

225.00
600.00
-

59.05
57.99
-

Profil Desa Bandungrejo (2012), 2 Profil Desa Ngembal (2012), 3 Profil Desa Gubug Klakah (2011);
persentase luas lahan desa; **hasil perhitungan konversi satuan ternak.

1,60

120
90

1,40

60
1,20

30
0

Ternak (ST)

Hijauan (kg hari-1)

Karakteristik Peternak

1,00
1

2

Desa

3

Gambar 3 Kepemilikan ternak, kapasitas mengarit dan pemberian hijauan.
1) Desa Bandungrejo, 2) Desa Ngembal, 3) Desa Gubug Klakah;
Kepemilikan ternak (ST orang-1),
Kapasitas mengarit
(kg orang-1 hari-1),
Pemberian hijauan (kg ST-1 hari-1).
Rataan kepemilikan ternak per orang tertinggi terdapat di Desa Ngembal.
Berdasarkan kelompok umur ternak, mayoritas peternak di Desa Gubug Klakah
memelihara pedet. Hal tersebut dikarenakan Desa Gubug Klakah menjadi
penampung pedet sapi perah dari desa terdekat. Rendahnya kepemilikan ternak
dikarenakan beternak hanya sebagai usaha sampingan dan tabungan.
Kapasitas mengarit dan pemberian hijauan pakan antar desa menunjukkan
adanya perbedaan sebagai akibat perbedaan produktivitas lahan hijau (Tabel 10).
Kapasitas mengarit merupakan kemampuan peternak mencari dan membawa

6

hijauan pakan dari lapang untuk diberikan ke ternaknya di kandang dalam satuan
waktu (kg hari-1), dengan waktu peternak mengarit selama 2-3 jam perhari.
Kapasitas mengarit peternak, pemberian hijauan segar serta pemberian bahan
kering (BK), protein kasar (PK), dan total nutrisi tercerna (TDN) per-satuan ternak
meningkat seiring meningkatnya ketinggian wilayah. Pemberian hijauan pakan (BK
dan TDN) per satuan ternak di kawasan vulkanis jumlahnya lebih banyak dibanding
daerah lain (Prawiradiputra 2003). Pamungkas et al. (2005) menyatakan bahwa
perbedaan kondisi pemberian pakan mencerminkan bahwa pola pemberian pakan
ternak di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan pakan di
wilayah tersebut dan tingkat pengetahuan peternak.
Tabel 4 Pemberian pakan ternak berdasarkan desa
Rataan pemberian
BK (kg ST-1 hari-1)
PK (kg ST-1 hari-1)
TDN (kg ST-1 hari-1)

Bandungrejo
13.10±3.80b
1.18±0.34b
6.39±1.85b

Ngembal
15.52±6.85b
1.39±0.62b
7.58±3.34b

Gubug Klakah
22.54±6.74a
2.02±0.61a
11.01±3.29a

Huruf berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P