Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan

8 dengan dendrit dari sel saraf lainnya dengan cara mengirimkan impuls melalui sinapsis, yaitu penghubung antara dua buah sel saraf. Sinapsis memiliki kekuatan yang dapat meningkat dan menurun tergantung seberapa besar tingkat propagasi yang diterimanya.

2.2. Jaringan Saraf Tiruan

Jaringan saraf tiruan JST merupakan sistem pemrosesan informasi yang mengadopsi cara kerja otak manusia Fausset, 1994. JST memiliki kecenderungan untuk menyimpan pengetahuan yang bersifat pengalaman dan membuatnya siap untuk digunakan. Ada tiga elemen penting dalam JST Rojas, 1996, yaitu: 1. Arsitektur jaringan beserta pola hubungan antar neuron. 2. Algoritma pembelajaran yang digunakan untuk menemukan bobot-bobot jaringan. 3. Fungsi aktivasi yang digunakan. JST terdiri dari sejumlah besar elemen pemrosesan sederhana yang sering disebut neurons, cells atau node. Proses pengolahan informasi pada JST terjadi pada neuron – neuron. Sinyal antara neuron – neuron diteruskan melalui link – link yang saling terhubung dan memiliki bobot terisolasi. Kemudian setiap neuron menerapkan fungsi aktivasi terhadap input jaringan.

2.2.1 Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan

Arsitektur jaringan yang sering dipakai dalam JST antara lain : 1. Jaringan layar tunggal single layer network Jaringan ini hanya memiliki satu buah lapisan bobot koneksi. Jaringan lapisan tunggal terdiri dari neuron-neuron input yang menerima sinyal dari dunia luar, dan neuron-neuron output dimana kita bisa membaca respons dari jaringan saraf tiruan tersebut. Universitas Sumatera Utara 9 Gambar dibawah menunjukkan arsitektur jaringan dengan n neuron input X 1, X 2, X 3, ..., X n dan m buah neuron output Y 1, Y 2, Y 3, ..., Y m . Semua neuron input dihubungkan dengan semua neuron output, meskipun memiliki bobot yang berbeda-beda. Tidak ada neuron input yang dihubungkan dengan neuron input lainnya. Begitu juga dengan neuron output. X1 X3 X2 Y1 Y2 Y3 W11 Wj1 Wm1 W1j Wji Wmi W1n Wjn Wmn Gambar 2.2 Single Layer Network Besaran Wji menyatakan bobot hubungan antara ubit ke-i dalam input dengan neuron ke-j dalam output. Bobot-bobot ini saling independen. Selama proses pelatihan, bobot – bobot saling dimodifikasi untuk menigkatkankeakuratan hasil. Metode ini tepat digunakan untuk pengenalan pola karena kesederhanaannya. 2. Jaringan Layar Jamak multi layer network Jaringan ini memiliki satu atau lebih lapisan tersembunyi. Jaringan layar jamak memiliki kemampuan lebih dalam memecahkan masalah dibandingkan dengan jaringan layar tunggal, namun pelatihannya lebih kompleks dan relatif lebih lama. Universitas Sumatera Utara 10 Gambar 2.3 Multilayer Network Pada gambar diatas jaringan dengan n buah neuron input X 1, X 2, ..., X n , sebuah layer tersembunyi yang terdiri dari p buah neuron Z 1, Z 2, .. Z p dan m buah neuron output Y 1 ,Y 2 , ... Y m . 3. Competitive layer network Jaringan ini mirip dengan jaringan layar tunggal ataupun ganda. Hanya saja, ada neuron output yang memberikan sinyal pada neuron input sering disebut feedback loop. Sekumpulan neuron bersaing untuk mendapatkan hak menjadi aktif. Al Am Ai Aj 1 1 1 1             Gambar 2.4 Competitive layer network Universitas Sumatera Utara 11

2.2.2. Fungsi Aktivasi