Kajian Entrepreneurial Marketing terhadap Pengembangan dan Keberlanjutan UMKM Kuliner di Depok

KAJIAN ENTREPRENEURIAL MARKETING TERHADAP
PENGEMBANGAN DAN KEBERLANJUTAN
UMKM KULINER DI DEPOK

KARA NISA SURYA

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Kajian Entrepreneurial
Marketing terhadap Pengembangan dan Keberlanjutan UMKM Kuliner di Depok
adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka
pada bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Kara Nisa Surya
NIM H24100144

iv

ABSTRAK
KARA NISA SURYA. Kajian Entrepreneurial Marketing terhadap
Pengembangan dan Keberlanjutan UMKM Kuliner di Depok. Di bawah
bimbingan MA’MUN SARMA.
Pengembangan dan keberlanjutan UMKM belakangan ini menjadi fokus
pihak pemerintah hingga institusi pendidikan. Hal ini terkait peran UMKM yang
sangat besar bagi perekonomian negara, namun UMKM memiliki masalah terkait
pemasaran. Pengembangan entrepreneurial marketing dirasa sesuai dengan usaha
pada tahap awal. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh
entrepreneurial marketing terhadap pengembangan dan keberlanjutan usaha

khususnya di bidang kuliner. Data yang digunakan adalah data primer yang
diperoleh dari hasil wawancara lalu diolah menggunakan alat analisis Structural
Equation Modeling (SEM) melalui pendekatan Partial Least Squares (PLS). Hasil
penelitian
didapatkan bahwa entrepreneurial marketing dapat mencapai
keberlanjutan usaha dengan melalui tahapan pengembangan usaha terlebih dahulu.
Pengaruh langsung yang diberikan entrepreneurial marketing terhadap
pengembangan usaha sejumlah 63.2%. Selanjutnya pengaruh langsung
pengembangan usaha terhadap keberlanjutan usaha sejumlah 44%.
Kata kunci : entrepreneurial marketing, keberlanjutan usaha, pengembangan
usaha, usaha kuliner
ABTRACT
KARA NISA SURYA. Study of Entrepreneurial Marketing towards Development
and Sustainability on Culinary SMEs at Depok City. Supervised by MA’MUN
SARMA.
The development and the sustainability of SMEs have recently become the
focus of the government and education institutions. This is related to the role of
SMEs which have a big contribution to the country's economy, but SMEs face a
marketing related issues. The development of entrepreneurial marketing is
considered in accordance with the business at an early stage. This study was

conducted to analyze the effect on the development of entrepreneurial marketing
and business sustainability, especially in culinary. The used data was primary data
that obtained from interviews and analyzed by using Structural Equation
Modeling (SEM) analysis tools through a Partial Least Squares (PLS) approach.
The results showed that entrepreneurial marketing can achieve business
sustainability through business development first. The direct impact that
entrepreneurial marketing give for the business development is 63.2%.
Furthermore, the direct impact of business development for the business
sustainability is 44%.
Keywords : business development, business sustainability, culinary enterprise,
entrepreneurial marketing

KAJIAN ENTREPRENEURIAL MARKETING TERHADAP
PENGEMBANGAN DAN KEBERLANJUTAN
UMKM KULINER DI DEPOK

KARA NISA SURYA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

vi

Judul Skripsi
Nama
NIM

: Kajian Entrepreneurial Marketing terhadap Pengembangan dan
Keberlanjutan UMKM Kuliner di Depok
: Kara Nisa Surya
: H24100144


Disetujui oleh

Dr Ir Ma’mun Sarma, MS, MEc

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

viii

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam
penelitian ini adalah Kajian Entrepreneurial Marketing terhadap Pengembangan
dan Keberlanjutan UMKM Kuliner di Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk
melihat pengaruh entrepreneurial marketing terhadap pengembangan dan
keberlanjutan usaha serta menjadikan faktor-faktor yang mempengaruhi

entrepreneurial marketing sebagai implikasi manajerial bagi usaha kuliner.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr Ir Ma’mun Sarma, MS
MEc selaku dosen pembimbing. Disamping itu, ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada papa, kakak, dua adik serta seluruh keluarga, dosen beserta
staf Departemen Manajemen, sahabat-sahabat, teman-teman di Manajemen 47,
para responden, dan pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per
satu. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Mei 2014
Kara Nisa Surya

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xi


DAFTAR LAMPIRAN

xi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Rumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2


Manfaat Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

3

Entrepreneurial Marketing

3

Usaha Mikro Kecil dan Menengah

4


Usaha Kuliner

4

Pengembangan Usaha

5

Keberlanjutan Usaha

5

METODE

5

Kerangka Pemikiran Penelitian

5


Hipotesis

6

Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

7

Jumlah Sampel dan Metode Penarikan Sampel

7

Metode Pengumpulan Data

7

Pengujian Kuesioner

7


Pengolahan dan Analisis Data

8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif
Karakteristik Pemilik Usaha UMKM Kuliner di Depok
Profil UMKM Kuliner di Depok
Analisis SEM PLS

8
8
8
10
11

Analisis Outer Model

12

Analisis Inner Model

16

x

IMPLIKASI MANAJERIAL

18

SIMPULAN DAN SARAN

20

DAFTAR PUSTAKA

21

LAMPIRAN

23

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Prinsip pemasaran tradisional dan pemasaran kewirausahaan
Kriteria UMKM
Analisis korelasi chi-square
Keterangan indikator EM, PU, dan KU
Hasil penilaian kriteria dan standar nilai mode reflektif
Nilai analisis inner model vs standar

3
4
11
12
14
16

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Pertumbuhan UMKM Kota Depok
Kerangka pemikiran penelitian
Karakteristik pemilik usaha UMKM Kuliner Depok
Profil UMKM Kuliner Depok
Model awal penelitian
Model akhir penelitian
Bootstrapping
Model tahapan entrepreneurial marketing terhadap PU dan KU

1
6
9
10
12
13
17
18

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Kuesioner penelitian
Hasil uji validitas
Hasil uji reliabilitas kuesioner
Karakteristik responden dan profil usaha
Hasil tabulasi silang
Hasil quality criteria, cross loading, dan path coefficient

23
27
28
29
30
32

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pada tahun 2008 dunia mengalami krisis ekonomi yang berat, hal tersebut
cukup berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Namun Indonesia mampu
bertahan bahkan perekonomian saat itu semakin meningkat. Pada tahun 2011 dari
angka pertumbuhan ekonomi nasional 6.5%, 60% perekonomian negara ini
merupakan kontribusi dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ini
salah satu bukti bahwa UMKM cukup berperan besar bagi perekonomian Negara
Indonesia karena UMKM sudah terbukti menjadi benteng kokoh saat
perekonomian negara diterpa krisis. Oleh karena itu, pengembangan dan
keberlanjutan UMKM senantiasa menjadi perhatian berbagai pihak baik
pemerintah maupun berbagai institusi pendidikan.
Salah satu kota yang mengalami pertumbuhan UMKM yang pesat adalah
Kota Depok. Hingga tahun 2011 tercatat 15.067 UMKM yang tersebar di sebelas
kecamatan, walaupun sempat mengalami penurunan pada tahun 2009 dan 2011
seperti yang terlihat pada Gambar 1, namun pada usaha mikro dan kecil terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya.
18000
16000
Jumlah (Unit)

14000

15298
14232

13922

15067

12000
10000
8000

8919
7250

7550

3690

3774

6000
4000
2000

3292

9861

Usaha Mikro
Usaha Kecil

4166

3774

2213

4554

Usaha Menengah
Total

652

0
2008

2009

2010

2011

Tahun

Gambar 1 Pertumbuhan UMKM Kota Depok (Sumber : Dinas Koperasi,
UMKM,dan Pasar Kota Depok, diolah 2014)
Melihat pertumbuhan ekonomi Kota Depok yang mencapai 7.1%, pada
tahun 2012 (lebih besar dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat yang
hanya 6.2%) dan indeks daya beli masyarakat sebagai salah satu indikator yang
digunakan untuk melihat pertumbuhan tersebut, maka dapat dikatakan potensi
berkembang dan majunya usaha di Kota Depok sangatlah besar. Salah satu usaha
yang sangat menjanjikan adalah usaha kuliner.
Usaha kuliner merupakan bisnis yang tidak akan pernah mati, bahkan bisnis
ini terus berkembang pesat seiring dengan permintaan konsumen yang terus
bertambah. Menurut data dari Dinas Koperasi, UMKM, dan Pasar Kota Depok,

2

jumlah UMKM Kuliner mengalami pertumbuhan sebesar 24.76% pada tahun
2012 dan terus meningkat hingga tahun 2014. Pertumbuhan yang pesat ini
membuat para pebisnis kuliner bersaing ketat . Ketatnya persaingan pasar di bisnis
kuliner, menuntut para pelakunya untuk bisa lebih kreatif dan inovatif. Selain
inovatif, pemasaran yang baik juga dibutuhkan dalam usaha agar dapat bersaing.
Sesuai dengan pernyataan Zimmerer et al. (2002) perusahaan yang
memperhatikan dan melayani kebutuhan konsumennya akan lebih berhasil
dibanding perusahaan yang mengabaikannya. Namun, pada umumnya pemasaran
merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh UMKM di negara-negara
berkembang (Aziz 2009). Oleh karena itu dibutuhkan pemasaran yang tepat untuk
UMKM.
Menurut pandangan Kotler dalam Bjerke dan Hultman (2002)
entrepreneurial marketing merupakan pemasaran dalam tahap perkembangan
awal sebuah bisnis. Sehingga dinilai lebih sesuai dengan permasalahan dan
keterbatasan sumberdaya yang ada pada UMKM. Selain itu, Stokes dalam Sarma
(2013) juga mendefinisikan entrepreneurial marketing sebagai sebuah sikap
proaktif dalam mengidentifikasi dan mengeksploitasi berbagai peluang dalam
rangka mendapatkan dan mempertahankan pelanggan yang menguntungkan
melalui berbagai pendekatan yang inovatif untuk mengelola resiko,
mengoptimalkan sumberdaya dan menciptakan nilai.
Peningkatan kemampuan dalam menerapkan entrepreneurial marketing
dirasa dapat memberikan pengaruh terhadap pengembangan dan keberlanjutan
UMKM. Pengembangan dan keberlanjutan dalam penelitian ini memiliki
hubungan yang satu arah, dimana pengaruh akan dilihat dari tahap pengembangan
menuju keberlanjutan usaha dan tidak secara sebaliknya. Mengingat pentingnya
pengembangan UMKM serta keberlanjutannya khususnya bagi perekonomian
negara, maka perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai konsep
entrepreneurial marketing terhadap pengembangan usaha dan keberlanjutan usaha
pada UMKM Kuliner khususnya.
Rumusan Masalah
Seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas, dibutuhkan
penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan pemasaran berbasis
kewirausahaan (entrepreneurial marketing) terhadap pengembangan dan
keberlanjutan usaha. Berikut adalah rumusan masalah pada penelitian kali ini : (1)
Bagaimana karakteristik pemilik usaha dan profil UMKM Kuliner di Depok? (2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi entrepreneurial marketing dalam
pengembangan dan keberlanjutan UMKM Kuliner di Depok? (3) Bagaimana
tahapan entrepreneurial marketing terhadap pengembangan dan keberlanjutan
UMKM Kuliner di Depok?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi karakteristik pemilik
usaha dan profil UMKM Kuliner di Depok (2) Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi entrepreneurial marketing dalam pengembangan dan

3

keberlanjutan UMKM Kuliner di Depok (3) Menyusun tahapan entrepreneurial
marketing untuk pengembangan dan keberlanjutan UMKM Kuliner di Depok.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
aspek teoritis maupun praktis sebagai berikut : (1) Secara Teoritis. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek keilmuan pemasaran dan
manajemen usaha khususnya bagi pengembangan entrepreneurial marketing. (2)
Secara Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan kepada para
pemilik UMKM Kuliner di Kota Depok serta bagi pembaca, diharapkan dapat
menjadi bahan rujukan dan informasi untuk penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian difokuskan pada kajian entrepreneurial marketing
pada UMKM Kuliner di Kota Depok yang mana variabel-variabel yang akan
diteliti adalah entrepreneurial marketing, pengembangan usaha, dan keberlanjutan
usaha. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah para pemilik
UMKM Kuliner di Depok.

TINJAUAN PUSTAKA

Entrepreneurial Marketing
Stokes et al. dalam Sarma (2013) mendefinisikan entrepreneurial marketing
sebagai sebuah sikap proaktif dalam mengidentifikasi dan mengeksploitasi
berbagai peluang dalam rangka mendapatkan dan mempertahankan pelanggan
yang menguntungkan melalui berbagai pendekatan yang inovatif untuk mengelola
resiko, mengoptimalkan sumberdaya, dan menciptakan nilai. Perbandingan
prinsip pemasaran tradisional dan pemasaran kewirausahaan dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Prinsip pemasaran tradisional dan pemasaran kewirausahaan
Prinsip
Pemasaran
Konsep

Strategi

Metode

Pemasaran Tradisional
Berorientasi
konsumen
(dorongan pasar) pengembangan
produk melalui penilaian formal
Pendekatan
top
down
(segmentation, targeting, dan
positioning)
Bauran pemasaran 4P/7P

Inteligensi
Riset pasar formal dan sistem
Pasar
inteligensi
Sumber : Stokes (2000)

Pemasaran Kewirausahaan
(Entrepreneurial Marketing)
Berorientasi inovasi (dorongan ide)
taksiran intuitif tentang kebutuhan
pasar
Pendekatan
bottom
up
dari
konsumen dan kelompok pengaruh
lainnya
Metode pemasaran interaktif, word
of mouth marketing dan direct
selling.
Jaringan informal dan pengumpulan
informasi

4

Pada prinsip konsep membahas mengenai orientasi bisnis, entrepreneurial
marketing lebih kepada menciptakan kebutuhan pasar dibandingkan memenuhi
kebutuhan pasar. Pada tingkat strategis, entrepreneurial marketing
mempraktikkan pendekatan bottom-up yaitu mengidentifikasi peluang pasar
kemudian mengujinya melalui proses trial and error, setelah itu mulai melayani
kebutuhan pelanggan dan memperluasnya dengan melakukan kontak langsung
sehingga diperoleh informasi mengenai kebutuhan dan preferensi mereka.
Pada prinsip metode atau tingkat taktis, para pelaku usaha lebih memilih
metode pemasaran interaktif dibandingkan model 4P atau 7P (product,place,
price, promotion, process, people, dan physical evidence). Melalui pemasaran
interaktif, mereka berusaha untuk berkontak langsung dengan pelanggan (dapat
melalui personal selling) dan selanjutnya hasil interaksi dapat ditingkatkan
dengan pemasaran word of mouth. Pada prinsip yang terakhir yaitu inteligensi
pasar, hal ini berkaitan dengan pemantauan lingkungan pemasaran. Pengusaha
skala kecil lebih memilih untuk menggunakan metode tidak resmi seperti
pengamatan pribadi dibanding riset formal.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Badan Pusat Statistik (BPS) membagi perusahaan menjadi beberapa
kelompok berdasarkan jumlah tenaga kerjanya yakni suatu usaha diklasifikasikan
sebagai usaha mikro apabila memperkerjakan 1-4 orang tenaga kerja, usaha kecil
dengan 5-19 orang tenaga kerja, dan usaha menengah dengan 20-99 orang tenaga
kerja. Sedangkan usaha dengan jumlah 100 orang atau lebih tenaga kerja
digolongkan ke dalam usaha besar.
Berbeda dengan BPS, menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berlaku saat ini
didasarkan kepada nilai kekayaan bersih dan nilai hasil penjualan sebagaimana
tertera pada Tabel 2.
Tabel 2 Kriteria UMKM
No.

Uraian

Aset (Kekayaan besih)

1.
Usaha Mikro
Maksimal 50 Juta
2.
Usaha Kecil
>50 Juta – 500 Juta
3.
Usaha Menengah
>500 Juta – 10 Milyar
Sumber : Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008

Kriteria
Omzet (Hasil Penjualan Tahunan)
Maksimal 300 Juta
>300 Juta – 2,5 Milyar
>2,5 Milyar – 50 Milyar

Usaha Kuliner
Kata kuliner berarti suatu seni mengolah bahan makanan dari memilih
bahan makanan hingga memasak dengan berbagai teknik memasak serta
menyajikan makanan atau hidangan yang menarik sehingga dapat menggugah
selera makanan dan menciptakan cita rasa yang lezat. Keterampilan dan kesenian
dibutuhkan disini (Tarwotjo 1998). Sehingga dapat dikatakan usaha kuliner adalah
usaha yang menawarkan produk berupa makanan kepada konsumen atau pasar.

5

Pengembangan Usaha
Menurut Achma (2004) terdapat empat tahap pengembangan yang akan
dilalui UKM yaitu tahap memulai usaha (start-up), tahap pertumbuhan (growth),
tahap perluasan (expansion), dan sampai akhirnya merambah ke luar negeri (going
overseas). Banyak cara untuk memperluas dan memperbesar usaha, diantaranya
adalah dengan penetrasi pasar, perluasan pasar, pengembangan produk, dan
diversifikasi produk dan pasar. Menurut Suryana (2011) teori dynamic dan
resource-based strategy sangat sesuai bila diterapkan pada pengembangan UKM
nasional. Sumber daya perusahaan yang dapat dikembangkan adalah tanah,
teknologi, tenaga kerja (kemampuan dan pengetahuannya), modal, dan warisan
bakat keahlian. Selain itu Utami (2007) merekomendasikan dua hal dalam strategi
pengembangan usaha (1) peningkatan kualitas perilaku usaha dan kemandirian
usaha, serta (2) adanya kelembagaan usaha dengan dukungan dari pemerintah
daerah dan lain-lainnya.
Keberlanjutan Usaha
Keberlanjutan adalah tentang memastikan keberhasilan bisnis jangka
panjang dengan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan sosial,
lingkungan yang sehat dan masyarakat yang stabil. Ada tiga elemen proses
keberlanjutan berkaitan dengan akuntabilitas, transparansi dan keterlibatan dengan
para pemangku kepentingan. Berikut adalah faktor-faktor keberlanjutan untuk
UKM dan pengusaha lokal (SA; IFC; EI 2012) : (1) Perbaikan proses lingkungan,
(2) pertumbuhan ekonomi lokal (3) Keterlibatan pemangku kepentingan, (4)
Manajemen sumber daya manusia, (5) pemerintahan dan sistem manajemen (6)
Pengembangan komunitas dan (7) Produk yang ramah lingkungan.

METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
UMKM Kuliner merupakan salah satu usaha yang paling populer dan
potensial di Kota Depok. Namun banyaknya usaha-usaha sejenis menuntut pelaku
usaha untuk melakukan pemasaran yang baik demi keberhasilan usahanya. Pada
kenyataannya, hingga saat ini banyak UMKM yang mengalami masalah dalam
pemasaran sehingga menghambat pengembangan usahanya. Hal ini menimbulkan
keinginan untuk melihat apakah konsep entrepreneurial marketing memiliki
pengaruh terhadap pengembangan dan keberlanjutan usaha, serta bagaimana
karakteristik pemilik usaha serta profil UMKM Kuliner di Depok.
Data yang diperoleh melalui alat bantu kuesioner dianalisis secara deskriptif
untuk melihat karakteristik pemilik usaha dan profil UMKM kuliner serta analisis
secara korelatif untuk melihat hubungan antara karakteristik dengan kemampuan

6

entrepreneurial marketing, pengembangan usaha, dan keberlanjutan usaha.
Sedangkan untuk melihat pengaruh entrepreneurial marketing berdasarkan empat
komponen yaitu konsep, strategi, metode, dan inteligensi pasar terhadap
pengembangan dan keberlanjutan UMKM Kuliner, menggunakan alat analisis
Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Squares
(PLS). Hasil dari penelitian ini berupa tahapan entrepreneurial marketing
terhadap pengembangan dan keberlanjutan UMKM serta implikasi manajerial
yang disarankan bagi pemilik UMKM kuliner.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kuliner di Depok
Persaingan ketat dalam dunia bisnis dan permasalahan dalam pemasaran
Dibutuhkan pemasaran yang sesuai dengan karakteristik UMKM

Entrepreneurial Marketing

Karakteristik pengusaha
dan Profil UMKM

1.
2.
3.
4.

Analisis
Deskriptif &
Korelasi

Structural
Equation
Modeling
(SEM)

Konsep
Strategi
Metode
Inteligensi Pasar

Pengembangan Usaha

Keberlanjutan Usaha

Tahapan entrepreneurial marketing dan Implikasi manajerial
melalui pendekatan empat komponen entrepreneurial marketing

: Menjelaskan teknik analisis yang digunakan
Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian
Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian dan dibuktikan melalui pengujian pada data yang
terkumpul (Arikunto dan Suharsini 2002). Berdasarkan kerangka konseptuan dan
kajian pustaka terdahulu maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah
:
1. Entrepreneurial
marketing
berpengaruh
positif
terhadap
pengembangan UMKM Kuliner di Depok.
2. Pengembangan usaha berpengaruh positif terhadap keberlanjutan
UMKM Kuliner di Depok.
3. Entrepreneurial marketing berpengaruh positif terhadap keberlanjutan
UMKM Kuliner di Depok.

7

Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul “Kajian Entrepreneurial Marketing terhadap
Pengembangan dan Keberlanjutan UMKM Kuliner di Depok” dilakukan di enam
kecamatan Kota Depok, yaitu : Kecamatan Beji, Kecamatan Cilodong, Kecamatan
Cimanggis, Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Sukmajaya, dan Kecamatan
Tapos. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2014.

Jumlah Sampel dan Metode Penarikan Sampel
Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Koperasi , UMKM dan Pasar
Kota Depok (2011), jumlah populasi untuk UMKM seluruhnya adalah 15.067,
sedangkan untuk UMKM yang khusus bergerak dibidang kuliner tidak diketahui
dengan jelas jumlahnya. Maka penentuan jumlah sampel ditetapkan menurut Gay
yaitu sebanyak 30 sampel yang sesuai dengan batas minimal metode deskriptifkorelasional (Suharso 2009). Namun untuk mengurangi adanya data yang tidak
sesuai maka sampel yang digunakan sebanyak 32 responden.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah penarikan sampel nonprobabilitas (non probability sampling). Berdasarkan teknik ini, probabilitas
elemen dalam populasi untuk terpilih sebagai subjek sampel tidak diketahui.
Sedangkan metode yang digunakan adalah dengan convenience sampling yaitu
metode penetapan sampel berdasarkan kebetulan dimana anggota populasi yang
ditemui bersedia untuk menjadi responden.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara : (1)
wawancara terstruktur (structured interviews) dengan bantuan alat kuesioner
(lembar kuesioner dilampirkan pada Lampiran 1), serta (2) dokumentasi, yaitu
data sekunder yang disimpan dalam bentuk dokumen atau file, buku, dan lain
sebagainya yang sifatnya melengkapi data atau informasi yang diperlukan peneliti
(Suharso 2009).
Pengujian Kuesioner
Salah satu syarat bagi analisis data adalah dimilikinya data yang valid dan
reliabel. Untuk itu, dalam kegiatan penelitian dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas terhadap hasil data kuesioner yang diperoleh.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Terkait dengan keabsahan data dalam penelitian kuantitatif, maka akan
dilihat validitas butir instrumen dan validitas instrumen/skala. Valid bermakna
kemampuan butir dalam mendukung konstruk dalam instrumen. Suatu instrumen
dikatakan valid (sah) apabila instrumen tersebut betul-betul mengukur apa yang
seharusnya diukur (Idrus 2009). Uji validitas dilakukan melalui perbandingan
antara nilai r hitung terhadap r tabel. Bila r hitung > r tabel, maka pertanyaan

8

dalam kuesioner dinyatakan valid (Ghozali dan Fuad 2005). Sedangkan
reliabilitas (consistency) instrumen adalah tingkat keajekan instrumen saat
digunakan kapan dan oleh siapa saja sehingga akan cenderung menghasilkan data
yang sama atau hampir sama dengan sebelumnya. Software yang digunakan untuk
pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner ini menggunakan SPSS Statistics 16
(hasil uji kuesioner menyatakan bahwa kuesioner telah valid dan reliabel. Hasil
dilampirkan pada Lampiran 2 & 3).

Pengolahan dan Analisis Data
Dari hasil wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner, data
penelitian kemudian diolah dengan beberapa teknik analisis sebagai berikut: (1)
analisis deskriptif frekuensi untuk melihat sebaran frekuensi dalam presentase
variabel-variabel yang diamati yang meliputi karakteristik dan profil UMKM
Kuliner serta analisis korelasi untuk melihat hubungan antara karakteristik dengan
kemampuan entrepreneurial marketing, pengembangan usaha, dan keberlanjutan
usaha, (2) analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan
Partial Least Squares (PLS) untuk melihat pengaruh langsung dan tak langsung
antar peubah penelitian, mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi
entrepreneurial marketing serta dapat merumuskan model entrepreneurial
marketing terhadap pengembangan dan keberlanjutan UMKM Kuliner
Structural Equation Modeling (SEM)
Menurut Ghozali dan Fuad (2005) Structural Equation Modeling (SEM)
merupakan suatu teknik analisis statistic multivariate yang dapat menguji
hubungan antara variabel yang kompleks baik secara recursive maupun nonrecursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai suatu model.
Secara teknis SEM dibagi menjadi dua kelompok, yaitu SEM covariance yang
diwakili dengan software LISREL dan SEM berbasis variance atau sering disebut
Component Based SEM, yang mempergunakan software SmartPLS atau PLS
Graph. Covariance Based SEM lebih bertujuan memberikan pernyataan tentang
hubungan kausalitas (sebab-akibat). Sedangkan Component Based SEM dengan
PLS bertujuan mencari hubungan linear prediktif antar variabel. Partial least
squares merupakan metode analisis yang powerful dan sering disebut sebagai soft
modeling karena meniadakan asumsi-asumsi OLS (Ordinary Least Squares)
regresi, seperti data harus terdistribusi normal secara multivariate dan tidak
adanya problem multikolonieritas antar variabel eksogen (Wold 1985).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif
Karakteristik Pemilik Usaha UMKM Kuliner di Depok
Mayoritas pemilik usaha kuliner di Depok berjenis kelamin Pria (56%),
walaupun jumlah pemilik usaha pria lebih banyak namun jumlah pemilik usaha
wanita tidak jauh berbeda dengan pria. Sebesar 44% usaha mikro, kecil, dan

9

menengah di Depok dijalani oleh wanita. Hal ini dikarenakan sebagian besar
UMKM Kuliner di Depok merupakan usaha bersama antara istri dan suami, dan
sebagian kecil pengusaha wanita sisanya hanya menjadikan usaha sampingan
yang didasari hobi semata. Sebesar 63% pemilik usaha menekuni bidang ini
karena merasa bahwa usaha kuliner ini ada harapan, sedangkan 28% mengikuti
jejak orang tua dan sisanya (9%) karena tidak mempunyai pilihan lain. Mereka
mengakui tidak adanya pilihan lain selain berbisnis dikarenakan pendidikan
formal yang mereka dapat tidak tinggi sehingga sulit mencari kerja. Hal ini
terbukti mayoritas pengusaha hanya mengemban pendidikan hingga bangku SMA
(44%). Namun tidak sedikit juga dari mereka yang mendapat gelar sarjana (22%).
Berikut presentase karakteristik pelaku usaha.

Gambar 3 Karakteristik pemilik usaha UMKM Kuliner Depok
(Data primer diolah, 2014)
Sebagian besar UMKM Kuliner di Depok mempunyai cabang dan bahkan
sebagian pemilik usaha terus mencari daerah pemasaran baru untuk usahanya. Hal
tersebut sesuai dengan usia pemilik usaha yang mayoritas (76%) berkisar 31-50
tahun dimana umur tersebut masih terbilang produktif dan masih mempunyai
semangat tinggi dalam menjalani usaha. Berbeda dengan 15% lainnya yang
berusia diatas 51 tahun. Mereka mengaku tidak ingin melakukan inovasi apapun
dan mencari daerah pemasaran baru untuk usahanya. Menurut hasil penelitian,
terdapat 25% pelaku usaha yang pernah mengikuti pelatihan sebelumnya, baik
berupa pelatihan kewirausahaan maupun pelatihan keterampilan seperti memasak
dan 75% darinya merasa pelatihan yang diikutinya sangat bermanfaat bagi
usahanya sekarang.

10

Profil UMKM Kuliner di Depok
Berdasarkan sampel yang digunakan, Jenis usaha pada UMKM di Kota
Depok didominasi oleh usaha kecil dengan presentase 56%, diikuti dengan usaha
mikro (38%), dan sisanya (6%) adalah usaha menengah. Dari jumlah total
responden sebanyak 32 unit usaha, didapat total pekerja sebanyak 255 orang atau
dengan rata-rata 8 pekerja setiap usahanya. Walaupun sebagian besar usaha
tergolong usaha kecil namun rata-rata hasil penjualan perbulannya terbilang relatif
besar yaitu Rp 77.390.625. Hal ini menggambarkan bahwa peran UMKM tidak
dapat dipandang sebelah mata, kemampuannya dalam meningkatkan pendapatan
dan penyerapan tenaga kerja dapat membantu terwujudnya pemerataan hasil
pembangunan, khususnya di Kota Depok.
Sebesar 38% usaha kuliner di Depok menjual makanan berat dengan menu
utama nasi diikuti dengan bakmi yaitu 25%. Sebesar 59% usaha sudah
berlangsung selama lebih dari lima tahun. Sedangkan usaha yang baru berjalan
kurang dari satu tahun hanya sebanyak 10%.

Gambar 4 Profil UMKM Kuliner Depok (Data primer diolah, 2014)
Sebagian pemilik usaha merintis usahanya dari nol hingga akhirnya
berkembang menjadi lebih besar. Hal ini ditandai oleh 44% usaha hanya bermodal
awal Rp 1.000.000 hingga 10.000.000. Namun tidak sedikit pula yang mempunyai
modal awal yang cukup besar, yaitu sebanyak 22% pemilik usaha mengeluarkan
lebih dari Rp 50.000.000 untuk mendirikan usahanya. Hal tersebut sesuai dengan
hasil presentase yang menggambarkan bahwa kurangnya modal bukan menjadi
faktor utama kendala dalam menjalani usaha kuliner, hanya 16% berpendapat
demikian. Sebagian besar (50%) berpendapat bahwa pegawai yang kurang
terampilah yang menjadi kendala utama usahanya selama ini. Sulitnya mendapat
SDM yang terampil, jujur, berkomitmen tinggi, dan loyal menjadi penghambat
berkembanganya usaha mereka. Di luar dari empat kendala diatas, sebanyak 16%
pemilik usaha merasa bahwa pemasaran juga menjadi kendala utamanya dalam
menjalankan usaha.

11

Selain gambaran deskriptif mengenai karakteristik pelaku usaha dan profil
UMKM, penelitian ini juga melihat hubungan antara karakteristik tersebut dengan
kemampuan Entrepreneurial Marketing (EM), Pengembangan Usaha (PU), dan
Keberlanjutan Usaha (KU). Hubungan ini diperoleh melalui tabulasi silang
(crosstab). Hasil tabulasi silang dapat dilihat pada Lampiran 4.
Hasil analisis korelasi dengan menggunakan chi-square pada Tabel 4
menunjukan tidak adanya korelasi/hubungan antara variabel jenis kelamin,
pendidikan, alasan berusaha, golongan usaha, dan omzet baik dengan kemampuan
entrepreneurial marketing, pengembangan usaha, maupun keberlanjutan usaha.
Namun pada variabel usia pelaku usaha, jenis produk, dan umur usaha terdapat
hubungan dengan keberlanjutan usaha. Hal ini terlihat dari nilai asimtot
signifikan