Pemeriksaan sifat fisik Hasil dan Pembahasan

7 Tabel 11. Rata-rata ukuran batu bata di Yogyakrta Lokasi Panjang mm Lebar mm Tinggi mm Spesifikasi A 214,35 104,04 43,73 Tidak masuk B 212,87 106,03 43,34 Tidak masuk C 214,80 106,97 42,17 Tidak masuk D 222,63 111,74 52,80 Tidak masuk E 218,55 106,99 45,12 Tidak masuk F 210,37 103,17 42,90 Tidak masuk G 207,17 103,91 45,05 Tidak masuk H 212,36 105,96 43,75 Tidak masuk I 226,62 109,45 49,44 Masuk M-6a J 233,21 108,73 54,42 Masuk M-6a Sumber : Hasil pengujian c. Kandungan garam Pemeriksaan kandungan garam dengan mengambil sampel pada setiap lokasi secara acak. Hasil rata-rata tidak keluar serbuk-serbuk putih pada batu bata. Penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa batu bata di Yogyakarta tidak mengandung garam yang membahayakan dan masuk pada SNI 15-2094-1991 karena serbuk putih kurang dari 50 .

3. Pemeriksaan sifat mekanis

a. kerapatan semu, penyerapan. berat jenis, kadar air, IRS Pemeriksaan sifat mekanik batu bata meliputi kerapatan semu, penyerapan, berat jenis, kadar air, IRS. Hasil pengujian ini menggunakan 15 sampel. Adapun hasil rata-rata kerapatan semu, penyerapan, berat jenis, kadar air, IRS dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Rata-rata hasil kerapatan semu, penyerapan, berat jenis, kadar air, IRS. Lokasi Kerapatan semu grcm 3 Penye- rapan Berat jenis grcm 3 Kadar air IRS grmnt cm 2 A 1,72 14,79 1,67 1,05 20,75 B 1,68 12,51 1,66 1,05 16,78 C 1,54 17,22 1,54 1,06 19,69 D 1,59 16,29 1,63 1,09 25,29 E 1,55 19,48 1,56 1,06 24,10 F 1,41 26,96 1,50 1,15 28,36 G 1,43 24,06 1,51 1,12 27,86 H 1,57 19,75 1,55 1,10 24,02 I 1,51 19,31 1,55 1,08 26,68 J 1,58 17,58 1,61 1,09 27,30 Rata 1,56 18,80 1,58 1,09 24,08 Sumber : Hasil pengujian Nilai kerapatan semu pada SNI 15-2094- 2000 batu bata pasangan dinding minimal adalah 1,2 gramcm 3 . Gambar 3 dapat dilihat nilai keseluruhan batu bata di Yogyakarta memenuhi standar yang diijinkan. Untuk nilai rata-rata keseluruhan sebesar 1,56 grcm 3 , dan untuk nilai tertinggi pada lokasi A sebesar 1,72 grcm 3 sedangkan nilai terendah pada lokasi F sebesar 1,41 grcm 3 , dapat dilihat pada Tabel 9. Gambar 3. Hubungan kerapatan semu rata-rata dengan kode sampel Nilai penyerapan pada SNI 15-2094-2000 batu bata nilai maksimum adalah 20. Pada Gambar 4 hasil menunjukkan lokasi F dan G melebihi batas maksimum penyerapan air. Tinggi nilai penyerapan dapat ditelusuri dari proses pembuatan dengan campuran dan lama proses pembakaran. Untuk nilai rata-rata keseluruhan sebesar 18,80, dan untuk nilai tertinggi pada lokasi F sebesar 26,96 sedangkan nilai terendah pada lokasi B sebesar 12,51, dapat dilihat pada Tabel 9. Gambar 4. Hubungan penyerapan air rata-rata dengan kode sampel Nilai berat jenis rata-rata batu bata di Yogyakarta sebesar 1,58 grcm 3 dan untuk nilai berat jenis tertinggi pada lokasi A 1,67 grcm 3 sedangkan nilai berat jenis terendah pada lokasi F sebesar 1,50 grcm 3 dapat dilihat pada Gambar 5 dan Tabel 9. 1,72 1,68 1,54 1,59 1,55 1,41 1,43 1,57 1,51 1,58 0,5 1 1,5 2 A B C D E F G H I J K er apa ta n s em u ra ta -r at a gr cm 3 kode sampel 14,78 12,36 16,94 16,12 19,45 26,12 23,85 19,61 18,88 17,34 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 A B C D E F G H I J P en y er apa n a ir r ata -r ata kode sampel 8 Gambar 5. Hubungan berat jenis rata-rata dengan kode sampel Nilai kadar air rata-rata batu bata di Yogyakarta sebesar 1,09 dan untuk nilai kadar air tertinggi pada lokasi F sebesar 1,14 sedangakn nilai terndah kadar air pada lokasi A 1,05 dapat dilihat pada Gambar 5 dan Tabel 9 . Gambar 6. Hubungan kadar air rata-rata dengan kode sampel Nilai Initial Rate of Suction IRS yang di syaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah minimal 30 grmntcm 2 . Gambar 7 di jelelaskan nilai keseluruhan batu bata di Yogyakarta dibawah 30 grmntcm 2 , maka tidak diperlukan perendaman. Semisal melebihi 30 grmntcm 2 maka diperlukan perendaman supaya nilai IRS dibawah 30 grmntcm 2 . Untuk nilai IRS terting- gi pada lokasi F 28,36 grmntcm 2 Gambar 7. Hubungan IRS rata-rata dengan kode sampel Adapun hubungan penyerapaan air dengan pengujain mekanik sebagi berikut. Gambar 8. Hubungan antara penyerapan air dengan kerapatan semu. Gambar 8 dijelaskan bahwa hubungan antara penyerapan dengan kerapatan, semakin besar penyerapan air maka kerapatan semu akan semakin kecil. Disebabkan oleh campuran batu bata serta pembakaran yang kurang sempurna. Gambar 9 Hubungan antara penyerapan air dengan berat jenis. Gambar 9 dijelaskan bahwa hubungan antara penyerapan dengan kerapatan, semakin besar penyerapan air maka berat jenis akan semakin kecil. 1,67 1,66 1,54 1,63 1,56 1,50 1,51 1,55 1,55 1,61 1,40 1,50 1,60 1,70 A B C D E F G H I J B er at jen is r ata -r ata g rcm 3 kode sampel 1,05 1,05 1,06 1,09 1,06 1,14 1,11 1,10 1,08 1,09 1,00 1,02 1,04 1,06 1,08 1,10 1,12 1,14 1,16 A B C D E F G H I J K ad ar a ir r at a- ra ta kode sampel 20,75 16,78 19,69 25,29 24,10 28,36 27,86 24,02 26,68 27,3 0,00 10,00 20,00 30,00 A B C D E F G H I J IR S r at a- ra ta g r mn t cm 2 kode sampel y = -0,021x + 1,9524 R² = 0,8505 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 K er ap at an se mu g r cm 3 Penyerapan air y = -0,0126x + 1,8149 R² = 0,7715 1,45 1,50 1,55 1,60 1,65 1,70 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 Be ra t je n is g rc m 3 Penyerapan air