Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Pln (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

(1)

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL PADA PT. PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA

UTARA AREA MEDAN

OLEH

RAHMAD DARMAWAN 122102131

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, serta kesabaran hati sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini. Dan tak lupa shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.

Pembuatan serta penulisan tugas akhir ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Djatmiko dan Ibunda Titin Sumarni dalam mencurahkan cinta dan kasih, doa dan semangat serta dukungan baik material dan spiritual.

Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan dan petunjuk dari dosen pembimbing dan pihak lain, maka sulit bagi penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, AK selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisni Universitas Sumatera Utara.


(5)

2. Bapak Fahmi Natigor Nasution SE, M.Acc, AK selaku Pembantu Dekan I dan sekaligus sebagai supervisi magang mahasiswa Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak, selaku Dosen pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Kepada semua dosen dan staf pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama menjalani masa perkuliahan.

6. Bapak Pimpinan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan riset serta ibu Aisha Yurika dan ibu Sri dan seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu penulis untuk mendapatkan data-data yang diperlukan.

7. Teristimewa kepada ayahanda tercinta Drs. Djatmiko dan ibunda tercinta Titin Sumarni serta kak Ema, mas Arif, mas Edi dan kak Titin yang telah memberikan semangat dan doanya kepada penulis.

8. Wanita yang selalu ada dan banyak memberikan support untuk menyelesaikan tugas akhir ini Nurrahmadayeni.

9. Teman-teman penulis yang banyak memberikan masukan, motivasi serta semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini, khususnya untuk Akbar, Dion, Fira, Amel, Fiqrom, Ahmad, Suci, Dian dan seluruh teman-teman Diploma III


(6)

Akuntansi Grup C serta abang dan kakak senior, terima kasih dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, karena itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Medan, Juli 2015

Penulis

Rahmad Darmawan 122102131


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian ... 5

D. Rencana Penulisan ... 6

1. Jadwal Penelitian dan Tugas Akhir ... 6


(8)

BAB II: PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA

MEDAN ... 9

A. Sejarah Ringkas Perusahaan... 9

B. Struktur Organisasi ... 16

C. Job Description ... 19

D. Jaringan Usaha... 28

E. Kinerja Usaha Terkini ... 29

F. Rencana Usaha ... 29

BAB III: PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN ... 30

A. Klarifikasi Beban Operasional ... 30

B. Perencanaan Beban Operasional ... 31

C. Perencanaan Beban Operasional Perusahaan ... 35

D. Pengawasan Beban Operasional ... 37

E. Pengawasan Beban Operasional Perusahaan ... 40

F. Variance Beban Operasional ... 41


(9)

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Halaman


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Halaman

II.1 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Halaman

III.1 Surat Riset di PT PLN (Persero) Wilayah


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan memiliki tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan perusahaan bukan hanya untuk memperoleh laba maksimal dengan pengorbanan tertentu untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan namun lebih mengedepankan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin, sehingga dapat mencapai keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik. Perencanaan dan pengawasan tersebut harus disusun secara teliti, penuh pertimbangan, serta disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perusahaan pada saat itu.

Perencanaan dan pengawasan kegiatan yang dilaksanakan suatau perusahaan harus memadai dengan besarnya perusahaan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam perusahaan semacam ini merupakan Kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan yang lainnya. Kegagalan pelaksanaan salah satu kegiatan akan mempunyai akibat terhadap kegiatan yang lain dalam suatu bagian, atau bahkan dengan bagian lain yang ada di perusahaan itu.


(14)

Dari pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum perusahaan melakukan operasinya, pimpinan perusahaan tersebut harus terlebih dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilakukan dan hasil apa dicapai di masa yang akan datang, serta bagaimana melaksanakannya. Sehingga dengan adanya rencana tersebut, maka aktivitas akan dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Perencanaan dianggap sebagai suatu kumpulan keputusan yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan keadaan di masa yang akan dating. Oleh karena itu, perencanaan harus mempunyai kemampuan melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dapat dilaksanakan untuk menghindari kegagalan.

Perencanaan selalu diikuti dengan pengawasan.Pengawasan berarti mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan dengan maksud mengevaluasi prestasi kerja, apakah dapat ditemukan efesiensi atau apakah para manager pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan serta menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana. Pengawasan juga dimaksudkan untuk menilai sampai sejauh mana prinsip efisiensi telah tercapai dalam melaksanakan kegiatan serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Dengan demikian, tujuan pengawasan bukanlah mencari kesalahan, akan tetapi mencegah dan


(15)

memperbaiki kesalahan, sehingga menjamin tercapainya tujuan-tujuan perusahaan.

Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standard atau rencananya, serta melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadinya penyimpangan.Jadi, dengan pengawasan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan apa yang direncanakan.

Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap beban yang mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang akan menggunakan beban tersebut. Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa yang akan datang dengan melihat hasil operasional tahun lalu.

Pengawasan terhadap beban operasional diperlukan agar perencanaan yang telah disusun dan dijalankan oleh tiap-tiap bagian perusahaan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan sesuai dengan yang diharapkan, serta dapat membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan apakah dapat ditemukan efisiensi beban operasional dan kinerja perusahaan.

Perencanaan dan pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan pada PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area


(16)

Medan. Analisa terhadap penyimpangan harus dilakukan, karena tidak ada gunanya mengetahui adanya suatu keadaan yang kurang baik tanpa melakukan tindakan perbaikan terhadap keadaan tersebut. Namun demikian, hal-hal yang telah sesuai dengan anggaran juga harus tetap diwaspadai terhadap adanya kemungkinan kesesuaian yang disengaja untuk menutupi kesalahan yang sebenarnya terjadi.

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan menggunakan anggaran dimana pada awal periode ditentukan jenis anggaran beban operasional untuk setiap jenis beban yang kemudian didistribusikan untuk setiap jenis bagian yang fungsional. Dalam hal ini, PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya.Kadang kala terjadi selisih atau salah pencatatan-catatan transaksi yang menyebabkan terjadinya penyimpangan beban operasional.

Bertitik tolak dari uraian diatas nyatalah terlihat betapa pentingnya perencanaan dan pengawasan dalam suatu perusahaan.Hal ini mendorong penulis tertarik untuk memilih topik tugas akhir dengan judul :

“PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL PADA PT. PLN ( Persero ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN”.


(17)

B. Perumusan Masalah

Sebelum diadakan analisa terhadap data-data yang diperoleh melalui perosedur-prosedur ilmiah agar menghasilkan pembahasan yang lebih fokus, terarah, dan sistematis sesuai dengan judul tugas akhir ini, maka terlebih dahulu akan dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, yaitu : “Apakah penyusunan perencanaan dan pengawasan beban operasional yang dilakukan PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan berjalan dengan baik dan efisien ?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Berdasarkan dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

a) Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai perencanaan dan pengawasan beban operasional yang diterapkan pada perusahaan. b) Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan beban

operasional yang dilakukan dapat meningkatkan efisiensi perusahaan. c) Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan beban

operasional telah dilakukan dengan efektif pada perusahaan.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat uang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


(18)

a) Bagi penulis dapat menambah pengetahuan tentang perusahaan dan aktivitasnya secara kongkret.

b) Bagi perusahaan dapat digunakan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk perencanaan serta pengawasan terhadap beban operasional perusahaan pada masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan guna mendukung kemajuan perusahaan.

c) Bagi pembaca dapat berguna sebagai bahan pembanding dan informasi bagi pihak lain yang berkepentingan dalam melakukan penelitian pada masa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Penelitian dan Tugas Akhir

Pelaksanaan dilakukan di PT. PLN (persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan. Berikut ini akan diuraikan :

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Tugas Akhir

NO KEGIATAN APRIL 2015 MEI 2015

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mengurus SKS bersih.

2 Mengajukan surat

permohonan judul. 3 Mengurus surat riset

4 Mengantar surat izin risat ke perusahaan

5 Mengambil surat balasan riset dari perusahaan


(19)

NO KEGIATAN APRIL 2015 MEI 2015

1 2 3 4 1 2 3 4

6

Meminta data ke perusahaan mengenai sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi, dan uraian tugas.

7

Melakukan wawancara kepada staff perusahaan mengenai perencanaan dan pengawasan beban operasional perusahaan.

2. Rencana Isi

Pembahasan dalam tugas akhir ini menyangkut bagaimana perencanaan dan pengawasan terhadap beban operasional yang terjadi pada perusahaan yang diteliti. Guna mengarahkan pada tujuan penulisan tugas akhir ini, maka penulis memaparkan sistematika pembahasan yang terbagi menjadi

empat bab, dimana masing-masing bab terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar dari penulisan yang mencakup apa yang menjadi alasan pemilihan judul, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian, dan rencana penulisan.

BAB II : PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN


(20)

Pada bab ini penulis memaparkan tentang gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah ringkas, struktur organisasi perusahaan, job description, jaringan usaha, kinerja usaha terkini, dan rencana usaha.

BAB III : PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL PADA PT. PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dari penelitian berupa klasifikasi beban operasional, perencanaan beban operasional, perencanaan bebab operasional perusahaan, pengawasn beban operasional, pengawasan beban operasional perusahaan, variance beban operasional, dan beban variance beban operasional. Berdasarkan teori yang ada serta

mengevaluasi hasil analisa yang diuraikan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian yang didapat dengan menganalisa data yang tersedia serta memberikan saran yang dianggap penting untuk perbaikan dimasa yang akan datang bagi perusahaan.


(21)

BAB II

PT PLN ( Persero ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di negara kita dikelola oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah NV OGEM (Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy ) yang berpusat di negara Belanda, sedangkan di Indonesia berpusat di Jakarta. Sejarah kelistrikan di Indonesia dimulai pada tahun 1893 di daerah Batavia atau Jakarta sekarang.

Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan listrik no 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM, yaitu salah satu perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di tanjung Pura dan pangkalan brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga, Berastagi, dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram 1937. Pada masa penjajahan Jepang, perusahaan listrik berada ditangan Jepang dengan mendatangkan tenaga ahli dari Jepang, tetapi Jepang hanya mengambil alih pengelolaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera, dan Perusahaan Listrik Jawa


(22)

yang disesuaikan dengan struktur organisasi pemerintahan Jepang pada saat itu.

Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 dikumandangkan maka kesatuan aksi karyawan listrik di seluruh penjuru tanah air mengambil alih Perusahaan Listrik swasta Belanda dari tangan tentara Jepang. Pengambil alihan itu selesai bulan oktober 1945 dan diserahkan pada pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Mengenang peristiwa ambil alih itu maka tanggal 27 oktober ditetapkan sebagai hari listrik nasional. Sejak tahun 1955 di Medan berdiri perusahaan listrik distribusi cabang Sumatera Utara yang mula-mula dikepalai oleh R. Sukarno (merangkap Kepala di Aceh).

Kantornya berlokasi di jalan Batu Gingging (sekarang menjadi gudang PLN), setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri No. 16/120 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan di rubah, Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau menjadi PLN Eksploitasi II dipimpin oleh Ir Dudung Yachyasumitra. Pada tahun 1965 BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan daerah pembagian kerja PLN menjadi 15 kesatuan daerah eksploitasi Sumatera Utara yang juga disebut daerah eksploitasi I yang dipimpin oleh Ir Dudung Yachyasumitra, Aceh menjadi eksploitasi XIII, Sumatera Barat dan Riau menjadi eksploitasi XIV. Pada tanggal 12 April 1969 dengan SK Menteri PU & T No. 57/Kpts/1969 dan No 193/Kpts/69 serta SK Dirjen GATRIK No 12/K/69 jabatan pemimpin Eksploitasi I diserah terimakan dari Ir Dudung Yachyasumitra kepada Ir


(23)

Darmono dan PLN waktu itu dibagi menjadi 14 Eksploitasi dan 4 PLN Pembangunan.

Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak dan wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh Indonesia, kemudian disusul dengan keputusan menteri PUTL No. 01/PRT/73 untuk menetapkan perubahan PLN dari Perusahaan Umum Listrik Negara sebagai satu-satunya Perusahaan Negara yang dibentuk Pemerintah untuk membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh Indonesia. Dalam SK Menteri tersebut ditetapkan pula pembagian kerja PLN menjadi 14 Eksploitasi, 4 daerah distribusi dan 3 daerah pembangkitan dan sejak itu PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diganti menjadi PLN Eksploitasi Sumatera Utara. Menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi PROLIS yang diasuh oleh Direksi, sementara Organisasi Direksi PLN pun mengalami perubahan pula. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatrera Utara, PLN Pembangunan VIII kemudian menjadi PLN Pembangunan I dan berubah menjadi Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, kemudian terjadi perubahan nama menjadi PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau (PIKITRING SUAR) sesuai dengan surat keputusan No. 032/K/DIR/2006 tanggal 14 Februari 2006.


(24)

1. Visi, Misi, Motto, Nilai-nilai Perusahaan dan Makna Logo

1. Visi

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh

kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2. Misi

PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN memiliki beberapa misi yaitu :

a) Menjalankan bisnis kelistirikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang perusahaan.

b) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

c) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

d) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. e) Membantu usaha-usaha melalui pelayanan listrik.

f) Memberikan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan pada pelanggan atau masyarakat.

g) Memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam pendistribusian tenaga listrik.


(25)

3. Motto

PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN memiliki motto “Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”. Dengan motto tersebut PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN berharap akan mencapai kesuksesan

dalam pelayanan dan pembangunan ketenagalistrikan.

4. Nilai - Nilai Perusahaan

Nilai - nilai pada PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN adalah sebagai berikut:

a. Peka terhadap kebutuhan pelanggan, senantiasa berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.

b. Menjunjung harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.

c. Integritas, menjunjung tinggi nilai kejujuran, dan objektifitas dalam pengelolaan bisnis.

d. Kualitas produk, meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus menerus dan, terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.


(26)

e. Peluang untuk maju, memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.

f. Inovatif, bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta meghargai ide dan karya inovatif.

g. Mengutamakan kepentingan perusahaan untuk mencegah terjadinya

benturan kepentingan.

h. Menjamin setup keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan perusahaan.

i. Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya

meningkatkan nilai investasi pemegang saham.

j. Saling percaya, integritas dan peduli terhadap masyarakat.

5. Makna Logo PLN

Logo PLN

PT. PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN mempunyai logo sebagai identitas. Yang terdiri dari:


(27)

Merupakan bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

Bidang Persegi Panjang Vertikal

2. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.


(28)

Petir atau Kilat

3. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

Tiga Gelombang

Logo tersebut menandakan bahwa perusahaan ini bergerak dalam bidang penjualan dan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan

terhadap pelanggan.


(29)

Setiap Perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur organisasi sangat penting didalam perusahaan karena berfungsi sebagai landasan bagi seluruh fungsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas,wewenang dan tanggung jawab dari setiap fungsi.

PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN menganut struktur organisasi garis lurus staf (line staff organization) yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut karena :

a) Pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan

b) General manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada kepala bagian untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah ditentukan berdasarkan spesialisasi tugas.

Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada bawahannya dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang kerjanya.

PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN dipimpin oleh seorang Manajer Area yang membawahi beberapa Asisten Manajer bagian yang terdiri dari :

1. Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi 2. Asisten Manajer Jaringan

3. Asisten Manajer Teransaksi dan Energi Listrik

Struktur organisasi PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN dapat dilihat pada gambar II.1 berikut ini


(30)

MANAJER AREA MEDAN

ASISTEN MANAJER JARINGAN ASISTEN MANAJER TRANSAKSI ENERGI LISTRIK ASISTEN MANAJER PELAYANAN DAN ADMINISTRASI SUPERVISOR OPERASI SUPERVISOR PEMELIHARAAN SUPERVISOR PDKB SUPERVISOR PEMELIHARAAN METER TRANSAKSI SUPERVISOR PENGENDALIAN SUSUT SUPERVISOR TRANSAKSI ENERGI LISTRIK SUPERVISOR ADMINISTRASI UMUM SUPERVISOR PELAYANAN PELANGGAN SUPERVISOR PELAKSANA PENGADAAN MANAJER RAYON


(31)

Gambar II.1

Struktur Organisasi PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

Sumber : PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

C. Job Description

Adapun uraian tugas dari PT PLN ( Persero ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN adalah:

1. Manajer Area

Rincian tugas pokokManajer Area PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah :

a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkit (skala kecil) secara efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan.

b. Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggara Perusahaan (RKAP) Area Medan.

c. Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Area Medan, dilaksanakan sesuai penetapan direksi.

d. Menetapkan kebijakan strategis terkait pengelolaan pengusahaan pembangkit, pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik Area Medan.


(32)

e. Menjamin pengelolaan kegiatan pengusahaan pembangkit, pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang yang baik dalam upaya peningkatan pelayanan pelanggan.

f. Mengelola sistem manajemen kinerja unit dan manajemen mutu termasuk menetapkan target kinerja unit-unit dibawah koordinasi, memonitoring dan mengendalikan pelaksanaannya.

g. Memastikan pelaksanaan kebijakan pokok pengembangan mekanisme niaga dan operasi yang telah di tetapkan direksi.

h. Menetapkan kebijakan strategis penyusunan dan pemantauan manajemen resiko Area Medan

i. Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota organisasi j. Menetapkan laporan Manajemen Area Medan

2. Asisten Manajer (Asman) Jaringan

Rincian tugas Asisten Manajer (Asmen) Jaringan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah :

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) untuk kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.

c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi sesuai SOP.

d. Melakukan analisis dan evaluasi kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi termasuk PDKB.


(33)

e. Melakukan monitoring dan evaluasi jinerja produksi distribusi dan pelayanan teknik.

f. Mengkoordinasikan penyusunan dan pengendalian pelaksanaan SOP untuk setiap jenis pekerjaan distribusi guna tercapainya zero accident.

3. Sub. Bagian Supervisor Operasi Distribusi

Rincian tugas pokok Sub. Bagian Supervisor Operasi DistribusiPT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah:

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) Operasi.

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi sesuai SOP.

c. Melaksanakan pemuktahiran data asset distribusi secara berkala. d. Melakukan pengendalian pengoprasian jaringan distribusi.

e. Mengendalikan dan memonitoring pelaksanaan operasional pelayanan teknik.

f. Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instasi terkait dalam rangka operasi jaringan distribusi.

g. Mengevaluasi kinerja operasi.

4. Sub. Bagian Supervisor Pemeliharaan Distribusi

Rincian tugas Sub. Bagian Supervisor Pemeliharaan Distribusi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah:


(34)

b. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.

c. Merencanakan kebutuhan material operasi dan pemeliharaan untuk meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk PRK.

d. Melaksanakan koordinasi dengan Rayon dan bagian terkait dalam pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi.

e. Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

5. Sub Bagian Supervisor PDKB

Rincian tugas pokok Sub Bagian Supervisor PDKBPT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah:

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB. b. Mengendalikan peleksanaan pekerjaan PDKB sesuai dengan SOP.

c. Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP2B) dan Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP3B) kepada Kepala Operasi.

d. Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan peremajaan peralatan PDKB.

e. Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat/ brevet personil PDKB.

f. Mengusulkan revisi SOP untuk mengajukan SOP baru ke komisi PDKB. g. Melaporkan penyelesain pekerjaan kepada Kepala Operasi.


(35)

6. Asisten Manajer (Asman) Transaksi dan Energi Listrik

Rincian tugas pokok Asisten Manajer (Asmen) Transaksi dan Energi Listrik PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah: a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pelaksanaan manajeman billing. b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan

Terpusat) terkait dengan proses billing.

c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP. d. Memonitoring dan mengendalikan realisasi pengumuman anggaran

SKKI/SKKO.

e. Mengkoordinasikan kegiatan operasional dibagian transaksi energi. f. Mengevaluasi dan mngendalikan susut, PJU, P2TL, AMR, pemeliharaan

APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur transaksi. g. Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.

h. Melaksanakan sttlemen antar unit pelaksana dan P3B dalam pengelolaan transfer price energi.

i. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan AMR. j. Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil

penerapan metrologi secara berkala.

k. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP. l. Mengkoordinasi kegiatan Wiring dan Setting APP.

7. Sub Bagian Supervisor Pemeliharaan Meter ( Har Meter )

Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk akurasi pengukuran pemakaian energi listrik.


(36)

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor Program Pemeliharaan Meter Transaksi yang disebabkan oleh meter rusak, buram, macet, dan tua.

b. Memonitor pelaksanaan dan pemeliharaan AMR.

c. Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan. d. Memonitor pelaksanaan hasil peneraan metrologi secara berkala.

e. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan pemeliharaan meter transaksi.

f. Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP serta meter elektronik (ME) dan sistem AMR yang dkerjakan pihak ketiga.

g. Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas, dan kelengkapannya untuk material baru atau bekas andal.

h. Memastikan hal samplng peneraan APP baru hasil metrologi dan rekondisi pihak ketiga.

i. Memonitor manajemen soal segel APP.

8. Sub Bagian Supervisor Pengendalian Susut ( Dalsut )

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan, menertibkan PJU / reklame liar dan pelaksanaan P2TL.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan berkoordinasi dengan bagian atau rayon terkait.


(37)

b. Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area dan Rayon secara berkala.

c. Melakukan updating data PJU secara berkala.

d. Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL yang telah dilakukan dengan bagian dan Rayon terkait.

e. Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA.

f. Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara rutin. g. Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.

h. Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan Instansi berwenang untuk pelaksanaan P2TL.

i. Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV ) atas hasil pelaksanaan P2TL.

9. Bagian Supervisor Transaksi dan Energi

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan APP.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang. b. Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.

c. Berkoordinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP. d. Memvalidasi data kelainan APP.

e. Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala. f. Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar

secara berkala.


(38)

Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber manusia, kesektariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan perusahaan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengelola peningkatan Integritas Layanan Publik (ILP)

b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan tenaga kerja.

c. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi umum, SDM, dan pelanggan.

d. Memonitor data pelanggan.

e. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi pembayaran.

f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan. g. Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi,

dan Cash Budget.

h. Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan Pihak Ketiga. i. Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat.

j. Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas, fasilitas kantor dan pemeliharaan gedung.

k. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin karyawan.

l. Mengevaluasi fasilitas/ sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/APK, tunjangan kecelakaan kerja dan permohonan SPPD.


(39)

m. Memonitor realisasi anggaran.

11. Sub Bagian Supervisor Administrasi Umum

Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan kesektariatan, proses akuntansi dan keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengelolaan tenaga kerja. b. Melaksanakan pengelolaan K3

c. Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja.

d. Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran. e. Melaksanakan pengelolaan fungsi akuntansi dan keuangan.

f. Melaksanakan fungsi kehumasan.

g. Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan, bank, hutang-piutang, persekot dinas dan PUMP-KPR/BPRP

h. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian pelayanan dan administrasi

i. Menyiapkan rincian biaya di rayon untuk rencana alokasi dan dana operasional.


(40)

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, dan pengelolaan pelanggan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan dan mensupervisi fungsi pelayanan pelanggan sesuai proses bisnis.

b. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial ( TM/TT)

c. Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodik dan menindaklanjuti pencapaian TMP.

d. Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan Menyusun Data Potensi Pasar ( Captive Power )

e. Mengolah peta segmentasi pelanggan.

f. Melaksanakan supervisi untuk penyempurnaan layanan PB/ PD di rayon. g. Memastikan proses PB/PD dan SPJBTL Potensial sesuai

kewenangannya.

h. Memonitor penertiban SIP/SPJBTL.

i. Memonitor Mutasi Data Induk Langganan dan memelihara Arsip Induk Langganan.

j. Memonitor laporan penagihan lain – lain ( multi guna, P2TL, BP ) k. Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan.

l. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung, piutang ragu–ragu dan usaha penghapusan piutang.


(41)

D. Jaringan Usaha

Jaringan Usaha PT PLN (Persero) PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah untuk mengatur beban sumatera utara dan untuk bertugas menyalurkan tenaga listrik dalam jumlah besar dari pusat pembangkit listrik ke pusat beban melalui jaringan transmisi bertegangan tinggi dan

pengoperasian sistem tenaga listrik. E. Rencana Kegiatan Terkini

Pada tahun 2015 ini PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan memiliki beberapa buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan.

Adapun proyek-proyek tersebut antara lain: a. Pembangunan infrastruktur

b. Pembangunan Transmisi Induk

c. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas d. Proyek Listrik 3.5000 MW

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan pada tahun 2015 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjalin kerja sama dengan instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada konsumen dan menyelesaikan semua proyek yang sedang berjalan.


(42)

BAB III

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL PADA PT. PLN ( PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

A. Klasifikasi Beban Operasional

Beban operasional yang terjadi dalam kegiatan operasi pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan terbagi atas :

1. Beban Operasional

Beban operasional pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan terdiri dari :

a. Beban Pemeliharaan, berupa : 1. Beban Pemakaian Material 2. Beban Jasa Borongan b. Beban Kepegawaian, berupa :

1. Beban Pegawai

2. Beban Pegawai Lainnya 3. Beban Cuti dan Lainnya c. Beban Penyusutan Aktiva Tetap d. Beban Administrasi

e. Beban Lain-lain

2. Beban Di Luar Operasional


(43)

a. Beban Tunjangan Kesehatan Pensiun b. Beban Lain-lain

B. Perencanaan Beban Operasional

Setiap perusahaan yang ingin bertahan, tumbuh ataupun yang menginginkan perusahaannya bekerja dengan lancer, memerlukan perencanaan yang matang. Perencanaan merupakan langkah awal perusahaan yang akan menentukan tujuan perusahaan, berupa target atau hasil yang terukur dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan. Fungsi manajemen yang pokok adalah perencanaan, pengorganisasian dan fungsi pengawasan. Dalam menjalankan operasinya PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan menyusun perencanaan dengan matang agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan dan hasil-hasil yang ingin dicapai direalisasikan.

“ Perencanaan sebagai tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu mendatang dalam mencapai tujuan yang di inginkan ” (Narafin, 2000 : 3) . “ Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan. Perencanaan ini dapat disusun jangka pendek, jangka panjang, dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan perusahaan ” ( Supriyono, 2002 : 7).

“ Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang ada. Perencanaan ini dapat disusun


(44)

untuk jangka pendek dan jangka panjang dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan ” (Maltz dan Milton, 2003 : 37) .

Dengan disusunnya perencanaan, maka manfaat yang akan diperoleh perusahaan adalah :

1. Perencanaan dapat menetapkan kegiatan di masa yang akan datang dengan membandingkannya dengan masa yang lalu.

2. Perencanaan dapat mengendalikan organisasi setiap waktu.

3. Perencanaan dapat mengatasi problem yang dihadapi dengan sebaik-baiknya.

4. Perencanaan dapat memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi yang lebih jauh lagi.

5. Perencanaan dapat membantu penempatan tanggung jawab lebih lanjut.

Biaya merupakan salah satu elemen yang paling pentinag dalam aktivitas ekonomi dari suatu perusahaan. Untuk menghasilkan jasa, PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Area Medan terlebih dahulu melakukan pengorbanan yaitu beban operasional.

Untuk suatu produk, biaya menunjukkan ukuran moneter sumber daya yang digunakan, sperti bahan, tenaga kerja, overhead. Untuk suatu jasa, biaya merupakan pengorbanan moneter yang dilakukan untuk menyediakan jasa.

“ Biaya adalah penurunan manfaat ekonomis masa depan atau jasa potensial selama periode pelaporan dalam bentuk arus kas keluar atau


(45)

konsumsi aktiva atau terjadinya kewajiban yang ditimbulkan, sebagai akibat pengurangan aktiva / ekuitas netto selain dari yang berhubungan dengan distribusi ke entitas ekonomi sendiri ” (Bastian, 2006 : 87).

Maka dari uraina di atas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan yang dilakukan perusahaan dan diukur dengan moneter untuk menghasilkan barang dan jasa. Biaya yang dikeluarakan dalam setiap periode anggaran diharapkan dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar. Sehingga perusahaan mendapatkan laba dari pengorbanan biaya yang dikeluarkan.

Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya bergantung pda pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktivitas bisnis. Biaya digunakan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan dengan maksud mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan biaya ini sangat bermanfaat bagi manajemen supaya dapat menentukan kegiatan apa saja yang menguntungkan yang dilakukan oleh perusahaan.

Perencanaan beban operasional sangat penting dalam suatu perusahaan sebab beban operasional merupakan salah satu elemen yang penting dalam pembentukan laba perusahaan. Selain itu, perencanaan beban operasional merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan yang menunjukkan rencana perusahaan untuk masa yang akan datang yang harus dicapainya.


(46)

Dalam merencanakan beban operasional perlu memperhatikan faktor-faktor berikut ini :

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan. b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing. e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan yang akan memberikan manajemen proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil-hasil dari rencana yang dilaksanakan. Seluruh beban operasional yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan operasional dihadapkan dengan anggaran untuk mengetahui penyimpangan biaya yang telah terjadi dan harus dianalisa sebab akibatnya dan diambil tindakan perbaikan dengan tujuan untuk meminimalisir beban-beban yang dapat merugikan perusahaan.

Pada dasarnya anggaran disusun melalui analisa yang cermat dan teliti berdasarkan data periode tahun yang lalu, sehingga mencerminkan tindakan terperinci untuk digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan perusahaan di masa mendatang dan juga sebagai dasar untuk melakukan penilaian.

Untuk menyusun suatu anggaran sebagai suatu alat perencanaan, maka anggaran tersebut harus realistis, fleksibel, dan kontinu. Realistis


(47)

berarti tidak terlalu optimis maupun pesimis berdasarkan kenyataan yang ada. Fleksibel memiliki peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah. Sedangkan kontinu dapat berarti dilaksanakan secara terus-menerus dan bukan kegiatan yang insidental.

Dalam menyusun anggaran, perusahaan harus yakin akan kemampuannya mengendalikan berbagai relevan variabel untuk mencapai tujuan, mampu melaksanakan sistem manajemen ilmiah, mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat memberikan motivasi kepada anggaran serta mendorong adanya sikap partisipasi.

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penetapan atau pelaksanaan beban operasional adalah pimpinan tertinggi suatu perusahaan itu sendiri. Namun dalam hal ini penyusunan anggaran tidak dilakukan sendiri, pimpinan dapat mendelegasikannya kepada bawahan yang berkompeten. Tetapi pada dasarnya pimpinan tetap harus mengawasi dan membimbing bawahannya dalam menetapkan beban operasional

tersebut.

C. Perencanaan Beban Operasional Perusahaan

Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap beban yang mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang akan menggunakan beban tersebut.


(48)

Penyusunan perencanaan ini dipimpin oleh Manajer dan Tim RKA ( Rencana Kerja Anggaran ). Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa yang akan datang dengan melihat hasil operasional tahun lalu.

Kemudian rencana tersebut dilanjutkan dengan pembuatan anggaran beban operasi untuk suatu periode akuntansi yang dilaksanakan oleh bagian keuangan dan pembukuan untuk kemudian disahkan oleh Manajer. Selanjutnya, rencana tersebut diajukan ke PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara untuk dapat disetujui oleh Kepala Wilayah dalam hal ini General Manager. Beban yang telah disetujui tersebut merupakan besarnya beban yang dialokasikan perusahaan sebagai pedoman kinerja perusahaan.

Dalam merencanakan beban operasional PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan telah memperhatikan faktor-faktor berikut ini :

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan. b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing. e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis terhadap data yang telah diinformasikan oleh manajemen perusahaan berkaitan dengan


(49)

perencanaan beban operasional, penulis beranggapan perusahaan telah melakukan perencanaan beban operasional dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada laporan laba-rugi perusahaan dimana PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan telah menetapkan perencanaannya melalui beban operasional guna mencapai sasaran yang diinginkan. Penyusunan perencanaan tersebut dilakukan dengan cermat dan teliti agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan dan hasil-hasil yang akan dicapai dapat direalisasikan.

Perusahaan telah merencanakan dan menyusun anggaran berdasarkan biaya yang telah terjadi sebelumnya, kemudian ditambah dengan penyesuaian

dan proyeksi yang telah dibuat oleh manajemen perusahaan.

D. Pengawasan Beban Operasional

Pengawasan merupakan kegiatan penilaian dan perbaikan mengenai sejauh mana pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Cara yang dilakukan yaitu dengan membandingkan segala sesuatu yang telah dijlankan dengan standart / rencananya, serta melakukan perbaikan jika terjadi penyimpangan. Pengawasan juga merupakan fungsi yang tak kalah penting dalam fungsi lainnya. Melalui pengawasan, perusahaan dapat menghindari kemungkinan kegagalan yang terjadi dan mendorong keberhasilan terhadap kinerja perusahaan serta membandingkannya dengan standard kerja.


(50)

Fungsi pengawasan mempunyai hubungan yang erat dengan perencanaan, karena suatu perencanaan yang telah ditetapkan dapat dinilai setelah dilakukannya pengawasan sehingga baik tindakan pelaksanaan dari perencanaan yang ditetapkan dapat diukur dengan fungsi pengawasan tersebut. Pentingnya pengawasan berasal dari ketidakmampuan pada tugas – tugas yang dilakukan. Sehingga sesuatu yang direncanakan tidak akan berjalan dengan baik tanpa diawasi. Pengawasan merupakan pemeriksa dan pengevaluasi pekerjaan yang dilakukan apakah telah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnnya.

Dalam mengadakan pengawasan harus diadakan tindakan komparatif (perbandingan) antara hasil yang sesungguhnya dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanan, untuk menilai prestasi kerja, performance masa lalu dan menetapkan tanggung jawab adanya penyimpangan yang terjadi, kemudian diambil suatu tindakan perbaikan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Pada PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN, anggaran dapat diandalkan untuk tujuan pengawasan karena hasil dari penyusunan anggaran telah ditetapkan target, tujuan, sasaran, hasil, manfaat, dan dampak dari seluruh program dan kegiatan, yang telah disusun. Penyusunan anggaran yang mengarah pada hasil dapat diandalkan sebagai unsur-unsur atau teknik pengawasan biaya operasional. Dalam proses perealisasian anggaran dilakukan juga pengendalian terhadap dana anggaran biaya operasional.


(51)

“ Pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan menilai apakah pelaksanaan tugas sesuai dengan yang sebenarnya. Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua yang terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan dan prinsip yang dianut juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadian di kemudian hari. Dalam hal ini tindakan pengawasan dijalankan agar setiap kegiatan berjalan sesuai rencana untuk mencapai hasil atau sasaran yang ditetapkan ” ( Syafri, 2001 : 10 ).

“ Pengawasan adalah usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja secara terus-menerus diawasi dan jika manajemen ingin tetap berada dalam batas-batas keteraturan yang telah digariskan, hasil nyata dari setiap kegiatan debandingkan dengan rencana dan bila terdapat perbedaan besar akan diambil tindakan perbaikan ” (Maltz dan Usry, 2003 : 5).

Dari defenisi tersebut, pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses penetapan pekerjaan, menilai dan mengoreksi dengan maksud agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.

Pengawasan beban operasional diperlukan untuk membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan apakah dapat ditemukan efisiensi beban operasional dan kinerja perusahaan.


(52)

Pengawasan terhadap beban operasional tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya perencanaan yang telah digariskan terlebih dahulu. Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap beban operasional perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

E. Pengawasan Beban Operasional Perusahaan

Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap beban operasional PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan telah memperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis berkaitan dengan pengawasan beban operasional tersebut, penulis beranggapan bahwa perusahaan telah melaksanakan pengawasan dengan cukup baik. Hal ini dilihat dari laporan laba-rugi perusahaan pada akhir periode dimana dapat dilihat keefisienan dari program yang ada, kerena hal tersebut juga dijadikan dasar bagi penyusunan beban operasional untuk periode yang akan datang.


(53)

Selain itu, pengawasan beban operasional PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan diawasi oleh General Manajer dan Bagian Keuangan dan tidak ada suatu sistem pengawasan khusus yang digunakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dalam pengawasannya. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan menggunakan anggaran dimana pada awal periode ditentukan jenis anggaran beban operasional untuk setiap jenis beban yang kemudian didistribusikan untuk setiap jenis bagian yang fungsional. Dalam hal ini, PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan

dan catatan-catatan finansial lainnya.

F. Variance Beban Operasional

Selisih (variance) merupakan suatu sinyal. Variance yang besar, baik menguntungkan maupun tidak menguntungkan, sebaiknya diinvestigasi dan dianalisis. Suatu variance dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan akan terulang kembali, atau oleh masalah sistematis yang dapat diperbaiki.

Analisa variance melibatkan penggunaan hubungan antara dua variabel yang masing-masing terdiri dari rangkaian data untuk memantau sebab-sebab terjadinya selisih. Analisa variance digunakan secara luas dalam laporan keuangan dan sering diaplikasikan apabila terdapat perbedaan antara realisasi


(54)

tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu, serta selisih antara realisasi dengan anggaran, dimana anggaran diperlakukan sebagai dasar perbandingan.

Variance beban operasional dapat diartikan sebagai selisih yang diperoleh dari perbandingan antara perencanaan anggaran dengan realisasi beban operasional yang terjadi. Perbedaan tersebut dapat terjadi dalam dua kemungkinan yaitu :

a. Selisih yang menguntungkan (Favorable Variance)

Selisih yang menguntungkan terjadi apabila perencanaan beban lebih besar dibandingkan dengan realisasinya.

b. Selisih yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance)

Selisih yang tidak menguntungkan terjadi apabila realisasi beban lebih besar dibandingkan dengan perencanaannya.

Kemudian selisih beban yang terjadi akan dianalisa sehingga dapat diketahui hal-hal yang menyebabkan selisih tersebut terjadi dan diputuskan

tindakan koreksi yang harus diambil.

G. Variance Beban Operasional Perusahaan

Selisih-selisih beban operasional yang dianggarkan dengan yang terealisasi yang terjadi pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah sebagai berikut :


(55)

Rp. 40.190.500.000,- realisasinya sebesar Rp. 40.187.291.758,- dengan selisih sebesar Rp. 3.208.242,-.

Sedangkan Beban Pemeliharaan pada tahun 2012 dianggarkan sebesar Rp. 39.150.000.000 realisasinya sebesar Rp. 39.143.804.812,- dengan

selisih sebesar Rp. 6.195.188,-.

b. Beban Pegawai pada tahun 2011 dianggarkan sebesar Rp. 48.980.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 48.985.963.721,- dengan selisih sebesar Rp. 5.963.721,-.

Sedangkan Beban Pegawai pada tahun 2012 dianggarkan sebesar Rp. 33.000.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 33.003.944.358,- dengan

selisih sebesar Rp. 3.944.358,-.

c. Beban ADM Umum dan Niaga pada tahun 2011 dianggarkan sebesar Rp. 27.595.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 27.592.066.923,- dengan

selisih sebesar Rp. 2.933.077,-.

Sedangkan Beban ADM Umum dan Niaga pada tahun 2012 dianggarkan sebesar Rp. 22.040.191.914,- realisasinya sebesar Rp. 22.036.191.914,- dengan selisih sebesar Rp. 4.000.000,-.

Dari perbandingan antara anggaran dengan realisasi di atas, dapat dilihat bahwa dari beban pemeliharaan pada tahun 2012 dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 6.195.188,- Dari beban pegawai pada tahun 2012 dapat diperoleh kerugian sebesar Rp. 3.944.358,- Sedangkan dari beban


(56)

administrasi umum dan niaga pada tahun 2012 dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 4.000.000,-.

Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis berkaitan dengan pengawasan beban operasional terhadap pelaksanaan kegiatan pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, penulis beranggapan bahwa secara umum PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan mengalami realisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan perencanaan anggarannya. Realisasi yang lebih kecil tersebut mengakibatkan adanya selisih yang menguntungkan (favorable variance). Hal ini dapat menunjukkan bahwa perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dapat dikatakan telah berjalan dengan efektif dan efisien.


(57)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, baik yang bersifat teoritis maupun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, maka dapat diambil kesimpulan antara lain :

1. Perencanaan beban operasional pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan yang dilakukan melalui perumusan kegiatan berupa perencanaan dan pengawasan beban operasional telah dilaksanakan dengan baik yang dalam penyusunannya melibatkan Manajer dan Tim RKA ( Rencana Kerja Anggaran ), dimana anggaran tersebut disusun untuk satu periode akuntansi.

2. Dalam pengawasan beban operasional PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya telah dilaksanakan dengan cukup baik. 3. Variance yang terjadi antara realisasi dengan anggaran kemungkinan

disebabkan karena kurangnya perencanaan yang matang oleh manajemen untuk menghadapi perubahan beban operasional yang terjadi di lapangan atau terdapatnya pengawasan beban operasional perusahaan yang kurang memadai terhadap biaya yang ada.


(58)

B. Saran

Dalam hal ini, penulis akan mencoba untuk memberikan sedikit saran yang mungkin akan bermanfaat bagi kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Adapun saran yang penulis kemukakan antara lain :

1. PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan sebaiknya menggunakan analisa yang lebih luas lagi dalam merencanakan anggaran beban operasional dengan memperhatikan factor ekstern dan intern perusahaan.

2. Dalam merencanakan beban operasional sebaiknya menggunakan data yang tepat dan akurat, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang dirasa merugikan dapat diminimalisi rdengan segera.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2006 . Sistem Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2, Cetakan Pertama, Penerbit Salemba, Jakarta.

Carter, William K dan Milton F. Usry. 2004 . Akuntansi Biaya. Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Maltz, Adolf dan Milton F. Usry. 2003 . Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Narafin, M. 2000. Penganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Supriyono, R.A. 2002. Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 2, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Syafri, M. Sofyan. 2001. Budgeting : Penganggaran Perencanaan Lengkap, Cetakan Pertama, PT. Pustaka Quantum, Jakarta.


(60)

(1)

Rp. 40.190.500.000,- realisasinya sebesar Rp. 40.187.291.758,- dengan selisih sebesar Rp. 3.208.242,-.

Sedangkan Beban Pemeliharaan pada tahun 2012 dianggarkan sebesar Rp. 39.150.000.000 realisasinya sebesar Rp. 39.143.804.812,- dengan

selisih sebesar Rp. 6.195.188,-.

b. Beban Pegawai pada tahun 2011 dianggarkan sebesar Rp. 48.980.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 48.985.963.721,- dengan selisih sebesar Rp. 5.963.721,-.

Sedangkan Beban Pegawai pada tahun 2012 dianggarkan sebesar Rp. 33.000.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 33.003.944.358,- dengan

selisih sebesar Rp. 3.944.358,-.

c. Beban ADM Umum dan Niaga pada tahun 2011 dianggarkan sebesar Rp. 27.595.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 27.592.066.923,- dengan

selisih sebesar Rp. 2.933.077,-.

Sedangkan Beban ADM Umum dan Niaga pada tahun 2012 dianggarkan sebesar Rp. 22.040.191.914,- realisasinya sebesar Rp. 22.036.191.914,- dengan selisih sebesar Rp. 4.000.000,-.

Dari perbandingan antara anggaran dengan realisasi di atas, dapat dilihat bahwa dari beban pemeliharaan pada tahun 2012 dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 6.195.188,- Dari beban pegawai pada tahun 2012 dapat diperoleh kerugian sebesar Rp. 3.944.358,- Sedangkan dari beban


(2)

administrasi umum dan niaga pada tahun 2012 dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 4.000.000,-.

Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis berkaitan dengan pengawasan beban operasional terhadap pelaksanaan kegiatan pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, penulis beranggapan bahwa secara umum PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan mengalami realisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan perencanaan anggarannya. Realisasi yang lebih kecil tersebut mengakibatkan adanya selisih yang menguntungkan (favorable variance). Hal ini dapat menunjukkan bahwa perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dapat dikatakan telah berjalan dengan efektif dan efisien.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, baik yang bersifat teoritis maupun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, maka dapat diambil kesimpulan antara lain :

1. Perencanaan beban operasional pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan yang dilakukan melalui perumusan kegiatan berupa perencanaan dan pengawasan beban operasional telah dilaksanakan dengan baik yang dalam penyusunannya melibatkan Manajer dan Tim RKA ( Rencana Kerja Anggaran ), dimana anggaran tersebut disusun untuk satu periode akuntansi.

2. Dalam pengawasan beban operasional PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya telah dilaksanakan dengan cukup baik. 3. Variance yang terjadi antara realisasi dengan anggaran kemungkinan

disebabkan karena kurangnya perencanaan yang matang oleh manajemen untuk menghadapi perubahan beban operasional yang terjadi di lapangan atau terdapatnya pengawasan beban operasional perusahaan yang kurang memadai terhadap biaya yang ada.


(4)

B. Saran

Dalam hal ini, penulis akan mencoba untuk memberikan sedikit saran yang mungkin akan bermanfaat bagi kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Adapun saran yang penulis kemukakan antara lain :

1. PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan sebaiknya menggunakan analisa yang lebih luas lagi dalam merencanakan anggaran beban operasional dengan memperhatikan factor ekstern dan intern perusahaan.

2. Dalam merencanakan beban operasional sebaiknya menggunakan data yang tepat dan akurat, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang dirasa merugikan dapat diminimalisi rdengan segera.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2006 . Sistem Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2, Cetakan Pertama, Penerbit Salemba, Jakarta.

Carter, William K dan Milton F. Usry. 2004 . Akuntansi Biaya. Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Maltz, Adolf dan Milton F. Usry. 2003 . Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Narafin, M. 2000. Penganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Supriyono, R.A. 2002. Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 2, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Syafri, M. Sofyan. 2001. Budgeting : Penganggaran Perencanaan Lengkap, Cetakan Pertama, PT. Pustaka Quantum, Jakarta.


(6)