33
Dengan memanfaatkan leasing, Lessee dapat terhindar dari kerugian akibat barang yang disewa mengalami ketinggalan model karena pesatnya
kemajuan teknologi.
4. Jaminan Fidusia
a. Pengertian Jaminan Fidusia
Fidusia merupakan salah satu jaminan kebendaan yang diatur di dalam Undang – Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
Fidusia lahir tidak dari peraturan tertulis melainkan lahir karena yurisprudensi. Fidusia berasal dari kata “Fides” yang berarti kepercayaan. Ada beberapa
macam jaminan kebendaan yang dikenal dalam ilmu hukum, yaitu : 1
Jaminan kebendaan yang diatur dalam Kitab Undang – Undang Hukum Perdata :
a Gadai diatur dalam Pasal 1150 sampai dengan Pasal 1160 KUH
Perdata. b
Hipotik diatur dalam Pasal 1162 sampai dengan Pasal 1178 KUH Perdata.
2 Jaminan kebendaan yang diatur di luar Kitab Undang – Undang Hukum
Perdata : a
Hak Tanggungan diatur dalam UU No. 4 Tahun 1999 tentang Hak Tanggungan.
b Jaminan Fidusia diatur dalam UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
Fidusia. Fidusia berdasarkan Pasal 1 butir 1 Undang – Undang No. 42
Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan, dengan ketentuan bahwa benda yang
hak kepemilikannya dialihkan tersebut masih dalam penguasaan pemilik benda. Sedangkan jaminan fidusia pada Pasal 1 butir 2 adalah :
34
“Hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang
tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang
tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan uang tertentu, yang memberikan kedudukan yang
diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditur lainnya “.
b. Sifat Jaminan Fidusia
Pasal 4 UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia menyatakan “ jaminan fidusia merupakan perjanjian ikutan dari suatu perjanjian pokok yang
menimbulkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi suatu prestasi “. Perjanjian pokok yang dimaksud disini adalah perjanjian utang piutang
yang pelunasannya dilakukan secara angsuran atau kredit. Untuk memenuhi prestasi, dapat berupa memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, tidak berbuat
sesuatu, yang dapat dinilai dengan uang. Sebagai suatu perjanjian accesoir, perjanjian jaminan fidusia memiliki sifat sebagai berikut Gunawan Wijaya
dan Ahmad Yani, 2000 : 125 : 1
Sifat ketergantungan terhadap perjanjian pokok. 2
Keabsahannya semata – mata ditentukan oleh sah tidaknya perjanjian pokok.
3 Sebagai perjanjian bersyarat, maka hanya dapat dilaksanakan jika
ketentuan yang disyaratkan dalam perjanjian pokok telah atau tidak dipenuhi.
c. Ruang Lingkup Berlakunya Jaminan Fidusia