bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata
program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam
berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiar di Indonesia daripada
kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan
stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya Morissan, 2011:209-210.
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran P3SPS menjelaskan bahwa program lokal adalah program siaran dengan
muatan lokal yang mencakup program siaran jurnalistik, program siaran faktual, dan program siaran nonfaktual dalam rangka
pengembangan potensi daerah setempat serta dikerjakan dan diproduksi oleh sumber daya dan lembaga penyiaran daerah setempat.
3. Karakteristik Masyarakat
Menurut Mac Iver dan Page, masyarakat merupakan suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama antara berbagai
kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan
– kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial.
Dan masyarakat selalu berubah. Selo Soemardjan dalam definisi nya
menjelaskan bahwa masyarakat adalah orang – orang yang hidup bersama,
yang menghasilkan kebudayaan Soekanto, 1985:22. Definisi diatas pada dasarnya memiliki isi yang sama yaitu
masyarakat memiliki beberapa unsur, sebagai berikut : Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran
yang mutalk ataupun angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka
minimnya adalah dua orang yang hidup bersama. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia
tidaklah sama dengan kumpulan benda – benda mati seperti
seumpamanya kursi, meja, dan sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia
– manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap
– cakap, merasa, dan mengerti. Mereka juga mempunyai keinginan
– keingingan untuk menyampaikan kesan
– kesan atau perasaan – perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan timbullah peraturan
– peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok
tersebut. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap kebudayaan
setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan lainnya Soekanto, 1985:22-23.
Sedangkan karakteristik atau ciri – ciri dari masyarakat adalah :
Memiliki wilayah dan batas yang jelas. Suatu masyarakat umumnya mempunyai wilayah yang sama dengan batas
– batas geografis yang jelas. Batas
– batas itu sering menjadi petunjuk bagi pengamat luar untuk mengetahui jenis suku bangsa atau bangsa yang menghuni
wilayah tertentu. Merupakan satu kesatuan penduduk. Semua orang yang ada dalam
masyarakat merupakan satu kesatuan penduduk, yang juga disebut kesatuan demografik. Sebutan demikian dapat dibenarkan, dengan
pengertian bahwa mereka bukanlah kategori sosial semata – mata,
namun karena mereka sebagai kumpulan yang tetap saling mengadakan hubungan dan kerja sama.
Terdiri atas kelompok – kelompok fungsional yang heterogen. Suatu masyarakat terdiri atas kelompok
– kelompok fungsional yang heterogen dan salaing bekerja sama guna mencapai kepantingan
berasama. Setiap kelompok sosial dibentuk dan diberi fungsi tertentu. Mengemban fungsi umu. Suatu masyarakat merupakan kesatuan
organisasi yang mengemban fungsi yang paling atau tugas tertinggi dalam lingkungannya sendiri, yaitu mengusahakan kepentingan
bersama. Memiliki kebudayaan yang sama. Unsur penting yang memungkinkan
suatu masyarakat menjadi organisme terpadu adalah kebudayaan yang sama, misalnya kesatuan bahasa merupakan syarata utama untuk saling
berkomunikasi bagi semua pihak, untuk saling mengerti apa yang terkandung dalam hati masing
– masing orang yang disampaikan secara lisan maupun tertulis Hendropuspito, 1989:75-77.
Sehubungan dengan budaya, kota Madiun sendiri belum memiliki budaya yang dapat membentuk identitasnya. Masih banyak perdebatan
budaya antara kota Madiun dan kabupaten Madiun terkait hak kepemilikan budaya, seperti budaya
dongkrek.
Beberapa seniman di kota Madiun yang mengaku merasa kesulitan untuk menciptakan budaya asli kota Madiun.
Faktor utama yang mempengaruhi adalah minimnya kepedulian Pemerintah Kota terkait seni dan budaya di kota Madiun. Dewan Kesenian
kota Madiun merupakan lembaga Pemerintah Kota yang sebenarnya tak pernah lelah membentuk kesenian dan budaya untuk kota Madiun, namun
Pemerintah Kota seakan menutup mata untuk semua bentuk usaha dari Dewan Kesenian ini.
4. Kebudayaan