2. Proses Ekstraksi
Ekstraksi adalah metode penarikan metabolit sekunder dari tumbuhan atau bagian tumbuhan dengan pelarut yang sesuai Tiwari, et al., 2011. Pemilihan
jenis pelarut dan metode ekstraksi merupakan bagian penting dalam ekstraksi. Pelarut yang digunakan pada penelitian ini adalah etanol 70. Etanol adalah
pelarut universal yang mampu melarutkan hampir semua zat, baik yang bersifat polar, semi polar, dan nonpolar. Digunakan etanol 70 karena bahan yang
digunakan berupa serbuk kering, adanya air diperlukan agar sel-sel biji C. moschata dapat mengembang sehingga pelarut mudah masuk ke dalam sel.
Biji C. moschata yang diperoleh diekstraksi menggunakan metode maserasi. Filtrat hasil maserasi diuapkan menggunakan rotary evaporator pada
suhu 50°C dan kecepatan putaran 90 rpm. Penguapan ini bertujuan untuk memisahkan pelarut dari senyawanya. Untuk mendapatkan ekstrak kental
dilakukan penguapan kembali menggunakan waterbath, hal ini bertujuan untuk menjaga suhu agar tetap berada dibawah titik didih air yaitu 100
o
C. Dari metode maserasi ini didapatkan rendemen sebesar 3,7561 bb.
B. Identifikasi senyawa
Senyawa yang diidentifikasi pada penelitian ini adalah senyawa flavonoid dan alkaloid. Untuk mengetahui adanya kandungan senyawa tersebut dilakukan
uji identifikasi senyawa menggunakan metode kromatografi lapis tipis. Pada uji flavonoid digunakan fase diam selulosa dan plat silika gel GF
254
sebagai fase diam pada uji alkaloid. Fase gerak yang digunakan adalah larutan butanol : asam asetat
: air dengan perbandingan 4 : 1 : 5. Uji ini merupakan kromatografi partisi fase
terbalik, dimana fase gerak lebih polar dibanding fase diam. Bercak pada fase diam dapat diamati pada cahaya tampak dan dibawah sinar UV kemudian dihitung
R
F
-nya. Hasil KLT dapat dilihat pada Gambar 7, 8, 9, dan 10.
A B
C
Gambar 7. Hasil uji identifikasi flavonoid sebelum disemprot pereaksi amoniak.
keterangan: A. sinar tampak, B. UV 254 nm, C. UV 366 nm, P senyawa pembanding kuersetin, S ekstrak etanolik C. moschata.
A B
C
Gambar 8. Hasil uji identifikasi flavonoid setelah disemprot pereaksi amoniak.
keterangan: A. sinar tampak, B. UV 254 nm, C. UV 366 nm, P senyawa pembanding kuersetin, S ekstrak etanolik C. moschata.
P S P S
P S
P S P S
P S