Evaluasi Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di SMA Negeri 4 Surakarta 1. Observasi kelas

36

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat daya ingat siswa serta keberhasilan metode audio visual film kartun sebagai alat bantu siswa dalam penambahan kosakata Bahasa Mandarin. Peneliti melakukan tes dengan cara memutarkan film untuk siswa sebanyak satu kali, kemudian peneliti menunjukkan beberapa kata untuk dituliskan artinya saja. Pemberian tes hanya dilakukan di beberapa kelas saja, sesuai dengan daftar kelas yang penulis ajar saat praktik kerja lapangan. Berikut ini adalah 20 soal kosakata yang diberikan penulis kepada siswa dalam evaluasi : 1. 古时候 6. 见到 11. 不慎 16. 抓到 g ǔ sh í h ò u jiàn dào búshèn zhuā dào 2. 田 7. 一只野兔 12. 不动了 17. 撞到了 tián yī zhī yě tù bú dòng le zhuàng dào le 3. 田的人 8. 从 13. 一棵树 18. 蹿出来 tián de rén cóng yī kē shù cuān chū lái 4. 一日 9. 惊慌 14. 走 19. 但是 yī rì jīng huāng zǒu dàn shì 5. 忽然 10. 逃跑 15. 天天 20. 能 hū rán t á o p ǎo tiān tiān néng 37 Berikut ini perbandingan hasil tes yang penulis lakukan dengan hasil tes guru pamong. Adapun yang diperbandingkan adalah nilai persentase hasil nilai antara penerapan metode mengajar melalui media audio visual film kartun dengan metode tutorial. Tabel 2 Daftar persentase hasil tes kosakata yang dilakukan guru pamong metode ceramah KELAS JUMLAH SISWA MENGIKUTI TES JUMLAH SOAL NILAI DI ATAS 60 PERSENTAS E X IMERSI C 20 20 8 40 X - D 34 20 15 44 X - E 35 20 20 57 X - H 36 20 20 55 X - K 34 20 26 76 Sumber : daftar nilai tes Bahasa Mandarin kelas X SMA Negeri 4 Surakarta 3 April 2010 Tabel 3 Daftar persentase hasil tes kosakata yang dilakukan penulis Media audio visual film kartun KELAS JUMLAH SISWA MENGIKUTI TES JUMLAH SOAL NILAI DI ATAS 60 PERSENTAS E X IMERSI C 20 20 20 100 X - D 34 20 26 76 X - E 35 20 31 88 X - H 36 20 28 77 X - K 34 20 26 76 38 Dari hasil tes kosakata di atas, dapat diketahui bahwa penggunaan media bantu audio visual film kartun yang diberikan oleh penulis lebih baik dibandingkan hanya menggunakan metode ceramah. Hal ini disebabkan penggunaan media audio visual film kartun yang belum pernah digunakan sebelumnya lebih dapat menarik perhatian siswa. Penggunaan media audio visual film kartun mampu menjadi media bantu pengajaran Bahasa Mandarin selain melalui metode ceramah.

D. Hambatan dan Solusi Penggunaan Media Audio Visual film kartun

Berikut ini beberapa hambatan dan solusi selama penggunaan media audio visual film kartun dalam pembelajaran Bahasa Mandarin SMA Negeri 4 Surakarta, yaitu :

1. Minimnya sumber bahan yang tersedia di internet.

Selama ini penulis merasa kesulitan dalam mencari sumber bahan software yang berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Mandarin. Sedikitnya situs–situs di internet serta tidak banyak bahan ajar yang dapat diunduh download secara gratis adalah faktor utama minimnya sumber bahan yang tersedia. Selain itu, komputer yang tidak memiliki kemampuan untuk membaca Hanzi huruf Mandarin menjadi hambatan untuk mendapatkan sumber bahan yang lebih banyak tersedia di situs – situs milik negara China. Oleh sebab itu, sebaiknya sumber bahan tidak hanya dari internet saja. Banyaknya toko buku maupun toko CD yang menjual videoCD berisi film–film kartun untuk pembelajaran Bahasa