35
Gaya kepemipinan juga mempengaruhi hubungan tenaga kerja dan karyawan untuk mendefinisikan perundingan beersama dan mengidentifikasikan langkah-
langkah yang diperlukan dalam mewujudkan hubungan perundingan bersama Mondy 2008:116.
3.1.1. Tipe Kepemimpinan
Menurut Arifin 2012:89 tipe kepemimpinan dalam suatu organisasi dapat
digolongkan ke dalam enam gaya, yaitu:
1. Tipe Kepemimpinan Otoriter authoritarian
Tipe kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri yaitu, 1 menganggap organisasi sebagai milik pribadi, 2 mengidentikkan tujuan pribadi sebagai tujuan
organisasi, 3 menganggap bawahan hanya sebatas alat, 4 tidak menerima kritik, saran ataupun pendapat, 4 terlalu tergantung pada kekuasaan
formilnya, dan 5 dalam tindakan pergerakan menggunakan pendekatan pemaksaan dan punitif. Gaya kepemimpinan ini tidak tepat untuk suatu
organisasi ataukelompok masyarakat pada saat ini, dimana hak asasi manusia merupakan hal yang harus dihormati oleh pemimpin sekalipun.
2. Tipe Kepimimpinan Militeristis
Tipe kepemimpinan militeristis pada dasarnya memiliki ciri-ciri yaitu: 1 menggerakkan bawahan dengan sistem perintah, 2 bergantung pada
pangkat dan jabatan, 3 senang pada formalitas yang berlebihan, 4 menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, 5 sukar menerima
kritik, dan 6 menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan. Tipe kepemimpinan ini bukanlah tipe yang ideal untuk diterapkan dalam suatu
36
masyarakat yang bukan di kalangan militer, karena membukam aspirasi warga.
3. Tipe Paternalistis
Ciri-ciri dari tipe kepemimpinan paternalistis ialah: 1 menganggap bawahan sebagai manusia tidak dewasa, 2 bersikap terlalu melindungi, 3
jarang memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengambil keputusan, inisiatif dan mengembangkan daya kreasi, dan 4 bersikap maha tahu. Tipe
kepemimpinan ini sempat berkembang di masa lalu dimana pemimpin merupakan figur yang serba hebat dan harus ditiru dan diikuti oleh
masyarakat sebagai klien. 4.
Tipe Kharismatis Tipe kepemimpinan ini memiliki karateristik yang khas yaitu pada daya
tarik yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya sangat besar. Tegasnya, seorang pemimpin yang kharismatik
adalah seorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit, mengapa orang
tersebut dikagumi. 5.
Tipe Kepemimpinan Demokratis democratic Tipe kepemimpinan demokratis memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 proses
pergerakan bawahan melalui kritik, 2 berusaha menyelaraskan kepentingan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi dari bawahan, 3
senang menerima saran, pendapat bahkan kritik, 4 mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan, 5 berusaha untuk
37
menjadikan bawahannya sukses, dan 6 mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin. Inti dari gaya pemimpin demokratis adalah
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan serta memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
6. Tipe Kepimpinan Laissez Faire
Tipe kepemimpinan laisses faire berpandangan bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang ingin dicapai, tugas apa yang
mau ditunaikan oleh masing-masing anggota dan seorang pimpinan tidak perlu terlalu sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
Kementrian Agama Wilayah Provinsi Sumatera Utara mengadopsi tipe kepemimpinan demokratis. Hal itu terlihat dari tindakan pemimpin yang
senang menerima saran, pendapat bahkan terbuka atas kritik dari bawahan. Hal ini Kakanwil berusaha mengajak semua bagian yang ada pada kantor
untuk bekerja sama dalam untuk bekerjasama dalam usaha mewujudkan visi dan misi kementrian Agama Wilayah Provinsi Sumatera Utara.
3.1.2. Teori Kepemimpinan