PEMBAHASAN Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik dalam Larutan Sodium Hipoklorit Terhadap Kekasaran Permukaan dan Stabilitas Warna

BAB 5 PEMBAHASAN

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris yaitu kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengungkapkan suatu gejala atau pengaruh yang timbul akibat adanya perlakuan tertentu. Penelitian ini untuk melihat kemungkinan adanya pengaruh antara beberapa kelompok penelitian dengan cara memberikan perlakuan kepada satu atau lebih kelompok penelitian, kemudian hasil dari kelompok yang diberi perlakuan tersebut dibandingkan dengan kelompok kontrol. 5.1 Nilai Kekasaran Permukaan Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik yang Direndam dalam Larutan Sodium Hipoklorit 0.5 Selama 61 Jam Kekasaran permukaan diukur dengan menggunakan alat profilometer Marsurf M 300 Surface Measurement Instrument, Germany. Pada tabel 4 terlihat bahwa nilai kekasaran permukaan yang terkecil pada kelompok sampel yang direndam dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 adalah 0,220 µm dan nilai yang terbesar adalah 0,284 µm. Nilai kekasaran permukaan yang terkecil pada kelompok sampel yang direndam dalam Val-Clean adalah 0,180 µm dan nilai terbesar adalah 0,275 µm. Dari hasil tersebut didapatkan nilai kekasaran permukaan yang bervariasi pada setiap sampel dalam satu kelompok, walaupun masih dalam cakupan data yang homogen berdasarkan uji homogenitas uji Levene. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kesulitan dalam memegang dan menekan sampel pada alat rotary grinder pada saat proses pemolesan yang dapat memengaruhi permukaan sampel sehingga menyebabkan nilai kekasaran permukaan yang berbeda pada setiap sampel dalam satu kelompok yang sama. Selain itu, variasi nilai kekasaran permukaan sampel juga dapat disebabkan adanya garis-garis akibat pemolesan dan stylus melewati garis yang tidak sejajar dengan garis-garis pada permukaan sampel, dimana semakin sejajar Universitas Sumatera Utara garis pengukuran yang dilewati stylus dengan garis-garis pemolesan maka nilai kekasaran permukaan yang dihasilkan akan semakin kecil. Nilai rerata kekasaran permukaan kelompok sampel yang direndam dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 adalah 0,248 µm dengan standar deviasi sebesar 0,022. Nilai rerata kekasaran permukaan kelompok sampel yang direndam dalam Val- Clean adalah 0,229 µm dengan standar deviasi sebesar 0,029. Hasil penelitian menunjukkan nilai kekasaran permukaan lebih besar pada kelompok sampel yang direndam dalam larutan sodium hipoklorit 0,5. Hasil yang diperoleh pada kedua kelompok penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wieckiewicz M dkk. 2014, yaitu nilai rerata kekasaran permukaan nilon termoplastik Valplast adalah 0,28 µm. 39 Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisna 2010, yaitu nilai kekasaran permukaan nilon termoplastik Bioplast adalah 0,395 µm meskipun pada penelitian ini juga menggunakan nilon termoplastik merk Bioplast. 35 Hal ini kemungkinan disebabkan oleh jenis kertas pasir yang digunakan pada saat pemolesan. Pada penelitian ini menggunakan kertas pasir waterproof ukuran 1200, sedangkan pada penelitian Trisna 2010 menggunakan kertas pasir waterproof ukuran 600 sehingga diperoleh permukaan yang lebih halus pada penelitian ini. Hasil penelitian ini juga sedikit berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Abuzar MA dkk. 2010 yaitu 0,146 µm. 20 Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan merk bahan nilon termoplastik yang digunakan, dimana pada penelitian Abuzar MA dkk. 2010 menggunakan bahan nilon termoplastik dengan merk Flexiplast. Selain itu kemungkinan juga disebabkan oleh perbedaan alat yang digunakan pada saat pemolesan. Pada penelitian Abuzar MA dkk. menggunakan polishing motor dengan kecepatan hingga 3000 rpm, sedangkan pada penelitian ini menggunakan polishing motor dengan kecepatan hanya 500 rpm. Hilgenberg SP dkk. 2008 yang mengutip pendapat Quirynen dkk. dan Bollen dkk. menyatakan bahwa kekasaran permukaan dari bahan kedokteran gigi yang ideal adalah 0,2 µm. 51 Hal ini sesuai dengan hasil beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa jika suatu bahan basis gigi tiruan dengan kekasaran permukaan Universitas Sumatera Utara yang melebihi 0,2 µm dapat meningkatkan level perlekatan mikroorganisme. 50 Namun Al-Rifaiy MQ 2010 menyatakan bahwa variasi nilai kekasaran permukaan basis gigi tiruan setelah dipoles yang masih dapat diterima adalah antara 0,03 – 0,75 µm. 60 Pada penelitian ini rerata kekasaran permukaan basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 selama 61 jam adalah 0,248 µm. Nilai kekasaran permukaan tersebut masih berada dalam rentang nilai kekasaran permukaan yang dapat diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemakaian sodium hipoklorit 0,5 dengan kalkulasi pemakaian selama 1 tahun hanya menyebabkan kekasaran permukaan yang sedikit lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kekasaran permukaan yang lebih besar pada basis gigi tiruan yang direndam dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 ini berhubungan dengan adanya sifat penyerapan air yang tinggi pada nilon termoplastik. 13 Selain itu kandungan klorin dalam larutan sodium hipoklorit dapat menyebabkan terurainya plasticizer dalam matriks gigi tiruan tersebut saat klorin berkontak dengan bahan basis gigi tiruan. 48 Terurainya plasticizer ini menyebabkan terbentuknya iregularitas dan porositas sehingga menyebabkan kekasaran pada permukaan basis gigi tiruan. 13 5.2 Nilai Stabilitas Warna Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik Yang Direndam Dalam Larutan Sodium Hipoklorit 0.5 Selama 61 Jam Stabilitas warna diukur dengan menggunakan alat UV-Vis Spektrofotometer UV Mini 1800 Shimadzu, Japan. Pengukuran jumlah zat warna diukur dengan menggunakan nilai absorbansi. Prinsip mengukur nilai absorbansi adalah mengukur besarnya energi cahaya yang dapat diserap pada suatu panjang gelombang dalam suatu sampel. Nilai absorbansi menunjukkan konsentrasi zat suatu sampel dalam larutan. Pada tabel 5 terlihat bahwa nilai absorbansi yang terkecil pada kelompok sampel yang direndam dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 adalah 0,00008 dan nilai yang terbesar adalah 0,00812. Nilai absorbansi yang terkecil pada kelompok sampel yang direndam dalam Val-Clean adalah 0,00113 dan nilai terbesar adalah 0,05560. Dari hasil tersebut diperoleh nilai absorbansi yang bervariasi pada setiap sampel dalam satu kelompok, walaupun masih dalam cakupan data yang homogen Universitas Sumatera Utara berdasarkan uji homogenitas uji Levene. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya perbedaan ukuran sampel setelah pemolesan dan perbedaan permukaan poles karena pada saat pemolesan dengan kertas pasir pada alat rotary grinder, terdapat kesulitan untuk mempertahankan sampel pada permukaan alat karena kecepatan putaran alat yang tinggi sehingga menyebabkan perbedaan tekanan pada setiap permukaan sampel selama pemolesan. Selain itu, perbedaan besar serpihan yang dilarutkan dalam pelarut juga dapat menyebabkan nilai absorbansi yang berbeda pada setiap sampel dalam satu kelompok yang sama. Nilai rerata absorbansi kelompok sampel yang direndam dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 adalah 0,00325 dengan standar deviasi sebesar 0,00260. Nilai rerata absorbansi kelompok sampel yang direndam dalam Val-Clean adalah 0,00884 dengan standar deviasi sebesar 0,01358. Hasil penelitian menunjukkan nilai absorbansi yang lebih kecil pada kelompok sampel yang direndam dalam larutan sodium hipoklorit 0,5. Hal ini menunjukkan perubahan warna yang lebih besar pada kelompok sampel yang direndam dalam larutan sodium hipoklorit dibandingkan dengan kelompok kontrol. Nilai absorbansi menunjukkan banyaknya cahaya yang diserap oleh sampel dan konsentrasi zat pada sampel dalam larutan. 61,62 Semakin tinggi nilai absorbansi, maka sampel tersebut menyerap cahaya lebih banyak sehingga jumlah zat warna sampel lebih besar. Sebaliknya, nilai absorbansi yang rendah menunjukkan jumlah cahaya yang diserap lebih sedikit sehingga jumlah zat warna sampel berkurang. Rerata nilai absorbansi pada kelompok sampel yang direndam dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 lebih rendah dibandingkan dengan kelompok sampel yang direndam dalam Val-Clean juga disebabkan oleh perbedaan kandungan yang terdapat pada bahan pembersih, dimana sodium hipoklorit 0,5 memiliki kandungan sodium dan klorin sedangkan Val-Clean terdiri dari potasium. Sodium diketahui merupakan golongan oksidator yang lebih kuat dibandingkan dengan potasium sehingga sodium memiliki kemampuan lebih besar dalam mengoksidasi zat warna, sehingga nilai absorbansi basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam sodium Universitas Sumatera Utara hipoklorit 0,5 lebih rendah dibandingkan dengan basis gigi tiruan nilon termoplastik yang direndam dalam Val-Clean. 14 5.3 Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik dalam Larutan Sodium Hipoklorit 0,5 Selama 61 Jam Terhadap Kekasaran Permukaan Uji t tidak berpasangan dilakukan untuk mengetahui pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 selama 61 jam terhadap kekasaran permukaan. Hasil uji t tidak berpasangan diperoleh signifikansi p = 0,044 p 0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 selama 61 jam terhadap kekasaran permukaan. Kelompok sampel yang direndam dalam Val-Clean memiliki rerata kekasaran permukaan yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok sampel yang direndam dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 sesuai dengan penelitian Polychronakis NC dkk. 2014 bahwa perendaman nilon termoplastik Valplast dalam bahan pembersih Val-Clean selama 240 jam tidak menyebabkan perubahan yang signifikan pada kekasaran permukaan. 17 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fernandes FH dkk. 2013 bahwa terdapat peningkatan kekasaran permukaan basis gigi tiruan resin akrilik setelah direndam dalam larutan sodium hipoklorit 1 selama 30 menit. 26 Begitu juga dengan Ural C dkk 2011 menyatakan bahwa terdapat perubahan nilai kekasaran permukaan gigi tiruan resin akrilik yang direndam selama 5 menit dalam sodium hipoklorit 5,25. 10 Selain itu, Davi LR 2012 juga menemukan bahwa terdapat peningkatan kekasaran permukan basis gigi tiruan resin akrilik setelah direndam dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 selama 10 menit. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan klorin dalam larutan sodium hipoklorit dapat menyebabkan terurainya plasticizer dalam matriks gigi tiruan tersebut saat klorin berkontak dengan bahan basis gigi tiruan. 48 Terurainya plasticizer ini menyebabkan terbentuknya iregularitas dan porositas sehingga menyebabkan kekasaran pada permukaan basis gigi tiruan. Namun hasil penelitian ini berbeda Universitas Sumatera Utara dengan penelitian Saied HM 2011 menemukan bahwa terjadi penurunan nilai kekasaran permukaan nilon setelah direndam dalam larutan sodium hipoklorit 10 selama 12 jam. 13 Kekasaran permukaan bahan nilon termoplastik dapat disebabkan oleh penyerapan air yang tinggi pada nilon karena air yang diserap dapat bertindak sebagai plasticizer. Nilon bersifat hidrofilik dan menyerap air dalam jumlah yang besar, sehingga penyerapan air yang tinggi pada nilon inilah yang sangat berperan dalam kekasaran permukaan nilon yang relatif tinggi. Saat basis gigi tiruan nilon termoplastik direndam dalam bahan pembersih, komponen larut akan terurai, seperti plasticizer, yang kemudian akan meninggalkan ruang kosong atau gelembung pada permukaan gigi tiruan sehingga menyebabkan kekasaran permukaan. 36 Pada penelitian ini faktor penyerapan air tidak dapat dikendalikan dan juga faktor tersebut dipengaruhi oleh jenis bahan pembersih yang digunakan. Pada penelitian ini digunakan bahan pembersih yang berbeda jenis sehingga memiliki reaksi yang berbeda terhadap kekasaran permukaan ketika digunakan untuk merendam basis gigi tiruan nilon termoplastik sehingga hasil yang diperoleh dapat menunjukkan hasil yang signifikan. 5.4 Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik dalam Larutan Sodium Hipoklorit 0,5 Selama 61 Jam Terhadap Stabilitas Warna Uji t tidak berpasangan dilakukan untuk mengetahui pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 selama 61 jam terhadap stabilitas warna. Hasil uji t tidak berpasangan diperoleh signifikansi p = 0,125 p 0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh perendaman basis gigi tiruan nilon termoplastik dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 selama 61 jam terhadap stabilitas warna. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian Shah VR dkk. 2015 yang meneliti stabilitas warna lempeng nilon termoplastik Valplast yang direndam dalam bahan pembersih Val-Clean selama 5 menit hari dalam 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan perendaman diperoleh bahwa Val- Universitas Sumatera Utara Clean hanya menyebabkan sedikit perubahan warna. 27 Begitu juga dengan Saied HM 2011 dalam penelitiannya menemukan bahwa perendaman basis nilon termoplastik Flexite Menniola NY dalam larutan sodium hipoklorit 10 selama 12 jam menyebabkan perubahan warna yang signifikan. 13 David dan Elly M 2005 menyatakan bahwa perendaman dalam sodium hipoklorit 0,5 selama 70 menit menyebabkan perubahan warna resin akrilik. 25 Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan Fernandes FH dkk. 2013 yang menyatakan bahwa terjadi perubahan warna pada basis gigi tiruan resin akrilik setelah direndam dalam larutan sodium hipoklorit 1 selama 60 menit. 26 Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan bahan basis gigi tiruan yang digunakan pada penelitian David dan Elly M 2005 dan Fernandes FH dkk. 2013 dimana basis gigi tiruan yang digunakan adalah resin akrilik. Begitu juga dengan penelitian Saeid HM 2011 yang menggunakan sodium hipoklorit dengan konsentrasi yang lebih tinggi sehingga dapat terjadi perubahan warna. Sedangkan pada penelitian Shah VR dkk. 2015 hanya terjadi sedikit perubahan warna pada basis gigi tiruan nilon termpolastik yang direndam dalam Val-Clean. Pada penelitian ini nilai absorbansi kelompok sampel yang direndam dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan warna namun tidak signifikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Koltrakulkij dan Kanchanavasita 2009 yang menemukan bahwa tidak terdapat perubahan warna yang signifikan pada nilon termoplastik Vitaflex dibandingkan dengan resin akrilik yang direndam pada bahan pembersih Polident. Koltrakulkij dan Kanchanavasita 2009 mengutip pernyataan Sato dkk. bahwa bahan pembersih gigi tiruan tidak menyebabkan perubahan warna jika bahan pembersih tersebut digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik. 24 Begitu juga dengan Durkan R dkk. 2013 mengutip hasil penelitian Sato dkk. bahwa tidak ada perubahan warna yang signifikan pada basis gigi tiruan resin akrilik yang direndam dalam tiga jenis bahan pembersih yang berbeda. 27 Universitas Sumatera Utara Kelemahan pada penelitian ini yang dapat memengaruhi kekasaran permukaan dan stabilitas warna basis gigi tiruan nilon termoplastik adalah adanya perbedaan ukuran sampel setelah pemolesan meskipun masih dalam batas ISO dan adanya perbedaan kekasaran permukaan poles karena pada saat pemolesan dengan kertas pasir dengan alat rotary grinder, terdapat kesulitan untuk memegang dan mempertahankan sampel pada permukaan alat karena kecepatan putaran alat yang tinggi sehingga menyebabkan perbedaan tekanan setiap permukaan sampel selama pemolesan. Kelemahan lain dari penelitian ini adalah adanya perbedaan besar serpihan sampel yang dilarutkan karena kesulitan pada proses pembuatannya. Selain itu, pada saat penyaringan bahan nilon yang telah dicampur dengan pelarut, beberapa serpihan bahan nilon tidak terlarut sempurna dan terdapat serpihan yang tertinggal pada kertas saring sehingga dapat memengaruhi banyaknya zat warna yang dapat diukur. Hal-hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang didapatkan. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN