Bahan Bakar Batubara DASAR TEORI

29

2.8 Bahan Bakar Batubara

Dalam PLTU, energi primer yang dikonversikan menjadi energi listrik adalah bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan dapat berupa batubara padat, minyak cair, atau gas. Ada kalanya PLTU menggunkan kombinasi beberapa macam bahan bakar. Untuk setiap macam bahan bakar, komposisi perpindahan panas berbeda. [6] Batubara merupakan bahan baku pembangkit energi listrik yang pada umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap. Batubara dibedakan berdasarkan nilai kalor serta lama proses pembentukannya. Pengelompokan ini menunjukkan kualitas batubara yang akan membedakan nilai ekonomis serta kegunaan batubara tersebut. Terdapat empat jenis batubara mulai dari kualitas rendah hingga tinggi, yaitu: lignit, sub-bituminous, bituminous, dan antrasit.  Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan luster metalik, mengandung antara 86 - 98 unsur Karbon C dengan kadar air kurang dari 8. Nilai kalor batubara jenis ini lebih dari 6900 kcalkg.  Bituminous mengandung 68 - 86 unsur Karbon C dan berkadar air 8- 10 dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Indonesia, tersebar di pulau sumatera, kalimantan dan Sulawesi, biasa digunakan untuk proses pemanasan. Bituminous memiliki nilai kalor 5700 kcalkg hingga 6900 kcalkg.  Sub-bituminus mengandung sedikit Karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminous. Batubara sub-bituminous memiliki nilai kalor 4166 kcal kg hingga 5700 kcalkg.  Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75 dari beratnya. Lignit atau sering disebut sebagai brown coal. Batubara ini merupakan batubara kelas rendah dengan nilai kalor kurang dari 4165 kcalkg. Universitas Sumatera Utara 30 Komposisi kimiawi batubara berpengaruh kuat pada daya pembakarannya. Sifat-sifat batubara secara luas diklasifikasikan kedalam sifat fisik dan sifat kimia. Sifat fisik batubara termasuk nilai panas, kadar air, bahan mudah menguap dan abu. Sifat kimia batubara tergantung dari kandungan berbagai bahan kimia seperti karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur. Terdapat dua metode untuk menganalisis batubara, yaitu analisis ultimate dan analisis proximate. Analisis ultimate menganalisis seluruh elemen komponen batubara, padat atau gas dan analisis proximate meganalisis hanya fixed carbon, bahan yang mudah menguap, kadar air dan persen abu. Analisis ultimate harus dilakukan oleh laboratorium dengan peralatan yang lengkap oleh ahli kimia yang trampil, sedangkan analisis proximate dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana. [1]

2.9 Rugi