Kepatuhan Pasien Tuberkulosis Minum Obat Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan dan Ketidakpatuhan Minum
pengobatannya dari awal karena lupa meminum obatnya. Penggunaan reminder berbasis SMS ini juga pernah dilakukan oleh Riyadi dan Dianty pada tahun 2012
tentang Layanan SMS Pengingat Minum Obat KB dan Info Obat yang bermanfaat untuk masyarakat khususnya wanita yang sedang menggunakan
program Pil KB. SMS Reminder berbasis SMS Gateway merupakan solusi meningkatkan kinerja petugas kesehatan dalam mengontrol dan mengawasi pasien
yang sedang dalam kondisi rawat jalan dan yang memerlukan pengobatan rutin secara langsung.
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang
yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Penyakit ini memerlukan waktu pengobatan selama 6 bulan. Penatalaksanaan pengobatan dengan meminum obat
anti tuberculosis OAT secara rutin selama 6 bulan dan tidak boleh terputus Kemenkes RI, 2013.
Pada tahun 2013 ditemukan jumlah kasus baru BTA positif BTA+ sebanyak 196.310 kasus, menurun bila dibandingkan kasus baru BTA+ yang
ditemukan tahun 2012 yang sebesar 202.301 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa
Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Kasus baru BTA+ di tiga provinsi tersebut hampir sebesar 40 dari jumlah seluruh kasus baru di Indonesia. Menurut jenis
kelamin, kasus BTA+ pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan yaitu hampir 1,5 kali dibandingkan kasus BTA+ pada perempuan. Pada masing-masing
provinsi di seluruh Indonesia kasus BTA+ lebih banyak terjadi pada laki-laki
dibandingkan perempuan. Disparitas paling tinggi antara laki-laki dan perempuan terjadi di Sumatera Utara, kasus pada laki-laki dua kali lipat dari kasus pada
perempuan. Menurut kelompok umur, kasus baru yang ditemukan paling banyak pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebesar 21,40 diikuti kelompok umur
35-44 tahun sebesar 19,41 dan pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 19,39 Kemenkes RI, 2013.
Menurut hasil Riskesdas 2013 dalam Kemenkes RI 2013, prevalensi Tuberkulosis berdasarkan diagnosis sebesar 0,4 dari jumlah penduduk. Dengan
kata lain, rata-rata tiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 400 orang yang didiagnosis kasus Tuberkulosis oleh tenaga kesehatan. Penyakit Tuberkulosis paru
ditanyakan pada responden untuk kurun waktu ≤ 1 tahun berdasarkan diagnosis
yang ditegakkan oleh tenaga kesehatan melalui pemeriksaan dahak, foto toraks atau keduanya. Hasil Riskesdas 2013 tersebut tidak berbeda dengan Riskesdas
2007 yang menghasilkan angka prevalensi Tuberkulosis paru 0,4. Prevalensi Tuberkulosis
paru berdasarkan gejala batuk ≥ 2 minggu secara nasional sebesar 3,9 dan prevalensi Tuberkulosis paru berdasarkan gejala batuk darah sebesar
2,8. Penyakit Tuberkulosis Paru merupakan penyakit infeksi yang masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat. Kasus Tuberkulosis Paru di Kota Medan tahun 2012 secara klinis terjadi peningkatan dari tahun 2011. Tuberkulosis paru
klinis pada tahun 2011 sebesar 11.179 kasus sedangkan pada tahun 2012 sebesar 21.079. Selain itu BTA+ paru juga mengalami peningkatan dimana tahun 2011
sebanyak 1.746 meningkat menjadi 3.037. Banyak hal yang menyebabkan kasus