karena tuberkulosis dan dampak buruk selanjutnya, mencegah terjadinya kekambuhan tuberkulosis, menurunkan penularan tuberkulosis dan mencegah
terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis OAT. Pengobatan tuberkulosis adalah merupakan salah satu upaya paling efisien untuk mencegah
penyebaran lebih lanjut dari kuman tuberkulosis. Pengobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip:
Pengobatan diberikan dalam bentuk panduan OAT yang tepat mengandung
minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi
Diberikan dalam dosis yang tepat
Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO Pengawas Minum Obat sampai selesai pengobatan
Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam tahap
awal serta tahap lanjutan untuk mencegah kekambuhan
2.6.3 Tahap pengobatan tuberkulosis
Pengobatan tuberkulosis harus selalu meliputi pengobatan tahap awal dan tahap lanjutan dengan maksud:
1. Tahap awal Pengobatan diberikan setiap hari. Panduan pengobatan pada tahap ini
adalah dimaksudkan untuk secara efektif menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari
sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resistan sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan. Pengobatan tahap awal pada semua
pasien baru, harus diberikan selama 2 bulan. Pada umumnya dengan
pengobatan secara teratur dan tanpa adanya penyulit, daya penularan sudah sangat menurun setelah pengobatan selama 2 minggu.
2. Tahap lanjutan Pengobatan tahap lanjutan merupakan tahap yang penting untuk
membunuh sisa sisa kuman yang masih ada dalam tubuh khususnya keman persister sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah
terjadinya kekambuhan. Pengobatan diberikan setiap 3 kali seminggu selama 4 bulan.
2.6.4 Obat Anti Tuberkulosis OAT
Obat Anti Tuberkulosis OAT adalah komponen terpenting dalam pengobatan tuberkulosis. Puskesmas Terjun menggunakan panduan paket Obat
Anti Tuberkulosis OAT Lini Pertama.
Tabel 2.1 Obat Anti Tuberkulosis OAT Lini Pertama Jenis
Sifat Efek samping
Isoniazid H
Bakterisidal Neuropatik
perifer, psikosis
toksik, gangguan fungsi hati, kejang
Rifampisin R Bakterisidal
Flu syndrome, gangguan gastrointestinal, urine berwarna merah, gangguan fungsi
hati, trombositopeni, demam, skin rash, sesak napas, anemia hemolitik
Pirazinamid Z
Bakterisidal Gangguan
gastrointestinal, gangguan
fungsi hati, gout artritis
Streptomisin S Bakterisidal
Nyeri di tempat suntikan, gangguan keseimbangan dan pendengaran, renjatan
anafilaktik, anemia,
agranulositosis, trombositopeni
Etambutol E Bakteriostatik
Gangguan penglihatan,
buta warna,
neuritis perifer