Hasil pengujian kuat tekan bebas Unconfined Compressive Strenght. UMUM

59  Ambil beban dari cetakan, kemudian cetakan beserta isinya ditimbang. Benda uji CBR yang direndam telah siap untuk dilakukan pengujian.

IV.2. Hasil pengujian kuat tekan bebas Unconfined Compressive Strenght.

Kuat tekan bebas digunakan untuk mengevaluasi material yang di tambah semen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan benda uji terhadap pembebanan arah vertical. Dalam penelitian ini pengujian kuat tekan bebas dengan menggunakan alat uji UTM Universal Testing Machine. Diameter agregat Base B yang digunakan dalam pembuatan benda uji kuat tekan bebas adalah agregat yang lolos saringan 19 mm ukuran agregat untuk pengujian kuat tekan bebas benda uji berdiameter 6,8 cm maximum 16 diameter benda uji menurut Manual Pemeriksaan Bahan Jalan PB – 0144 – 76. Dari pengujian akan diperoleh besarnya beban arah vertikal yang mampu ditahan oleh benda uji. Besarnya beban yang mampu ditahan oleh benda uji dinyatakan dengan satuan kgcm 2 atau dengan satuan Mpa. Fungsi utama semen dalam campuran Cement Treated Base adalah untuk meningkatkan kekuatan strenght. Kuat tekan dan kuat tarikdicapai suatu bahan yang stabilisasi dengan semen adalah sebagian besar ditentukan oleh jumlah dari semen yang ditambahkan, tipe bahan dan densitas bahan yang dicampur. Wirtgen, 2004. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4, 4.5, 4.6.

IV.3. Hasil pengujian CBR California Bearing Ratio Laboratorium.

Kekuatan tanah dasar dan lapis pondasi tentu banyak tergantung pada kadar airnya. Makin tinggi kadar airnya, makin kecil kekuatan CBR dari tanah atau agregat tersebut. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa sebaiknya tanah Universitas Sumatera Utara 60 dasar di padatkan dengan kadar air rendah untuk mendapatkan nilai CBR yang tinggi, karena kadar air tidak konstan pada nilai rendah itu. Setelah pembuatan jalan, maka air akan dapat meresap kedalam tanah dasar sehingga kekuatan CBR turun sampai kadar air mencapai nilai yang constant. Kadar air yang constant inilah yang disebut kadar air keseimbangan. Batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan dari hasil percobaan laboratorium, yaitu percobaan pemadatan dan CBR. Dalam percobaan ini dilakukan pemadatanproctor modified. Dengan variasi tumbukan 10, 30, 65 pada tiap layernya berdasarkan SNI CBR Laboratorium Tahun 2012. Universitas Sumatera Utara 61 HASIL PENELITIAN Hasil pengujian CBR dan Unconfined dengan semen 2. NO HASIL CBR HASIL UCS QU kgcm 2 OMC MDD grcm 3 1 80,16 24,257 8,1 2,176 2 80,26 25,520 7,98 2,145 3 79,65 27,184 7,98 2,098 Tabel 4.4. Hasil CBR dan UCS penambahan semen 2 Hasil pengujian CBR dan Unconfined dengan semen 4. NO HASIL CBR HASIL UCS QU kgcm 2 OMC MDD grcm 3 1 83,53 31,061 7,02 2,198 2 83,45 31,449 7,06 2,2 3 84,35 32,149 7,01 2,194 Tabel 4.5. Hasil CBR dan UCS penambahan semen 4 Hasil pengujian CBR dan Unconfined dengan semen 6. NO HASIL CBR HASIL UCS QU kgcm 2 OMC MDD grcm 3 1 87,08 35,855 6,02 2,203 Universitas Sumatera Utara 62 2 88,65 36,234 6,35 2,284 3 89,94 36,552 6,06 2,245 Tabel 4.6. Hasil CBR dan UCS penambahan semen 6 Gambar 4.3. Grafik hubungan nilai Qu Unconfined dengan nilai CBR Dari gambar 4.3. diketahui bahwa semakin tinggi kadar semen nilai kuat tekan bebas pada tes unconfined semakin besar. Dengan benda uji umur perawatan 7 hari dengan kadar semen 2 nilai rata-rata kuat tekan bebasnta sebesar 25,65 kgcm 2. . Kadar semen 4 nilai kuat tekan bebas meningkat menjadi 31,553 kgcm 2 . Demikian juga dengan kadar semen 6 dengan hasil 36,21 kgcm 2 . Untuk nilai CBR juga sama halnya seperti nilai kuat tekan bebas. Semakin tinggi kadar semen, maka semakin tinggi kekuatannya. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.3. dimana untuk nilai CBR dengan penambahan semen 2 hasilnya Universitas Sumatera Utara 63 sebesar 80,02. Nilai CBR dengan kadar semen 4 sebesar 84,44. Untuk kadar semen 6 didapat hasil sebesar 87,08. Seperti yang telah disyaratkan untuk nilai CBR tanpa semen minimum 60. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada peneilitian ini, untuk nilai CBR agregat base b didapat sebesar 76,98. Universitas Sumatera Utara 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1.KESIMPULAN Dari analisa dan pembahasan terhadap hasil-hasil pengujian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pada uji pemadatan, nilai kadar air optimum cenderung semakin menurun seiring dengan meningkatnya prosentase semen pada agregat base, jika dibandingkan dengan nilai kadar air optimum base asli. 2. Hasil uji CBR rendaman soaked dan Hasil percobaan UCS Unconfined Compressive Strenght adalah semakin besar nilai CBR maka semakin besar pula nilai qu pada Unconfined. 3. Semakin tinggi penambahan kadar semen portland terhadap benda uji, maka semakin tinggi pula nilai kuat tekan CBR dan UCS yang didapat. 4. Hasil nilai CBR agregat Base B terbaik adalah pada saat penambahan semen 6 sebesar 89,92. Sedangkan untuk nilai UCS terbaik yaitu pada penambahan semen dengan nilai qu 36,552 KgCm 2 . Universitas Sumatera Utara 65 SARAN 1. Agar penelitian ini lebih bervariasi maka pada penelitian berikutnya, pengambilan agregat base disarankan diambil pada quary yang berbeda. Hal ini diperlukan karena penyerapan agregat terhadap air pada masing- masing quary berbeda pula, sehingga dapat diharapkan diperoleh sumber quary yang baik untuk bahan base yang akan ditambah semen. 2. Meskipun kinerja lapis pondasi agregat yang stabilisasi semen cukup baik, namun apabila ditinjau dari tingkat kemudahan kerjanya maka untuk pondasi bersemen memerlukan ketelitian dan kedisiplinan yang tinggi. Untuk itu, keberhasilan pondasi agregat yang di stabilisasi semen tergantung terhadap keberhasilan pada pelaksanaan dan perawatan. Universitas Sumatera Utara 8 sehingga diperoleh hasil atau tujuan akhir dari penelitian ini, sehingga dapat diperoleh kesimpulan.  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan yang telah diperoleh dari pembahasan bab-bab sebelumnya, dan saran mengenai hasil penelitian yang dapat dijadikan masukan yang berguna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 UMUM

Dewasa ini jalan merupakan salah satu moda yang berperan penting dalam kemajuan bidang sosial ekonomi, budaya, dan integritas nasional hankam. Agar perjalanan pada jalan tersebut lancar, mka pengguna jalan dapat menuntut agar jalan yang dilewatinya selalu memberikan kenyamanan dan keselamatan yang menjadi faktor utama keselamatan dalam transportasi. Kinerja perkerasan akan sesuai dengan yang di rencanakan sebelumnya apabila dalam pemilihan bahan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, baik dalam untuk lapis permukaan maupun lapis pondasi jalan. Universitas Sumatera Utara 9 Secara umum lapisan konstruksi perkerasan terdiri dari lapisan permukaan surface course lapisan pondasi atas base course, lapisan pondasi bawah sub base course, dan lapisan tanah dasar sub grade. Kapasitas daya dukung tanah dasar dapat diperkirakan dengan menggunakan hasil klasifikasi atau dengan hasil pemeriksaan CBR, pembebanan plat uji, dan sebagainya. Semen portland merupakan semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan terak yang mengandung senyawa-senyawa kalsium silikat dan biasanya juga mengandung satu atau lebih senyawa-senyawa calsium sulphat yang ditambahkan pada penggilingan akhir. Apabila semen portland dicampurkan dengan agregat kasar batu pecah atau kerikil dan agregat halus pasir kemudian dibubuhi air,maka terdapatlah beton. Semen portland didefinisikan sesuai dengan ASTM C150, sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang pada umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama dengan bahan utamanya. Cement Treated Base CTB adalah lapis pondasi base course pada perkerasan lentur flexible pavement da merupakan pengembangan dari pondasi soil cement. Walaupun cara pembuatan dan hasil akhirnya berupa beton, namun CTB bukan merupakan pengembangan dari rigid pavement. Dalam mengantisipasi kerusakan jalan akibat pertumbuhan volume lalu lintas kendaraan berat pada daerah industri dan pelabuhan, perkerasan tipe CTB merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk menggantikan perkerasan tipe Asphalt Treated Base ATB. Universitas Sumatera Utara 10 Pemadatan dapat dikatakan sebagai proses pengeluaran udara dari pori-pori agregat dengan salah satu cara mekanis. Cara mekanis yang digunakan di lapangan biasanya dengan menggilas, sedangkan di laboratorium dengan cara menumbuk atau memukul. Pemadatan merupakan salah satu proses terpenting dalam konstruksi jalan. Apabila tidak dilakukan dengan benar maka akan terjadi penurunan tanah yang menjadi penyebab tingginya biaya atau terjadinya kerusakan struktur. Agregat adalah material yang dominan dalam konstruksi kongkrit. Hampir 70 - 80 lebih berat konstruksi kongkrit adalah agregat. Agregat terdiri atas agregat kasar kerikilbatu baur dan agregat halus pasir, dan jika diperlukan menggunakan bahan pengisi atau filler. Pasir untuk ukuran nominal agregat yang kurang dari 5mm dan batu kerikil adalah agregat yang mempunyai ukuran nominal yang lebih dari 5mm. Klasifikasi agregat menjadi kasar, halus dan filler adalah berdasarkan ukurannya yang ditentukan menggunakan saringan. Mutu agregat mempengaruhi kekuatan dan ketahanlasakan konkrit. Pilihan agregat yang sesuai untuk tujuan sesuatu pembinaan memerlukan kepahaman mengenai sifat sifat agregat. Sifat – sifat ini boleh diketahui melalui ujikaji – ujikaji seperti yang telah ditetapkan oleh kod – kod piawai.

II.2 Pengertian Perkerasan