KLASIFIKASI LAPIS PONDASI Pengaruh Penambahan Semen Portland Terhadap Nilai CBR dan UCS Pada Agregat Base Kelas B

37  Agregat bergradasi baik, dibedakan atas: Sirtupitrun kelas A, Sirtupitrun kelas B, Sirtupitrun kelas C.  Stabilisasi: a. Stabilisasi agregat dengan semen, b. Stabilisasi agregat dengan kapur, c. Stabilisasi tanah dengan semen, d. Stabilisasi tanah dengan kapur. d. Tanah Dasar subgrade course Lapisan paling bawah adalah lapisan tanah dasar yang dapat berupa permukaan tanah asli, tanah galian atau tanah timbunan yang menjadi dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya. Perkerasan lain diletakkan di atas tanah dasar, sehingga secara keseluruhan mutu dan daya tahan seluruh konstruksi perkerasan tidak lepas dari sifat tanah dasar.

II.5. KLASIFIKASI LAPIS PONDASI

Lapis pondasi atas atau Base Course adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan permukaan. Fungsi dari lapis pondasi atas ini antara lain, yaitu : 1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda. 2. Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah. 3. Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan. Bahan baku yang digunakan untuk lapisan pondasi atas sama dengan bahan yang digunakan untuk bahan lapisan pondasi bawah tetapi mempunyai Universitas Sumatera Utara 38 persyaratan yang lebih tinggi karena lapisan pondasi konstruksinya harus lebih kuat berhubung letaknya lebih diatas. Bahan pondasi olahan yang umum digunakan untuk itu adalah agregat kelas A dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh Bina Marga versi 2006 sebagai berikut : Tabel 2.7. Gradasi Lapis Pondasi Agregat Tabel 1.1. Gradasi Lapis Pondasi Agregat Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos ASTM mm Kelas A Kelas B 2” 50 100 1½” 37,5 100 88-95 1” 25,0 79-85 70-85 ” 83 9,50 44-58 30-65 No.4 4,75 29-44 25-55 No.10 2,0 17-30 15-40 No.40 0,425 7-17 8-20 No.200 0,075 2-8 2-8 Sumber : Bina Marga 2006. Div.5, Hal 4 Tabel 2.8. Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat Tabel 1.2. Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat Sifat-Sifat Kelas A Kelas B Abrasi dari Agregat Kasar SIN 03-2417-1990 0-40 0-40 Indeks Plastisitas SIN 03- 1966-1990 0-6 0-10 Hasil Kali Indeks Plastisitas dgn Lolos Ayakan No.200 Maks. 25 - Batas Cair SNI 03-1967- 1990 0-25 0-35 Bagian Yang Lunak SK SIN M-01-1994-03 0-5 0-5 CBR SIN 03-1744-1989 Min. 90 Min. 60 Sumber : Bina Marga 2006. Div.5, Hal 5. Universitas Sumatera Utara 39 Proses pemecahan agregat ada yang secara manual sumber daya manusia dan juga ada yang menggunakan alat mesin. Namun sebaiknya proses pemecahan agregat menggunakan mesin pemecah batu crusher stone sehingga ukuran partikel-partikel yang dihasilkan dapat terkontrol. Adapun bentuk-bentuk agregat yang dihasilkan dari proses pemecahan dan digunakan dilapangan, yaitu : bulat rounded, pipih flaky. Gradasi akan memberikan rongga yang perlu diisi oleh aspal sebagai bahan pengikat atau ruang tempat aspal mencair pada suhu permukaan tinggi. Gradasi agregat merupakan hal yang penting dalam menentukan stabilitas perkerasan. Gradasi agregat dapat dibedakan atas : 1. Gradasi seragam uniform graded Agregat dengan ukuran yang samasejenis. Agregat ini menghasilkan lapisan perkerasan dengan sifat permeabilitas tinggi, stabilitas kurang, dan berat volume kecil. Gambar 2.5. Gradasi Seragam Uniform Graded Universitas Sumatera Utara 40 2. Gradasi rapat dense graded Campuran agregat kasar dan halus dalam porsi yang berimbang,sehingga disebut juga agregat bergradasi baik well graded. Dikatakan baik jika persen yang lolos setiap lapis dari sebuah gradasi memenuhi, yaitu : P = 100dD0,45 Agregat dengan gradasi ini akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan stabilitas tinggi, kurang kedap air, sifat drainase jelek dan berat volume besar. Gambar 2.6. Gradasi Rapat Dense Graded Universitas Sumatera Utara 41

II.6. CBR CALIFORNIA BEARING RATIO