79
4.2.3 End-to-end Delay dan Throughput Jaringan yang memiliki receive rate 0,8
Perbandingan grafik end-to-end delay dan throughput jaringan dengan receive rate 0,8 dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.9 a Perbandingan grafik end-to-end delay jaringan yang memiliki receive rate 0,8
Gambar 4.9 b
Perbandingan grafik throughput jaringan yang memiliki receive rate 0,8 a
b
Universitas Sumatera Utara
Sama halnya dengan simulasi-simulasi sebelumnya, skema simulasi A dan B memiliki pola end-to-end delay yang sama baik menggunakan link TCP
maupun link UDP. Skema simulasi C juga memiliki pola end-to-end delay yang sama dengan kedua skema lainnya tetapi tidak seluruhnya. Skema
simulasi C memiliki pola berbeda pada salah satu periode TCP-nya. Biasanya nilai end-to-end delay akan naik turun tidak beraturan dalam jangkauan 0,01-
0,1 detik setelah perlahan naik, tetapi nilai end-to-end delay pada pola ini bertahan pada angka kenaikan tertinggi selama beberapa paket data sebelum
turun kembali dan kemudian naik turun tidak beraturan seperti biasa. Skema simulasi C memiliki 3 periode 1 periode link UDP dan 2 periode link TCP
yang seluruh paket datanya loss dengan alasan NRTE. Skema simulasi A memiliki nilai end-to-end delay tertinggi sebesar 1,03355075 detik yang
terdapat pada paket data ke-330 paket data pertama link TCP periode 3. Skema simulasi B memiliki nilai end-to-end delay tertinggi pada paket data
ke-73 paket data pertama link UDP periode 5 yang bernilai 6,025174 detik dan merupakan nilai end-to-end delay tertinggi dalam simulasi jaringan
receive rate 0,8 ini. Skema simulasi C memiliki nilai end-to-end delay tertinggi pada paket data ke-1 2,044517 detik.
Link TCP dan UDP pada ketiga jaringan juga memiliki pola
throughput yang sama dengan simulasi-simulasi sebelumnya dimana
throughput link UDP berkisar antara 4-7 kbits pada saat nilai end-to-end
delay stabil dan throughtput link TCP berkisar antara 2,5-3,5 kbits pada saat nilai end-to-end delay naik turun tidak beraturan dalam jangkauan 0,01-0,1
Universitas Sumatera Utara
detik. Throughput tertinggi ketiga jaringan juga berbeda tipis. Skema simulasi A memiliki throughput tertinggi 7,102693104 kbits dalam simulasi jaringan
receive rate 0,8 ini. Skema simulasi B dan C memiliki throughput tertinggi yang sama yaitu 7,101285307 kbits. Simulasi jaringan receive rate 0,8 ini
juga memiliki throughput tertinggi pada skema A. Mengikuti kedua simulasi sebelumnya, skema simulasi A memiliki
jumlah paket loss paling sedikit dibandingkan dengan skema simulasi B dan C. Skema simulasi A memiliki 45 paket loss, sedangkan skema simulasi B dan
C masing-masing memiliki 71 dan 82 paket loss.
Universitas Sumatera Utara
82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil simulasi yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan: 1. Nilai end-to-end delay link TCP dan UDP cenderung memiliki pola
yang sama pada jaringan yang berbeda-beda. 2. Sama halnya dengan parameter end-to-end delay, nilai throughput link
TCP dan UDP juga memiliki pola yang sama pada jaringan yang
berbeda-beda. 3. Dengan nilai receive rate yang sama, skema simulasi A memiliki nilai
packet loss terkecil dibandingkan dengan skema jaringan lainnya.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan pada tugas akhir ini adalah: 1. Mengganti network interface default NS-2 agar simulasi dapat
beroperasi pada frekuensi lain. 2. Mengubah program implementasi sistem ke dalam NS-2 agar mampu
mendukung simulasi multi-channel.
Universitas Sumatera Utara