Menurut Hall 1982: 86 media dan institusi pemaknaan tidak hanya merefleksikan dan menyokong konsensus tetapi sebagai institusi yang membantu
memproduksi konsensus dan juga memproduksi persetujuan. Pendekatan ini juga dapat digunakan untuk mendemostrasikan bagaimana institusi media dapat
mengartikulasikan produksi dan reproduksi dari ideologi dominan dan pada saat yang bersamaan ”bebas’ dari tekanan langsung dan ”independen” dari usaha campur tangan
kekuasaan. Aliran Marxis sendiri berpendapat bahwa representasi media di satu sisi
sebagai ”penyetor” ideologi kelas yang berkuasa dan di sisi lain sebagai penanam kesadaran palsu Woollacott, 1982: 105.
5. 2. b. Komik Sebagai Media Representasi
Sesungguhnya, kekuatan komik berasal dari kemampuannya menciptakan ilusi realitas. Ketika kita sudah terlanjur masuk ke dunia komik, kita seolah-olah
mempercayai kebenaran cerita atau realitas yang ditampilkan dalam cerita komik tersebut. Karena komik sebagai media sarana representasi adalah ilusi dalam
kaitannya bahwa ada realitas sejati dibalik representasi. Komik tidak merefleksikan realitas sehingga ia tidak berfungsi sebagai cermin dari realitas, melainkan komik
menghadirkan kembali realitas tersebut. Sangat disayangkan kalau kita terlalu mengharapkan kebenaran dari cerita komik, sehingga menaruh harapan yang
berlebihan pada tokoh-tokoh pahlawan kertas ciptaan penulis komik. Seolah mereka tokoh sejarah yang benar-benar pernah hidup di muka bumi ini. Tokoh-tokoh dalam
komik itu memang hidup, namun hanya dalam dunia komik dan mungkin dalam khayalan pembacanya. Ia hanya merepresentasikan realitas
18
Representasi adalah konsep yang mempunyai beberapa pengertian. Representasi menunjuk, baik pada proses maupun produk dari pemaknaan suatu tanda.
Representasi berarti menggunakan bahasa untuk mengatakan sesuatu yang penuh arti atau untuk menggambarkan dunia yang penuh arti kepada orang lain. Ia merupakan
sebuah bagian yang esensial dari proses di mana makna dihasilkan atau diproduksi dan diubah antara anggota kulturnya Hall, 1997: 15. Jadi, pandangan hidup kita
tentang anak-anak, orang tua, laki-laki, perempuan misalnya akan dengan mudah terlihat dari cara kita memberikan penghargaan atau barang untuk mereka. Begitu
juga dengan pandangan-pandangan hidup kita tentang cinta, warna, negara, budaya dan hal-hal yang praktik lainnya. Representasi merupakan konsep yang digunakan
dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penandaan yang tersedia yaitu dialog, tulisan, gambar, film, iklan, fotografi, dsb.
Kita akan mengkonstruksikan seperangkat rantai korespondensial antara peta konseptual yang ada di kepala kita dengan bahasa atau simbol yang berfungsi
merepresentasikan konsep-konsep kita tentang sesuatu. Relasi antar sesuatu, peta konseptual dan bahasa atau simbol adalah jantung dari produksi makna lewat bahasa.
Proses yang menghubungkan ketiga elemen ini secara bersama-sama itulah yang kita namakan representasi.
Konsep representasi bisa berubah-ubah. Selalu ada pemaknaan baru dan pandangan baru dalam konsep representasi yang sudah pernah ada. Karena makna
sendiri juga tidak pernah tetap, ia selalu berada dalam proses negosiasi yang disesuaikan dengan situasi yang baru. Intinya adalah, makna tidak inheren terhadap
sesuatu di dunia ini. Ia selalu dikonstruksikan, diproduksi lewat proses representasi. Ia adalah hasil dari praktek penandaan. Praktek yang membuat suatu hal bermakna
19
sesuatu. Representasi dalam komik memberikan makna lain dan pandangan baru yang keluar dari jalur pemaknaan yang telah disepakati. Karena makna sendiri juga tidak
pernah tetap, melainkan disesuaikan dengan kondisi yang membangunnya. Secara ringkas, representasi adalah produksi makna melalui bahasa Hall, 1997: 15
5. 2. c. Representasi Perempuan Dalam Media