Kerapatan Jenis Persepsi Masyarakat

Andi Adli, dkk. Profil Ekosistem Lamun Sebagai Salah Satu Indikator Kesehatan Pesisir Perairan Sabang ………53 Enhalus acoroides merupakan tumbuhan yang mudah dikenal karena dapat mencapai 1 meter panjang daun, serta memiliki rhizoma akar yang tebal dengan diameter 1,5 cm dan diliputi akar tebal dan sabut daun yang berwarna hitam. Daunnya sepanjang 50-1,5 cm pinggiran daun licin dan tebal. Buahnya menyerupai buah rambutan, bagian dalam buah tersebut seperti isi durian. Enhalus acoroides yang tumbuh di perairan pantai Tanjung Kekot, perairan pantai Sabang Tende dengan substrat pasir berlumpur, memiliki pertumbuhan yang subur jika dilihat dari ketinggian tumbuhan ini mencapai 1 meter, sedangkan pertumbuhan di perairan pantai Lalos dengan substrat pasir berkarang kurang subur ini dilihat dari ketinggian tumbuhan tersebut yang hanya mencapai 30-50 cm Dahuri, 2003. Thalasia hemprichii merupakan tumbuhan lamun yang tumbuh di daerah pasir bercambur karang sampai substrat berlumpur. Tumbuhan ini serupa dengan Cymodocea rotundata , namun dapat dibedakan pada rhizoma yang tebal kasar. Batangnya yang tegak pada setiap batang memiliki 2-6 daun. Daun melengkung dan lurus seperti sabit sepanjang 16 cm dan lebar 1 cm Nontji, 1993. Halophila ovalis merupakan tumbuhan lamun dari genus halophila dengan ukuran yang terkecil. Tumbuhan ini tumbuh di kawasan intertidal yang berpasir hingga lumpur. Akarnya pendek daunnya berukuran 1-2 cm tinggi batang 5-7 cm, akarnya 2-3 cm. Menurut Dahuri 2003, bahwa Cymodocea rotundata merupakan tumbuhan yang memiliki rhizoma yang halus dengan akar bercabang secara tidak teratur dengan satu batang pendek yang mempunyai daun 2- 7 , batangnya tegak dan pendek dengan ukuran 1-3 cm daun 2-4 mm dan 10 cm panjang , urat tengah tidak menonjol. Selanjutnya dinyatakan Dahuri, 2003, bahwa Halodule pinifolia merupakan tumbuhan yang halus, rhizomanya monopodial yang tumbh dikawasan berpasir, lumpur dan pataha karang. Rhizoma berdiameter 1,5 cm, batangnya tegak dan pendek mempunyai 2-4 daun berserat secara tidak beraturan dan pinggiran daun licin. Syringodium isoetifolium , merupakan tumbuhan yang memilii daun berselinder dan keras yang muncul dari rhizoma monopodial halus. Terdapat 2-3 daun, daun mencapai 15 cm berdiameter 1 mm. Tumbuhan ini tumbuh pada daerah berpasir sampai dengan pasir berlumpur Senoaji, 2009.

a. Kerapatan Jenis

Kerapatan jenis lamun adalah banyaknya jumlah individutegakan suatu spesies lamun pada luasan tertentu. Hasil yang diperoleh dapat dilihat sebagai berikut dalam Tabel 2 Tabel 2. Kerapatan Jenis Di dan Kerapatan Relatif RDi ind12m 2 No Jenis Sta I Sta II Sta III Di RDi Di RDi Di RDi 1 C.r 8 25,3 7,8 17,4 7,1 19,7 2 E.a 7,5 23,5 7,4 16,4 7,4 20,4 3 H.o 8,1 25,6 7,9 17,5 7,3 20,2 4 H.p - - 6,6 14,8 7,2 20 5 T.h 8 25,3 7,9 17,5 7 19,5 6 S.i - - 7,2 16,1 Jumlah 27,5 99,7 42 99,7 36,9 99,8 54 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 1, Januari 2016 hlm 49-62 ISSN: 2089-8630 Pada Tabel 2 menunjukkan kerapatan jenis lamun tertinggi di ketiga stasiun yaitu Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata, sedangkan untuk jumlah total individu lamun pada stasiun I: 27,5 ind12m 2 , stasiun II: 42 ind12m 2 , stasiun III: 36,9 ind12m 2 . Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, di ketiga stasiun pengamatan jumlah dan jenis lamun yang ditemukan berbeda tidak selalu sama, yakni jenis terbanyak ditemui pada stasiun I zona alami sebanyak 4 jenis, sedangkan pada stasiun II zona pemukiman sebanyak 6 jenis, dan stasiun III zona resort wisatawan hanya dijumpai 5 jenis lamun. Nilai kerapatan jenis tertinggi juga terdapat di stasiun II yakni 42 ind12m 2 . Hal ini dimungkinkan karena karakteristik substrat yang berbeda antar stasiun, sebaran pertumbuhan lamun yang tidak tersebar secara merata dan beberapa faktor lingkungan lainnya seperti kondisi lingkungan yang berbeda. Stasiun I zona alami kondisi lingkungannya masih alami dalam kondisi baik dan belum tercemar oleh aktivitas masyarakat maupun aktivitas wisata sehingga diduga lamun tumbuh baik disana, sedangkan pada stasiun II dan III zona pemukiman dan resort kondisi lingkungannya sudah dipengaruhi oleh berbagai kegiatan manusia seperti adanya limbahsampah, kegiatan nelayan setempat maupun untuk pariwisata yang menjadikan kondisi perairan dan lingkungan sedikit terganggu sehingga mempengaruhi ekosistem lamun yang ada disana. Hal ini menunjukkan kerapatan jenis lamun akan semakin tinggi bila kondisi lingkungan perairan tempat lamun tumbuh dalam keadaan baik. Kiswara 2004, kerapatan jenis lamun di pengaruhi faktor tempat tumbuh dari lamun tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerapatan jenis lamun di antaranya adalah kedalaman, kecerahan, arus air dan tipe substrat.

b. Persentase Frekuensi Jenis Tabel 3. Frekuensi Jenis Fi dan Frekuensi Relatif RFi