STABILISASI EKONOMI DALAM STUDI KOMPARAS (1)

STABILISASI EKONOMI DALAM STUDI KOMPARASI
TEORI KWANTITAS UANG KERTAS DAN DINAR DIRHAM

Disusun oleh :
Richi Sumarjono
14423217

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2016

1|Page

KATA PENGANTAR
Uhayyikum bi takhiyyatil Islam, takhiyyati mubarakah, takhiyyati min ‘indillah, takhiyyati
ahlil jannah…
Assalaamu’alaykum warahmatullaahi wa barakaatuh
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur Kehadirat Alah Subbhanahu wa
Ta’ala yang telah melimpahkan kekuatan dan kemudahan nikmat atas urusan dunia dan

agamai ini. Shalawat serta salam atas pimpinan para Utusan, Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wa Sallam, para keluarga dan para sahabatnya secara keseluruhan.
Makalah ini adalah bentuk curahan ketidakmengertian penulis atas apa yang
dilihatnya setiap hari, yaitu uang. Ketika memandang sebuah uang kertas yang lusuh dan
selayaknya seperti tidak terlihat bernilai, tetapi realitanya uang lusuh tersebut memiliki
ketetapan Undang – undang sebagai alat pembayaran yang sah di Negeri ini. Kegundahan
kedua adalah apa yang dapat penulis fokuskan dan berikan sebagai seorang mahasiswa
Ekonomi Islam untuk lebih bermanfaat bagi agama dan masyarakat.
Kegundahan – kegundahan tersebut sedikit demi sedikit mendapat sebuah kejelasan
arah kemana penulis dapat memfokuskan diri dan bermanfaat bagi agama dan masyarakat
atas bimbingan yang penulis dapatkan dari Murabbi – murabbi yang telah mendampingi
penulis selama ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
a) Bapak Zein Muuttaqin, S.E.I., M.A. selaku dosen matakuliah Bahasa Indonesia yang
telah memberikan motivasi pengembangan diri melalui tugas ini, sehingga penulis
mendapat pengetahuan dan pengalaman dalam menulis makalah yang sesuai dengan
kaidah – kaidahnya.
b) Ustadz Adi Bayu Nugroho, S.Pd.I dan Ustadz Dimas Rizal Fachruddin selaku
murabbi pendamping dalam memberikan arahan – arahan terkait penulisan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
namun penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Keritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini.
Wassalaamu’alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh
Yogyakarta, 12 Desember 2016
Pemakalah

Richi Sumarjono

2|Page

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A.

Latar Belakang .......................................................................................................................... 4


B.

Rumusan Masalah .................................................................................................................... 5

C.

Tujuan ........................................................................................................................................ 5

D.

Manfaat ...................................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
A.

Aplikasi teori kwantitas pada uang kertas ............................................................................. 6

B.


Aplikasi Teori Kwantitas Pada Dinar dan Dirham ............................................................... 8

BAB III ................................................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12

3|Page

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep uang dalam Islam berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi
konvensional. Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang
adalah uang, dan uang bukanlah kapital. Sebaliknya, konsep uang yang dikemukakan
dalam ekonomi konvensional tidak jelas. Seringkali istilah uang dalam perspektif
ekonomi konvensional diartikan secara bolak-balik (interchangeability), yaitu uang
sebagai uang dan uang sebagai kapital (Karim, 2008). Padahal di antara keduanya ada
beberapa perbedaan, salah satu yang paling signifikan adalah bahwa uang dalam konsep
Islam merupakan public goods, sedangkan kapital merupakan private goods. Akan tetapi,
dalam perekonomian konvensional yang hingga kini masih digunakan oleh pemerintah

kita, uang memiliki cakupan keduanya. Oleh karena itu, beberapa permasalahan utama
dalam moneter, salah satunya inflasi, seringkali berawal dari sistem keuangan yang kita
gunakan ini. (Triono, 2011)
Masih tidak terlupakan peristiwa sejarah kelam “penjajahan” gaya “baru” asing
terhadap Indonesia di tahun 1997 – 1998, semua kekayaan umat ini yang tersimpan dalam
nilai Rupiah atau yang diukur dengan nilai Rupiah, nilainya terus turun tinggal 14% atau
Rupiah mengalami penurunan 86% terhadap Dollar Amerika hanya dalam kurun waktu
beberapa bulan, karena nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika turun dari Rp 2,400/US$ 1
menjadi terburuk pada Rp 17,000/US$ 1. Jadi apabila Anda saat itu punya tabungan Rp 1
Milyar sebelum krisis, selama krisis uang anda tetap Rp 1 Milyar maka dalam nilai Dollar
Amerika sebenarnya Anda telah menjadi lebih miskin 86% karena uang Rp 1 Milyar
Anda tadinya setara kurang lebih US$ 417,000 dalam beberapa bulan tinggal US$ 59,000.
Dari kejadian tersebut, kita dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa uang kertas atau
Fiat Money sangat tidak bisa diandalkan untuk mempertahankan dan melindungi
kekayaan pemiliknya. Dari sini terbukti bahwa uang fiat gagal menjalankan fungsinya
yaitu sebagai store of value atau penyimpan nilai.
Dalam bagian ini maka yang akan kita bahas di antaranya mengenai makna dari
kestabilan nilai mata uang dengan menggunakan teori kwantitas uang. Hal ini diperlukan
karena keberadaan uang dalam sebuah perekonomian memberikan arti yang terpenting.
Ketidakadilan dari alat ukur yang diakibatkan adanya instabilitas nilai tukar uang akan

mengakibatkan perekonomian tidak berjalan pada titik keseimbangan. Hal ini akan
semakin mempersulit untuk merealisasikan keadilan dalam sosial ekonomi dan
kesejahteraan sosial. Ibn Khaldun mengatakan bahwa suatu negeri tidak akan mampu
melakukan pembangunan secara berkesinambungan tanpa adanya keadilan dalam sistem
yang dianutnya. Stabilitas harga berarti terjaminnya keadilan uang dalam fungsinya
sehingga perekonomian akan relatif berada dalam kondisi yang memungkinkan
teralokasinya sumber daya secara merata, terdistribusinya pendapatan, optimum growth,
full employment, dan stabilitas perekonomian.

4|Page

B. Rumusan Masalah
Ketika umat Islam sadar bahwa fiat money tidak dapat diandalkan, solusi yang
telah diajarkan oleh Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Sallam yaitu kembali pada Dinar
dan Dirham. Standarnya pun sudah jelas yaitu satu Dinar adalah emas 1 mitsqal atau
seberat 4.25 gr. Sedangan Dirham adalah perak murni yang beratnya ditentukan
berdasarkan persamaan berat yang dibakukan oleh Khulafaur Rasyidin Umar bin Khattab
r.a yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham, artinya satu Dirham sama dengan
2.975 gr perak murni. (Katsiir, 2004)
Islam menyajikan suatu sistem yang telah terbukti dapat menyeimbangkan

stabilitas ekonomi dengan alur prosesnya yang teratur. Nampaknya sunnatullah
kestabilan ekonmi mengikuti sunnatullah kestabilan alam semesta seperti beredaarnya
bulan pada bumi, dan beredarnya bumi pada matahari dan seterusnya. Atas dasar
keseimbangan tersebut makalah ini mencoba membahas secara khusus penerapan teori
kwantitas uang terhadap fiat money dan dinar dirham (Iqbal, 2007, p. 107)
Berdasarkan uraian di atas makalah ini mencoba membahas persoalan terkait:
1. Bagaimana aplikasi teori kwantitas pada uang kertas?
2. Bagaimana aplikasi teori kwantitas pada Dinar dan Dirham?

C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari pembuatan makalah ini adalah dengan
mengacu pada apa yang disampaikan dalam bagian latar belakang permasalahan yang
antara lain sebagai berikut :
1. Membangun kembali worldview umat muslim khususnya terhadap sistem
ekonomi Islam secara menyeluruh dengan memberikan informasi – informasi
yang terkait dengan studi – studi komparasi ekonomi konvemsional dengan
ekonomi Islam.
2. Menjelaskan bagaimana sistem Ekonomi Islam menjaga stabilisasi
perekonomian melalui penggunaan uang Dinar dan Dirham.


D. Manfaat
Sebagaimana telah disampaikan terdahulu bahwa makalah terkait dengan
ketidakadilan dan ketidakberdayaannya uang kertas dalam melindungi harta maka
manfaat makalah ini diharapkan dapat memenuhi hal – hal sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran dan referensi cara kerja Islam dalam mengatur
kegiatan ekonomi kepada umat muslim khususnya.
2. Memberikan pemahaman baru tentang mata uang Dinar dan Dirham serta
memperkaya khasanah pengetahuan sistem Ekonomi Islam sehingga dapat
lebih dikenal dan berkembang di Indonesia.

5|Page

BAB II
PEMBAHASAN
A. Aplikasi teori kwantitas pada uang kertas
Berbeda dengan faktor produksi lainnya, kecukupan atau ketidakcukupan faktor
produksi berupa uang dalam ekonomi berbasis uang kertas dan bunga bank bukanlah
ditentukan oleh hal yang sifatnya dari alam, melainkan lebih disebabkan oleh struktur
institusional dari sector lembaga keuangan dari sistem ekonomi di suatu negara. Karena
inilah uang mudah diciptakan, namun juga mudah hancur nilainya. (Iqbal, 2007)

Para ahli moneter abad ini menjelaskan hubungan antara jumlah uang beredar
dengan Produk Nasional Bruto atau Gross Nattional Products (GNP ) menggunakan
rumus persaaan pertukaran atau equation of exchange sebagai berikut :

MxV=PxQ
M

= jumlah uang beredar dalam satuan waktu tertentu, missal 1 tahun

V

= kecepatan perputaran uang rata – rata atau berapa kali rata – rata setiap uang
berpindah tangan dalam satu tahun.

P x Q = nilai uang pembelanjaan di suatu wilayah negara
P

= tingkat harga yang berlaku di usatu negara pada tahun tersebut

Q


= Tingkat output riil dari barang dan jasa.

Dalam satu persamaan linier M x V = P x Q, apabila sisi kiri naik maka otomatis
sisi kanan naik. Misalnya negeri ini mencetak uang kertas terus menerus, maka M akan
naik. Hal ini tidak harus berdampak negatif apabila uang tersebut dipakai untuk
membiayai sektor riil sehingga Q naik. Kenaikan uang yang diikuti kenaikan output akan
membuat harga relatif tetap, artinya masyarakat bisa membeli kebutuhannya dengan
harga yang tidak naik. Namun apabila uang yang dicetak tersebut hanya berputar di
sektor financial, menjadi tabungan, pinjaman antar lembaga keuangan, sertifikat bank
sentral dan sejenisnya dan tidak dipakai untuk membiayai sektor riil, maka Q tetap dan
sebaliknya P atau harga – harga akan naik.
Dalam skenario kedua ini pencetakan uang yang dilakukan terus menerus tidak
menimbulkan kemakmuran bagi rakyat kebanyakan, malah menyengsarakan karena
harga – harga terus menaik (inflasi) sementatara penghasilan belum tentu naik.
Penghasilan rata – rata penduduk kemungkina besar tidak naik karena tidak
bertambahnya sektor riil yang memproduksi sesuaatu – artinya tidak ada tambahan
kegiatan ekonomi yang menciptakan lapangan kerja atau menumbuhkan kesempatan
bekerja atau berkarya
6|Page


Dalam ekonomi yang bersifat ribawi dimana bunga bank dianggap “halal”; maka
ada kecenderungan masyarakat atau institusi yang memegang uang untuk memilih
menaruh uangnya di bank dalam bentuk tabungan, deposito; dan lainnya. Dan setiap kali
akan menggunakan uangnya untuk menggerakkan sektor riil akan selalu dibandingkan
dengan bunga yang bisa diperoleh apabila uangnya disimpan di bank. (Halim, Hamid, &
Mohd Nordin, 2002) Semakin suram prediksi ekonomi, semakin takut orang berinvestasi
di sektor riil dan semakin banyak orang yang menaruh uangnya di bank saja karena
dianggap aman. Dari pihak bank juga akan terdorong untuk menambah jumlah uang
yang beredar dengan pinjaman, tetapi uang ini mutar balik ke bank karena tertarik oleh
bunga atau interest – artinya pinjaman tersebut tidak menggerakan sektor produkdi,
apabila ini terjadi maka akan terjadi spiral penghancuran sektor rill yang di tandai
dengan membumbung tingginya harga – harga dan membengkaknya simpanan di bank
yang tidak dapat disalurkan.
Sejauh dalam sistem ekonomi dimungkinkan uang menghasilkan uang, maka
akan tendensi salah satu pelaku ekonomi menghindar dari perannya untuk berproduksi
dan memilih bermain di pasar uang dan investasi di sektor keuangan –bukan riil. Apabila
hal ini dilakukan oleh banyak pelaku pada kurun waktu tertentu maka disinilah
kehancuran ekonomi itu terjadi. Proses terjadinya penghaancuran eknomi dari dalam atau
self destructing economy dapat digambarkan seperti di ilustrasi berikut

Ketika bisnis buruk, orang yang masih mempunyai surplus dana
akan cenderung menyimpan saja dananya karena aman dan
dapat bunga, bisnis akan semakin memburuk karena produksi
se aki kura g…eko o i ulai tidak stabil
Ketika investasi
sector riil berkurang,
kegiatan produksi
turun, harga akan
naik, hal ini buruk
untuk semua orang

3
2

1

Pada saat bisnis baik, bunga
bank akan menarik surplus
pendapatan, orang tidak
menginvestasikan di sektor
riil kelebihan
pendapatannya

Self destructing economics dari sistem ribawi (Iqbal M. )

7|Page

B. Aplikasi Teori Kwantitas Pada Dinar dan Dirham
Teori yang sama tetapi apabila diterapkan dalam lingkungan yang berbeda dan
sistem yang berbeda hasilnya bisa bertolak belakang 180 derajat. Dengan mrnggunakan
teori yang sama M x V = P x Q untuk menjelaskan sistem ekonomi yang berbasis Dinar
dan Dirham dan dimana bunga bank dianggap haram (dan memang haram). Teori ini
disebut ‘Teori Kwantitas’ (dibaca teori kwantitas dalam tanda petik), karena teori
kwantitas yang asli tidak pernah dimaksudkan untuk diaplikasikan pada Dinar dan
Dirham. (Iqbal, 2007)
M relative tidak naik karena Dinar atau Dirham tidak seperti uang kertas yang
bisa dicetak kapan saja. Untuk mencetak Dinar diperlukan emas asli yang tentu
jumlahnya tidak banyak (Siswantoro). Dengan tidak naiknya M, sementara Q atau output
harus naik secara gradual sejalan dengan pertumbuhan penduduk dunia dan P relatif tetap
(harga barang – barang apabila dibeli dengan emas akan cenderung tetap dalam jangka
panjang), maka harus ada yang bergerak mengimbangi Q atau output. Tinggal satu faktor
yang belum bergerak yaitu V, disinilah rahasianya ekonomi Islam mengapa Islam sangat
mendorong perputaran uang yang cepat dari satu tangan ke tangan lainnya. Lebih jauh
lagi perputaran ini harus luas tidak hanya berputas digolongan tertentu saja sesuai Ayat
Al – Qur’an 59:7 “….agar harta itu jangan hanya beredar diantara orang – orang kaya
diantara kamu…”. (Katsir, 2004)
Segala kebutuhan manusia, termasuk jumlah emas diseluruh dunia untuk
memenuhi kebutuhan mata uang penduduknya, ternyata juga sudah diatur sedemikian
rupa sesuai skenario Allah Subbhanahu wa Ta’ala sehingga akan selalu mencukupi.
Difirmankan oleh Allah dalam Al – Qur’an QS 54:49 “Sesungguhnya, Kami menciptakan
segala sesuatu menurut ukuran”. Hal ini juga bisa dibuktikan dengan statistic jumlah
penduduk dunia dibandingkan dengan jumlah emas yang tersedia sebagaimana
ditunjukkan pada grafik berikut.

Sumber : Gold sheet minning directory (goldsheetlinks.com)

Cepatnya perputaran uang dalam ekonomi Islam ini juga digambarkan dalam
Hadits dimana Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam suatu pagi selesai sholat subuh
buru – buru pulang kemudian balik lagi ke Masjid untuk melanjutkan dzikir dan do’anya.

8|Page

Ketika sahabat ada yang bertanya, Rasul menjelaskan bahwa beliautadi buru – buru
karena ingat ada uang tiga Dirham yang belum disedekahkan. (al-Mubarakfuri, 2001)

Pada hadits lain Abu Hurairah:
Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,”Jika saya memiliki emas
sebesar gunung Uhud, saya tidak akan suka kecuali setelah tiga hari tidak tersisa satu
Dinarpun yang ada padaku apabila ada orang lain yang berhak menerimanya dariku,
kecuali sejumlah yang akan aku pakai untuk membayar utangku” (HR. Bukhori).
(Atsqalani, 2002)
Dua contoh diatas menggambarkan seberapa cepat uang seogyanya berputar
diantara kaum muslimin. Apabila uang tersebut ung kecil putaran ini ukurannya satu
hari, apabila uang besar atau kekayaan yang banyak maka putarannya tiga hari. Artinya
uang bagi kaum muslimin hendaklah terus bergerak, baik itu untuk konsumsi,
disedekahkan/diinfakkan ataupun diinvestasikan untuk kegaitan produktif.
Menyimpan uang Dianar dan Dirham tidak termasuk yang dianjurkan,
penyimpanan Dinar atau Dirham akan terekena ‘pinalty’ berupa zakat apabila Dinar dan
Dirham tersebut telah melebihi nisabnya dan disimpan dalam waktu satu tahun. Oleh
karena itu bagi yang mendapat amanah untuk mengelola harta anak yatimpun, juga
sangat dianjurkan untuk memutarnya secara hati – hati untuk kegiatan produktif karena
apabila tidak maka harta tersebut bisa tergerus terkena zakat dari tahun ke tahun. (alJaza'iri, 2015)
Berbeda dengan ekonomi konvensional, dimana orang ang menabung mendapat
hadiah berupa bunga bank, di Islam ini diharamkan. Uang harus dikembalikan ke fungsi
aslinya yaitu sebagai alat tukar, uang tidak boleh menghasilkan uang, tetapi produksilah
yang menghasilkan uang. Apabila hal ini diikuti maka akan terjaga kestabilan
ekonommi. Hal ini bisa juga kita demonstrasikan menggunakan persamaan pertukaran M
x V = P x Q dengan penjelasan sebagai berikut:
Apabila ada kekhawatiran ekonomi akan memburuk kedepan, maka orang tidak
terdorong ntuk berinvestasi, karena menabung bukanlah pilihan (tidak ada insentif bunga
dan malah terkena zakat), maka pilihannya tinggal dikonsumsi atau disedekahkan.
Pilihan untuk konsumsi atau sedekah ini akan menaikkan apa yang disebut aggregate
demand terhadap barang dan jasa. Aggregate demand atau permintaan keseluruhan
barang dan jasa yang naik akan mendorong produksi dan tentu akan menarik kembali
sebelum sempat menjadi buruk. Putaran stabilitas ekonomi ini disebut self balancing
economics yang dapat diilustrasikan seperti gambar dibawah ini.

9|Page

Pada saat bisnis baik, orang
tertarik investasi yang
meningkatkan produksi dan
lapangan pekerjaan, tercipta
pula kesejahteraan

3
Pada saat produksi
berlebihan, harga akan
turun, produsen akan
mengurangi produksi, trend
bisnis menurun

2

4

Pada saat aggregate
demand tumbuh, produsen
akan meningkatkan
produksi dan ini mendorong
pertumbuhan dan lapangan
kerja

1
Pada saat trend bisnis cenderung menurun
(belum buruk) orang tidak tertarik investasi,
orang mengkonsumsi kelebihan
pendapatannya (karena tidak ada bunga
orang tidak menyimpan uang di bank), hal ini
akan menaikkan aggregate demand
Self balancing economic dalam sistem Ekonomi Islam (Iqbal M. )

10 | P a g e

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Persamaan pertukaran M x V = P x Q dapat dipakai untuk menyimpulkan secara
sederhana, mana kebiakan moneter yang fitrah dan memakmurkan rakyat dan mana
kebijakan moneter yang dzalim dan menyengsarakan rakyat. Apabila pemerintah
mencetak uang, tetapi tidak berdampak pada naikya ketersediaan barang dan jasa (Q)
maka pasti harga (P) yang naik, berarti upaya pemerintah mencetak uang menjadi
musibah bagi masyarakat karena inflasi akan menaikkan harga – harga seluruh barang
dan jas yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ini yang terjadi pada sistem uang fiat saat ini.
Apabila pemerintah dapat mengendalikan jumlah uang yang ada (M) pada saat
yang bersamaan dapat meningkatkan produksi barang dan jasa, maka jumlah barang dan
jasa (Q) naik sementara M relatif tetap, maka pasti harga – harga (P) akan turun, iniliah
kebijakan pemerintah yang akan memakmurkan rakyat . dan kebijakan tersebut dapat
terjadi apabila uang Dinar dan Dirham yang dipakai

B. Saran
Kajian ini sangat perlu untuk dikaji lebih intens kembali karena menurut saya
penggunaan Dinar dan Dirham sebagai salah satu bagian dari sistem Ekoonomi Islam ini
masih kurang dalam pengkajiannya. Dan untuk lebih mendukung kajian tersebut sangat
diperlukan data – data yang lebih akurat.

11 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved from goldsheetlinks.com.
al-Jaza'iri, A. B. (2015). Minhajul Muslim. (M. 'Aini, A. h. Fachrudin, & K. Mutaqin, Trans.) Jakarta:
Darul Haq.
al-Mubarakfuri, S. (2001). Perjalanan Hidup Rasul yang Agung MUHAMMAD SAW : Dari Kelahiran
Hingga Detik-detik Terakhir. (H. Yahya, Trans.) Jakarta: Kantor Atase Agama Kerajaan Saudi Arabia
Jakarta.
Atsqalani, A. I. (2002). Fathul Baari: Syarah Shahih Al Bukhari. (G. A. Ummah, Trans.) Jakarta: Pustaka
Azzam Anggota IKAPI DKI.
Halim, A., Hamid, A., & Mohd Nordin, N. A. (2002). Dinar and Dirham Effects on the Banking Business
and Its Solution. International Conference on Stable and Just Global Monetary System. Melaka:
International Islamic University Malaysia.
Iqbal. (2007). Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar & Dirham. Depok: Spiritual Learning
Centre & Dinar Club.
Iqbal, M. (n.d.). Retrieved Desember 13, 2016, from Geraidinar.com.
Karim, A. A. (2008). Ekononomi Makro Islami. Jakarta: Rajawali Pers.
Katsiir, I. (2004). Al Bidayah wan Nihayah: Masa Khulafa'ur Rasyidin. (A. I. al-Atsari, Ed.) Jakarta:
Darul Haq.
Katsir, I. (2004). Lubaabut Tafsir min Ibnu Katsiir (8 ed.). (M. A. Ghoffar E.M, A. Mu'thi, & A. I. Alatsari, Trans.) Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi'i.
Siswantoro, D. (n.d.). Kecukupan Emas untuk Dinar dan Rasionya dengan Dirham Studi Kasus
Indonesia. Jurnal of the Islamic Economic Forum for Indonesia Development .
Triono, D. C. (2011). Ekonomi Madzhab Hamfara Jilid I. Yogyakarta: Irtikaz.

12 | P a g e