Historiografi yang relevan PENDAHULUAN
suatu peristiwa, ia hanya melaporkan apa yang terjadi berdasarkan kesaksian orang lain.
Sumber sekunder yang peneliti gunakan sebagai berikut: Kongres Wanita Indonesia. 1978. Sejarah Setengah Abad
Pergerakan Wanita Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Panitia Peringatan 30 Tahun Kesatuan Pergerakan Wanita. 1958.
Buku Peringatan 30 Tahun Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia, 22 Desember 1928-22 Desember 1958. Jakarta:
Percetakan Negara.
Blackburn, Susan. 2007. Kongres Perempuan Pertama: Tinjauan Ulang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia-KITLV.
Marwati Djoened P Nugroho Notosusanto. 2009. Sejarah Nasional Indonesia V: Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Akhir Hindia
Belanda ± 1900-1942. Jakarta: Balai Pustaka.
c. Verifikasi
Tidak semua data yang diperoleh di lapangan dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian. Peneliti harus kritis terhadap sumber yang
diperolehnya. Pengujian sumber yang diperoleh dapat dilakukan dengan membandingkan dengan data atau sumber lainnya serta dengan penelitian
yang sudah ada sebelumnya. Kritik sumber yang dilakukan peneliti haruslah seobyektif mungkin, agar diperoleh data dan sumber yang benar-benar
sesuai dengan penelitiannya. Verifikasi ada dua macam yaitu autentisitas keaslian sumber, atau kritik
eksteren, dan kredibilitas atau kritik intern.
16
Autentisitas lebih bersifat fisik,
16
Ibid., hlm. 100.
bukan isi dari sumber tersebut, sementara Kredibilitas lebih secara kritis terhadap isi dari sumber. Penulis menemukan sumber buku dari Kongres
Wanita Indonesia berjudul Peringatan 30 Tahun Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia yang kertasnya sudah menguning dan penulisannya
menggunakan mesin ketik serta berejaan lama. d.
Interpretasi Menguraikan informasi dari data-data dan sumber yang sudah diperoleh
serta sudah dipilih merupakan tahap dimana peneliti harus bisa berfikir logis dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu sejarah. Interpretasi ada dua macam,
yaitu analisis dan sintesis. Analisis berarti menguraikan. Setiap sumber sejarah pasti memunculkan beberapa tafsiran berbeda dari tiap penulis.
Langkah ini menuntut kecermatan obyektifitas yang disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk menyatukan hasil interpretasi penulis
terhadap data yang diperoleh dilakukan sintesis yakni penggabungan atau pengelompokan sesuai dengan topik yang dibahas.
e. Historiografi
Tahap akhir dalam metode sejarah kritis yaitu penulisan historiografi, dari serangkaian tahap itu kemudian dituangkan peneliti dalam penulisan.
Dukungan sumber-sumber yang valid serta lengkap, akan membantu penelitian ini menjadi penulisan yang dapat dipertanggungjawabkan dan
dapat dijadikan pula sebagai referensi penelitian-penelitian selanjutnya.