Organ Pencernaan Sapi Sistem Pencernaan Pada Sapi Potong

Berikut ini adalah gambar sistem pencernaan pada sapi : Sumber: Rianto, 2011

2.2. Organ Pencernaan Sapi

Pada proses penyerapan nutrisi, dibutuhkan organ pencernaan. Berikut ini adalah organ-organ dalam pencernaan sapi : a. Mulut Pakan mengalami penghancuran di dalam mulut secara mekanik karena menggunakan gigi. Selain itu pakan juga mengalami penghancuran dengan pencampuran saliva. Menurut Rianto 2011, saliva disekresikan ke dalam mulut oleh 3 pasang glandula saliva, yaitu glandula parotid yang terletak di depan telinga, glandula submandibularis submaxillaris yang terletk pada rahang bawah, dan glandula sublingualis yang terletak di bawah lidah. Saliva pada sapi tidak mengandung enzim amylase sehingga proses pencernaan hanya berlangsung secara mekanik. Saliva memiliki kandungan bikarbinat sehingga memiliki sifat buffer penyangga, saliva yang masuk ke dalam rumen akan berguna dalam menjaga pH rumen agar tidak naik atau turun terlalu tajam. b. Rumen Pakan yang telah melewati mulut maka akan melewati pharynx dan melalui oesophagus menuju rumen. Sumber : Rianto, 2011 Menurut Rianto2011, rumen merupakan kantong yang besar sebagai tempat persediaan dan pencampuran bahan pakan untuk fermentasi oleh mikroorganime. Fungsi utama rumen adalah tempat untuk mencerna serat kasar dan zat-zat pakan dengan bantuan mikroba. Mikroba tersebut dalam suasana anaerob dan sebagian dapat hidup dalam suasana fakultatif anaerob. Sumber : Rianto, 2011 Saluran pencernaan sapi tidak menghasilkan enzim untuk mencerna selulosa yang merupakan bagian terbesar dari pakan serat, yaitu sekitar 30-60 dari total bahan kering. Karena enzim yang digunakan dalam pencernaan serat berasal dari mikroba. Hal ini sesuai dengan pendapat Blakely 1994, rumen volumenya dapat mencapai 200 liter, rumen mengandung mikroorganisme, bakteri, dan protozoa yang akan menghancurkan bahan-bahan berserat, mencerna bahan- bahan itu untuk kepentingan mikroba itu sendiri, membentuk asam- asam lemak mudah terbang, serta mensintesis vitamin B serta asam- asam amino. c. Retikulum Sumber : Rianto, 2011 Retikulum disebut honey comb, hal ini dikarenakan wujudnya yang berbentuk seperti rumah lebah. Menurut Blakely 1994, bentuk reticulum mencegah benda-benda asing seperti misalnya kawat untuk tidak terus bergerak ke saluran pencernaan lebih lanjut. Retikulum seringkali tertusuk oleh benda-benda tajam sehingga menyebabkan keadaan yang disebut penyakit hardware. Keadaan ini bersifat fatar karena jantung letaknya berdekatan. Menurut Rianto 2011, retikulum berfungsi mengatur aliran digest dari rumen ke omasum. d. Omasum Sumber : Rianto, 2011 Permukaan dinding omasum berlipat dan kasar. Menurut Rianto 2011, omasum berdinding berlipat-lipat dan kasar, terdapat 5 laminadaun yang menyerupai duri spike. Lamina adalah penyaring partikel digesti yang akan masuk ke abomasum. Menurut Blakely 1994, omasum menerima campuran pakan dan air, dan sebagian besar air itu diserap oleh luasnya daerah penyerapan yang terdiri dari banyak lapis. e. Abomasum Menurut Rianto 2011, abomasum disebut perut sejati pada ternak ruminansia termasuk sapi. Pada dinding abomasum memiliki kelenjar pencernaan yang menghasilkan cairan lambung yang mengandung pepsinogen, garam, onorganik, mukosa, asam hidrokhlorat dan faktor interisnsik yang penting untuk absorpsi vitamin B 12 secara efisien. Menurut Blakely 1994, sebagian besar pekerjaan pencernaan diselesaikan oleh abomasum, disebut perut sejati karena kemiripan fungsi perut tunggal pada hewan-hewan bukan ruminansia. Di dalam abomasum terdapat unsur-unsur penyusun berbagai nutrient yang dihasilkan melalui proses kerja cairan lambung terhadap bakteri dan protozoa dan diserap melalui dinding usus halu. Bahan-bahan yang tidak tercerna bergerak ke cecum dan usus besar. Kemudian diekskresikan sebagai feses. f. Intestine usus halus Menurut Rianto 2011, intestine terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum, jedunum, dan ileum. Panjang intestine pada sapi adalah 22- 30 kali panjang tubuhnya. Kelenjar duodenum menghasilkan cairan alkalin yang berguna sebagai pelumas dan melindungi dinding duodenum dari asam hidroklorat yang masuk dari abomasum. Pada ujung duodenum terdapat kelenjar empedu dan pancreas, kelenjar empedu menghasilkan cairan yang berisi garama sodium dan potassium dari asam empedu. Garam-garam ini berfungsi mengaktifkan enzim lipase yang dihasilkan pancreas dan mengemulsikan lemak digesta sehingga mudah diserap lewat dinding usus. g. Usus Besar Menurut Rianto 2011, ada tiga pokok yang terdpat dalam kelompok usus besar, yaitu colon, caecum, dan rectum. Pada saat digesta masuk ke dalam colon, sebagian besar digesta yang mengalami hidrolisis sudah terserap sehingga materi yang masuk ke dalam colon adalah materi yang tidak dicerna. Sumber : Rianto, 2011 Hanya sedikit sekali digesta yang terserap lewat dinding usus besar. Materi yang tidak terserap kemudian dikeluarkan lewat anus sebagai feses. Materi yang keluar dari feses meliputi air, sisa-sisa pakan yang tidak tercerna, sekresi saluran pencernaan, sel-sel ephitelium saluran pencernaan, garam-garam anorganik, bakteri, dan produk-produk dari proses dekomposisi oleh mikrobia. Sumber : Rianto, 2011

2.3. Hubungan Sistem Pencernaan Sapi dengan Pemenuhan