IDENTIFIKASI KARAKTER KUANTITATIF DAN KUALITATIF BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.)

(1)

ABSTRAK

IDENTIFIKASI KARAKTER KUANTITATIF DAN KUALITATIF BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicon esculentumMill.)

Oleh

ANDRIAN NURHUDA

Identifikasi karakter kuantitatif dan kualitatif tanaman merupakan tahapan dasar yang sangat penting dalam program pemuliaan tanaman tak terkecuali pada tanaman tomat. Hal ini menjadi dasar pertimbangan suatu varietas ataupun klon sebagai sumber tetua yang kelak akan diturunkan pada zuriatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter dari empat varietas tomat introduksi dan satu varietas lokal. Penelitian dilakukan di Desa Airnaningan, Kec. Airnaningan, Kab. Tanggamus, Lampung pada bulan April hingga Juli 2016. Penelitian ini disusun menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), pengelompokan didasarkan pada letak petakan. Perlakuan tunggal berupa empat varietas tomat introduksi yaitu Celebrity, Ponderosa Red Beef Steak, Martino’s Roma, Marglobe, dan satu varietas lokal yaitu Zambrud yang diulang sebanyak 3 kali. Untuk melihat perbedaan karakter dari keempat varietas tersebut dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf beda nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas lokal Zambrud memiliki keunggulan karakter generatif berupa rataan jumlah buah tertinggi yaitu 18 buah/tanaman dan varietas


(2)

Andrian Nurhuda Marglobe memiliki keunggulan generatif berupa ukuran lingkar buah mencapai 20 cm dan bobot buah terbesar mencapai 96,62 gram per tanaman. Karakter introduksi yang identifikasi memiliki perbedaan dibandingkan karakter dari literatur. Perbedaan karakter terdapat pada tinggi tanaman, bobot per buah, umur panen, jumlah lokus dan ukuran buah. Perbedaan iklim tumbuh berupa suhu dan panjang hari diduga menjadi faktor perubahan karakter yang muncul, selain itu penanaman di musim tanam dengan frekuensi hujan sering menjadi faktor penghambat lain bagi tanaman untuk memunculkan potensi genetik secara maksimal.

Kata kunci : identifikasi, introduksi, karakter, kualitatif, kuantitatif, pemuliaan tanaman, tomat, varietas.


(3)

IDENTIFIKASI KARAKTER KUANTITATIF DAN KUALITATIF BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentumMill.)

(Skripsi)

Oleh

Andrian Nurhuda

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(4)

ABSTRAK

IDENTIFIKASI KARAKTER KUANTITATIF DAN KUALITATIF BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicon esculentumMill.)

Oleh

ANDRIAN NURHUDA

Identifikasi karakter kuantitatif dan kualitatif tanaman merupakan tahapan dasar yang sangat penting dalam program pemuliaan tanaman tak terkecuali pada tanaman tomat. Hal ini menjadi dasar pertimbangan suatu varietas ataupun klon sebagai sumber tetua yang kelak akan diturunkan pada zuriatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter dari empat varietas tomat introduksi dan satu varietas lokal. Penelitian dilakukan di Desa Airnaningan, Kec. Airnaningan, Kab. Tanggamus, Lampung pada bulan April hingga Juli 2016. Penelitian ini disusun menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), pengelompokan didasarkan pada letak petakan. Perlakuan tunggal berupa empat varietas tomat introduksi yaitu Celebrity, Ponderosa Red Beef Steak, Martino’s Roma, Marglobe, dan satu varietas lokal yaitu Zambrud yang diulang sebanyak 3 kali. Untuk melihat perbedaan karakter dari keempat varietas tersebut dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf beda nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas lokal Zambrud memiliki keunggulan karakter generatif berupa rataan jumlah buah tertinggi yaitu 18 buah/tanaman dan varietas


(5)

Andrian Nurhuda Marglobe memiliki keunggulan generatif berupa ukuran lingkar buah mencapai 20 cm dan bobot buah terbesar mencapai 96,62 gram per tanaman. Karakter introduksi yang identifikasi memiliki perbedaan dibandingkan karakter dari literatur. Perbedaan karakter terdapat pada tinggi tanaman, bobot per buah, umur panen, jumlah lokus dan ukuran buah. Perbedaan iklim tumbuh berupa suhu dan panjang hari diduga menjadi faktor perubahan karakter yang muncul, selain itu penanaman di musim tanam dengan frekuensi hujan sering menjadi faktor penghambat lain bagi tanaman untuk memunculkan potensi genetik secara maksimal.

Kata kunci : identifikasi, introduksi, karakter, kualitatif, kuantitatif, pemuliaan tanaman, tomat, varietas.


(6)

IDENTIFIKASI KARAKTER KUANTITATIF DAN KUALITATIF BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicon esculentumMill.)

Oleh

Andrian Nurhuda

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2017


(7)

(8)

(9)

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir ke dunia di desa Airnaningan, Kec. Airnaningan, Kab. Tanggamus, Prov. Lampung pada 8 April 1993, buah kasih pasangan Bapak Bawon dan Ibu Suminah. Penulis merupakan anak kesebelas dari dua belas bersaudara dengan tujuh saudara laki-laki dan empat saudara perempuan. Tahun 2005 penulis berhasil menyelesaikan

pendidikan di SD Negeri 1 Airnaningan lalu menyelesaikan pendidikan dan lulus dari SMP Negeri 1 Airnaningan di tahun 2008. Penulis selanjutnya menyelesaikan

pendidikan di SMA Negeri 1 Pulaupanggung pada program studi IPA di tahun 2011. Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Program Studi Agroteknologi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tertulis.

Penulis aktif di bidang akademik dan organisasi kampus. Keaktifan penulis di bidang akademik ditunjukkan dengan mengikuti berbagai seminar dan menjadi asisten dosen pada mata kuliah Fisiologi tumbuhan, sedangkan keaktifan di organisasi kampus ditunjukkan dengan pernah menjadi anggota Forum Studi Islam (FOSI) Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kesumadadi Kec. Bekri, Lampung Tengah, Lampung pada tahun 2015, di tahun yang sama penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Bina Sarana Bakti (BSB), Cisarua, Bogor, Jawa Barat.


(11)

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang Bersama dengan rahmat-Nya

Kupersembahkan karya kecil ini untuk kedua orang tuaku, kakak, adik, serta keluarga besar yang telah memberi dukungan sepanjang hidup ku

Serta

Teman-teman yang telah memberikan serpihan semangat dan ide hingga aku sampai ke titik ini.


(12)

Orang yang optimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap malapetaka, sedangkan orang yang pesimis akan selalu melihat malapetaka dalam setiap kesempatan (Muhammad SAW) Pahlawan bukanlah orang nan berani meletakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan

nan sebenarnya adalah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala marah (Ali Bin Abi Thalib)

Nalar hanya akan membawa anda dari A menuju B, Tetapi imajinasi mampu membawa anda menuju manapun (Albert Einstein)

Tak akan berarti menjadi berlian nan indah jika hanya membawa kesedihan, lebih baik menjadi secuil kerikil yang menciptakan sedikit senyuman kecil (Andrian Nurhuda)


(13)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc., selaku pembimbing pertama yang telah memberi ilmu, semangat, motivasi, nasehat dan arahan dalam melakukan penelitian ini.

2. Bapak Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc., selaku pembimbing kedua yang telah memberi ilmu pengetahuan, saran, dan bimbingan dalam penelitian ini. 3. IbuDr. Ir. Nyimas Sa’diyah, M.P., selaku penguji bukan pembimbing atas

saran, kritik, dan bimbingan dalam penelitian ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang telah membimbing penulis selama menjalani masa perkuliahan.

5. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Alm Bapak Bawon dan Ibu Suminah selaku orang tua penulis yang telah memberikan doa dan kasih sayang sepanjang masa.


(14)

7. Kakak-kakak Ku Mas Dodo, Mas Pur, Mas Bagio, Mas Usman, Mas Agung, Mas Heru, Mbak Warni, Mbak Warti, Mbak Yuni, Mbak Silo dan Adik Ku Budi yang telah memberikan doa dan dukungan selama ini.

8. Teman-teman satu penelitian Bastian dan Desti D. Putri, buat para lek geng Bartolomeus. S, Agus Bayuga, Agustinus Hariadi, Ahmad A. A. Husein, Berri Adiwasa, Agung Sukmawan, Ardi Kusuma,Aldin ma’arif B, dan mbak bro Aulia Rochmah, Dyra K. Puspa, Anggun Men, Dea L. Silvia, Daryati, Ayu Pandan S, Amichitia W. S, Ersa P, Aanisah. A, Mesva R. Samsurya, Dwi A. C. Ningrum dan semua yang telah membantu selama penelitian. 9. Teman-teman Agroteknologi angkatan 2012 yang telah menolong penulis

baik berupa ilmu maupun materi selama dalam perkuliahan

10. Serta seluruh orang-orang baik yang ada di dekat penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah senantiasa menjaga kalian dengan penjagaan terbaik-Nya.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan mereka dengan lebih baik dan Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Penulis


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... v

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Kerangka Pemikiran ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah ... 6

2.2 Taksonomi ... 6

2.3 Morfologi Tomat ... 7

2.3.1 Tipe Pertumbuhan... 7

2.3.2 Batang ... 8

2.3.3 Daun... 8

2.3.4 Bunga... 8

2.3.5 Buah... 9

2.3.6 Kandungan Gizi ... 9

2.4 Deskripsi Varietas ... 11

2.5 Syarat Tumbuh ... 13

2.6 Center of Origin dan Iklim ... 13

2.7 Pemuliaan Tanaman ... 15

III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

3.2 Bahan Percobaan ... 17

3.3 Desain Percobaan ... 17

3.4 Pelaksanaan Percobaan... 18


(16)

ii

3.4.2 Persemaian ... 18

3.4.3 Pindah Tanam ... 19

3.4.4 Penyulaman... 19

3.4.5 Pemeliharaan Tanaman... 19

3.4.5.1 Penyiraman ... 19

3.4.5.2 Pengajiran... 20

3.4.5.3 Pembersihan Gulma ... 20

3.4.5.4 Pemupukkan... 20

3.4.5.5 Pemangkasan... 21

3.4.5.6 Pengendalian HPT... 21

3.4.5.7 Pengamatan ... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 29

4.1.1 Karakter Kuantitatif... 29

4.1.2 Karakter kualitatif ... 39

4.2 Pembahasan ... 47

V. KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan... 50

5.2 Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bentuk daun berdasarkan IPGRI... 25

2. Bentuk buah tomat menurut kriteria IPGRI ... 26

3. Bentuk lokus berdasarkan kriteria IPGRI ... 26

4. Posisi bahu buah berdasarkan kriteria IPGRI ... 27

5. Bentuk ujung buah berdasarkan kriteria IPGR ... 27

6. Tanaman tomat berumur 3 MSPT a) Zambrud, b)Celebrity, c)Ponderosa, d)Martino’s Roma, e)Marglobe, f)Better Boy... 31

7. a) Sampel tanaman menampakan gejala layu, diduga akibat serangan cendawan atau bakteri ... 38

8. Bentuk daun varietas a) Zambrud (Peruvianum), b)Celebrity, c)Martino’s Roma, d)Marglobe(Standar)... 40

9. Posisi stigma bunga tomat varietas a) Zambrud (sejajar), b)Celebrity(di luar), c)Ponderosa(di luar), d)Martino’s Roma(di luar), d)Maglobe(di dalam). ... 42

10. Bentuk dan warna buah saat muda... 44

11. Graduasi warna buah matang hingga muda varietas a) Zambrud, b)Marglobe,c)Celebrity(matang), d)Celebrity(muda), Perbandingan karakter buah varietas Zambrud,Marglobedan Celebrity... 45

12. Bentuk dan warna penampakan dalam buah a) Zambrud, b)Celebrity, c)Marglobe. ... 46

13. VarietasPonderosaa) Warna buah muda, b) Bentuk buah, c) Bentuk ujung buah, d) Bentuk lokus ... 47


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan gizi per 100 gram buah tomat ... 10

2. Rekapituasi analisis ragam karakter yang diamati ... 30

3. Nilai rataan tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, dan jumlah bunga ... 31

4. Nilai rataan Umur panen, jumlah buah panen, bobot panen pertanaman,dan bobot perbuah... 33

5. Nilai rataan diameter buah, lingkar buah, dan tebal daging buah... 36

6. Nilai rataan jumlah lokus da kadar brix %... 37

7. Data kualitatif tipe tumbuh dan karakter daun... 39

8. Data karakter bunga masing masing varietas... 41

9. Data pengamatan karakter penampilan luar buah ... 43

10. Data lanjutan karakter penampilan luar buah ... 44

11. Data pengamatan karakter penampilan dalam buah ... 46

12. Rataan untuk tinggi tanaman... 55

13. Analisis ragam untuk tinggi tanaman ... 55

14. Rataan untuk Jumlah Daun ... 55

15. Analisis ragam untuk Jumlah Daun ... 56

16. Rataan untuk umur berbunga ... 56

17. Analisis ragam untuk umur berbunga ... 56

18. Rataan untuk Jumlah Bunga ... 57

19. Analisis ragam Jumlah Bunga... 57


(19)

iv

21. Analisis ragam bobot panen... 58

22. Rataan untuk bobot perbuah ... 58

23. Analisis ragam bobot perbuah... 59

24. Rataan untuk Diameter buah... 59

25. Analisis ragam Diameter buah ... 59

26. Rataan untuk Lingkar buah ... 60

27. Analisis ragam Lingkar buah ... 60

28. Rataan untuk Tebal Daging Buah ... 61

29. Analisis ragam Tebal Daging Buah ... 61

30. Rataan untuk Jumlah Lokus... 61

31. Analisis ragam jumlah lokus... 62

32. Rataan untuk umur panen ... 62


(20)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tomat merupakan salah satu komoditi sayur sebagai bahan pangan sumber vitamin dan mineral yang banyak dikonsumsi masyarakat. Tanaman ini

menduduki peringkat pertama di dunia dengan total produksi mencapai 14% dari total produksi sayur dunia, yaitu lebih dari 100 juta ton/tahun (FAO, 2010). Tanaman yang termasuk dalam famili Solanaceae ini merupakan tumbuhan perdu semusim dengan bentuk buah umumnya oval serta warna buah merah saat

matang. Warna merah ini disebabkan oleh kandungan pigmen warna yang disebut lycopen. Selain itu, warna merah juga menandakan adanya kandungan karoten yang berfungsi sebagai provitamin A.

Buah tomat memiliki bentuk dan warna buah yang menarik, dan dipercaya memiliki banyak fungsi salah satunya adalah sifatnya sebagai antioksidan. Beberapa penelitian menunjukkan, dengan mengonsumsi buah tomat dapat menurunkan resiko serangan kanker dan beberapa penyakit lainnya. Bentuk, ukuran, warna hingga tingkat kekerasan buah yang beragam membuat tomat dapat digunakan untuk seluruh hidangan. Di Indonesia buah tomat biasa digunakan sebagai bahan pelengkap masakan, sambal, saus, jus dan juga salat (Bhowmik dkk., 2012).


(21)

2

Produksi tomat di Indonesia pada tahun 2014 mencapai angka 895.163 ton per tahun angka ini menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 992.780 ton per tahun.

Selain produksi, penurunan juga terjadi pada luas panen, yaitu dari 61.154 ha pada 2010 menjadi 56.095 ha pada tahun 2014 (BPS, 2014). Penurunan produksi, selain disebabkan oleh penurunan luas panen juga disebabkan oleh serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), penanganan pascapanen yang kurang baik dan kultivar yang kurang bermutu. Salah satu cara mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan tomat varietas unggul.

Varietas unggul tersebut merupakan hasil perakitan pemuliaan yang dilakukan baik melalui persilangan ataupun penyeleksian. Proses perakitan varietas unggul harus melalui beberapa tahap antara lain memilih plasma nutfah yang akan dijadikan tetua, memilih metode pemuliaan yang tepat, memilih genotipe yang akan diuji, memilih metode pengujian yang tepat, dan memilih galur yang akan dilepas sebagai varietas. Keputusan penting yang pertama diambil dalam setiap program pemuliaan adalah pemilihan plasma nutfah. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tujuan dari hasil pemuliaan itu sendiri, contohnya jika tujuan akhir berupa mendapatkan tanaman tomat dengan adaptasi luas, berumur genjah, rasa buah manis, relatif tahan terhadap hama dan penyakit tertentu (Sudarka dkk., 2009).

Sumber plasma nutfah dapat berasal dari segala kultivar unggul masa kini atau masa lampau, kultivar primitif, jenis yang sudah dimanfaatkan tetapi belum dibudidayakan, kerabat liar, jenis budidaya atau jenis piaraan (Sudarka


(22)

3

dkk.,2009). Tidak semua bahan plasma nutfah tersebut tersedia, terlebih jika perakitan varietas yang dilakukan jauh dari tempat asal (center of origin). Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah mendatangkan varietas unggul melalui metode introduksi, namun varietas jenis ini perlu dikarakterisasi ulang terlebih dahulu untuk memastikan apakah varietas ini dapat dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Karakter penting tanaman yang harus diketahui meliputi karakter kuantitatif dan karakter kualitatif. Dari kedua karakter ini maka dapat diketahui sifat unggul yang dimiliki masing-masing varietas, sehingga kelak dapat menjadi pertimbangan tanaman tersebut untuk dijadikan sumber tetua (Suryadi dkk., 2004).

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut.

1. Apakah varietas-varietas tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) tersebut memiliki karakter kuantitatif yang berbeda?

2. Apakah varietas-varietas tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) tersebut memiliki karakter kualitatif yang berbeda?

3. Apakah dari beberapa varietas tomat (Lycopersicon esculentumMill.) tersebut memiliki karakter kuantitatif dan kualitatif penting sehingga dapat dipehitungkan sebagai tetua dalam program perakitan varietas unggul?


(23)

4

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi karakter kuantitatif dan kualitatif empat varietas tomat introduksi da satu varietas nasional.

1.4 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang di atas berikut dikemukakan kerangka pemikiran yang yang menjelaskan perumusan masalah. Perakitan varietas unggul tanaman

melalui pemuliaan tanaman perlu melewati beberapa tahap, masing-masing tahap tersebut memiliki peranan yang sangat penting. Salah satu hal penting utama yang dilakukan yaitu pemilihan sumber plasma nutfah yang akan digunakan sebagai tetua nantinya. Sumber plasma nutfah tersebut salah satunya dapat berasal dari tanaman introduksi. Tanaman introduksi yang mampu berproduksi baik pada lingkungan asal belum tentu memiliki fenotipe yang sama pada daerah berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi genetik dan lingkungan yang akan menentukan sifat fenotipe tanaman tersebut, karena hal tersebut maka perlu adanya identifikasi ulang terkait karakter-karakter penting yang dimiliki tanaman di lingkungan yang baru.

Secara alamiah tomat merupakan tanaman menyerbuk sendiri. Di alam tanaman ini akan cenderung memiliki sifat homozigositas yang tinggi. Pemuliaan tanaman untuk mendapatkan varietas unggul dapat dilakukan dengan menyilangan tanaman tomat. Melalui fenomena heterosis diharapkan varietas baru yang kelak

dihasilkan mampu melampaui kedua tetuanya. Hal ini dapat dilakukan jika karakter masing-masing tanaman dapat diketahui sehingga pemilihan sumber bahan tetua dapat dilakukan secara tepat. Pemilihan sumber tetua merupakan


(24)

5

langkah penting utama yang harus dilakukan tanpa terkecuali pada pemuliaan tomat.

Pengetahuan akan karakter tanaman baik karakter kuantitatif dan kualitatif menjadi hal penting yang mendasari pemilihan tanaman induk. Secara alaminya karakter-karakter tersebut akan muncul jika lingkungan tumbuh mendukung potensi genetiknya. Karakter kualitatif pada umumnya dikendalikan oleh sedikit gen sehingga sebaran tidak normal atau diskontinu dengan dua atau tiga puncak, tergantung dari banyaknya gen yang mengendalikannya. Karakter kualitatif akan mengikuti nisbah Mendel atau modifikasinya. Karakter kuantitatif pada umumnya dikendalikan oleh banyak gen sehingga sebarannya normal dengan satu puncak.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakter penting yang dimilki tomat varietasCelebrity , Better Boy, Ponderosa Red Beef Steak,danMarglobeberasal dari Amerika sertaMartino’s Romayang erasal dari Italia. Varietas-varietas ini mungkin memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan sumber tetua dalam perakitan varietas unggul, namun belum adanya penelitian mengenai karakter yang dimiliki tanaman ini menyebabkan kesulitan dalam mengeksplorasi potensi genetik yang dimiliki. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan identifikasi mengenai karakter kuantitatif dan karakter kualitatif yang dimiliki oleh varietas tersebut.


(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah

Tanaman tomat merupakan tanaman asli Amerika Latin dan domestikasi yang berhubungan. Tanaman ini pertama kali ditemukan di Amerika Latin daerah sekitar Peru, Equador. Awalnya tanaman tomat merupakan tumbuhan liar yang telah mengalami domestikasi. Pemuliaan tomat dimulai ketika tanaman yang mengandung racun dari keluarga spesisSolanumini digunakan sebagai tanaman hias (Mandrake,Belladonna) dan akhirnya menjadi tanaman yang dapat dimakan. Eropa Utara merupakan pioner yang menjadikan tomat sebagai bahan pangan Sacardo dalam (Bauchet, 2012). Tanaman tomat mulai masuk ke Eropa pada abad ke-16 , sedangkan penyebarannya ke benua Asia dimulai dari Filipina melewati jalur Amerika Selatan.

2.2 Taksonomi

Tomat merupakan tanaman dari keluarga Solanaceae (terong-terongan), Secara lengkap ahli-ahli botani mengklasifikasikan tanaman tomat secara sistemik sebagai berikut:


(26)

7

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus :Solanum

Spesies :Solanum lycopersicum(L.)sinonimLycopersicon esculentumMill. Lycopersicon pipinellifolium(L.) Millcurrant tomato (Plantamor, 2015).

2.3 Morfologi Tomat 2.3.1 Tipe Pertumbuhan

Tomat adalah tanaman dengan tipe pertumbuhan determinate dan indeterminate. Tanaman tomat dengan tipe pertumbuhan determinate memiliki bentuk tanaman yang lebih kecil dengan tipe pertumbuhan tanaman yang kompak dan tidak terlalu tinggi. Tanaman ini memiliki masa berbunga dan berbuah yang relatif pendek, dengan begitu periode panen pun akan lebih pendek. Tanaman tomat dengan tipe pertumbuhan indeterminate akan terus tumbuh, berbunga dan berbuah hingga tanaman mati karena musim dingin di daerah subtropis, sedangkan di daerah tropis tanaman ini dapat terus tumbuh jika kebutuhannya tercukupi.

Pertumbuhan tanaman dengan tipe indeterminate diawali oleh tumbuhnya organ vegetatif, tanaman pada fase vegetatif ini tumbuh terus hingga mencapai fase dewasa yang ditandai oleh munculnya organ generatif. Setelah itu, pucuk

tanaman kembali menumbuhkan organ vegetatif dan seterusnya berselang-seling. Periode panen tomat jenis ini berkisar 2-3 bulan. Tanaman ini memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan tipe determinate namun membutuhkan waktu yang lebih lama untuk matang hingga siap dipanen (Everhat, 2005).


(27)

8

2.3.2 Batang

Batang tanaman tomat bersifat lunak dan berair sehingga membutuhkan ajir agar batang tanaman tidak tumbuh menjalar. Pada permukaan batang terdapat rambut-rambut halus yang dapat mengeluarkan bau yang khas jika rambut-rambut tersebut

terkelupas. Pada saat persemaian, kecambah tomat memiliki dua warna hipokotil yaitu merah keungu-unguan karena mengandung antosianin dan hijau yang menunjukkan tidak adanya kandungan antosianin. Warna hipokotil hanya dapat terlihat hingga tanaman berumur dua minggu, selebihnya warna ini akan hilang seiring pertumbuhan tanaman (Syukur dkk., 2015).

2.3.3 Daun

Tanaman tomat memiliki daun majemuk yang terdiri dari beberapa anak daun. Daun-daun tersebut tumbuh secara berselang-seling pada batang tanaman. Berdasarkan posisinya, daun dibedakan menjadi semi tegak, horizontal, dan menggantung. Daun tomat dapat dibedakan berdasarkan tipe helaiannya yaitu menyirip (tidak memiliki anak daun) dan menyirip ganda (memiliki anak tangkai daun) (Syukur dkk., 2015).

2.3.4 Bunga

Bunga tomat termasuk bunga hermaprodit dengan posisi stigma lebih tinggi dari pada tabung anther, lebih rendah daripada tabung anther, atau sama tinggi dengan tabung anther. Bunganya memiliki perhiasan bunga berupa mahkota dan kelopak, serta warna mahkota yang terbagi menjadi tiga yaitu kuning, orange, atau putih. Bunga tomat merupakan bunga majemuk bertandan dengan posisi tandan pada


(28)

9

ujung pucuk (terminal) dan ada diantara buku-buku batang (aksial) (Syukur dkk., 2015).

2.3.5 Buah

Buah tomat memiliki bentuk dan ukuran yang sangat beragam. Buah muda umumnya berwarna hijau. Buah berwarna hijau ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu memiliki bahu dan tanpa bahu. Bahu buah umumnya berwarna hijau muda atau hijau tua. Pada saat matang umumnya buah berwarna merah atau kuning. Perbedaan ini menunjukkan perbedaan kandungan nutrisi yang dimiliki, buah dengan warna merah menunjukkan kandungan lycopen yang tinggi, sedangkan yang berwarna kuning menunjukkan kandungan vitamin C yang tinggi (Syukur dkk., 2015).

2.3.6 Kandungan Gizi

Buah tomat termasuk sayuran yang memiliki nilai gizi tinggi, salah satu

kandungan nutrisi penting yang dimiliki yaitu lycopen. Lycopen memiliki banyak manfaat, salah satunya yakni mencegah kanker prostat. Kandungan lycopen pada buah tomat berbeda-beda tergantung pada periode pemasakan buah. Semakin masak kandungan lycopen pada buah semakin tinggi. Berikut kandungan gizi buah tomat yang ditampilkan dalam tabel:


(29)

10

Tabel 1. Kandungan gizi per 100 gram buah tomat

No Kandungan Nutrisi Jumlah

1 Air 94 g

2 Protein 1 g

3 Lemak 0,2 g

4 Karbohidrat 3,6 g

5 Ca 10 mg

6 Fe 0,6 mg

7 Mg 10 mg

8 P 16 mg

9 Vitamin A 1700 IU

10 Vitamin B1 0,1 mg

11 Vitamin B2 0,02 mg

12 Niacin 0,6

13 Vitamin C 21 mg

Sumber: Syukur dkk., 2015

Secara umum berdasarkan kegunaannya, buah tomat dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Tomat biasa

Tomat jenis ini memiliki kulit yang halus dengan bentuk bulat dan ukurannya lebih besar dari tomat salat tetapi lebih kecil dari tomatBeef. Tomat jenis ini digunakan sebagai campuran sayur atau sambal.

2. TomatBeef

Tomat jenis ini memiliki ukuran buah terbesar dari semua jenis tomat, beberapa bahkan dapat mencapai berat hingga lebih 0,5 kg. Tomat ini memiliki daging yang tebal dan banyak rongga biji yang kecil serta proses masak yang lambat. Bentuk umumnya adalah bulat, namun beberapa kultivar memiliki bentuk yang tidak beraturan. Tomat jenis ini biasa disajikan dalam bentuk potongan segar dalam penyajianbeef steak.


(30)

11

Tomat ini memiliki ukuran buah yang kecil kurang lebih ukuran satu kali gigit, sehingga tomat jenis ini sangat cocok menjadi campuran olahan salad atau dikonsumsi secara langsung.. Tanaman ini mampu berproduksi walapun pada keadaaan panas dimusim kemarau. Tomat spesiesS. pimpinellifoliumini sangat mudah menyerbuk silang, sehingga dalam budidayanya membutuhkan isolasi terutama untuk kebutuhan benih.

4. TomatPasta

Tomat ini memiliki daging yang tebal, sedikit kering, dengan kandungan biji yang sedikit serta lokus yang sedikit, sehingga tomat ini sangat cocok digunakan

sebagai pasta atau saus. Tanaman tomat jenis ini dapat dipanen ketika berumur 65 hari setelah pindah tanam (HSPT) (berumur pendek), 70-79 hari (berumur

sedang), dan lebih dari 80 hari bagi varietas berumur panjang (Browning dkk., 2008)

2.4 Deskripsi Varietas

Berikut deskripsi masing-masing varietas yang akan diidentifikasi: a. Celebrity tomato

 Bobot buah mencapai 170 gram  umur panen 75-85 HSPT  ukuran tajuk 80 cm

 tinggi tanaman 120-180 cm  tipe tumbuh determinate

 resisten terhadap layu fusarium (F),alterneria stem cancer(A), and stemphylium.


(31)

12

b. Martino’s Roma’ Tomato  Bobot buah berkisar 28-56 gram  Panjang buah 6-7,5 cm

 Diameter buah 3,5-5 cm  Ukuran tajuk 60-90 cm  Tinggi tanaman 120 cm  Umur berbuah 90 hari

 Resisten terhadapblossom end rotdanearly blight

c. Ponderosa Red Beefsteak tomato  Bobot buah mencapai 450 gram  Tajuk tanaman 60-90 cm  Tinggi tanaman 1,2-1,8 m  Umur panen mencapai 95 HSPT  Tipe pertumbuhan indeterminate d. Marglobe Tomato

 Bobot buah mencapai 450 gram  Tajuk tanaman 60-90 cm  Tinggi tanaman 1,2-1,8 m

 Umur panen mencapai 75-80 HSPT  Tipe pertumbuhan determinate

 Resisten terhadap penyakit layu fusarium dan verticillium wilt (Bonnie Plant ,2015)


(32)

13

e. Zambrud

 Bobot buah berkisar 30-40 gram  Umur panen mencapai 59-61 HSPT  Tipe pertumbuhan determinate

 Toleran terhadap penyakit layu bakteri (Balitbangtan, 2015).

2.5 Syarat Tumbuh

Tanaman tomat dapat tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Tanaman ini memerlukan lama penyinaran minimal yaitu 8 jam, kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan tanaman tomat mengalami etiolasi sehingga tanaman tumbuh tinggi dan kurus, mudah terserang penyakit baik parasit maupun nonparasit. Tanaman ini tumbuh baik pada tanah berstruktur gembur yang kaya akan humus serta pH antara 5,8-6,7. Jika pH tanah terlalu rendah dapat menurunkan hasil produksi sehingga dibutuhkan pengapuran. Tanaman ini dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi (1500 dpl) dengan temperatur siang hari 24oC dan malam hari 15o-20oC. Tanaman ini menghendaki curah hujan sedang sekitar 750-1250 mm/tahun atau 100-200 mm/bulan. Keadaan tersebut

berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian (Maskar, 2006).

2.6 Center of Origindan Iklim

Tomat merupakan tanaman asli yang berasal dari Amerika latin. Tanaman dari keluargasolanaceaeini mulanya hanya digunakan sebagai tanaman hias, namun


(33)

14

mulai dibudidayakan dan dapat dikonsumsi setelah mengalami domestikasi pada bumi belahan utara berabad-abad silam. Penyebarannya dimulai dari benua Eropa hingga ke seluruh dunia dengan ragam varietas yang sangat tinggi. Empat

varietas introduksi yang digunakan yaitu varietasPonderosa, Marrtino’s Roma, CelebritydanMarglobemerupakan varietas yang berasal dari daerah beriklim subtropis. VarietasPonderosa,CelebrtitydanMarglobeberasal dari Amerika dan VarietasMartino’s Romaberasal dari Italia, sedangkan pada daerah percobaan yaitu indonesia memiliki jenis iklim tropis.

a. Subtropis

Daerah beriklim subtropis merupakan bagian bumi yang berada setelah wilayah tropis, daerah ini terletak setelah batas utara dan selatan pada 23,5olintang utara dan selatan. Daerah beriklim subtropis memiliki empat musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Keempat musim diatas memiliki karakter yang berbeda baik suhu, kelembaban, maupun mahkluk hidup yang menghuninnya (Corlett, 2013).

b. Tropis

Tropika atau tropis berasal dari bahasa yunani yaitu tropos yang artinya

“berputar”, karena posisi matahari yang berubah antar dua garis balik dalam

periode yang disebut tahun. Daerah beriklim tropis terletak pada belah bumi antara 23,5olintang utara hingga 23,5olintang selatan. Daerah beriklim tropis hanya mengalami dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Iklim ini menggambarkan tempat dengan suhu hangat dan lembar sepanjang tahun. Panjang hari di daerah tropis umunya 11-12 jam/hari meskipun adakalanya lama penyinaran kurang dari waktu tersebut (Galvin, 2007).


(34)

15

2.7 Pemuliaan Tanaman

Pemuliaan tomat dilakukan setelah domestikasi dan adaptasi pada bumi belahan utara, dimana tomat telah dibudidayakan berabad-abad silam. Pemuliaan dimulai pada awal abal ke-20 menggunakan teori hibridisasi Mendel pada1866 dan konsep domestikasi Darwin pada1858 serta teori seleksi Darwin pada 1859 (Bauchet, 2012).

Peran pemuliaan dalam upaya peningkatan kualitas komoditas tanaman adalah perakitan kultivar yang memiliki kualitas tinggi seperti perbaikan terhadap warna, rasa, aroma, daya simpan, kandungan protein, dll. Perbaikan kualitas juga berarti perbaikan ke arah kriteria yang disukai oleh konsumen (market client). Karakter kualitas target pemuliaan yang diinginkan merupakan gabungan sifat unggul yang diinginkan oleh konsumen, sebagai contoh yaitu daging buah tebal, rasa manis, tekstur daging buah baik, warna menarik serta memiliki daya simpan yang panjang (Carsono, 2008).

Menghasilkan kultivar yang diinginkan berarti dibutuhkan sumber genetik sebagai tetua tanaman. Sumber genetik tersebut dapat berupa plasma nutfah. Plasma nutfah dimaksudkan sebagai suatu substansi yang terdapat dalam setiap kelompok mahkluk hidup dan merupakan sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untuk menciptakan jenis unggul atau kultivar baru (Sudarka dkk., 2009). Pemilihan plasma nutfah adalah hal yang penting karena akan menentukan keberhasilan dari suatu program perakitan varietas unggul, untuk itu karakter dari suatu plasma nutfah harus diketahui.


(35)

16

Suatu karakter tanaman dapat dibedakan mnjadi dua yaitu karakter kualitatif dan kuantitatif. Sifat kualitatif yaitu variasi yang dapat langsung diamati (dilihat), misalnya a) perbedaan warna bunga (merah, hijau, kuning, putih, jingga, ungu), dan b) perbedaan bentuk bunga, buah, biji (bulat, oval, bergerigi dan lain-lain). Sifat kuantitatif yaitu variasi yang memerlukan pengamatan dengan pengukuran, misalya tinggi tanaman (cm), produksi (kg), jumlah anakan, luas daun dan lain-lain. Pengelompokan berdasarkan karakter kualitatif lebih mudah karena sebarannyadiscretedan dapat dilihat secara kasat mata. Sebaliknya untuk sifat kuantitatif sebarannya kontinyu, pengelompokannya lebih sulit karena kisaran-kisaran tertentu (Sudarka, 2009).


(36)

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lahan Desa Airnaningan, Kec. Airnaningan, Kab. Tanggamus, Prov. Lampung dengan ketinggian tempat ±400 m di atas permukaan laut (dpl) pada bulan April hingga bulan Juli 2016.

3.2 Bahan percobaan

Bahan percobaan berupa benih tomat dengan lima varietas introduksi berbeda antara lain varietasCelebrity, Better Boy, Ponderosa Red Beef Steak,Martino’s Roma, Marglobedan satu varietas tomat lokal yaitu Zambrud

3.3 Desain Percobaan

Penelitian ini meggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), pengelompokan didasarkan pada ulangan. Perlakuan disusun secara tunggal yaitu lima varietas tomat introduksi dan satu varietas lokal. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Setiap satuan percobaan terdiri dari dua tanaman tomat. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan pemisahan nilai tengah menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) pada tarap 5%.


(37)

18

3.4 Pelaksanaan Percobaan

Percobaan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu persiapan lahan tanam, persemaian, pindah tanam, penyulaman, perawatan, dan pengamatan.

3.4.1 Penyiapan Media Tanam

Persiapan lahan dilakukan melalui dua tahap pengolahan. Pengolahan pertama, lahan dicangkul dengan kedalaman olah kurang lebih 20 cm, kemudian tanah dibalik dan dibersihkan dari ranting dan sampah yang ada. Pengolahan kedua, setelah satu minggu tanah yang telah dicangkul dan diolah sebelumnya, kemudian diberi pupuk kandang kotoran sapi dengan dosis 20 ton/ha serta untuk

meningkatkan pH ditambahkan dolomit dengan dosis 5 ton/ha. Setelah itu tanah kemudian dicangkul dan diaduk kembali hingga pupuk kandang dan kapur tercampur rata, lalu lahan didiamkan selama satu minggu hingga siap tanam.

3.4.2 Persemaian

Benih yang digunakan yaitu benih tomat varietasCelebrity,Ponderosa Red Beef Steak, Martino’s Roma, Marglobe, Better Boydan satu varietas tomat lokal yaitu Zambrud direndam terlebih dahulu dengan air hangat kurang lebih 30 menit. Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah subur dan kompos dengan perbandingan 1:1. Penyemaian dilakukan dua tahap, pertama benih disemai ke dalam baki atau nampan persemaian. Setelah berkecambah dan tumbuh daun sejati, bibit tanaman dipindahtanamkan ke polibag kecil terlebih dahulu sebelum dipindahkan ke areal penanaman. Saat masa persemaian, dilakukan penyiraman 2 kali/hari dengan interval 12 jam, dilakukan pemupukkan menggunakan pupuk


(38)

19

lengkapgrowmorepada umur semai 2 hingga 4 minggu dengan periode siram 1x/minggu.

3.4.3 Pindah Tanam

Pindah tanam atauTransplantingdilakukan ketika tanaman tomat berumur 3 minggu setelah tanam. Transplantingdilakukan secara serempak pada sore hari untuk menghindari panas trik matahari dan laju transpirasi terlalu tinggi.

Tanaman tomat yang dipindah dipilih berdasarkan ukuran dan tinggi yg seragam untuk memperkecil keragaman. Pemindahan dilakukan dengan cara membasahi polibag dan media tanam terlebih dahulu. Lalu polibag diremas dan bibit tomat ditanam pada bedengan yang sebelumnya telah dipersiapkan.

3.4.4 Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya buruk. Penyulaman dilakukan dalam kurun waktu 7 hari setelah pindah tanam (HSPT) menggunakan bibit sulam yang telah disiapkan.

3.4.5 Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan berupa penyiraman, pengajiran, pembersihan gulma, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit tanaman.

3.4.5.1 Penyiraman

Penyiraman tanaman dilakukan 1-2 kali dalam sehari menggunakan gembor dan disesuaikan dengan keadaan lapang.


(39)

20

3.4.5.2 Pengajiran

Pengajiran dilakukan agar tanaman tomat tidak rebah menggunakan bambu yang dipasang sebelum tomat dipindah dilapang agar akar tidak terganggu dengan jarak 5 cm dari tanaman tomat sedalam 15 cm. Setelah itu, batang tanaman tomat diikatkan ke ajir menggunakan tali plastik, hal ini dilakukan seiring dengan pertumbuhan tanaman tomat.

3.4.5.3 Pembersihan Gulma

Gulma yang tumbuh pada lahan tanam dibersihkan secara manual dengan cara dicabut dan disingkirkan untuk mencegah serangan HPT.

3.4.5.4 Pemupukkan

Pemupukkan dilakukan mulai dari persemaian hingga tanaman di lahan tanam. Saat persemaian pemupukkan dilakukan munggunakan pupuk lengkap berupa growmoredengan dosis 1 gram/liter yang diberikan pada saat umur persemaian 2 minggu hingga pindah tanam, sedangkan ketika tanaman dilahan diberikan pupuk dasar berupa pupuk kimia tunggal yaitu Urea, KCl dan TSP. Pupuk diberikan 2 minggu setelah pindah tanam (MSPT) dengan dosis TSP 500 kg/ha (25

g/tanaman), KCl 400 kg/ha (20 g/tanaman) dan Urea 250kg/ha (12,5 g/tanaman) diberikan 2 kali, setengah bagian pada saat 2 MSPT dan setengahnya lagi pada saat 3 MSPT. Pemupukkan susulan dilakukan melalui daun dan akar.

Pemupukkan melalui akar dilakukan menggunakan larutan NPK 15:15:15 sebanyak 4-5 kg/200 liter


(40)

21

(22,5 g25 g/liter). Pupuk dikocorkan sebanyak 250 ml/tanaman dengan frekuensi satu kali per minggu, sedangkan pupuk susulan yang diaplikasikan melalui daun berupagrowmoredengan konsentrasi 2 g/liter, pengaplikasian dilakukan dengan cara disemprotkan pada bagian bawah daun dengan frekuensi satu kali per minggu. Pemupukkan susulan diakhiri pada saat tanaman berumr 90 HSPT (Syukur dkk., 2015).

3.4.5.5 Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan pada daun tua, tunas air, cabang dan bunga. Tanaman dibiarkan tumbuh dua cabang, dalam satu cabang dipelihara tiga tandan buah dan satu cabang lainnya dipelihara dua tandan buah. Pemangkasan/pembatasan jumlah tandan bertujuan agar ukuran buah besar dan seragam. Pemangkasan dilakukan hanya pada tanaman yang mempunyai sifat indeterminate.

Pemangkasan tanaman tomat dengan meninggalkan dua cabang utama dan lima tandan bunga dapat memberikan bobot buah tertinggi (Nurtika dan Zainal ,1997).

3.4.5.6 Pengendalian HPT

Pegendalian HPT dilakukan mulai dari persemaian hingga panen. Saat persemaian digunakan furadan dengan cara ditaburkan dengan dosis yang

disesuaikan dengan media. Pengendalian HPT pada saat perawatan hingga panen dilakukan dengan menggunakan insektisida Vastax dan Curacron 500 EC dengan dosis 2 ml/liter dan diaplikasikan dengan cara penyemprotan 2 kali per minggu untuk mencegah serangan hama.


(41)

22

3.4.5.7 Pengamatan

Parameter yang diamati pada penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu karakter kuantitatif dan karakter kualitatif. Karakter kuantitatif meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, umur berbunga, umur panen, produksi per tanaman (g), produksi per varietas (g), berat rata-rata per buah (g), jumlah buah per

varietas, ketebalan daging buah, dan kandungan Brix (%), sedangkan karakter kualitatif meliputi bentuk daun, bentuk buah, bentuk lokus, posisi pistil, bentuk ujung buah, duduk daun, warna mahkota, warna daging buah, dan intensitas warna buah, sebagai acuan digunakan kriteria IPGRI.

a. Karakter kuantitatif 1. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah hingga titik tumbuh tanaman, pengukuran dilakukan pada saat panen terakhir yaitu pada saat panen ketiga. 2. Jumlah daun

Jumlah daun dihitung pada saat tanaman berumur enam minggu. Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan mengakumulasikan seluruh jumlah daun termasuk daun utama yang dipangkas.

3. Umur berbunga (hari)

Pengamatan umur berbunga dihitung ketika tanaman mulai berbunga dan mekar penuh untuk setiap tanaman.

4. Jumlah bunga

Karakter jumlah bunga diamati sebanyak lima tangkai bunga, pengamatan dilakukan saat seluruh bunga pada lima tangkai mekar penuh.


(42)

23

5. Umur panen (hari)

Umur panen dihitung ketika ada buah pada masing masing tanaman sudah siap panen pertama.

6. Produksi per tanaman (g)

Produksi per tanaman dihitung dengan menimbang produksi tanaman mulai dari panen pertama hingga panen terakhir kemudian diakumulasikan.

7. Berat rata-rata per buah (g)

Berat rata-rata per buah dihitung dengan menimbang berat buah dengan varietas yang sama dan dibagi dengan jumlah buah yang ditimbang.

8. Jumlah buah per tanaman

Pengamatan jumlah buah per varietas dihitung dengan menjumlahkan semua buah yang dihasilkan oleh masing-masing tanaman.

9. Jumlah lokus

Pengamatan jumlah lokus dilakukan dengan memotong buah tomat matang secara horisontal untuk masing-masing varietas lalu dihitung berapa banyak rongga biji yang dimilki buah tersebut.

10. Ketebalan daging buah

Pengamatan parameter ketebalan buah dilakukan dengan cara memotong buah tomat yang dan mengukur ketebalan buah menggunakan jangka sorong. Buah yang digunakan sebagai sampel mewakili masing masing ukuran yaitu kecil, sedang dan besar lalu hasil tersebut diakumulasikan dan di rata-rata.

11. Diameter buah (mm)

Diameter buah dihitung dengan memotong sampel buah matang secara membujur lalu diukur.


(43)

24

12. Lingkar buah (cm)

Lingkar buah dihitung menggunakan sampel buah matang dari masing-masing varietas lalu diukur lingkar buahnya.

13. Pengukuran Brix (%)

Pengukuran brix dilakukan dengan mengukur brix pada beberapa sampel buah per varietas menggunakan alat Refraktometer. Sampel buah yang digunakan, diambil secara acak untuk masing-masing varietas pada tingkat warna kematangan yang optimal.


(44)

25

b. Karakter kualitatif 1. Bentuk daun

Pengamatan bentuk daun dilakukan pada masing-masing varietas. Daun yang dijadikan sampel diambil secara acak dan dicocokkan pada kriteria bentuk daun IPGRI.

Gambar 1. Bentuk daun berdasarkan IPGRI . 1) Tipe Daun Kentang, 2) Standar, 3) Peruviuanum, 4) Dwart, 5) Pimpinelifolium, 6) Hirsutum,

1

2

4

3


(45)

26

2. Bentuk buah

Pengamatan bentuk buah dilakukan pada masing-masing varietas dengan mencocokkan dengan gambar dan tipe buah IPGRI.

Gambar 2. Bentuk buah tomat menurut kriteria IPGRI. 1) Datar, 2) Agak datar, 3) Bulat, 4) Lonjong, 5) Bentuk hati, 6) Silindris, 7) Pyriform, 8) Ellipsoid, 3. Bentuk Lokus

Pengamatan bentuk lokus dilakukan pada masing-masing varietas. Potongan yang dijadikan sampel diambil secara acak dan dicocokkan pada kriteria bentuk lokus IPGRI.

Gambar 3. Bentuk lokus berdasarkan kriteria IPGRI. 1) Bulat, 2) Persegi, 3) Tak beraturan

1 2 3 4

5 6 7 8


(46)

27

4. Posisi bahu buah (pistil)

Pengamatan posisi bahu dilakukan pada masing-masing varietas. Buah yang dijadikan sampel di ambil secara acak dan dicocokkan pada kriteria posisi pistil IPGRI.

Gambar 4. Posisi bahu buah berdasarkan kriteria IPGRI. 1) Datar, 2) Agak dalam 5. Bentuk ujung buah

Pengamatan bentuk ujung buah dilakukan pada masing-masing varietas. Buah yang dijadikan sampel di ambil secara acak dan dicocokkan pada kriteria bentuk lokus IPGRI.

Gambar 5. Bentuk ujung buah berdasarkan kriteria IPGRI. 1) Berlekuk, 2) Datar, 3) Runcing

6. Duduk Daun

Duduk daun diamati diamati secara visual dengan melihat langsung pada sampel tanaman dan dilihat arah daun tumbuh pada setiap varietas.

1 2 3


(47)

28

7. Warna mahkota bunga

Warna mahkota bunga diamati secara visual dengan melihat langsung pada sampel bunga yang diambil untuk setiap varietas.

8. Posisi stigma

Posisi stigma diamati dengan melihat posisi stigma yang terdapat pada bunga pada masing masing varietas.

9. Warna buah muda

Warna buah muda diamati secara visual dengan melihat langsung pada sampel buah yang diambil setiap varietas.

10. Ukuran buah

Ukuran buah diamati menggunakan data diameter buah saat panen dan

dicocokkan dengan kriteria IPGRI. Buah berukuran sangat kecil jika memilki diameter <3cm, kecil jika berdiameter 3-5 cm, sedang jika berdiameter 5,1-8 cm,besar jika berdiameter 8,1-10 cm dan sangat besar jika ukuran buah >10 cm. 11. Intensitas warna buah matang

Intensitas warna buah matang diamati secara visual dengan melihat langsung pada sampel buah matang yang diambil setiap varietas.

12. Warna daging buah

Warna daging buah diamati secara visual dengan melihat langsung pada potongan buah secara membujur pada sampel buah matang yang diambil setiap varietas. 13. Intensitas warna daging buah

Intensitas warna daging buah diamati langsung secara visual dengan melihat langsung pada potongan buah secara membujur pada sampel buah matang yang diambil setiap varietas.


(48)

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lima varietas tomat yang diteliti yaitu varietas Zambrud,Celebrity, Ponderosa, Martino’s Roma,danMarglobemampu tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah introduksi (Desa Airnaningan, Kec. Airnaningan, Kab Tanggamus), hal ini dibuktikan dengan VarietasPonderosadanMartino’s Roma untuk tumbuh hingga berbunga, dan tiga varietas lainnya mampu berbuah dengan rata-rata jumlah buah berturut-turut yaitu 18, 16, dan 15 buah per tanaman serta mampu menghasilkan biji dengan baik, meskipun karakter yang ditampilkan belum maksimal.

2. Terdapat persamaan dan perbedaan antara data yang diperoleh dengan deskripsi daerah asal. Perbedaan karakter terdapat pada umur panen, tinggi tanaman, jumlah lokus, dan ukuran buah.

3. Varietas Zambrud merupakan varietas yang memiliki keunggulan pada

karakter generatif karena memiliki umur berbunga pertama berbunga 30 HSPT, dan umur panen yang lebih cepat yaitu 70 HSPT serta jumlah buah panen per tanaman yaitu 18 buah/tanaman, sedangkan varietas Marglobememiliki keunggulan pada karakter generatif berupa ukuran buah sedang, lingkar buah terbesar mencapai 20 cm dan bobot buah terbesar mencapai 200 gram.


(49)

51

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap asumsi yang telah diutarakan, berupa pengaruh iklim seperti musim hujan dan panjang hari yang mempengaruhi karakter yang ditampilkan oleh masing-masing varietas, serta kajian lebih lanjut terhadap ketahanan masing-masing varietas terhadap serangan HPT.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Adams, S. R., K. E. Cockshull dan C. R. J. Cave.2001.Effect of Temperature on the growth and Development of tomato fruits. Horticultura Research Internasional. Wellesbourne. Annals of Botany. 88:896-877.

Balitbangtan. 2015.Tomat VarietasZambrud. Hasil Riset [7 November 2015]. Bauchet, G dan M. Cause. 2012.Genetic Diversity in Tomato (Solanum

lycopersicon) and Its Wild Relatives, Genetic Diversity in Plants, Mahmut Caliskan (Ed.), Hal:133-162.

Bhowmik, D., K.P. S.Kumar, S. Paswan dan S. Srivastava. 2012.Tomato-A Natural Medicine and Its Health Benefits. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. 1(1):33-43.

Bonnie Plant. 2015.Celebrity Heirloom Tomato. Vegetables [7 November 2015]. Bonnie Plant. 2015.Marglobe Heirloom Tomato. Vegetables [7 November 2015]. Bonnie Plant. 2015.Martino’s Roma’s Roma Heirloom Tomato. Vegetables

[7 November 2015].

Bonnie Plant. 2015.Ponderosa Red Beefsteak HeirloomTtomato. Vegetables [7 November 2015].

Bonnie Plant. 2015.Better Boy Heirloom Tomato. Vegetables [7 November 2015] BPS. 2014. Produksi Tomat Menurut Provinsi, 2010-2014. Badan Pusat Statistik

dan Direktorat Jenderal Hortikultura.

Browning, S.J., L. Hodges dan D.T. Lingdren. 2008. Selecting Tomatoes for the Home Garden.Institute Agriculture and Natural Resource. University of Nebaska.

Carsono, N. 2008. Peran Pemuliaan Tanaman dalam Meningkatkan Produksi Pertanian di Indonesia. Seminar on Agricultural Sciences. Tokyo.


(51)

53

Cortlett, R. T. 2013.Where are the Subtropics?. Chinese Academy of Science. China. Biotropica 0 (0):1-3.

Dorais. M, A. Yelle, dan A.Gosselin. 1996.Influenced of extended photoperiod on photosynthate partitioning and exsport in tomato and pepper plants. Laval University.Journal of Crop and Horticultural Science.

24: 29-37.

Everhat, E., C. Haynes dan R. Jauron. 2005.Tomatoes. Iowa State University : University Extention.

FAO. 2010.Plant genetic ressource for food and agriculture. Rome. Food and Agriculture Organisation of the United Nations.

Galvin, J.F.P. 2007.The weather and climates of the tropics, part 1 Setting the scene.Weather. 62 : 245-251.

IPGRI.Descriptor for Tomato. International Plant Genetic Resources Institute. 46 hal.

Kusandryani,Y., Luthfy dan Gunawan. 2005. Karakterisasi dan deskripsi plasma nutfah tomat. Buletin Plasma Nutfah 11 (2) :55-59.

Maskar dan S. Gafur. 2006. Budidaya Tomat. Departemen Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Sulawesi Utara.

Nurtika, N. dan Z. Abidin. 1997. Budidaya tanaman tomat. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. hal:62-80.

Sudarka,W., S.M. Sarwadana, I.G. Wijana dan N.W. Pradnyawati. 2009. Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian: universitas Udayana.

Sudarka, W. 2009. Penggunaan Metode Statistika dalam Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian: Universitas Udayana.

Suryadi, Luthfy, Y. Kusandriyani dan Gunawan. 2004. Karakterisasi Koleksi Plasma Nutfah Tomat Lokal dan Introduksi. Buletin Plasma Nutfah, 10 (2):72-7.

Syukur, M., E. Saputra, dan R. Hermanto. 2015. Bertanam Tomat di Musim Hujan. Penebar Swadaya. Jakarta.


(1)

4. Posisi bahu buah (pistil)

Pengamatan posisi bahu dilakukan pada masing-masing varietas. Buah yang dijadikan sampel di ambil secara acak dan dicocokkan pada kriteria posisi pistil IPGRI.

Gambar 4. Posisi bahu buah berdasarkan kriteria IPGRI. 1) Datar, 2) Agak dalam 5. Bentuk ujung buah

Pengamatan bentuk ujung buah dilakukan pada masing-masing varietas. Buah yang dijadikan sampel di ambil secara acak dan dicocokkan pada kriteria bentuk lokus IPGRI.

Gambar 5. Bentuk ujung buah berdasarkan kriteria IPGRI. 1) Berlekuk, 2) Datar, 3) Runcing

6. Duduk Daun

Duduk daun diamati diamati secara visual dengan melihat langsung pada sampel tanaman dan dilihat arah daun tumbuh pada setiap varietas.

1 2 3


(2)

28

7. Warna mahkota bunga

Warna mahkota bunga diamati secara visual dengan melihat langsung pada sampel bunga yang diambil untuk setiap varietas.

8. Posisi stigma

Posisi stigma diamati dengan melihat posisi stigma yang terdapat pada bunga pada masing masing varietas.

9. Warna buah muda

Warna buah muda diamati secara visual dengan melihat langsung pada sampel buah yang diambil setiap varietas.

10. Ukuran buah

Ukuran buah diamati menggunakan data diameter buah saat panen dan

dicocokkan dengan kriteria IPGRI. Buah berukuran sangat kecil jika memilki diameter <3cm, kecil jika berdiameter 3-5 cm, sedang jika berdiameter 5,1-8 cm,besar jika berdiameter 8,1-10 cm dan sangat besar jika ukuran buah >10 cm. 11. Intensitas warna buah matang

Intensitas warna buah matang diamati secara visual dengan melihat langsung pada sampel buah matang yang diambil setiap varietas.

12. Warna daging buah

Warna daging buah diamati secara visual dengan melihat langsung pada potongan buah secara membujur pada sampel buah matang yang diambil setiap varietas. 13. Intensitas warna daging buah

Intensitas warna daging buah diamati langsung secara visual dengan melihat langsung pada potongan buah secara membujur pada sampel buah matang yang diambil setiap varietas.


(3)

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lima varietas tomat yang diteliti yaitu varietas Zambrud,Celebrity, Ponderosa, Martino’s Roma,danMarglobemampu tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah introduksi (Desa Airnaningan, Kec. Airnaningan, Kab Tanggamus), hal ini dibuktikan dengan VarietasPonderosadanMartino’s Roma untuk tumbuh hingga berbunga, dan tiga varietas lainnya mampu berbuah dengan rata-rata jumlah buah berturut-turut yaitu 18, 16, dan 15 buah per tanaman serta mampu menghasilkan biji dengan baik, meskipun karakter yang ditampilkan belum maksimal.

2. Terdapat persamaan dan perbedaan antara data yang diperoleh dengan deskripsi daerah asal. Perbedaan karakter terdapat pada umur panen, tinggi tanaman, jumlah lokus, dan ukuran buah.

3. Varietas Zambrud merupakan varietas yang memiliki keunggulan pada

karakter generatif karena memiliki umur berbunga pertama berbunga 30 HSPT, dan umur panen yang lebih cepat yaitu 70 HSPT serta jumlah buah panen per tanaman yaitu 18 buah/tanaman, sedangkan varietas Marglobememiliki keunggulan pada karakter generatif berupa ukuran buah sedang, lingkar buah terbesar mencapai 20 cm dan bobot buah terbesar mencapai 200 gram.


(4)

51

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap asumsi yang telah diutarakan, berupa pengaruh iklim seperti musim hujan dan panjang hari yang mempengaruhi karakter yang ditampilkan oleh masing-masing varietas, serta kajian lebih lanjut terhadap ketahanan masing-masing varietas terhadap serangan HPT.


(5)

Adams, S. R., K. E. Cockshull dan C. R. J. Cave.2001.Effect of Temperature on the growth and Development of tomato fruits. Horticultura Research Internasional. Wellesbourne. Annals of Botany. 88:896-877.

Balitbangtan. 2015.Tomat VarietasZambrud. Hasil Riset [7 November 2015]. Bauchet, G dan M. Cause. 2012.Genetic Diversity in Tomato (Solanum

lycopersicon) and Its Wild Relatives, Genetic Diversity in Plants, Mahmut Caliskan (Ed.), Hal:133-162.

Bhowmik, D., K.P. S.Kumar, S. Paswan dan S. Srivastava. 2012.Tomato-A Natural Medicine and Its Health Benefits. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. 1(1):33-43.

Bonnie Plant. 2015.Celebrity Heirloom Tomato. Vegetables [7 November 2015]. Bonnie Plant. 2015.Marglobe Heirloom Tomato. Vegetables [7 November 2015]. Bonnie Plant. 2015.Martino’s Roma’s Roma Heirloom Tomato. Vegetables

[7 November 2015].

Bonnie Plant. 2015.Ponderosa Red Beefsteak HeirloomTtomato. Vegetables [7 November 2015].

Bonnie Plant. 2015.Better Boy Heirloom Tomato. Vegetables [7 November 2015] BPS. 2014. Produksi Tomat Menurut Provinsi, 2010-2014. Badan Pusat Statistik

dan Direktorat Jenderal Hortikultura.

Browning, S.J., L. Hodges dan D.T. Lingdren. 2008. Selecting Tomatoes for the Home Garden.Institute Agriculture and Natural Resource. University of Nebaska.

Carsono, N. 2008. Peran Pemuliaan Tanaman dalam Meningkatkan Produksi Pertanian di Indonesia. Seminar on Agricultural Sciences. Tokyo.


(6)

53

Cortlett, R. T. 2013.Where are the Subtropics?. Chinese Academy of Science. China. Biotropica 0 (0):1-3.

Dorais. M, A. Yelle, dan A.Gosselin. 1996.Influenced of extended photoperiod on photosynthate partitioning and exsport in tomato and pepper plants. Laval University.Journal of Crop and Horticultural Science.

24: 29-37.

Everhat, E., C. Haynes dan R. Jauron. 2005.Tomatoes. Iowa State University : University Extention.

FAO. 2010.Plant genetic ressource for food and agriculture. Rome. Food and Agriculture Organisation of the United Nations.

Galvin, J.F.P. 2007.The weather and climates of the tropics, part 1 Setting the scene.Weather. 62 : 245-251.

IPGRI.Descriptor for Tomato. International Plant Genetic Resources Institute. 46 hal.

Kusandryani,Y., Luthfy dan Gunawan. 2005. Karakterisasi dan deskripsi plasma nutfah tomat. Buletin Plasma Nutfah 11 (2) :55-59.

Maskar dan S. Gafur. 2006. Budidaya Tomat. Departemen Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Sulawesi Utara.

Nurtika, N. dan Z. Abidin. 1997. Budidaya tanaman tomat. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. hal:62-80.

Sudarka,W., S.M. Sarwadana, I.G. Wijana dan N.W. Pradnyawati. 2009. Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian: universitas Udayana.

Sudarka, W. 2009. Penggunaan Metode Statistika dalam Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian: Universitas Udayana.

Suryadi, Luthfy, Y. Kusandriyani dan Gunawan. 2004. Karakterisasi Koleksi Plasma Nutfah Tomat Lokal dan Introduksi. Buletin Plasma Nutfah, 10 (2):72-7.

Syukur, M., E. Saputra, dan R. Hermanto. 2015. Bertanam Tomat di Musim Hujan. Penebar Swadaya. Jakarta.