Pedoman Teknis Daerah Gernas Kakao Tahun 2013
21 8.
Simpul Kritis Simpul kritis kegiatan ini antara lain:
a. Keterbatasan
SDM pengelola
laboratorium lapangan b.
Kurangnya pengawalan
dan pembinaan
terhadap pelaksanaan
seluruh kegiatan di laboratorium lapangan.
c. Kurangnya
koordinasi antara
kabupaten dan propinsi
D. Operasional Tenaga Pendamping
1. Tujuan
Membantu operasional
pelayanan, pembinaan dan pendampingan petani
peserta kegiatan Gernas Kakao tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012 dan 2013.
2. Sasaran
Tersedianya biaya operasional pelayanan, pembinaan dan pendampingan petani
peserta Gernas Kakao di lapangan.
3. Ruang Lingkup
Kegiatan operasional tenaga pendamping, berupa
biaya pendukung
dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Nasional
Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao
Pedoman Teknis Daerah Gernas Kakao Tahun 2013
22 Tahun 2013 di 5 provinsi dan 29
kabupatenkota. 4.
Pelaksanaan Pelaksanaan
Operasional Tenaga
Pendamping dilakukan secara swakelola di wilayah Gernas Kakao 2009-2013.
5. Waktu Pemanfaatan tenaga TKP dan PL-TKP
dilaksanakan sejak
bulan Februari-
Desember 2013. 6. Lokasi
Operasionalisasi tenaga
pendamping dilaksanakan di 25 Provinsi pelaksana
Gernas Kakao 2009-2013. 7. Pelaksana
Pelaksanaan operasionalisasi
petugas pendamping dilaksanakan oleh Dinas
Provinsi yang Membidangi Perkebunan pelaksana Gerakan Nasional Peningkatan
Produksi dan Mutu Kakao 2009 – 2013.
8. Simpul Kritis
Simpul kritis kegiatan ini antara lain: a.
Terjadinya pergantian
tenaga pedamping
b. Kurangnya optimalisasi peran tenaga
pendamping dalam hal melakukan pembinaan terhadap petani
Pedoman Teknis Daerah Gernas Kakao Tahun 2013
23
E. Pembangunan Peningkatkan Mutu Kakao
1. Tujuan -
Mendorong peningkatan produksi dan produktivitas kakao ditingkat petani
kelompok tani serta memperbaiki mutu kakao dengan menyediakan biji kakao
fermentasi sehingga mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.
- Menyediakan biji kakao yang terjamin
secara kualitas
maupun kuantitas
dalam satu kawasan. -
Meningkatkan posisi tawar petani sebagai pemasok bahan baku.
- Membuka lapangan kerja di pedesaan.
2. Sasaran -
Kualitas biji kakao yang lebih baik dan tingkat homogenitas lebih terjamin
karena dikelola dalam kawasan yang terintegrasi.
- Kuantitas sebanyak 8-10 ton biji kakao
kering per bulan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar.
- Kontinuitas kebutuhan untuk pasokan
industri maupun untuk ekspor dapat terpenuhi.
Pedoman Teknis Daerah Gernas Kakao Tahun 2013
24 3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pembangunan peningkatan
mutu kakao
meliputi penyediaan sarana pasca panen beserta
bantuan modal kerja dan pelatihan pasca panen dalam suatu unit manajemen.
Operasionalisasi unit pengolahan perlu dipantau
sesuai dengan
tujuan pembangunan unit pengolahan tersebut
untuk meningkatkan mutu biji kakao yaitu dari biji kakao non fermentasi menjadi
biji kakao fermentasi.
3.1.Penyediaan sarana pasca panen -
Kotak fermentasi 3 set 2 unit dengan kapasitas 625-650 kg per batch.
- Alat ukur kadar air biji kakao tipe
digital sebanyak 1 unit. -
Bangunan pasca panen UPH seluas 96 m
2
sebagaimana Lampiran 5. -
Lantai jemur seluas 150 m
2
15m X 10m sebagaimana Lampiran 5.
- Bantuan pembelian biji kakao basah
sebanyak 11.160 kg. -
Timbangan duduk 1 unit kapasitas 250 kg.
Adapun spesifikasi sarana tersebut di atas sebagaimana Lampiran 6.
3.2 .Pelatihan pasca panen sebanyak 1.525
petani selama 3 tiga hari dengan materi peningkatan mutu biji, fermentasi, sistem
Pedoman Teknis Daerah Gernas Kakao Tahun 2013
25 manajemen
mutu, kemitraan
dan pemasaran. Petani yang dilatih adalah
petani peserta
tahun 2013
yang melaksanakan
kegiatan rehabilitasi.
Rincian peserta pelatihan pasca panen sebagaimana Lampiran 7.
4. Pelaksanaan 4.1. Persiapan
- Koordinasi dengan pihak terkait Dinas
Perkebunan Provinsi,
Puslitkoka untuk pembangunan unit pengolahan
dan pelatihan
petani sebagai
pendukung pelaksanaan
kegiatan peningkatan mutu.
- Koordinasi dengan industri kakao
untuk menjalin
kemitraan agar
mempunyai pasar yang berkelanjutan. 4.2.Pembangunan unit pengolahan dan
pelatihan pasca panen -
Dilaksanakan pada 29 kabupaten yang membidangi perkebunan yang pada
tahun 2013 melaksanakan kegiatan rehabilitasi.
- Pembangunan dan operasionalisasi
unit pengolahan hasil peningkatan mutu
biji kakao
dikelola oleh
kelompok tani dibawah bimbingan Dinas Kabupaten yang membidangi
perkebunan dengan
persyaratan kelompok tani sebagai berikut:
Pedoman Teknis Daerah Gernas Kakao Tahun 2013
26 a
Kelompok tani yang anggotanya aktif dan mandiri.
b Kelompok tani telah terbentuk
sebagai kelompok tani kakao dan bukan merupakan kelompok tani
bentukan baru.
c Kelompok tani terletak pada
wilayah kawasan sentra kakao. 5. Waktu
Kegiatan ini dilaksanakan pada tahun 2013.
6. Lokasi Kegiatan
ini dilaksanakan
pada 29
kabupaten yang membidangi perkebunan yang pada tahun 2013 melaksanakan
kegiatan rehabilitasi
.
7. Pelaksana Pelaksana
kegiatan adalah
Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan
di 29 kabupaten pada tahun 2013 melaksanakan kegiatan rehabilitasi.
8. Simpul Kritis
Simpul kritis kegiatan ini antara lain: a.
Keterbatasan SDM dalam melakukan pengawalan dan pembinaan
b. Kurangnya kesadaran petani dalam
melakukan fermentasi biji kakao
Pedoman Teknis Daerah Gernas Kakao Tahun 2013
27 c.
Keterbatasan dalam hal pemasaran biji kakao fermentasi
F. Pengambanan Sistem Data Base Kakao